Anda di halaman 1dari 11

ST.HSE.

KP-021

PROSEDUR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PT. KONUTARA PRIMA


RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN

No. Rev Poin-Poin Revisi Tanggal Revisi

Dibuat oleh Diperiksa & Disetujui oleh Disetujui Oleh

Thorik Riski Muhammad Zulkifli


Jab.: Enviroment Jab.: Jab.: Kepala Teknik Tambang
Tanggal: Tanggal:
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 2 dari 11

1. TUJUAN
Tujuan Lingkup SOP Pengambilan dan Pengolahan Data Sampel Air di Settling Pond,
Catchment Dam, Sungai dan Laut adalah:

 Untuk pemantauan lingkungan (monitoring).


Untuk mendapatkan validitas data pengujian parameter kualitas lingkungan yang
dapat dipercaya sesuai tujuan yang diharapkan
2. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup SOP Penilaian Resiko Lingkungan (Environment Risk Assesment) PT.
Konutara Prima meliputi suatu pengidentifikasian semua dampak lingkungan, menilai resiko
yang terkait dengan setiap dampak dan menyusun rencana pengelolaan yang sesuai untuk
mengurangi, mengatur dan mengendalikan segala resiko tersebut secara
berkesinambungan.

3. TANGGUNG JAWAB
Departemen HSE PT. Konutara Prima memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan dan inspeksi SOP Pengambilan Sampel Air.

Merupakan tugas staff Environment di Departemen HSE di PT. Konutara Prima.


Pengawasan kerja dibebankan kepada Pengawas dan Superintendent. Tanggung jawab
dibebankan kepada Manager.

Rincian pengawasan kerja dan tanggungjawab sebagai berikut:

 Foreman melakukan pengawasan kerja staff environment;


 Supervisor memantau dan melakukan pengawasan kerja staff Environment dan
foreman, sesuai SOP yang berlaku, melakukan pengawasan kegiatan perbaikan dan
melakukan perbaikan lanjutan serta memeriksa laporan kerja Foreman. Supervisor
juga dibebankan tugas dalam peyusunan atau perbaikan SOP.
 Superintendent memantau dan melakukan pengawasan kerja foreman dan
supervisor sesuai SOP yang berlaku, melakukan pengawasan kegiatan perbaikan
dan melakukan perbaikan lanjutan serta memeriksa laporan kerja supervisor,
membuat perencanan perbaikan lanjutan bila diperlukan, dan memeriksa laporan
kerja yang dibuat oleh Foreman dan telah diketahui oleh Supervisor lapangan.
Melakukan inspeksi atas pelaksanaan SOP.
 Manager memeriksa laporan kerja dan mendiskusikan dengan Supervisor dan
Superintendent untuk langkah-langkah lanjutan sebagai antisipasi kerusakan alat
dan perbaikan mutu pekerjaan. Melakukan kajian dan evaluasi atas pelaksanaan
SOP.
4. PERINGATAN K3 UMUM (POTENSI BAHAYA DAN ASPEK RESIKO K3 LAINNYA)
 Identifikasi Sumber-Sumber Bahaya dan Resiko.
Sumber-sumber bahaya dapat diidentifikasi dengan pertanyaan seperti:

 Dapatkah pengambil sampel mencapai lokasi dan titik pengambilan sampel


dengan aman?
 Dapatkah sampel diambil dengan aman?
 Apakah pengambil sampel mengalami pemaparan bahan beracun dan
berbahaya saat mengambil sampel? Peralatan kesehatan dan keselamatan
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 3 dari 11

apa yang harus dipergunakan?


