Anda di halaman 1dari 9

Indonesia Chimica Acta, ISSN 2085-014X

Vol. 1. No. 1, Desember 2008

Karakterisasi Sifat Fisikokimia Komposit Besi Oksida-Montmorilonit


Hasil Interkalasi Silikat Lempung Montmorilonit

Serly Jolanda Sekewael*


Jurusan Kimia-FMIPA- Universitas Pattimura Kampus Poka-Ambon

Abstrak. Preparasi komposit besi oksida-montmorilonit telah dilakukan dengan


menginterkalasikan besi oksida ke dalam antarlapis silikat lempung montmorilonit.
Montmorilonit dan komposit besi oksida-montmorilonit kemudian dikarakterisasi untuk
mempelajari perubahan sifat-sifat fisikokimianya yang meliputi: jarak dasar d001, ditentukan
dengan X-Rays Difractometer; morfologi permukaan dianalisis dengan SEM/EDAX; luas
permukaan spesifik, distribusi ukuran pori dan volume pori total, dipelajari dengan Gas
Sorption Analyzer; serapan gugus fungsional dipelajari dengan spektrofotometer FTIR serta
kandungan logam besi ditentukan dengan X-Ray Fluorescent Analyzer. Hasil karakterisasi
terhadap montmorilonit dan komposit besi oksida-montmorilonit menunjukkan terjadi
peningkatan pada: jarak dasar d001, dari 14,11Å menjadi 16,85Å. Morfologi permukaan
montmorilonit menampakkan struktur berlapis (laminated), sedangkan komposit besi oksida-
montmorilonit memperlihatkan morfologi lapisan oksida eksternal, dengan struktur
delaminasi (delaminated). Luas permukaan spesifik meningkat dari 69,71 m2/g menjadi
126,49 m2/g; volume pori total meningkat dari 50,70x10-3 mL/g menjadi 107,89x10-3 mL/g.
Secara umum pola serapan montmorilonit dan komposit besi oksida-montmorilonit tidak
jauh berbeda, vibrasi rentangan O-H yang terikat Fe3+ tidak muncul pada komposit besi
oksida-montmorilonit. Terjadi peningkatan kandungan besi dari 4,57 %(b/b) menjadi 23,61
%(b/b).

Kata kunci : lempung montmorilonit, interkalasi, komposit besi oksida montmorilonit.

Abstract. The preparation of iron oxide-montmorillonite composite has been done by


intercalation of iron oxide into the silicates interlayer of montmorillonite. Montmorillonite
and iron oxide-montmorillonite composite were characterized to observe some physical
and chemical properties. The observed properties were basal spacing d001, determined by
X-Rays Difractometer (XRD); surface morphology, analyzed by SEM/EDAX; specific
surface area, distribution of pore radius and total pore volume, analyzed by Gas Sorption
Analyzer; functional groups, analyzed by FTIR Spectrophotometer; and iron content,
determined by X-Ray Fluorescent Analyzer (XRF). The characterization of
montmorillonite and iron oxide-montmorillonite composite showed that the basal spacing
d001, increased from 14.11 Å in montmorillonite to 16.85 Å in iron oxide-montmorillonite.
Surface morphology of montmorillonite showed the laminated structure, while that of iron
oxide-montmorillonite indicated a delaminated structure with the external oxides layered.
Specific surface area increased from 69.71 m2/g to 126. 49 m2/g; total pore volume also
increased from 50.70 x10-3 mL/g to 107.89 x10-3 mL/g. Generally, spectrum adsorption of
montmorillonite and iron oxide-montmorillonite composite not different so far, stretching
vibration O-H with Fe3+ does not exist on iron oxide-montmorillonite composite. The iron
content also increased from 4.57 %(w/w) to 23.61 %(w/w).

Keywords : montmorillonite clay, intercalation, iron oxide-montmorillonit composite.

