Anda di halaman 1dari 12

Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Manajemen Pendidikan

Islam Di Sekolah
Muh. Ihsan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: muhammadihsan90405@gmail.com

Muhammad Rifki
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: muh54189@gmail.com

Riska
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: riskasamsul02@gmail.com

Fitriana
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: ftranha11@gmail.com

Serli
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: serlisyam50@gmail.com

Kamus
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
Email: kamus@stainmajene.ac.id

Abstract

Quality human resources are the biggest and most important capital to be considered.
Human resources must be developed so that they can always keep up with the times. The
advancement of science and technology requires everyone involved in the circle of
educational institutions to be ready to transform for the progress of the institution and their
personal human selves. Human Resource Development in Islamic Education Management in
Schools is a key aspect in improving the quality of Islamic education. Human resource
development in educational institutions should involve all elements involved in the
organization, ranging from principals, teachers, education personnel to school security. The
process of developing human resources in educational institutions must also be based on
needs analysis and careful planning so that it can support the process of achieving the goals
of educational institutions. A good and careful process will produce human resources, namely
quality teaching and education personnel.

Keywords: Human resources, Management, Islamic Education

Abstrak
Modal yang paling signifikan dan substansial adalah sumber daya manusia berkaliber
tinggi. Sumber daya manusia perlu dikembangkan lebih lanjut agar mereka terus
berkembang. Profesional pendidikan harus siap untuk institusi dan anggota individu
mereka untuk berubah sebagai akibat dari kemajuan ilmiah dan teknologi. Peningkatan
standar pendidikan Islam di sekolah membutuhkan fokus yang kuat pada pengembangan
sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia di lembaga pendidikan perlu
melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk kepala sekolah, guru, tenaga
pendukung, dan keamanan sekolah. Perencanaan yang matang dan analisis kebutuhan juga
harus menjadi landasan proses pengembangan sumber daya manusia agar memudahkan
proses lembaga pendidikan mencapai tujuannya. Pendekatan menyeluruh dan metodis
akan diikuti untuk menciptakan sumber daya manusia, khususnya guru bersertifikat dan
profesional pendidikan.1

Kata kunci: Sumber daya manusia, Manajemen, Pendidikan Islam

Pendahuluan

Suatu bangsa sekarang harus bergantung pada sumber daya manusianya daripada
sumber daya alamnya di dunia global untuk mencapai kebesaran. Sumber daya alam tidak
sepenting sumber daya manusia dalam masyarakat atau organisasi. Ini berarti bahwa
ketika sumber daya manusia berkualitas lebih tinggi, kehidupan masyarakat secara
keseluruhan akan lebih tahan terhadap perubahan dan persaingan.2

Masalah sebenarnya yang dihadapi masyarakat modern adalah pengaruh besar


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap peradaban manusia dan sekitarnya.
Tanpa sepengetahuan mereka, manusia membutuhkan berbagai keterampilan kognitif,
emosional, dan psikomotorik untuk berevolusi. Agar pendidikan dan pengajaran maju,
proses belajar mengajar selalu membantu manusia dalam mewujudkan potensi penuhnya
dan memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin. Tidak dapat dipungkiri bahwa
mayoritas pengguna, termasuk pelajar, telah mampu memanfaatkan teknologi seperti
smartphone (HP) dan televisi dengan berbagai aplikasi yang user-friendly berkat pesatnya
perkembangan media elektronik. Semua ini mungkin memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan moral pengguna, baik secara positif maupun negatif.3

Mengingat kemampuan setiap orang berbeda-beda, proses pengembangan


manajemen sumber daya manusia pastilah perkara yang sulit. Oleh karena itu, kita sering
melihat beberapa peserta berubah dengan cepat, tetapi banyak yang tetap stagnan. Namun,
secara suka atau tidak suka, jika lembaga pendidikan yang kita pimpin ingin maju dan
berkembang, sumber daya manusianya harus siap untuk beradaptasi dengan transformasi
digital yang ditawarkan era disrupsi. Ini akan memungkinkan mereka untuk dengan mudah
memahami visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan.

