ANALISIS PROGRAM
Target: 100%
1
Penyuluhan 5682 2500 43,99% 100% -56,01% Tidak
PHBS di memenuhi
keluarga target
Penyuluhan PHBS di keluarga pada tahun 2023 sejak Bulan Januari hingga Bulan
September adalah sebesar 80,80%. Cakupan tersebut dihitung dari pencapaian dan
sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam satu tahun.
Cakupan tersebut didapat dari 846 keluarga yang mendapat penyuluhan PHBS dari 1.047
keluarga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
2
dilaksanakan setiap triwulan terintegrasi dengan kegiatan penjaringan sekolah,
didukung alat bantu/media penyuluhan.
Sasaran: Jumlah sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.
Cara Perhitungan:
Jumlah sekolah yang mendapat penyuluhan tentang PHBS di wilayah kerja puskesmas
Jumlah seluruh sekolah yang ada diwilayah kerja Puskesmas
x 100%
Target: 100%
Penyuluhan PHBS di keluarga pada tahun 2023 sejak Bulan Januari hingga Bulan
September adalah sebesar 126,67%. Cakupan tersebut dihitung dari pencapaian dan
sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam satu tahun.
Cakupan tersebut didapat dari 19 sekolah mendapat penyuluhan PHBS dari 15 sekolah
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
2.1.3 Cakupan penyuluhan PHBS di tempat-tempat umum
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
3
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
yang ber-PHBS. Penyampaian informasi kepada masyarakat di tempat-tempat umum oleh
petugas puskesmas/mitra kerja di puskesmas dengan waktu 10-15 menit.
Definisi Operasional: Penyuluhan PHBS di Tempat-Tempat Umum adalah
kegiatan penyampaian informasi oleh petugas Puskesmas/mitra kerja Puskesmas
kepada pengelola tempat-tempat umum secara berkelompok (5-30 orang) dengan
sasaran tempat-tempat Umum/TTU yang terdiri dari mesjid, teminal, hotel, pasar,
tempat wisata, dilaksanakan 2 kali dalam setahun, didukung alat bantu/media
penyuluhan.
Sasaran: Jumlah seluruh tempat-tempat umum di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun.
Cara Perhitungan:
Jumlah tempat−tempat umum yang mendapat penyuluhan tentang PHBS di wilayah kerja pusk
Jumlah seluruh tempat−tempat umum di wilayah kerja Puskesmas
x 100%
Target: 100%
4
Penyuluhan PHBS di Tempat Umum pada tahun 2023 sejak Bulan Januari hingga
Bulan September adalah sebesar 110%. Cakupan tersebut dihitung dari pencapaian dan
sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam satu tahun.
Cakupan tersebut didapat dari 33 tempat umum yang mendapat penyuluhan PHBS dari 30
tempat umum yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
2.1.4 Cakupan frekuensi penyuluhan di fasilitas kesehatan
PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang sehat dan mencegah penularan penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan.
Penyampaian informasi kepada masyarakat di fasilitas kesehatan oleh petugas
puskesmas/mitra kerja di puskesmas dengan waktu 10-15 menit.
Definisi Operasional: Penyuluhan PHBS di Fasilitas Kesehatan adalah kegiatan
penyampaian informasi secara berkelompok (5-30 orang) kepada pengunjung
Puskesmas dan jaringannya oleh petugas di dalam gedung Puskesmas dan
jaringannya (Pustu, Poskesdes) dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu selama
satu bulan (8 kali) dalam setahun 8 x 12 bln (96 kali), materi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), didukung alat bantu/media penyuluhan.
Sasaran: Jumlah seluruh fasilitas kesehatan yang melakukan penyuluhan
sebanyak 96x dalam kurun waktu satu tahun.