*Alamat korespondensi: sjsekewael@yahoo.com

24
Serly J.Sekewael ISSN 2085-014X

PENDAHULUAN pori, volume total pori, distribusi ukuran


pori, morfologi permukaan, serapan gugus
Mineral lempung umumnya fungsional, dan kandungan logam besi.
ditemukan dalam beberapa kelompok
besar, seperti kaolinit, mika, montmorilonit,
METODE PENELITIAN
klorit, illit dan vermikulit (Goenadi, 1982).
Di alam, mineral montmorilonit ditemukan
Alat dan Bahan
dalam tanah bentonit. Montmorilonit
kualitas komersial sering juga dinamakan
Peralatan yang digunakan adalah:
bentonit. Tanah bentonit mengandung
seperangkat peralatan gelas, timbangan
kurang lebih 85% montmorilonit, dengan
analitik tipe Mettler AE 163, corong
ciri-ciri antara lain: jika diraba licin, lunak,
Buchner, pompa vakum, pengaduk magnet,
memiliki kilap lilin, berwarna pucat dengan
cawan porselen, oven, lumpang dan mortar
penampakkan putih, hijau muda, kelabu,
porselen, pengayak 100 dan 250 mesh
atau merah muda bila dalam keadaan segar
merek Fisher, sieve shaker RX-86,
dan jika telah lapuk berwarna coklat
termometer 250 oC, pipet tetes, sendok
kehitaman (Riyanto, 1994). Kelompok sungu, pinset, pengering, pH meter ORION
montmorilonit paling banyak menarik
model 710A, centrifuge merek Kokusan
perhatian karena montmorilonit memiliki
Ogawa Seiki Co.LTD, tabung centrifuge,
kemampuan untuk mengembang (swelling)
desikator, reaktor kalsinasi, mikropipet,
bila berada dalam air atau larutan organik
peralatan instrumen meliputi:
serta memiliki kapasitas penukar ion yang
Difraktometer sinar-X tipe XRD-6000
tinggi sehingga mampu
Shimadzu, Gas Sorption Analyzer NOVA
mengakomodasikan kation dalam
1000, FTIR-8201 PC Shimadzu, X-Rays
antarlapisnya dalam jumlah besar (Ogawa,
Fluorescent Analyzer tipe EG & G ORTEG
1992). Dengan memanfaatkan sifat khas
7001 dengan detektor Si(Li), SEM/EDAX
dari montmorilonit tersebut, maka
tipe Philips X1-20 dan HPLC dengan
antarlapis silikat lempung montmorilonit detektor UV.
dapat disisipi (diinterkalasi) dengan suatu
Bahan-bahan yang digunakan
bahan yang lain (misalnya: senyawa
adalah: lempung bentonit (lempung
organik atau oksida-oksida logam) untuk
montmorilonit) (diperoleh dari PT. Tunas
memperoleh suatu bentuk komposit yang
Inti Makmur, Semarang, ukuran lolos
sifat fisikokimianya lebih baik
ayakan 200 mesh), akuades, akuabides, air
dibandingkan lempung sebelum
bebas ion, indikator universal, kertas saring
dimodifikasi. Sifat-sifat fisikokimia
Whatman 42, glasswool, kertas aluminium,
tersebut merupakan bagian yang penting
bahan-bahan kimia dengan kualitas p.a
pada setiap karakterisasi lempung baik
buatan E. Merck, antara lain: kristal
sebagai katalis, pendukung katalis, maupun
FeCl3.6H2O, kristal NaOH, kristal NaCl,
adsorben. larutan AgNO3.
Dalam penelitian ini, komposit besi
oksida-montmorilonit dipreparasi melalui
Penyiapan Sampel
proses interkalasi ke dalam antarlapis
silikat lempung montmorilonit
Lempung montmorilonit berbentuk
menggunakan oksida logam besi, dan
serbuk berwarna coklat muda diayak
dilanjutkan dengan karakterisasi sifat-sifat
dengan menggunakan pengayak ukuran 250
fisikokimianya, yang meliputi: jarak dasar
mesh, hasilnya dicuci beberapa kali dengan
d001, luas permukaan spesifik, rerata jejari