 Apakah pengambil sampel dapat terhindar dari hewan membahaya-kan,
misalnya nyamuk malaria, laba-laba, ular, babi hutan, beruang madu, buaya
dan sebagainya?
 Identifikasi Sumber-Sumber Kecelakaan
Sumber-sumber kecelakaan berasal dari:

 Bahaya bahan kimia seperti: Bahan kimia pengawet sampel yang


membahayakan seperti asam kuat (asam sulfat) dan basa kuat (natrium
hidroksida) yang dapat menyebabkan iritasi.
 Pelarut organik yang dapat menyebabkan keracunan dan iritasi tenggorokan
serta saluran pernafasan.
 Bahaya kecelakaan peralatan. Contohnya adalah pecahan peralatan dari gelas
atau sengatan listrik dari kabel pearalatan yang terkelupas.
 Bahaya lain yang dapat terjadi biasanya bersumber dari kesalahan sendiri,
seperti tertusuk/tergores saat menggunakan peralatan runcing/tajam, terpeleset
karena licin dan sebagainya.
 Pencegahan
Apabila sumber-sumber bahaya dan resiko telah teridentifikasi, pencegahan harus
dilakukan agar kecelakaan dapat dihindari. Sehubungan dengan itu, pengambil
sampel harus menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja yang
diperlukan. Selain itu petugas harus membawa kotak P3K yang berisi obat-obatan,
desinfektan, pelunak racun, salep dan lain-lain.

 Penyelamatan
Apabila terjadi kecelakaan, penyelamatan harus segera dilakukan. Berikut ini
beberapa contoh penyelamatan terhadap:
 Luka karena benda tajam atau pecahan gelas: Bersihkan luka dari debu dan
kotoran, cuci dengan alkohol dan keringkan, beri larutan yodium tinctur dan
apabila lukanya serius, cegah pendarahan lebih lanjut dan segera bawa ke
rumah sakit terdekat.
 Kecelakaan karena bahan kimia, yaitu:
a) Luka asam kuat seperti H2SO4, HCl, HNO3 dan asam asetat glasial.
Siram dengan air mengalir, siram dengan larutan soda kue (NaHCO 3)
5%; netralkan dengan larutan amonia (NH4OH) 5%.
b) Luka karena basa kuat seperti KOH dan NaOH. Siram dengan air
mengalir; netralkan dengan asam borat 4% atau asam asetat 1%.
c) Keracunan bahan kimia. Identifikasi jenis racun; bersihkan saluran
pernafasan dari kotoran, lendir atau muntahan; berikan pernafasan
buatan; jika jenis racun tidak diketahui, berikan pelunak racun yaitu norit
(karbon aktif), putih telur dan susu.
a) Apabila bahan tersebut berupa asam, tindakannya adalah: alirkan
air bersih pada bagian yang terkena panas, netralkan dengan
larutan natrium bikarbonat 5% dan teteskan minyak mineral.
b) Apabila bahan tersebut berupa basa, tindakannya adalah: alirkan
air bersih pada bagian yang terkena panas, netralkan dengan asam
borat 4% dan teteskan minyak mineral.
Kecelakaan akibat bahaya lain, bahaya lain adalah bahaya selain
yang disebutkan di atas, misalnya terkena bahan-bahan panas pada
mata atau muka
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 4 dari 11

 Meminimalkan Bahaya dan Resiko


Untuk meminimalkan bahaya dan resiko pengambilan sampel, hal-hal yang harus
dipertimbangkan

antara lain:

 Seluruh pengambil sampel harus mendapatkan pelatihan kesehatan kerja


yang memadai.
 Apabila jarak tempuh lokasi pengambilan sampel relatif jauh, usahakan
beristirahat minimal lima belas menit setiap tiga jam.
 Pilih rute yang aman untuk menuju ke titik pengambilan sampel. Karena itu,
sebaiknya lakukan survei pendahuluan setelah lokasi pengambilan ditentukan.
Selain itu, dapatkan informasi sedetail mungkin tentang lokasi tersebut sehingga
binatang berbahaya atau tanaman beracun dapat dihindari.
 Gunakan pakaian yang sesuai, termasuk helm/topi, kacamata sunscreen dan
sepatu antiselip. Bila perlu, bawa pakaian cadangan dan handuk sebagai
antisipasi jika pakaian yang digunakan basah atau jatuh ke dalam air. Untuk
pengambilan sampel air yang dalam atau air laut, gunakan jaket pelampung.
 Hindari kontak dengan air terkontaminasi dan selalu gunakan sarung tangan
karet saat mengambil sampel air limbah atau limbah beracun dan berbahaya.
Segera cuci tangan setelahnya.
 Jangan pernah mengambil sampel seorang diri dan usahakan berkomunikasi
dengan orang yang dapat membantu jika terjadi kecelakaan. Karena itu, bawa
handphone atau radio komunikasi. Selain itu, bawa peta, kompas dan apabila
diperlukan alat global positioning system (GPS).
 Meminimalkan kerusakan atau pencemaran lingkungan saat mengambil sampel.
Apabila limbah dihasilkan pada saat itu, kumpulkan dan pisahkan ke dalam
wadah dengan label yang sesuai dan bawa ke laboratorium untuk dikelola
dengan lebih baik.