Cara Perhitungan:
Jumlah penyuluhandi Fasilitas Kesehatan
x 100%
96 x
Target: 100%
5
Tabel 2. 8 Frekuensi Penyuluhan di Fasilitas Kesehatan pada Bulan Januari-
September Tahun 2023
Program Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Penyuluhan 24 26 108,33% 100% +8,33% Memenuhi
PHBS di target
Sekolah
Penyuluhan PHBS di Fasilitas Kesehatan pada tahun 2023 sejak Bulan Januari
hingga Bulan September adalah sebesar 108,33%. Cakupan tersebut dihitung dari
pencapaian dan sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam
satu tahun. Cakupan tersebut didapat dari 26 kali di Fasilitas Kesehatan yang mendapat
penyuluhan PHBS dari 24 kali di Fasilitas Kesehatan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Cililin.
2.1.5 Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K)
Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah program upaya
pemberdayaan perorangan dan keluarga oleh petugas puskesmas melalui proses
pembelajaran dengan sasaran perseorangan.
Definisi Operasional: Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) di
Puskesmas adalah pengunjung/pasien yang harus mendapat tindak lanjut dengant
KIP/K di klinik khusus atau klinik terpadu KIP/K, terkait tentang Gizi, P2M,
sanitasi, PHBS, penyuluhan kesehatan gigi dan lain-lain. Sesuai kondisi/masalah
dari pengunjung/pasien dengan didukung alat bantu media KIP/K. Pembuktian
dengan nama pasien, tanggal konsultasi, nama petugas konsultan, materi
konsultasi, buku visum.
Sasaran: Seluruh pengunjung Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.
Cara Perhitungan:
pengunjung
Jumlah puskesmas yang mendapat KIP/ K
pasien x 100%
Jumlah seluruh pengunjung puskesmas dalam kurun 1 tahun
Target: 5%
Tabel 2. 9 Komunikasi Interpersonal dan Konseling di Puskesmas Cililin Tahun
2022
Program Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Penyuluhan 27.954 884 3,16% 5% -1,84% Tidak
6
PHBS di memenuhi
Sekolah target
Komunikasi Interpersonal dan Konseling pada tahun 2023 sejak Bulan Januari
hingga Bulan September adalah sebesar 102,13%. Cakupan tersebut dihitung dari
pencapaian dan sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam
satu tahun. Cakupan tersebut didapat dari 480 pasien yang mendapat Komunikasi
Interpersonal dan Konseling dari 470 pasien yang datang ke Puskesmas Cililin.
2.1.6 Cakupan penyuluhan kelompok oleh petugas kesehetan di dalam
Gedung puskesmas
Penyampaian informasi kesehatan perorangan kepada masyarakat pengunjung
puskesmas yang berobat ke puskesmas dilakukan di tempat khusus atau ruang tunggu
dengan waktu kurang lebih sekitar 10 hingga 15 menit dengan materi sesuai masalah atau
isu kesehatan setempat dan berkaitan dengan pasien serta didukung alat bantu atau media
penyuluhan berupa lembar balik.
Definisi Operasional: Penyuluhan kelompok oleh petugas didalam gedung
Puskesmas adalah penyampaian informasi kesehatan kepada sasaran pengunjung
Puskesmas secara berkelompok (5-30 orang) yang dilaksanakan oleh petugas,
dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu selama satu bulan (8 kali) dalam setahun 8
x 12 bln (96 kali), didukung alat bantu/media penyuluhan 96 kali. Pembuktiannya
dengan jadwal, materi, dokumentasi, pemberi materi, alat bantu yang digunakan,
buku visum.
Sasaran: 96 kali penyuluhan kelompok di dalam Gedung puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun.
Cara Perhitungan:
7
Jumlah penyuluhankelompok didalam gedung puskesmas dalam 1 tahun
x
96 kali (setahun)
100%
Target: 100%
Tabel 2. 11 Penyuluhan Kelompok oleh Petugas Kesehetan di dalam Gedung
Puskesmas Tahun 2022
Program Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Penyuluhan 96 102 106% 100% +6,25% Memenuhi
PHBS di target
Sekolah
8
yang mengalir memakai sabun, menggunakan jamban, membuang sampah pada
tempatnya, tidak merokok, tidak meludah sembarangan dan memberantas jentik
nyamuk. Pembuktian dengan : hasil data kajian PHBS Institusi Kesehatan, tanggal
pengkajian, petugas yang mengkaji, analisis hasil kajian.