1
Junaidi, Zalisman, Yusnimar Yusri, Khairul Amin, Wismanto. “Pengembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia Pada Lembaga Pendidikan Isalm,” Journal on Education 5.3 (2023): 1040
2
Ahmad Zain Sarnoto, “Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan Islam” :51.
3
Alfian Tri Kuntoro, “Manajemen Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal kependidikan 7.1 (2019): 85
Ada lima tujuan utama pengembangan manajemen SDM yang harus diketahui:
peningkatan kinerja, peningkatan kompetensi, peningkatan kemampuan TIK, pemecahan
masalah, dan promosi. Jika kelima tujuan tersebut digunakan sebagai referensi untuk
pengembangan SDM, mereka dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di
institusi pendidikan Islam.4

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui konsep pengembangan


sumber daya manusia dalam pendidikan Islam dan untuk mengetahui strategi
pengembangan SDM dalam manajemen pendidikan Islam di sekolah.

Metode

Pada artikel ini, penulis menggunakan jenis penelitian Studi Kepustakaan atau yang
sering dikenal dengan istilah Library Research. Penulis memanfaatkan sumber
perpustakaan untuk memperoleh data, mencari jurnal-jurnal ilmiah, dan beberapa literatur
serta sumber lainnya.

Hasil dan pembahasan

A. Konsep pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan Islam

Menurut Emil Salim, SDM mengacu pada kapasitas tersimpan kreativitas atau
pemikiran manusia yang tidak dapat ditentukan secara tepat. SDM dapat didefinisikan
sebagai nilai perilaku individu ketika mempertimbangkan semua kegiatannya dalam
kehidupan pribadinya serta orang-orang di keluarga, komunitas, dan negaranya. Sikap
mental manusia dengan demikian menentukan kualitas sumber daya manusia. Hadawi
Nawawi, di sisi lain, mengklaim bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya
yang berasal dari manusia dan berbentuk kekuasaan atau energi. Ada dua aspek sumber
daya manusia, yaitu: (1) Atribut pribadi, termasuk kognisi, emosi, dan kemampuan. (2)
Sifat interpersonal, khususnya cara orang berinteraksi dengan lingkungannya. 5

T. Zahara Djafar mengatakan bahwa pembangunan tampaknya dapat dilakukan


sebagaimana yang dimiliki negara-negara maju, dalam pembangunan bangsa dan telah
berorientasi pada masa depan, jika kualitas sumber daya manusia tinggi, yaitu jika manusia
mahir dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, merasa bertanggung jawab terhadap
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, dan percaya bahwa manusia memiliki
hubungan fungsional dengan sistem sosial. Tidak jarang di antara negara-negara maju yang
telah berhasil meningkatkan kesejahteraan bangsanya adalah bangsa yang pada mulanya
miskin namun memiliki SDM yang berkualitas.

Persiapan dan kebangkitan masyarakat Indonesia modern diperlukan untuk


menghadapi tantangan era globalisasi dan memenuhi tuntutan pembangunan. Aspek yang
mengejutkan dari masyarakat modern adalah penggantian teknik produksi tradisional
4
Junaidi, Zalisman, Yusnimar Yusri, Khairul Amin, Wismanto. “Pengembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia Pada Lembaga Pendidikan Isalm,” Journal on Education 5.3 (2023): 10041
5
Simanjuntak. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, 1985
dengan metode modern, yang dilakukan dalam semangat Revolusi Industri. Seringkali
disalah pahami bahwa modernisasi hanya sebatas aspek industri dan teknologi. Secara
umum modernisasi sosial dapat dikatakan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang ada
pada seluruh aktivitas dan seluruh aspek kehidupan bermasyarakat.