5. DEFINISI
 Pemantauan lingkungan adalah pengulangan uji parameter lingkungan di lokasi dan
titik pengambilan sampel yang telah ditetapkan pada periode tertentu. Sampel
lingkungan yang diambil dapat mewakili kondisi sesungguhnya untuk parameter
yang sama dalam periode tertentu sehingga data pemantauan dapat dibandingkan.
 Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali
air laut dan air fosil.
 Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk
dan muara.
 Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan
bagi peruntukan tertentu.
o Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air:

 Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaaan tersebut;
 Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 5 dari 11

dengan kegunaan tersebut;


 Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;
 Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
 Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau
komponen lain yang terdapat dalam air dan atau unsur pencemar yang ada di
dalam air.
 Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
 Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau
jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
 Pencemaran air adalah masuknya dan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
 Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara
terpadu dengan pendekatan ekosistem. Keterpaduan tersebut dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
 Kecerahan dan Kekeruhan. Nilai kekeruhan dapat menggambarkan transmisi
cahaya yang menembus perairan, sedangkan kecerahan menggambarkan daya
tembus cahaya matahari yang tampak dalam perairan. Nilai kekeruhan umumnya
berbanding terbalik dengan kecerahan. Satuan Kekeruhan NTU (Nephelometric
Turbidity Unit). Kekeruhan umumnya karena tinggi kandungan partikel dalam air
yang meliputi partikel-partikel tanah (tanah liat, lumpur dan pasir) dan partikel-
partikel lainnya yang terlarut pada badan air. Meningkatnya tingkat kekeruhan air
dapat mengurangi masuknya cahaya ke dalam air dan mempertinggi suhu air
sehingga berdampak pada penurunan kandungan oksigen terlarut dalam air.
 Kecerahan dan Kekeruhan. Nilai kekeruhan dapat menggambarkan transmisi
cahaya yang menembus perairan, sedangkan kecerahan menggambarkan daya
tembus cahaya matahari yang tampak dalam perairan. Nilai kekeruhan umumnya
berbanding terbalik dengan kecerahan. Satuan Kekeruhan NTU (Nephelometric
Turbidity Unit). Kekeruhan umumnya karena tinggi kandungan partikel dalam air
yang meliputi partikel-partikel tanah (tanah liat, lumpur dan pasir) dan partikel-
partikel lainnya yang terlarut pada badan air. Meningkatnya tingkat kekeruhan air
dapat mengurangi masuknya cahaya ke dalam air dan mempertinggi suhu air
sehingga berdampak pada penurunan kandungan oksigen terlarut dalam air.
 Warna. Satuan hasil analisa terhadap warna air adalah Pt-Co (Percent Color).
 Jumlah Padatan Tersuspensi (Total Solid Suspended/TSS) dan Muatan
Padatan Terlarut (Total Dissolve Solid/TDS). Total Suspended Solid adalah
banyaknya residu (zat padat) yang tersuspensi dalam air akibat kekeruhan air dan
pendangkalan sungai. Padatan tersuspensi pada umumnya menggambarkan
campuran dari berbagai bahan organik dan anorganik (tanah liat dan debu) yang
tersuspensi dalam air. Sedangkan muatan padatan terlarut dapat menggambarkan
senyawa-senyawa organik dan non-organik terlarut seperti garam nineral dan metal.
 Daya Hantar Listrik (DHL). DHL menunjukkan kemampuan air menghantar listrik
yang pada umumnya berbanding lurus dengan kandungan garam-garam terlarut.
 Lapisan Minyak. Tumpahan lapisan minyak akibat tumpahan minyak dan limbahnya
dari workshop, serta kegiatan pencucian di kapal-kapal.
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 6 dari 11