25
Indonesia Chimica Acta, ISSN 2085-014X
Vol. 1. No. 1, Desember 2008

o
akuades kemudian disaring. Hasil C selama 11 jam sambil dialiri gas N2
penyaringan dikeringkan dalam oven dengan kecepatan alir 15 mL/menit. Hasil
selama 6 jam pada suhu 200 oC. Setelah kalsinasi diberi nama komposit besi oksida-
kering lempung tersebut digerus sampai montmorilonit. Lempung montmorilonit
halus dan diayak menggunakan pengayak dan komposit besi oksida-montmorilonit
100 mesh. Sampel lempung montmorilonit selanjutnya dikarakterisasi untuk
ditimbang sebanyak 10 g dan dilarutkan mengetahui perubahan sifat-sifat
dalam 500 mL akuabides (perbandingan 2 fisikokimianya. Jarak dasar d001,
%b/v). Larutan ini kemudian diaduk selama diidentifikasi dengan difraktometer sinar-X
24 jam pada temperatur kamar sehingga (XRD), luas permukaan spesifik, rerata
diperoleh suspensi lempung montmorilonit. jejari pori, volume total pori, dan distribusi
Setelah itu, dilakukan pembuatan larutan ukuran pori, dianalisis dengan Gas Sorption
oligomer besi. Sebanyak 108,12 g kristal Analyzer, morfologi permukaan
FeCl3.6H2O dilarutkan dalam 2000 mL dikarakterisasi dengan Scanning Electron
akuabides sambil diaduk dengan pengaduk Microscope (SEM). Sifat kimia yang
gelas sehingga diperoleh larutan 0,2 M, dan meliputi: serapan gugus fungsional,
selanjutnya dihidrolisis pada temperatur dianalisis menggunakan spektrofotometer
kamar dengan penambahan NaOH secara inframerah (FTIR), jumlah kandungan Fe,
perlahan sambil diaduk dengan cepat dianalisis dengan X-Rays Fluorescent
sampai pH larutan sekitar 2-2,5. Setelah Analyzer.
larutan homogen, pengadukan dihentikan.
Larutan oligomer besi yang diperoleh
selanjutnya didiamkan (aging) selama 24 HASIL DAN PEMBAHASAN
jam pada temperatur kamar.
Karakterisasi montmorilonit dan komposit
Interkalasi lempung montmorilonit dan besi oksida-montmorilonit
karakterisasi hasil
Pola difraksi sinar-X dari
Suspensi lempung montmorilonit montmorilonit dan komposit besi oksida-
ditambahkan ke dalam larutan oligomer montmorilonit ditampilkan pada
besi secara bertetes-tetes sampai habis difraktogram gambar 1. Refleksi
sambil diaduk dengan kuat. Pengadukan montmorilonit kering, pemanasan pada dan
diteruskan selama 24 jam pada temperatur di atas 200 oC (Gambar 1.A dan 1.B),
kamar, diperoleh perbandingan 40 mmol menunjukkan ciri khas mineral lempung
Fe/gram lempung (Rightor,dkk.,1991). montmorilonit, yaitu pada jarak dasar d001
Hasil interkalasi dicentrifuge selama 30 sekitar 12,0-15,0 Å (Goenadi,1982).
menit dengan kecepatan 2000 rpm. Refleksi yang melebar atau tidak ramping
Endapannya diambil dan dicuci dengan air menunjukkan bahwa kristalinitas mineral
bebas ion sambil disaring dengan penyaring lempung dalam bentonit alam kurang baik.
Buchner. Pencucian dilakukan berkali-kali Hal ini dapat terjadi karena pengaruh
untuk membebaskan ion Cl - . Keberadaan heterogenitas dari kation-kation terhidrat
ion Cl- dalam air saringan diuji dengan yang terdapat pada antarlapis lempung
larutan AgNO3 sampai tidak terdapat montmorilonit, yakni Na+, Ca2+, dan K+
endapan putih AgCl. Endapan hasil atau dapat dikatakan bahwa mineral
pencucian dikeringkan dalam oven pada lempung bentonit banyak campurannya.
temperatur 100 oC, setelah itu digerus dan Menurut West (1992), refleksi intensitas
diayak dengan pengayak 250 mesh, difraksi sinar-X mengindikasikan
kemudian dikalsinasi pada temperatur 200 kesempurnaan kristal dan kerapatan