Upaya Untuk pembangunan masyarakat, tidak ada suatu masyarakat yang bisa ditiru
begitu saja, tanpa nilai atau bebas nilai. Hal ini telah terlihat dengan peniruan dan
pengambilan pola kehidupan sosialis, materialistis yang ditiru masyarakat Indonesia.
Untuk itu perlu adanya pembangunan di bidang agama. Pembangunan di bidang agama
diarahkan agar semakin tertata kehidupan beragama yang harmonis, semarak dan
mendalam, serta ditujukan pada peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan YME, terciptanya kemantapan kerukunan beragama, bermasyarakat dan berkualitas
dalam meningkatkan kesadaran dan peran serta akan tanggung jawab terhadap
perkembangan akhlak serta untuk secara bersama- sama memperkukuh kesadaran
spiritual, moral dan etik bangsa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, peningkatan
pelayanan, sarana dan prasarana kehidupan beragama.6

1. Hakikat pengembangan SDM dalam pendidikan Islam

Di zaman mendunia pada saat ini dan masa depan akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia,
khususnya pendidikan Islam. Pendidikan Islam harus mampu bertahan jika ingin sukses
dalam persaingan abad 21 karena terkena dampak langsungnya. Globalisasi tidak hanya
membawa tantangan, namun juga memberikan peluang penting di bidang perekonomian
yang memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, yang
pada akhirnya akan bermuara pada penguatan kehidupan beragama.

Segala sesuatunya akan tercapai melalui pengembangan dan penguasaan ilmu


pengetahuan dan teknologi, yang tidak lepas dari landasan moral dan etika. Hal ini
merupakan keharusan kemanusiaan dan tanggung jawab Indonesia untuk mengupayakan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang beretika dan moral. Indonesia sudah
mempunyai modal dasar yaitu terdapat masyarakat yang taat menjalankan
agamanya.Untuk itu, sudah menjadi tugas pendidikan Islam untuk berperan lebih proaktif
dalam mencetak peserta didik yang siap bergerak ke arah tersebut.

Persoalan sulit saat ini adalah pengentasan kemiskinan dinilai terlalu fokus pada
persoalan materi dibandingkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tekanan yang
paling penting adalah mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia melalui pendidikan. Hal ini diajarkan Nabi Muhammad SAW dengan
melakukan pengembangan sumber daya manusia secara mandiri melalui proyek bisnis
untuk menunjang perekonomian keluarganya. Selain Nabi sebagai pendidik kepada umat,
mengajarkan ilmu agama secara konsisten dan konsekuen dengan membekali kepribadian

6
Benny Kurniawan. “Pengembangan SDM Dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Cakrawala 4.2 (2020): 106-107.
terpuji serta kemampuan mencari hikmah merupakan kunci keberhasilan seorang
pendidik untuk mencapai keseimbangan dunia dan dunia. Setelah itu.

1. Fungsi pendidikan Islam dalam pengembangan SDM

Berdasarkan fungsinya pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam


membangun dan mendorong keberhasilan mutu sumber daya manusia yang sesuai dengan
harapan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta Sesuai fungsinya,
pendidikan Islam jelas memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang berkualitas, baik dari segi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun dari segi karakter dan sikap, etika, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama. .Singkatnya, pendidikan Islam idealnya mengembangkan dan mempersiapkan
peserta didik yang memiliki pengetahuan, teknologi, keterampilan yang tinggi, sekaligus
beriman dan beramal shaleh. Konferensi internasional pertama tentang pendidikan Islam
di Makah pada tahun 1977 menetapkan tujuan pendidikan Islam, yaitu mencapai
pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh dan seimbang melalui
pembentukan pikiran, jiwa manusia, akal, akal, emosi dan indra. Oleh karena itu,
pendidikan harus mencakup pembangunan manusia dalam segala aspek: spiritual,
intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik individu maupun kolektif, dan
mendorong semua aspek tersebut cenderung ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan
akhir pendidikan Islam terletak pada tercapainya ketundukan seutuhnya kepada Allah,
baik secara individu, komunal, maupun umat manusia secara keseluruhan.