 Kandungan Senyawa Nitrogen. Perairan kondisi aerobik dalam bentuk Nitrat dan
dalam keadaan anerobik terdapat dalam bentuk ammonium. Senyawa dalam bentuk
nitrit umumnya dijumpai dalam kadar yang relatif kecil atau pada beberapa kondisi
tertentu kondisinya besar. Nitrit merupakan senyawa yang kurang stabil yang
tergantung pada kandungan oksigen terlarut dalam perairan.
 Amoniak. Adanya amoniak di dalam air biasanya menunjukkan hasil tambahan
adanya penguraian protein tanaman, hewan, kotoran/urine hewan dan manusia
serta dekomposisi bahan organik (pupuk dan lain-lain). Tingginya amoniak sejalan
dengan kebutuhan COD yang tinggi sebagai akibat tingginya bahan organik yang
terlarut dalam air sungai. Hal ini juga mencirikan kurangnya bakteri yang dapat
mengubah amoniak menjadi nitrit dan selanjutnya menjadi nitrat.
 Senyawa Fosfat. Unsur P merupakan salah satu unsur esensial bagi pertumbuhan
biota nabati. Bentuknya anorganik (ortho, organo dan poli fosfat) dan organik
sebagai suspensi garam-garam yang tidak larut.
 Senyawa Sulfur. Bentuknya sulfat dan sulfida.
 DO, BOD dan COD. Larutan oksigen (Dissolved Oxygen/DO) adalah oksigen yang
tercampur dalam air. Oksigen sangat penting untuk makhluk hidup dalam air karena
DO sangat berguna sebagai petunjuk atau indikator umum untuk menentukan
kualitas air. Oksigen terlarut (DO). Oksigen terlarut dalam air sangat cepat berubah
dipengaruhi udara maupun pengangkutan/goncangan. Untuk mengukur diperlukan
alat DO meter dengan menggunakan gelas BOD. Satuannya mg/l.
 Jika nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) tinggi, maka terjadi akumulasi bahan
yang relatif tinggi secara biokimia. COD (Chemical Oxygen Demand). Nilai COD
yang tinggi mengakibatkan besarnya oksigen bebas yang dimanfaatkan untuk
proses penguraian bahan organik dan anorganik di dalam badan air yang
berdampak berkurangnya oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
lainnya di dalam badan air tersebut.

 Kesadahan. Banyaknya kandungan senyawa kapur (Kalsium Hidroksida dan


Kalsium Karbonat) dalam air. Kesadahan ditunjukkan oleh pH yang tinggi (pH > 7).
 Ca, Mg, K dan Na. Merupakan kation logam alkali-tanah yang terdapat dalam air.
Pada air tawar Ca lebih tinggi dari Mg, begitu juga dengan Na lebih tinggi dari K.
Pada air laut Mg dominan dan konsentrasi K relatif tetap lebih rendah daripada Na.
 Besi dan Mn. Besi dan Mn merupakan unsur logam yang cukup toksik (beracun)
terhadap organisme perairan. Sumber Besi dan Mn berasal dari industri, bahan
tambang, pencucian mineral alam dan lain-lain.
 Cd, Cu, Ni, Zn, Cr, Hg, dan Pb. Sumber unsur-unsur logam tersebut berasal dari
pasokan sungai.
 Karbon dioksida bebas. Air permukaan umumnya mengandung CO 2 yang
bebas kurang dari 10 mg/l, air yang mengandung CO 2 tinggi mengakibatkan korosi.
Metoda pengukuran langsung di lapangan dan metode titrimetrik.
 Chlorine Bebas. Klorin dan klorindioksida umumnya merupakan disinfectant
yang mudah didapat dan berharga murah. Klorin biasanya biasanya berasal dari gas
klorin, NaOCl(OCl)2 dan HOCl yang mempunyai sifat mudah menguap sehingga
akan terjadi perubahan selama pengangkutan dan penyimpanan, maka perlu
dilakukan analisa segera dengan metoda Yodometri atau metoda Kalorimetri dengan
DPD dan alat analisa lapangan berupa alat komparator Ortolidin.
 Iodine (yodium). Iodine tidak terdapat di perairan umum, akan tetapi biasa
diguna-kan di kolam renang, kelebihan Iodine mengakibatkan iritasi pada mata.
Metoda pengukuran adalah Titrasi Amperometrik.
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 7 dari 11