26
Serly J.Sekewael ISSN 2085-014X

susunan atom dalam kristal. Semakin Meningkatnya jarak dasar d001,


ramping refleksi intensitas suatu material adalah hasil dari pertukaran kation. Kation
maka kekristalannya semakin baik dengan terhidrat pada permukaan antarlapis
susunan atom semakin rapat. Refleksi mineral montmorilonit ditukar dengan
spesifik montmorilonit pada pemanasan kation yang bermuatan lebih besar, yakni
200 oC menunjukkan intensitas tertinggi Fe3+, sehingga pembentukan kulit hidrasi di
pada daerah 2θ = 6,25o dengan jarak dasar sekeliling kation-kation yang terdapat di
d001 14,11 Å, dan kemudian bergeser antara lapisan silikat akan semakin besar.
menjadi 2θ = 5,24o dengan jarak dasar d001
16,85 Å untuk komposit besi oksida
montmorilonit.

Gambar 1. Difraktogram (A) montmorilonit kering, 200 o (B) montmorilonit


kering, diatas 200 oC dan(C) komposit besi oksida-montmorilonit.

Pergeseran sudut 2θ ke kiri atau Hasil analisis serapan gas nitrogen


makin kecil adalah akibat terbentuknya besi oleh montmorilonit dan komposit besi
oksida pada antarlapis silikat lempung, hal oksida-montmorilonit disajikan pada tabel
ini menunjukkan berhasilnya proses 1.
interkalasi. Komposit besi oksida- Komposit besi oksida-
montmorilonit menunjukkan refleksi yang montmorilonit memiliki luas permukaan
melebar dan tidak tajam (Gambar 1.C). Hal spesifik, volume pori dan rerata jejari pori
ini terjadi akibat delaminasi struktur lapisan yang lebih besar dibandingkan
silikat karena proses interkalasi kation montmorilonit sebelum dimodifikasi (Tabel
kompleks logam besi. Delaminasi 1). Meningkatnya luas permukaan adalah
merupakan sifat unik dari struktur kristal akibat bertambahnya pori berukuran mikro
atau material berlapis dan dapat dan meso serta distribusi volume pori yang
menyebabkan terbentuknya struktur rumah semakin meningkat (Gambar 3).
kartu. Beberapa hasil penelitian terdahulu
juga menunjukan produk interkalasi yang
didominasi oleh struktur rumah kartu
(Widihati, 2002).

27
Indonesia Chimica Acta, ISSN 2085-014X
Vol. 1. No. 1, Desember 2008

(a) (b)

Gambar 2. Morfologi permukaan (a) lempung montmorilonit


(b) komposit oksida besi-montmorilonit.

Tabel 1. Hasil analisis serapan gas nitrogen


Luas Volume Rerata
Sampel permukaan pori total, jejari
spesifik, m2/g x10-3 mL/g pori, Å
Montmorilonit 69,71 50,70 14,54

Komposit besi oksida-


126,49 107,89 17,06
montmorilonit

4.5
4
Volume pori (mL/Å/g -03)

3.5
3
2.5 Montmorilonit

2 Komposit besi oksida-


1.5 montmorilonit

1
0.5
0
0 50 100 150 200
Jejari pori (Å)

Gambar 3. Distribusi ukuran pori montmorilonit dan


komposit besi oksida-montmorilonit.

Besarnya luas permukaan spesifik lempung 244 m2/g. Cool dan Vansant (1998)
montmorilonit setelah diinterkalasi dengan melaporkan bahwa luas permukaan lempung
besi oksida tidak jauh berbeda dengan montmorilonit terpilar besi oksida (Fe2O3)
laporan beberapa peneliti sebelumnya berada pada range 100-300 m2/g. Ding,
dengan kondisi preparasi yang berbeda- dkk.(2001) melaporkan peningkatan dari 50
beda. Rightor, dkk.(1991) memperoleh m2/g menjadi 109 m2/g untuk Fe-PILC.
kenaikan luas permukaan Fe-PILC sebesar Widihati (2002) mendapati kenaikan luas