Sebagai bagian dari pencapaian fungsi idealnya yaitu peningkatan kualitas sumber daya
manusia, sistem pendidikan Islam harus selalu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
tantangan yang muncul dalam masyarakat kita sebagai konsekuensi kewajaran perubahan.
Indonesia masuk dalam jajaran negara industri baru yang perlu meningkatkan
pembangunan dengan menyiapkan secara utuh sumber daya manusia yang berkualitas
melalui pendidikan yang terintegrasi ke dalam sistem pendidikan nasional yang
berkualitas, siap bersaing di pasar dunia internasional tanpa harus menghilangkan agama.
Seperti negara-negara sekuler di Eropa. Ilmu pengetahuan dan teknologi memang
diperlukan tapi jangan lupakan Imtak yang akan melahirkan manusia Indonesia yang
sempurna. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dilakukan hanya
dengan upaya yang dilakukan di sektor formal saja, namun dapat dilengkapi dengan
pelatihan jangka pendek melalui pelatihan melalui pendidikan nonformal.

Jadi, pendidikan Islam tidak menjadi alternatif sekunder atau bisa dianggap sebagai
kelompok sisa, melainkan harus dibenarkan dengan menghasilkan sumber daya manusia
yang berdaya saing. Tentu saja hal ini merupakan bagian dari pendidikan Islam yang
mempunyai misi untuk melatih sumber daya manusia yang berkualitas tidak kalah dengan
pendidikan umum. Untuk menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan pembangunan
di era globalisasi, kita harus bersiap dan melahirkan masyarakat Indonesia yang modern.7

7
Benny Kurniawan. “Pengembangan SDM Dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Cakrawala 4.2 (2020): 108-120
B. Strategi Pengembangan SDM Dalam Manajemen Pendidikan Islam Di Sekolah

Merencanakan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara
obyektif dan subyektif untuk mencapai tujuan adalah seni manajemen. sebagai sumber
daya manusia, yang sangat penting dalam menetapkan tujuan. Tugas seorang manajer
harus mencakup mempekerjakan, menugaskan, mengembangkan, dan melatih sumber
daya manusia yang tersedia. Manajemen pendidikan sebagai sistem perencanaan. Tujuan
dari pencarian sistem pendidikan adalah untuk mempertahankan lingkungan belajar yang
efektif. Sumber daya manusia lembaga sangat penting. Sumber daya manusia dipandang
sebagai aset yang dapat dimanfaatkan organisasi secara maksimal. Organisani akan dapat
mencapai tujuan lembaga dengan bantuan sumber daya manusia yang baik. Ini akan
menjadi tantangan untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi jika sumber daya
manusia berkualitas buruk.

Suatu lembaga atau organisasi menggunakan sumber daya manusia yang kompeten
untuk melaksanakan berbagai tahapan manajemen guna mencapai tujuan yang dimaksud.
Akibatnya, sebuah institusi perlu memiliki sumber daya manusia yang memadai agar dapat
mengimplementasikan komponen-komponennya.8

Adapun fungsi Manajemen pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam


hubungan ini terdapat fungsi manajemen pendidikan sebagai berikut:

a. Adapun fungsi perencanaan, tugasnya termasuk mengidentifikasi kebutuhan,


tujuan, strategi untuk mencapainya, konten untuk program pendidikan, dll. Dalam
manajemen, perencanaan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan
memperbaiki suasana. Ini juga membantu menentukan tujuan yang harus dipenuhi,
menyusun rencana yang menguraikan pendekatan, jenis, dan urutan kegiatan,
menentukan biaya yang harus dikeluarkan, serta menentukan suatu proses kerja.
b. Peran organisasi dalam manajemen terpadu, khususnya pembagian kerja dan
tanggung jawab dan manajemen energi, fasilitas, dan infrastruktur. melaksanakan
tugas (seperti mengklasifikasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang, serta
membuat peraturan dalam suatu organisasi).
c. Fungsi koordinasi bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara program
pendidikan yang diputuskan bersama dengan berbagai tugas, tanggung jawab, dan
wewenang yang harus dilaksanakan.
d. Fungsi motivasi (penggerakan), yaitu untuk meningkatkan efisiensi proses dan
keberhasilan kepelatihan.
e. Rencana pengembangan sumber daya manusia mencakup fungsi pengendalian yang
bertujuan untuk mengawasi, mengevaluasi, memantau, dan memperbarui ketiadaan
sistem manajemen pendidikan dan strategi pengembangan. dengan memanfaatkan
inisiatif pengembangan dan pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan
produktivitas dan kepuasan di tempat kerja. Sebuah program tidak dapat dimulai