 Derajat keasaman (pH) menunjukkan kadar asam/basa dalam air. Alat pengukur
pH adalah pH meter (metoda potensiometrik).
 Temperatur Air. Temperatur Air akan berubah tergantung iklim dan lingkungan
dimana air tersebut berada, alat pengukur Temperatur digunakan termometer.
 Ozone (O3). Ozon biasa digunakan untuk membasi mikroba patogen (Ozonisasi
pada air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang. O 3 sangat mudah berubah
menjadi oksigen karena sama-sama mengandung O. Untuk pengukuran digunakan
metoda kalorimeter.
 Fenol. Fenol adalah senyawa organik yang dicirikan dengan senyawa hidroksil (-
OH) yang menempel pada atom karbon dalam lingkaran senyawa aromatiknya.
Senyawa Fenol berasal dari sintesa bahan-bahan organik, dan Fenol banyak
digunakan di pabrik plastik, kertas, pupuk, bahan peledak, tekstil, cat, kayu dan
sabun. Fenol digunakan juga sebagai bahan antiseptik dan desinfektan. Fenol
dikategorikan sebagai bahan beracun, bersifat korosif dan mudah terbakar. Nama
lain untuk Fenol adalah benzenol atau carbolic acid.
 Nilai Fenol yang tinggi di perairan sungai kemungkinan berasal dari
penguraian/sintesa bahan-bahan organik yang berasal dari akar-akar pohon, dan
batang pohon yang terendam air.

6. PROSEDUR
Aspek Pengambilan Sampel Air
Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan sampel air antara lain:

 Melakukan swapantau kadar parameter baku mutu air limbah, sekurang-kurangnya


memeriksa pH air limbah dan mencatat tinggi elevasi air limbah harian.
 Mengambil dan memeriksa semua kadar parameter baku mutu air limbah secara
periodik sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 bulan yang dilaksanakan oleh pihak
laboratorium yang telah terakreditasi.
 Menyampaikan laporan tentang hasil analisis air limbah dan debit harian sekurang-
kurangnya 3 bulan sekali kepada Direktur Direktorat Teknik Lingkungan Mineral
Batubara dan panas bumi, dengan tembusan kepada Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bapedalda Provinsi, Dinas, Bapedalda kabupaten,
Dinas Kehutanan provinsi dan Dinas Kehutanan kabupaten serta instansi lain yang
terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Jumlah titik dan frekuensi pengambilan sampel yang tergantung pada biaya,
masalah yang dihadapi dan tujuan pengambilan sampel yang ditetapkan.
Pengambilan sampel air limbah di settling pond atau catchment dam untuk uji
parameter pH dan TSS dilakukan secara harian sedangkan untuk parameter-
parameter unsur kimia dan fisika lainnya sesuai baku mutu yang ditetapkan
dilakukan setiap satu bulan sekali dan pelaporannya setiap tiga bulan sekali (setiap
triwulan sekali). Pengambilan sampel air sungai dan laut dilakukan setiap tiga bulan
sekali (setiap triwulan).
 Tanggal sampel dan jam sampel adalah tanggal dan jam saat sampel diambil, bukan
tanggal penerimaan atau pemeriksaan sampel di laboratorium, karena ada
ketentuan batas waktu penyimpanan maksimum sampel.
 Tujuan, lokasi dan titik pengambilan sampel serta homogenitas sampel untuk
mendapatkan sampel yang representatif atau mewakili. Gambar yang menunjukkan
sketsa lokasi dan titik pengambilan sampel berupa titik aliran dari lokasi titik
pengelolaan dan pemantauan dapat dilihat pada lampiran SOP Pengelolaan Air
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 8 dari 11