28
Serly J.Sekewael ISSN 2085-014X

permukaan spesifik untuk Fe-PILC200 pola adsorpsi isotermal BET tipe IV. Ding,
sebesar 170,54 m2/g. Luas permukaan yang dkk. (2001) menjelaskan tipe serapan
semakin besar menyebabkan serapan gas tersebut demikian, mula-mula gas teradsorb
nitrogen oleh komposit besi oksida- pada pori berukuran mikro, dan kemudian
montmorilonit juga semakin meningkat, teradsorb ke permukaan eksternal
dibandingkan dengan montmorilonit (mesopori). Karakteristik serapan gugus
sebelum dimodifikasi, seperti yang fungsional disajikan pada gambar 6 dan
ditunjukkan pada gambar 5. Kurva adsorpsi Tabel 2.
isotermal gas nitrogen cenderung mengikuti

25
Total Volume Pori (mL/Å/g e-03)

20 19,380

15
Montmorilonit
10,711
10,05
10 Komposit besi oksida-
montmorilonit

4,32
5

0,001 0,006
0
d ≤ 20 20 ≤ d ≤ 500 d ≥ 500
Diameter pori ( Å )

Gambar 4. Diagram balok distribusi volume pori total montmorilonit dan


komposit besi oksida-montmorilonit.

80

70
Montmorilonit
60
Volume( mL/g)

50 Komposit
besi oksida-
40 montmorilonit

30

20

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
P/Po

Gambar 5 Adsorpsi isotermal gas N2 oleh montmorilonit


dan komposit besi oksida-montmorilonit

Secara umum, pola serapan frekuensi gugus fungsi, sedangkan serapan


montmorilonit (a) dan komposit besi oksida- sempit dan lebih tajam di mana ditunjukkan
montmorilonit (b) tidak jauh berbeda. oleh gugus-gugus Si-O dan Al-O pada
Serapan melebar dan tidak tajam daerah sidik jari.
ditunjukkan oleh gugus O-H pada daerah

29
Indonesia Chimica Acta, ISSN 2085-014X
Vol. 1. No. 1, Desember 2008

a 1629.7
3433.1

Transmitansi (%)
1037.6

b 1624.0

3421.5
1043.4

4000.0 3000.0 2000.0 1000.0

Bilangan gelombang (cm-1)

Gambar 6. Spektra inframerah (a) montmorilonit dan (b) komposit


besi oksida-montmorilonit.

Tabel 2. Karakteristik Serapan Gugus-Gugus Fungsional

Sampel ν , cm-1 Serapan gugus-gugus fungsional

3433.1 O-H rentangan


1629,7 O-H tekukan
1037,6 Si-O-Si rentangan
Montmorilonit 916,1 vibrasi Al-O
796,5 vibrasi rentangan O-H yang terikat
Fe3+
520,7 vibrasi Si-O

3421,5 O-H rentangan


Komposit besi
1624,0 O-H tekukan
oksida-
1043,4 Si-O-Si rentangan
montmorilonit
920,0 vibrasi Al-O
524,6 vibrasi Si-O

Montmorilonit (a) memperlihatkan lempung. Hal ini terjadi karena sifat


lebih banyak serapan rentangan O-H montmorilonit yang mudah mengembang
(bilangan gelombang 3433,1 cm-1 ke kiri ) (smektit). Sebaliknya, serapan rentangan O-
dari air yang terjerat pada antarlapis silikat H yang berkurang dalam komposit besi