Sasaran: Seluruh institusi Kesehatan yang ada di wilayah puskesmas dalam
kurun waktu 1 tahun.
Target: jumlah institusi Kesehatan ber PHBS di wilayah kerja puskesmas dalam
kurun waktu 1 tahun.
Cara Perhitungan:
Jumlah institusi kesehatan ber−PHBS di wilayahkerja puskesmas dalam kurun 1tahun
Jumlah seluruh institusi kesehatan yang ada di wilayah puskesmas
x 100%
Target: 100%
Pembinaan PHBS di Tatanan Institusi Kesehatan pada tahun 2023 sejak Bulan
Januari hingga Bulan September adalah sebesar 100%. Cakupan tersebut dihitung dari
pencapaian dan sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam
9
satu tahun. Cakupan tersebut didapat dari 64 institusi kesehatan ber-PHBS dari 64
institusi kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
11
Tabel 2. 18 Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga pada Bulan Januari-
September Tahun 2023
Program Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Penyuluhan 2.916 2.925 100,31% 65% +35,31% Memenuhi
PHBS di target
Sekolah
Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga pada tahun 2023 sejak Bulan
Januari hingga Bulan September adalah sebesar 100,31%. Cakupan tersebut dihitung dari
pencapaian dan sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam
satu tahun. Cakupan tersebut didapat dari 2.925 keluarga dari 2.916 keluarga yang berada
di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
12
desa
Jumlah siaga aktif di wilayah kerja puskesmas dalam kurun 1 tahun
kelurahan
desa
Jumlah seluruh siaga di wilayahkerja puskesmas dalam kurun 1tahun
kelurahan
x 100%
Target: 100%
13
2.1.11 Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui presentase (%) Posyandu
strata Purnama dan Mandiri (Prosentase Posyandu yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Strata Purnama dan Mandiri)
Pembinaan posyandu dilaksanakan secara terpadu melalui Program Kerja
Posyandu yang ada di desa atau kelurahan dengan tujuan agar posyandu dapat
menyelenggarakan kegiatannya dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Definisi Operasional: Posyandu Purnama adalah Posyandu yang dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya utamanya lebih dari
50%, mempunyai kegiatan tambahan lebih dari 2 kegiatan, dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50%
kepala keluarga di wilayah kerja posyandu.
Posyandu mandiri adalah posyandu yang dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mempunyai kegiatan
tambahan lebih dari 2 kegiatan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% kepala
keluarga yang bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu. Pembuktian dengan :
data strata posyandu, SK Pokjanal Kecamatan, SK Pokja Desa/Kelurahan.
Sasaran: Jumlah seluruh posyandu di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun.
Cara Perhitungan:
Jumlah posyandu strata purnama danmandiri
x 100%
Jumlah seluruh posyandu yang ada di wilayahkerja puskesmas
Target: 65%
Pembinaan UKBM Posyandu Purnama dan Mandiri pada tahun 2023 sejak Bulan
Januari hingga Bulan September adalah sebesar 98,39%. Cakupan tersebut dihitung dari
pencapaian dan sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam
satu tahun. Cakupan tersebut didapat dari 61 pembinaan UKBM Posyandu Purnama dan
Mandiri dari 62 UKBM Posyandu Purnama dan Mandiri yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Cililin.
2.1.12 Cakupan Advokasi Puskesmas kepada Kepala Desa/Kelurahan,
Camat dan Lintas Sektor
Definisi Operasional: Kegiatan advokasi yang dilakukan tenaga kesehatan
Puskesmas dengan sasaran kepada Kepala Desa/Kelurahan, Camat, Lintas Sektor,
dilakukan minimal (satu) kali dalam satu bulan, guna mendapatkan
komitmen/dukungan kebijakan/ang-garan dalam bidang kesehatan. Pembuktian
dengan buku visum, substansi advokasi, nama petugas yang mengadvokasi,
tanggal pelaksanaan kegiatan, hasil advokasi.
Sasaran: Jumlah seluruh kepala desa, camat, dam lintas sektor wilayah kerja
puskesmas cililin dalam kurun waktu 1 tahun.
Cara Perhitungan:
desa camat
Jumlah kegiatan advokasi kepada kepala , sektor
lurah lintas x 100%
12 kali
Target: 100%
15
Tabel 2. 23 Advokasi Puskesmas kepada Kepala Desa/Kelurahan, Camat dan
Lintas Sektor Tahun 2022
Program Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Penyuluhan 12 12 100% 100% 0% Memenuhi
PHBS di target
Sekolah
16
Jumlah kegiatan puskesmas diluar gedung dilaksanakan dengan mitra kerja
12 kali
x 100%
Target: 100%
Penggalangan kemitraan pada tahun 2023 sejak Bulan Januari hingga Bulan
September adalah sebesar 100%. Cakupan tersebut dihitung dari pencapaian dan sasaran
selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam satu tahun. Cakupan
tersebut didapat dari 6 kemitraan dari 6 kemitraan berada di wilayah kerja Puskesmas
Cililin.
Tabel 2.28 Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader pada Bulan Juli-September
Tahun 2023
Program Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan Kesimpulan
Penyuluhan 9 9 100% 100% 0,00% Memenuhi
PHBS di target
Sekolah
Orientasi promosi kesehatan bagi kader pada tahun 2023 sejak Bulan Januari
hingga Bulan September adalah sebesar 100%. Cakupan tersebut dihitung dari
pencapaian dan sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam
satu tahun. Cakupan tersebut didapat dari 9 cakupan orientasi promosi kesehatan bagi
kader dari 9 kader berada di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
18
3. Edukasi adalah sesuatu kegiatan yang mendorong terjadinya penambahan
pengetahuan, perubahan sikap, perilaku dan ketrampilan
seseorang/kelompok secara wajar.
Media yang digunakan dapat melalui: stiker, poster, siaran radio, televisi,
surat kabar, leaflet/brosur, media sosial, dll.
Definisi Operasional: Kegiatan penyebarluasan informasi Kesehatan dengan
menggunakan berbaga media komunikasi, informasi dan edukasi yang ada di puskesmas,
meliputi :
1. Dalam Gedung : media cetak (leaflet, booklet, poster, alat peraga, media
elektronik (TV, infokus))
2. Luar Gedung : spanduk, billboard, umbul-umbul
3. Media elektronik : TV, radio, SMS
4. Media sosial
5. Media tradisional
Sasaran: Jumlah seluruh jenis media di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun yang menggunakan media KIE untuk menyebarluaskan informasi
kesehatan.
Cara Perhitungan:
Jumlah jenis media KIE yang digunakanuntuk penyebar luasan informasi kesehatan
5 jenis media
x 100%
Target: 100%
19
PHBS di target
Sekolah
Penggunaan media KIE pada tahun 2023 sejak Bulan Januari hingga Bulan
September adalah sebesar 245,10%. Cakupan tersebut dihitung dari pencapaian dan
sasaran selama 9 bulan, sedangkan seharusnya dihitung dari data dalam satu tahun.
Cakupan tersebut didapat dari 250 cakupan penggunaan media KIE untuk
menyebarluaskan informasi dari 102 cakupan penggunaan media KIE untuk
menyebarluaskan informasi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Cililin.