Permukaan.
 Parameter utama kualitas lingkungan. Untuk mengetahui kualitas air limbah di
catchment dam atau settling pond dan stockpile batubara di daerah tambang, maka
parameter utama yang harus diuji adalah pH (derajat keasaman), jumlah padatan
tersuspensi atau total suspended solid (TSS), konsentrasi Mangan (Mn) dan
konsentrasi Besi (Fe). Untuk settling pond di daerah workshop, tangki penimbunan
bahan bakar dan genset (PLTD): jumlah padatan tersuspensi (TSS), muatan
padatan terlarut (TDS), kadar minyak dan lemak. Sedangkan untuk mengetahui
kualitas air sungai dan air laut maka parameter yang harus diuji harus memenuhi
parameter baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Parameter baku mutu terlampir.
 Kualitas pengambilan sampel (sampler) lingkungan harus diambil oleh personel
yang telah mendapatkan pelatihan pengambilan sampel dan mampu
mendemonstrasikan keterampilannya tersebut.
 Peralatan pengambilan sampel dan alat perlengkapan diri (APD) yang memadai.
 Tempat pengambilan sampel harus mempunyai kondisi aman, sebagai contoh
pengambil sampel harus terhindar dari kondisi tergelincir.
 Wadah sampel air secara umum terbuat dari gelas atau plastik sesuai jenis sampel
yang diambil. Wadah dapat ditutup dengan kuat dan rapat, mudah dicuci, tidak
mudah pecah atau bocor, tidak menyerap zat-zat kimia dari sampel, tidak
melarutkan zat-zat kimia ke dalam sampel dan tidak menimbulkan reaksi antara
bahan wadah dan sampel.
 Pengawetan sampel. Sampel lingkungan dapat mengalami perubahan secara fisika,
kimia atau biologi. Oleh karena itu sampel harus diawetkan sebelum mengalami
degradasi atau penguapan. Idealnya sampel lingkungan harus dianalisis sesegera
mungkin setelah pengambilan sampel. Namun hal itu tidak mungkin dilakukan
karena jarak antara lokasi pengambilan sampel dan laboratorium relatif jauh. Cara-
cara pengawetan sampel diantaranya dengan melakukan pendinginan,
penambahan asam nitrat, penambahan asam sulfat, penambahan garam
(diantaranya garam sulfat) dan penambahan basa.
 Batas penyimpanan maksimum. Meskipun sampel lingkungan telah diawetkan
sesuai persyaratan, hal itu tidak berarti sampel tersebut akan tetap stabil dalam
jangka waktu yang lama. Batas penyimpanan maksimum setelah pengambilan
sampel dan pengawetan sampel untuk berbagai parameter uji terlampir.
 Label identifikasi wadah sampel memuat nomor wadah, lokasi dan titik pengambilan
sampel, waktu pengambilan sampel, jenis sampel, pengawetan, parameter uji dan
nama pengambil sampel.
 Transportasi sampel dari lokasi pengambilan sampel ke laboratorium harus
dipertimbangkan karena beberapa sampel lingkungan mempunyai batas
penyimpanan maksimum kurang dari sehari.
 Laboratorium Lingkungan (Environmental Laboratory) Skala Kecil (minilab) yang
mandiri dan terdapat di jobsite untuk menganalisis data sampel air kolam
pengendapan dibutuhkan dengan pertimbangan:
a) Jumlah titik pemantauan yang banyak, meningkat dari waktu ke Waktu
dan batas waktu penyimpanan maksimum sampel.
b) Kebutuhan memperoleh hasil data yang cepat dan akurat sehubungan
dengan keterkaitan perolehan data dengan prosedur
penutupan/pembukaan pintu settling pond.
c) Parameter lingkungan yang dianalisis: pH, TSS, konsentrasi Fe dan Mn,
sedangkan untuk parameter-parameter unsur dan senyawa lainnya tetap
dapat dilakukan oleh laboratorium di luar jobsite.
d) Laboratorium di Jobsite juga dapat melayani pekerjaan-pekerjaan
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 9 dari 11

lainnya seperti menghitung densitas dan waktu pengendapan (Settling


time).
Metoda Pengambilan Sampel Air.
 Sampel Air Sungai.
 Penetapan lokasi pengambilan sampel untuk uji kimia dan fisika
tergantung pada lokasi sungai terhadap kegiatan yang akan dipantau,
homogenitas sebaran polutan dan pola aliran.
Penetapan titik sampling secara umum mengacu kepada:

Debit Jumlah Titik Pengambilan Kedalaman


Sampel

5 m3/detik 1 titik ½ kedalaman


sungai

5-150 m3/detik 2 titik (1/3 & 2/3 lebar ½ kedalaman


sungai) sungai

> 150 m3/detik minimum enam titik (jarak 0,2 & 0,8 kali
¼, ½, ¾ lebar sungai) kedalaman
sungai

 Pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi maka cara pengambilan dan


penanganan sebagai berikut:
 Sampel diambil dengan botol steril yang telah dipasang pada alat pemberat
(dicelupkan).
 Gunakan sarung tangan bila menyentuh sampel.
 Alat yang digunakan sebaiknya dibalut dengan aluminium foil yang telah
disetrilkan.
 Botol jangan dibilas dengan sampel.
 Segera dinginkan sampel pada suhu +40 0C.

 Pengambilan sampel untuk uji total oil dan parameter-parameter bersifat volatile
(mudah menguap):
 Pengambilan sampel secara grab.
 Botol sampel terbuat dari kaca dengan permukaan yang luas
dengan volume 1 liter.
 Tidak dilakukan pembilasan pada botol.
 Pengisian botol tidak sampai penuh.
 Saat pengambilan sebaiknya menggunakann sarung tangan.

 Pengambilan Sampel Untuk Uji Biota Perairan.


Pengambilan sampel untuk plankton :

 Pengambilan sample sedekat mungkin dengan tempat pengambilan sampel


kimia/fisika untuk memudahkan menganalisa korelasi dari parameter uji.
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 10 dari 11

 Kondisi fisik alam seperti kedalaman, laju alir dan pasang surut sungai
akan mempengaruhi pemilihan lokasi sampling.
 Di sungai yang terjadi pencampuran secara vertical dan harizontal
pengambilan sampel dilakukan pada kedalaman 0,5~1 meter dibawah
permukaan.
 Pengambilan sampel untuk benthos.
 Tentukan dulu tujuan pengambilan sample Contoh :
a) Untuk menentukan apakah populasi yg ada di hilir telah
mengalami kerusakan akibat pembuangan limbah, pengambilan
sample cukup di hulu & hilir.
b) Untuk mengetahui sejauh mana kerusak-an biota akibat buangan
limbah maka dilakukan pengambilan sampel di banyak titik.

 Sampel Air Laut


Penetapan Lokasi Titik Sampling Air laut dipengaruhi oleh pasang surut, arus, musim
dan arus sungai.