30
Serly J.Sekewael ISSN 2085-014X

oksida-montmorilonit (b) adalah karena KESIMPULAN


dehidrasi yang dialami selama proses
kalsinasi berlangsung. Teramati pula bahwa Beberapa hal yang dapat
vibrasi rentangan O-H yang terikat Fe3+ disimpulkan dari penelitian ini adalah :
tidak muncul pada komposit besi oksida-
montmorilonit. Hal ini merupakan indikasi 1. Interkalasi besi oksida ke dalam
bahwa hidroksida Fe3+ telah berubah ke antarlapis silikat lempung montmorilonit
dalam bentuk oksidanya karena pengaruh menghasilkan suatu bentuk komposit
kalsinasi. Vibrasi Al-O muncul pada besi oksida-montmorilonit yang
bilangan gelombang yang lebih besar dari memiliki sifat-sifat fisikokimia lebih
pada Si-O, hal ini berkaitan dengan massa baik dibandingkan lempung
atom keduanya. Massa atom Al lebih kecil montmorilonit.
dibandingkan massa atom Si, sehingga 2. Terjadi peningkatan sifat-sifat
frekuensi vibrasi Al-O akan lebih besar fisikokimia dari komposit besi oksida-
dibandingkan frekuensi vibrasi Si-O. montmorilonit, seperti: jarak dasar d001,
Serapan pada daerah sidik jari yang juga dari 14,11Å menjadi 16,85Å; luas
teramati pada komposit besi oksida- permukaan spesifik dari 69,71 m2/g
montmorilonit (b), mengindikasikan bahwa menjadi 126,49 m2/g; volume pori total
proses kalsinasi tidak merusak ikatan Si-O dari 50,70x10-3 mL/g menjadi
-3
atau Al-O pada antarlapis silikat lempung. 107,89x10 mL/g; serta peningkatan
Namun serapan tersebut sedikit bergeser ke kandungan besi dari 4,57 %(b/b)
bilangan gelombang yang lebih tinggi. Hal menjadi 23,61 %(b/b). Morfologi
ini terjadi akibat pengaruh kuat ikatan yang permukaan montmorilonit
terbentuk antar besi oksida dengan menampakkan struktur berlapis
antarlapis silikat lempung, yang secara (laminated), sedangkan komposit besi
tidak langsung berpengaruh terhadap kuat oksida-montmorilonit memperlihatkan
ikatan Si-O. morfologi lapisan oksida eksternal,
Hasil perhitungan diperoleh dengan struktur delaminasi
kandungan besi dalam lempung (delaminated).
montmorilonit sebelum dimodifikasi
adalah sebesar 4,57 %(b/b), tidak jauh
berbeda dengan kandungan besi dalam DAFTAR PUSTAKA
lempung bentonit yang diperoleh dari
P.T.Tunas Inti Makmur, Semarang, yaitu Cool, P., Vansant, E.F., 1998, Pillared
sebesar 4,89 %. Analisis kandungan logam Clays: Preparation, Characterization
besi memperlihatkan terjadi peningkatan and Applications, Catal. Rev.,
kandungan besi dari 4,57 %(b/b) dalam Sci. Eng., 3, 265-285.
montmorilonit menjadi 23,61 %(b/b) untuk
komposit besi-montmorilonit. Hal ini Ding, Z., Kloprogge, J.T., Frost, R.L., Lu,
mengindikasikan berhasilnya proses G.Q., Zhu, H.Y., 2001, Porous Clays
pertukaran ion antara kation Fe polihidroksi and Pillared Clays-Based Catalyst.
dengan kation terhidrat pada antarlapis Part 2: A Review of the Catalytic
silikat lempung dan berhasilnya proses and Molecular Sieve Applications,
transformasi bentuk hidroksida menjadi Journal of Porous Materials, 8,
bentuk oksidanya yang stabil karena 273-293.
pengaruh kondisi kalsinasi yang cukup baik.
Goenadi, D.H., 1982, Dasar-Dasar Tanah,
Terjemahan dari Tan, Kimia K.H.,

31
Indonesia Chimica Acta, ISSN 2085-014X
Vol. 1. No. 1, Desember 2008

Edisi Pertama, 93-193, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

Ogawa, M., 1992, Preparation of Clay-


Organic Intercalation Compounds
by Solid -solid Reaction and Their
Application to Photo-Functional
Material, Dissertation, Waseda
University, Tokyo.

Rightor, E.G., Tzou Ming-Shin, Pinnavaia,


T.J., 1991, Iron Oxide Pillared Clay
with Large Gallery Height:
Synthesis and Properties as a
Fischer-Tropsch Catalyst, Journal of
Catalysis, 130, 29-40.

Riyanto, A., 1994, Bahan Galian Industri


Bentonit, 1-15, Direktorat Jendral
Pertambangan Umum, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral, Bandung.

West, A.R., 1984, Solid State Chemistry and


its Applications, 117-123, 153-156,
177-178, John Wiley & Sons, Ltd.,
New York.

Widihati, I.A.G., 2002, Sintesis Lempung


Montmorillonit Terpilar Fe2O3 dan
Kajian Sifat-sifat Kimia Fisiknya,
Tesis S2, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai