ST - Kp.hse-021 - Pengambilan Sampel Air
ST - Kp.hse-021 - Pengambilan Sampel Air
KP-021
PROSEDUR
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
1. TUJUAN
Tujuan Lingkup SOP Pengambilan dan Pengolahan Data Sampel Air di Settling Pond,
Catchment Dam, Sungai dan Laut adalah:
3. TANGGUNG JAWAB
Departemen HSE PT. Konutara Prima memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan dan inspeksi SOP Pengambilan Sampel Air.
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
Penyelamatan
Apabila terjadi kecelakaan, penyelamatan harus segera dilakukan. Berikut ini
beberapa contoh penyelamatan terhadap:
Luka karena benda tajam atau pecahan gelas: Bersihkan luka dari debu dan
kotoran, cuci dengan alkohol dan keringkan, beri larutan yodium tinctur dan
apabila lukanya serius, cegah pendarahan lebih lanjut dan segera bawa ke
rumah sakit terdekat.
Kecelakaan karena bahan kimia, yaitu:
a) Luka asam kuat seperti H2SO4, HCl, HNO3 dan asam asetat glasial.
Siram dengan air mengalir, siram dengan larutan soda kue (NaHCO 3)
5%; netralkan dengan larutan amonia (NH4OH) 5%.
b) Luka karena basa kuat seperti KOH dan NaOH. Siram dengan air
mengalir; netralkan dengan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
c) Keracunan bahan kimia. Identifikasi jenis racun; bersihkan saluran
pernafasan dari kotoran, lendir atau muntahan; berikan pernafasan
buatan; jika jenis racun tidak diketahui, berikan pelunak racun yaitu norit
(karbon aktif), putih telur dan susu.
a) Apabila bahan tersebut berupa asam, tindakannya adalah: alirkan
air bersih pada bagian yang terkena panas, netralkan dengan
larutan natrium bikarbonat 5% dan teteskan minyak mineral.
b) Apabila bahan tersebut berupa basa, tindakannya adalah: alirkan
air bersih pada bagian yang terkena panas, netralkan dengan asam
borat 4% dan teteskan minyak mineral.
Kecelakaan akibat bahaya lain, bahaya lain adalah bahaya selain
yang disebutkan di atas, misalnya terkena bahan-bahan panas pada
mata atau muka
No. Dokumen No. Revisi
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
antara lain:
5. DEFINISI
Pemantauan lingkungan adalah pengulangan uji parameter lingkungan di lokasi dan
titik pengambilan sampel yang telah ditetapkan pada periode tertentu. Sampel
lingkungan yang diambil dapat mewakili kondisi sesungguhnya untuk parameter
yang sama dalam periode tertentu sehingga data pemantauan dapat dibandingkan.
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali
air laut dan air fosil.
Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk
dan muara.
Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan
bagi peruntukan tertentu.
o Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air:
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaaan tersebut;
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
No. Dokumen No. Revisi
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
Kandungan Senyawa Nitrogen. Perairan kondisi aerobik dalam bentuk Nitrat dan
dalam keadaan anerobik terdapat dalam bentuk ammonium. Senyawa dalam bentuk
nitrit umumnya dijumpai dalam kadar yang relatif kecil atau pada beberapa kondisi
tertentu kondisinya besar. Nitrit merupakan senyawa yang kurang stabil yang
tergantung pada kandungan oksigen terlarut dalam perairan.
Amoniak. Adanya amoniak di dalam air biasanya menunjukkan hasil tambahan
adanya penguraian protein tanaman, hewan, kotoran/urine hewan dan manusia
serta dekomposisi bahan organik (pupuk dan lain-lain). Tingginya amoniak sejalan
dengan kebutuhan COD yang tinggi sebagai akibat tingginya bahan organik yang
terlarut dalam air sungai. Hal ini juga mencirikan kurangnya bakteri yang dapat
mengubah amoniak menjadi nitrit dan selanjutnya menjadi nitrat.
Senyawa Fosfat. Unsur P merupakan salah satu unsur esensial bagi pertumbuhan
biota nabati. Bentuknya anorganik (ortho, organo dan poli fosfat) dan organik
sebagai suspensi garam-garam yang tidak larut.
Senyawa Sulfur. Bentuknya sulfat dan sulfida.
DO, BOD dan COD. Larutan oksigen (Dissolved Oxygen/DO) adalah oksigen yang
tercampur dalam air. Oksigen sangat penting untuk makhluk hidup dalam air karena
DO sangat berguna sebagai petunjuk atau indikator umum untuk menentukan
kualitas air. Oksigen terlarut (DO). Oksigen terlarut dalam air sangat cepat berubah
dipengaruhi udara maupun pengangkutan/goncangan. Untuk mengukur diperlukan
alat DO meter dengan menggunakan gelas BOD. Satuannya mg/l.