8
Alfian Tri Kuntoro. “Manajemen Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal kependidikan, 7.1 (2019): 86-87
tanpa rencana. Strategi ini digunakan untuk memastikan bahwa program ini
berjalan sesuai rencana.9

Dalam manajemen pendidikan Islam di sekolah, pengembangan potensi diri peserta didik
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1. Menyediakan program ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat peserta
didik untuk mengembangkan potensi diri mereka

Bakat atau aptitude diartikan salah satu kemampuan yang sudah tertanam atau
alami dari seperti didik yang harus dikembangkan supaya minat atau bakat tersebut
tercapai dengan sempurna. Kata "kemampuan" itu sendiri sebenarnya memiliki tiga
definisi:

 Prestasi adalah kemampuan aktual yang dapat dinilai dengan instrumen atau
penilaian tertentu.
 Kapasitas adalah kemampuan potensial yang dapat diukur secara tidak langsung
melalui kemampuan individu. Ini dapat dikembangkan melalui pelatihan yang
ketat bersama dengan para profesional berpengalaman di bidang terkait.
 Aptitude, yang dirancang khusus untuk tujuan itu yang dapat mengukur bakat.

Kata "bakat" lebih dekat dengan "aptitude", yang berarti "kecakapan pembawaan",
yang merujuk pada kemampuan dan kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang.
Karena bakat dan minat adalah komponen psikologis yang sangat menentukan
keberhasilan pendidikan, semua komponen yang terlibat dalam pendidikan harus dapat
menjamin kesempatan pendidikan yang sama, meningkatkan kualitas, relevansi, dan
efisiensi manajemen. Potensi bawaan seseorang, yang perlu dikembangkan dan dilatih
untuk mencapai impian mereka. Dan bakat adalah kondisi yang ada di dalam diri
seseorang yang memungkinkannya mencapai pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
tertentu dengan latihan khusus.10

Kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran tambahan berupa


pendalaman materi di luar jam belajar untuk mengembangkan bakat dan minat peserta
didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa di luar jam pelajaran. Kegiatan tersebut membantu peserta didik
mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakatnya melalui
kegiatan kreatif yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik yang memiliki
kewenangan terhadap sekolah. kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
yang optimal guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional.

9
Nasri Amri, Kusnadi, Anang Walian, “Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia di Pondok
Pesantren Tahfidz dan Dakwah Laa Roiba Serta Perannya Dalam Mewujudkan Santri Yang Unggul”, Jurnal
Ilmiah Multidisiplin 2.6 (2023): 2130
10
https://almasoem.sch.id/mengembangkan-minat-dan-bakat-siswa-dengan-program-sekolah/
Dalam penerapan ekstrakurikuler, Siswa mendapat bimbingan yang sesuai dengan
bidang ekstrakurikulernya dari guru pendamping dan instruktur ketika mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler. Akibatnya, peserta ekstrakurikuler kegiatan dapat
meningkatkan kreativitas dan bakat mereka. Sebagai komponen penting dalam
kurikulum sekolah, Pengembangan pribadi adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran. Kegiatan pengembangan diri bertujuan untuk membentuk kepribadian dan
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler. 11

2. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk


memfasilitasi pengembangan potensi diri mereka

Menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk


memfasilitasi sifatnya masih sangat umum. Istilah "pendekatan" mengacu pada titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pandangan kita tentang proses
pembelajaran juga disebut pendekatan. Istilah "pendekatan" merujuk pada perspektif
umum tentang terjadinya proses. Menurut penelitian ini, pendekatan adalah langkah awal
dalam mengembangkan ide tentang masalah atau objek penelitian. Langkah ini akan
menentukan bagaimana ide tersebut dapat diterapkan untuk menangani masalah atau
objek penelitian.
Model pembelajaran yang mengaktifkan dapat digunakan untuk meningkatkan
kompetensi diri siswa. Model-model ini biasanya dibangun oleh para ahli berdasarkan
berbagai prinsip atau teori belajar, termasuk teori psikologis, analisis sistem, dan teori lain
yang mendukung. Berdasarkan teori belajar, Joyce & Weil menyelidiki model pembelajaran.
Model-model ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
a) Model interaksi sosial, di mana siswa diminta untuk berpartisipasi secara aktif
dalam lingkungan belajarnya
b) Model pemrosesan informasi, di mana siswa diminta untuk berpartisipasi secara
aktif dalam memilih dan mengembangkan materi yang akan dipelajari;
c) Model personal, di mana pendekatan dan model pembelajaran memungkinkan
siswa untuk mengeksplorasi dan mengaktualisasikan kemampuan mereka dalam
kegiatan pembelajaran
d) Model modifikasi tingkah laku, yaitu: siswa harus bisa mengembangkan
kemampuannya melalui tugas-tugas belajar, pembentukan perilaku aktif dan
manipulasi lingkungan untuk kepentingan belajar mereka.12

3. Membangun lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung pengembangan


potensi diri peserta didik

Interaksi antara siswa dan lingkungannya merupakan pembelajaran. Siswa mengubah


informasi menjadi pengetahuan, kemampuan, dan sikap sebagai hasilnya. Interaksi sosial
11
Putri Hana Salsabila, Dina Syaflita, Novi Indriani. “Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Wadah Pengembangan
Bakat dan Minat Siswa.” Jurnal Armada Pendidikan 1.1 (2023): 7
12
Abdullah. “Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa.” 1.1 (2017): 47
yang memadai dapat menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk belajar. Setiap
karyawan dapat membangun pola hubungan tanpa campur tangan eksternal ketika mereka
terlibat dalam interaksi sosial yang baik. Kondisi pola hidup yang sejalan dengan pola
hidup warga disediakan oleh lingkungan budaya. "Lingkungan budaya diartikan sebagai
pola kehidupan yang dijalankan masing-masing personil dalam kesaharian mereka."
Sarana dan prasarana harus ada untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif.
Akibatnya, salah satu pilihan yang konsisten dengan paradigma baru dari proses
pembelajaran adalah pembelajaran aktif. Kreativitas siswa dirangsang, ditantang, dan
didorong oleh pembelajaran aktif. Mereka tidak hanya memiliki pemahaman yang luas
tentang berbagai teori dan konsep yang terkait dengan bidang tertentu, tetapi mereka juga
memiliki kemampuan untuk mempelajari dan menguasai metode yang digunakan untuk
mengembangkan bidang tersebut. Islam sangat menganjurkan pembelajaran aktif karena
merupakan ajaran yang menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati, kerjasama,
bantuan, keterbukaan, dinamis, dan inovasi. Meskipun demikian, kesopanan dan sopan
santun juga harus diperhitungkan dalam praktik Islam.

Menurut deskripsi di atas, ada korelasi langsung antara tingkat pembelajaran siswa dan
lingkungan sekolah yang ramah. Kelas yang baik dapat mencegah siswa menjadi jenuh,
bosan, dan lelah mental. Sebaliknya, kelas yang baik dapat meningkatkan minat, dorongan,
dan daya tahan belajar siswa. Jika guru dapat menggunakan humor dengan benar, suasana
pembelajaran dapat menjadi menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, materi yang guru
sajikan harus siap diterima oleh siswa agar dapat mendukung guru dalam menciptakan
lingkungan belajar dan interaksi yang dapat menantang dan mengajak siswa untuk aktif
berkreasi. Akibatnya, siswa akan lebih bersemangat untuk memahami apa yang ingin
dikatakan instruktur. Selain itu, agama menyarankan pendidik untuk memberikan
pengetahuan dengan cara yang penuh kasih.13

4. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan untuk


mengembangkan sikap sosial dan spiritual mereka
Pengembangan sikap spiritual siswa melalui metode keteladanan, pembiasaan, dan
nasehat.
a. Metode keteladanan

Salah satu metode terbaik untuk mempengaruhi kompas moral anak dan
perkembangan kepribadian emosional dan sosial mereka adalah melalui pelatihan
pemodelan. Anak-anak memandang pendidik sebagai panutan ideal yang memberikan
contoh yang baik untuk perilaku. Moral peternak selalu ditiru, disadari atau tidak.
Bahkan dalam hal kesehatan psikologis dan emosional, contoh-contoh berikut secara
konsisten dicatat.14

13
Arianti. “Urgensi Lingkungan Belajar Yang Kondusif Dalam Mendorong Siswa Belajar Aktif.” Jurnal
Kependidikan 11.1 (2017): 42-43
14
Muhammad Nasir, dkk. “Pemikiran Abdul Fattah Abu Ghuddah Tentang Metode Keteladanan Dan Akhlak
Mulia”. Jurnal: Teknologi Pendidikan 10.1 (2021): 57
b. Metode pembiasaan

Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku relasional terus


menerus dan otomatis melalui pembelajaran berulang. Metode latihan dinilai efektif
jika diterapkan pada siswa Pada usia dini atau di sekolah dasar, karena usia, anak-anak
menyimpan kenangan kondisi kepribadian yang kuat dan belum matang yang
mengarah pada kebiasaan Dapat diterapkan pada anak agar mudah mengikuti rutinitas
ini dalam kehidupan sehari-hari. Tata krama yang baik itu penting pembentukan sikap
anak dan terus mempengaruhi masa dewasa anak. Menanamkan kebiasaan pada anak
memang cukup sulit dan terkadang menuntut Dalam jangka panjang. Namun, apapun
yang sudah menjadi kebiasaan juga sulit bergerak ketika suatu tindakan telah menjadi
kebiasaan, maka itu menjadi kebiasaan, yaitu kebiasaan yang muncul secara alami dan
bahkan sulit untuk dihindari. Kapan Sekali menjadi kebiasaan, maka selalu menjadi
kegiatan rutin.15

c. Metode nasehat

Konseling merupakan hal yang paling penting dalam agama. Diperlukan saran
orang tua, guru dan anggota masyarakat lainnya tampil untuk siswa Oleh karena itu,
orang tua dan guru tidak boleh lelah memberikan nasehat karena itu adalah anugerah
Nasihat kebenaran merupakan bagian penting dalam ajaran agama. Untuk memberi
nasihat merupakan metode pengajaran yang cukup efektif untuk membentuk keimanan
anak, dan mempersiapkan akhlak, jiwa dan perasaan sosialnya.16

5. Memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik untuk membantu mereka
mengembangkan potensi diri dan mengatasi masalah yang dihadapi.
Bimbingan dan konseling dapat membantu siswa mengembangkan potensi dirinya
diri Anda sendiri dan memecahkan masalah yang Anda hadapi. Berikut beberapa opsi
bimbingan dan konseling dari guru atau konselor siswa:
 Memberikan bantuan pribadi untuk membuat penyesuaian yang tepat dengan
tingkat perkembangannya.
 Memberikan layanan konseling karir untuk membantu pemahaman siswa dan
kenali bakat anda agar dapat berkembang dengan baik.
 Membantu siswa memahami empat potensi pribadi berbeda yang dimilikinya
baik sehingga Anda dapat mengambil keputusan yang tepat dalam karir Anda.
 Secara langsung melakukan proses komunikasi antara supervisor dan supervisi
atau secara tidak langsung membantu yang dikuasai agar mampu
mengembangkan potensi Anda atau memecahkan masalah berpengalaman
 Memiliki fungsi pemahaman, pengenalan, pengembangan dan pemberian
bantuan kepada peserta didk untuk mengemangkan potensi dirinya

15
M. Sobry, Fitriani. “Metode Guru Pai Dalam Mengembangkan Sikap Spiritual Dan Sosial Siswa Kelas V Sdn
12 Mataram.” Jurnal PGMI 14.2 (2022): 144
16
Masganti Sit. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing, 2012.
 Memberikan layanan bimbingan dan nasehat untuk mewujudkan potensi diri
lebih rutin/intensif, karena masih ada siswa yang tidak untuk memahami
materi potensinya.
6. Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala terhadap pengembangan potensi
diri peserta didik

Dengan melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala, guru atau konselor
dapat mengetahui perkembangan potensi diri peserta didik dan menentukan langkah-
langkah yang perlu diambil untuk membantu mereka mencapai potensi diri yang
optimal. Evaluasi dan monitoring juga dapat membantu guru atau konselor dalam
mengevaluasi efektivitas program pengembangan diri yang telah dilaksanakan dan
menentukan program-program yang perlu ditingkatkan atau diubah.

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan:

1. Nilai perilaku individu ketika mempertimbangkan semua tindakannya dalam


kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan nasional adalah definisi kualitas
sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dengan demikian ditentukan
oleh mentalitas manusia. Jelaslah bahwa pendidikan Islam sangat penting untuk
meningkatkan kualitas pekerja terampil, baik dari segi kemahiran teknologi dan
pengetahuan serta moralitas, karakter, dan pemahaman dan penerapan ajaran
agama.
2. Strategi Pengembangan SDM Dalam Manajemen Pendidikan Islam Di Sekolah
 Menawarkan kegiatan ekstrakurikuler yang membantu siswa mencapai potensi
penuh mereka dengan memenuhi minat dan keterampilan mereka.
 Pertumbuhan potensi diri sendiri.
 Menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk belajar dan mendorong
siswa untuk mencapai potensi penuh mereka.
 Untuk membantu siswa mengembangkan sikap sosial dan spiritual mereka,
libatkan mereka dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
 Berikan siswa BK sehingga mereka dapat mencapai potensi penuh mereka dan
melewati rintangan.
 Secara teratur menilai dan melacak potensi setiap siswa saat berkembang.

Daftar pustaka

Junaidi, Zalisman, Yusnimar Yusri, Khairul Amin, Wismanto. “Pengembangan


Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Lembaga Pendidikan Isalm,” Journal on
Education 5.3 (2023).
Ahmad Zain Sarnoto, “Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan Islam”.
Alfian Tri Kuntoro, “Manajemen Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal kependidikan 7.1
(2019).
Simanjuntak. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 1985.
Benny Kurniawan. “Pengembangan SDM Dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Cakrawala 4.2
(2020).
https://almasoem.sch.id/mengembangkan-minat-dan-bakat-siswa-dengan-program-
sekolah/
Abdullah. “Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa.” 1.1 (2017).
Arianti. “Urgensi Lingkungan Belajar Yang Kondusif Dalam Mendorong Siswa Belajar
Aktif.” Jurnal Kependidikan 11.1 (2017).
Muhammad Nasir, dkk. “Pemikiran Abdul Fattah Abu Ghuddah Tentang Metode
Keteladanan Dan Akhlak Mulia”. Jurnal: Teknologi Pendidikan 10.1 (2021).
M. Sobry, Fitriani. “Metode Guru Pai Dalam Mengembangkan Sikap Spiritual Dan Sosial
Siswa Kelas V Sdn 12 Mataram.” Jurnal PGMI 14.2 (2022).
Masganti Sit. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing, 2012.
Jaja Suteja. “Teknik Bimbingan Konseling dalam Mengembangkan Potensi Siswa di
Sekolah.” Journal For Islamic Social Sciences 2.1 (2017).
Putri Hana Salsabila, Dina Syaflita, Novi Indriani. “Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Wadah
Pengembangan Bakat dan Minat Siswa.” Jurnal Armada Pendidikan 1.1 (2023).

Anda mungkin juga menyukai