 Di muara pola sebaran air sangat dipengaruhi oleh arus laut dan sungai.
 Kalau arah arus laut menuju barat, aliran sungai juga menuju barat.
 Pada saat pasang sebaran massa air akan tersebur disepanjang pantai.
 Bila lokasi dekat muara untuk itu perlu ditentukan: tujuan penelitian, dimensi
ruang dan waktu pengamatan, jumlah stasiun pengambilan dan penentuan
lokasi (stasiun pengamatan dengan GPS).
 Cara pengambilan sampel untuk uji mikrobiologi.
 Prinsip pengambilan sampel untuk keperluan analisis bakteri indikator
pencemaran harus secara aseptis (suci hama) dan bakteri yang akan
dianalisis memang berasal dari perairan tersebut.
 Sumber kesalahan biasanya terjadi saat membuka tutup botol sebelum
mencapai kedalaman contoh air yang akan diambil sehingga botol pengambil
menjadi terkontaminasi oleh bakteri yang berada di atas permukaan air.
a) Cara pengambilan sampel plankton di laut.
b) Mendatar (horisontal) plankton diambil secara harizontal pada
kedalaman tertentu seperti diinginkan perlahan sekitar 2 knot.
Jaring ditarik sekitar 5-8 menit. Dari cara ini akan didapatkan jumlah
plankton cukup banyak walau terbatas pada satu lapiran saja.
c) Mendatar (vertikal), plankton diambil secara vertikal dari
kedalaman tertentu dan ditarik keatas dengan kecepatan 0,5
m/detik pada posisi kapal berhenti. Plankton akan terambil dari
seluruh kolom air.
d) Miring (oblique) pemberat dipasang pada ujung kawat, jaring
diikat pada beberapa kedalam tertentu, besar sudut dipertahankan
450 (biasanya dilakukan di laut dengan kedalaman 200-300 m).

Pengolahan Data Sampel Air


Hasil analisis data sampel yang diperoleh dari Laboratorium dalam bentuk cetakan
kemudian di simpan dengan baik dan datanya dimasukkan ke dalam file komputer.

Selanjutnya data-data tersebut diolah dalam bentuk:

 Pembuatan Database dan Data Grafis, data analisis kualitas air dari laboratorium
yang diterima langsung disimpan dengan baik. Data-data tersebut kemudian di-
No. Dokumen No. Revisi

PROSEDUR ST.HSE.KP.021
Tanggal Terbit
00
Halaman

PENGAMBILAN SAMPEL AIR 04 Desember 2023 11 dari 11

input ke file komputer sehingga terbentuk Database Data Pengamatan Parameter


Lingkungan untuk data sampel air dengan format MS- Excell dan MS-Access. Data-
data pengamatan kemudian diolah dalam bentuk Pengolahan Data Lingkungan
dengan format grafis. Pengolahan Data Lingkungan berbentuk:
 Grafik Prosentase Parameter Lingkungan yang Tidak Memenuhi Baku Mutu
dari Pengamatan Sampel Air di Titik Penaatan dalam bentuk Chart Pie (grafik
berbentuk potongan lingkaran).
 Grafik Pengamatan Parameter Lingkungan terhadap Waktu. Grafik
menunjukkan pengamatan nilai parameter lingkungan pada settling pond dan
sungai/laut. Grafik dibuat dengan bantuan program MS-Excell dan
ditampilkan untuk laporan dengan program MS-Word. Dalam laporan
dicantumkan garis baku mutu untuk setiap parameter.
 Pembuatan Peta Lingkungan.
 Peta Sebaran Diagram Prosentase Parameter Lingkungan yang melebihi
Nilai Baku Mutu (Peta Penaatan) yang berisi informasi mengenai:
a) Prosentase Parameter Lingkungan Yang Melebihi Baku Mutu dari
Pengamatan Sampel Air di Titik Penaatan dalam bentuk Chart Pie
(grafik berbentuk potongan lingkaran).
b) Lokasi Pengamatan.
c) No. Stasiun.
d) Perioda Pengamatan.
e) Jumlah Parameter.
f) Total Pengukuran.

 Pembuatan Peta Sebaran Nilai Parameter Lingkungan (Peta Para-meter


Utama Lingkungan) dan Peta Sebaran Nilai Parameter Linkungan (Peta
Parameter Utama Lingkungan)

7. DOKUMENTASI
 Prosedur Audit Internal Perusahaan Pros/CR-12

 Hasil HIRA, Audit disimpan selama minimal 3(tiga) tahun

Anda mungkin juga menyukai