Jika nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) tinggi, maka terjadi akumulasi bahan
yang relatif tinggi secara biokimia. COD (Chemical Oxygen Demand). Nilai COD
yang tinggi mengakibatkan besarnya oksigen bebas yang dimanfaatkan untuk
proses penguraian bahan organik dan anorganik di dalam badan air yang
berdampak berkurangnya oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
lainnya di dalam badan air tersebut.
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
Derajat keasaman (pH) menunjukkan kadar asam/basa dalam air. Alat pengukur
pH adalah pH meter (metoda potensiometrik).
Temperatur Air. Temperatur Air akan berubah tergantung iklim dan lingkungan
dimana air tersebut berada, alat pengukur Temperatur digunakan termometer.
Ozone (O3). Ozon biasa digunakan untuk membasi mikroba patogen (Ozonisasi
pada air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang. O 3 sangat mudah berubah
menjadi oksigen karena sama-sama mengandung O. Untuk pengukuran digunakan
metoda kalorimeter.
Fenol. Fenol adalah senyawa organik yang dicirikan dengan senyawa hidroksil (-
OH) yang menempel pada atom karbon dalam lingkaran senyawa aromatiknya.
Senyawa Fenol berasal dari sintesa bahan-bahan organik, dan Fenol banyak
digunakan di pabrik plastik, kertas, pupuk, bahan peledak, tekstil, cat, kayu dan
sabun. Fenol digunakan juga sebagai bahan antiseptik dan desinfektan. Fenol
dikategorikan sebagai bahan beracun, bersifat korosif dan mudah terbakar. Nama
lain untuk Fenol adalah benzenol atau carbolic acid.
Nilai Fenol yang tinggi di perairan sungai kemungkinan berasal dari
penguraian/sintesa bahan-bahan organik yang berasal dari akar-akar pohon, dan
batang pohon yang terendam air.
6. PROSEDUR
Aspek Pengambilan Sampel Air
Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan sampel air antara lain:
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
Permukaan.
Parameter utama kualitas lingkungan. Untuk mengetahui kualitas air limbah di
catchment dam atau settling pond dan stockpile batubara di daerah tambang, maka
parameter utama yang harus diuji adalah pH (derajat keasaman), jumlah padatan
tersuspensi atau total suspended solid (TSS), konsentrasi Mangan (Mn) dan
konsentrasi Besi (Fe). Untuk settling pond di daerah workshop, tangki penimbunan
bahan bakar dan genset (PLTD): jumlah padatan tersuspensi (TSS), muatan
padatan terlarut (TDS), kadar minyak dan lemak. Sedangkan untuk mengetahui
kualitas air sungai dan air laut maka parameter yang harus diuji harus memenuhi
parameter baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Parameter baku mutu terlampir.
Kualitas pengambilan sampel (sampler) lingkungan harus diambil oleh personel
yang telah mendapatkan pelatihan pengambilan sampel dan mampu
mendemonstrasikan keterampilannya tersebut.
Peralatan pengambilan sampel dan alat perlengkapan diri (APD) yang memadai.
Tempat pengambilan sampel harus mempunyai kondisi aman, sebagai contoh
pengambil sampel harus terhindar dari kondisi tergelincir.
Wadah sampel air secara umum terbuat dari gelas atau plastik sesuai jenis sampel
yang diambil. Wadah dapat ditutup dengan kuat dan rapat, mudah dicuci, tidak
mudah pecah atau bocor, tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel, tidak
melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel dan tidak menimbulkan reaksi antara
bahan wadah dan sampel.
Pengawetan sampel. Sampel lingkungan dapat mengalami perubahan secara fisika,
kimia atau biologi. Oleh karena itu sampel harus diawetkan sebelum mengalami
degradasi atau penguapan. Idealnya sampel lingkungan harus dianalisis sesegera
mungkin setelah pengambilan sampel. Namun hal itu tidak mungkin dilakukan
karena jarak antara lokasi pengambilan sampel dan laboratorium relatif jauh. Cara-
cara pengawetan sampel diantaranya dengan melakukan pendinginan,
penambahan asam nitrat, penambahan asam sulfat, penambahan garam
(diantaranya garam sulfat) dan penambahan basa.
Batas penyimpanan maksimum. Meskipun sampel lingkungan telah diawetkan
sesuai persyaratan, hal itu tidak berarti sampel tersebut akan tetap stabil dalam
jangka waktu yang lama. Batas penyimpanan maksimum setelah pengambilan
sampel dan pengawetan sampel untuk berbagai parameter uji terlampir.
Label identifikasi wadah sampel memuat nomor wadah, lokasi dan titik pengambilan
sampel, waktu pengambilan sampel, jenis sampel, pengawetan, parameter uji dan
nama pengambil sampel.
Transportasi sampel dari lokasi pengambilan sampel ke laboratorium harus
dipertimbangkan karena beberapa sampel lingkungan mempunyai batas
penyimpanan maksimum kurang dari sehari.
Laboratorium Lingkungan (Environmental Laboratory) Skala Kecil (minilab) yang
mandiri dan terdapat di jobsite untuk menganalisis data sampel air kolam
pengendapan dibutuhkan dengan pertimbangan:
a) Jumlah titik pemantauan yang banyak, meningkat dari waktu ke Waktu
dan batas waktu penyimpanan maksimum sampel.
b) Kebutuhan memperoleh hasil data yang cepat dan akurat sehubungan
dengan keterkaitan perolehan data dengan prosedur
penutupan/pembukaan pintu settling pond.
c) Parameter lingkungan yang dianalisis: pH, TSS, konsentrasi Fe dan Mn,
sedangkan untuk parameter-parameter unsur dan senyawa lainnya tetap
dapat dilakukan oleh laboratorium di luar jobsite.
d) Laboratorium di Jobsite juga dapat melayani pekerjaan-pekerjaan
No. Dokumen No. Revisi
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
> 150 m3/detik minimum enam titik (jarak 0,2 & 0,8 kali
¼, ½, ¾ lebar sungai) kedalaman
sungai
Pengambilan sampel untuk uji total oil dan parameter-parameter bersifat volatile
(mudah menguap):
Pengambilan sampel secara grab.
Botol sampel terbuat dari kaca dengan permukaan yang luas
dengan volume 1 liter.
Tidak dilakukan pembilasan pada botol.
Pengisian botol tidak sampai penuh.
Saat pengambilan sebaiknya menggunakann sarung tangan.
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
Kondisi fisik alam seperti kedalaman, laju alir dan pasang surut sungai
akan mempengaruhi pemilihan lokasi sampling.
Di sungai yang terjadi pencampuran secara vertical dan harizontal
pengambilan sampel dilakukan pada kedalaman 0,5~1 meter dibawah
permukaan.
Pengambilan sampel untuk benthos.
Tentukan dulu tujuan pengambilan sample Contoh :
a) Untuk menentukan apakah populasi yg ada di hilir telah
mengalami kerusakan akibat pembuangan limbah, pengambilan
sample cukup di hulu & hilir.
b) Untuk mengetahui sejauh mana kerusak-an biota akibat buangan
limbah maka dilakukan pengambilan sampel di banyak titik.
Di muara pola sebaran air sangat dipengaruhi oleh arus laut dan sungai.
Kalau arah arus laut menuju barat, aliran sungai juga menuju barat.
Pada saat pasang sebaran massa air akan tersebur disepanjang pantai.
Bila lokasi dekat muara untuk itu perlu ditentukan: tujuan penelitian, dimensi
ruang dan waktu pengamatan, jumlah stasiun pengambilan dan penentuan
lokasi (stasiun pengamatan dengan GPS).
Cara pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi.
Prinsip pengambilan sampel untuk keperluan analisis bakteri indikator
pencemaran harus secara aseptis (suci hama) dan bakteri yang akan
dianalisis memang berasal dari perairan tersebut.
Sumber kesalahan biasanya terjadi saat membuka tutup botol sebelum
mencapai kedalaman contoh air yang akan diambil sehingga botol pengambil
menjadi terkontaminasi oleh bakteri yang berada di atas permukaan air.
a) Cara pengambilan sampel plankton di laut.
b) Mendatar (horisontal) plankton diambil secara harizontal pada
kedalaman tertentu seperti diinginkan perlahan sekitar 2 knot.
Jaring ditarik sekitar 5-8 menit. Dari cara ini akan didapatkan jumlah
plankton cukup banyak walau terbatas pada satu lapiran saja.
c) Mendatar (vertikal), plankton diambil secara vertikal dari
kedalaman tertentu dan ditarik keatas dengan kecepatan 0,5
m/detik pada posisi kapal berhenti. Plankton akan terambil dari
seluruh kolom air.
d) Miring (oblique) pemberat dipasang pada ujung kawat, jaring
diikat pada beberapa kedalam tertentu, besar sudut dipertahankan
450 (biasanya dilakukan di laut dengan kedalaman 200-300 m).
Pembuatan Database dan Data Grafis, data analisis kualitas air dari laboratorium
yang diterima langsung disimpan dengan baik. Data-data tersebut kemudian di-
No. Dokumen No. Revisi
PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman
7. DOKUMENTASI
Prosedur Audit Internal Perusahaan Pros/CR-12