20
desa SMD
Jumlah mendapat pendampingan kegiatan pemberdayaanmasyarakat ( )
kelurahan MMD
desa
Jumlah yang ada di wilayahkerja pusksmas
kelurahan
x 100%
Target: 100%
21
1 Penyuluhan 5682 2500 43,99% 80% -36,01% Tidak
PHBS di keluarga memenuhi
target
2 Pengkajian dan 50 20 40% 100% -60% Tidak
pembinaan PHBS memenuhi
di tatanan sekolah target
23
3 Pengkajian dan 30 33 110% 100% +10% Memenuhi
pembinaan PHBS target
di tempat umum
1. Penyuluhan PHBS di 4 4 5 13 I
keluarga
-36,01%
2. Komunikasi 5 2 4 11 III
Interpersonal dan
Konseling
-1,84%
3. Pengkajian dan 4 3 5 12 II
pembinaan PHBS di
tatanan Rumah
Tangga
-4,18%
25
4. Orientasi promosi 3 4 5 12 II
kesehatan bagi kader
-27,42%
5. Penggunaan media 2 4 5 11 III
KIE
-16%
Urgency
- Penyuluhan PHBS di keluarga dan pengkajian dan pembinaan PHBS di
tatanan rumah tangga merupakan program yang saling berkaitan sehingga
pentingnya PHBS harus dimulai dari rumah. PHBS sendiri merupakan hal
mendasar untuk kelangsungan hidup pribadi dan orang lain yang dimana
akan berpengaruh secara cepat terhadap kualitas kesehatan keluarga
sehingga ini termasuk health promotion penulis berfikir memberi nilai 4
untuk urgency
- Komunikasi interpersonal dan konseling diberi skor 5 karena informasi-
informasi harus didapat dari tenaga Kesehatan terkait dan merupakan
tahap mengobati serta membatasi kecacatan sehingga dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan sesegera mungkin.
- Orientasi promkes bagi kader mendapatkan nilai 2 untuk urgency
dikarenakan kader kader sudah lebih dulu dibekali pengetahuan mengenai
pengetahuan kesehatan sehingga untuk urgencynya tidak terlalu, lalu
pengkayaan kader dilakukan di tingkat sesama kader dalam tingkatan RW
masing masing sehingga hal ini dapat meningkatkan program yg dilakukan
puskesmas.
- Penggunaan media KIE mendapatkan nilai 2 untuk urgency dikarenakan
pemanfaatan media tidak harus selalu berbentuk fisik dimuka umum,
penggunaan media sosial dan sistem pemanfaatan sosial media dapat
membuat penyebaran informasi lebih cepat daripada hanya di tempat
tempat umum, sifat media yang dimanfaatkan adalah sebagai upaya
promosi kesehatan yang berada di tingkat 1 pada five level of prevention.
Seriousness
26
- Penilaian seriousness untuk Penyuluhan PHBS di keluarga diberi skor 4
karena terkait masalah ini ilmu yang diberikan akan membuat pengaruh
yang sangat signifikan dalam perilaku kebersihan yang dilakukan oleh
keluarga, ketidaktahuan masyarakat mengenai PHBS akan menimbulkan
sikap dan perilaku positif dalam hal kesehatan keluarga.
- Komunikasi dan Interpersonal dan Konseling diberi skor 2 karena terkait
komunikasi interpersonal dan konseling masih dalam Gedung yang bisa
dikendalikan Puskesmas lebih mudah.
- Pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan Rumah Tangga diberi skor 3
dikarenakan selain nakes yang dapat membina PHBS di RT, kegiatan
pembinaan dapat dibantu dengan lingkungan sekitar keluarga seperti
tetangga, ketua RT dan kader, sehingga dalam pelaksanaan pengkajian dan
pembinaan dapat dilakukan secara mandiri lebih efektif tanpa intervensi
nakes langsung.
- Orientasi promosi kesehatan bagi kader mendapatkan nilai 4 karena
puskesmas memiliki kewajiban dalam mencerdaskan kader mengenai
promosi kesehatan yang dimana dapat bermanfaat bagi kader itu sendiri
dan kepada masyarakat binaan dari kader tersebut.
- Penggunaan media KIE mendapatkan nilai 4 karena puskesmas dapat
memaksimalkan promotif dan preventif dengan memanfaatkan media yang
tersedia di lapangan yang dapat sampai hingga daerah terpencil.
Growth
- Penilaian growth untuk penyuluhan PHBS pada keluarga dan tatanan RT
diberi skor 5 karena angka kejadian penyakit infeksi akibat kurangnya
PHBS pada keluarga dapat menyebabkan beberapa penyakit hingga
kematian dan merusak generasi muda bangsa contohnya diare, stunting,
stroke, PJK sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia, serta
penyakit-penyakit infeksi.
- Pemberian skor untuk Komunikasi Interpersonal dan Konseling diberikan
skor 4 karena pemberian konseling terhadap pengujung yang datang
dengan masalah/penyakit di PKM diprioritaskan berdasarkan diagnosa
27
penyakit serius sampai dengan yang masih dapat ditolerir atau
kemungkinan perburukannya rendah namun dapat mengembang menjadi
masalah apabila tidak dilakukan komunikasi interpersonal dan konseling
dapat terjadi misinterpretasi pasien serta termakan hoax tanpa adanya
pemahaman dari tenaga kesehatan.
- Orientasi promkes bagi kader akan menjadi sebuah keuntungan besar
dalam promosi kesehatan masyarakat secara umum, dengan menggunakan
kader sebagai pioneer dalam pembawa pesan promosi kesehatan maka
penguatan informasi kesehatan di masyarakat akan terus terjaga sehingga
nilai yang diberikan adalah 5
- Penggunaan media KIE memiliki pertumbuhan yang sangat luas yang
dimana jika dapat dimanfaatkan secara baik akan membuat penyampaian
dan perluasan informasi kesehatan dengan lebih baik dan efektif sehingga
mendapat nilai 5 untuk growth.
28
dan Belanja Daerah (APBD) dan JKN. Dana program promosi kesehatan
hingga saat ini mencukupi.
3. Material
Materi yang disampaikan saat penyuluhan bervariasi sesuai dengan
masalah kesehatan yang sedang banyak terjadi pada tahun 2021 yaitu perilaku
hidup bersih. Materi yang disampaikan menggunakan alat-alat pendukung
seperti flipchart, poster dan leaflet.
4. Machine
Peralatan dan sarana yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya
program promosi kesehatan seperti printer untuk mencetak leaflet, laptop,
mikrofon, dan speaker sudah tersedia, sehingga tidak menyebabkan masalah.
5. Method
Kegiatan promosi kesehatan dengan penyuluhan biasanya dilakukan
sebelum kegiatan Posyandu dimulai. Metode yang digunakan merupakan
proses pembelajaran dengan penyampaian materi untuk memberi
pengetahuan serta informasi terbaru mengenai suatu penyakit maupun tentang
kesehatan. Penyuluhan dilakukan secara interaktif, pengunjung dapat
memberikan pertanyaan secara langsung kepada pembicara. Hal tersebut
dapat meningkatkan pemahaman pengunjung setelah dilakukan penyuluhan,
sehingga tidak menyebabkan masalah.
6. Market
Kurangnya kepedulian beberapa masyarakat yang belum ber PHBS di
wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan dalam mengikuti program promosi
kesehatan yang dilaksanakan puskesmas. Penyuluhan di luar Gedung
kebanyakan warga setelah posyandu dan posbindu langsung pulang
dikarenakan kesibukan dan beberapa warga merupakan pekerja ladang.
7. Minute
Kegiatan promosi kesehatan untuk penyuluhan secara langsung di dalam
gedung dijadwalkan sudah dilakukan selama setahun sebanyak 96 kali.
Namun, terdapat ketidaktersediaan waktu yang terprogram atau tidak rutin
untuk penyuluhan diluar gedung puskesmas, penyuluhan luar gedung
29
mengandalkan dari adanya posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali disetiap
RW nya untuk menjaring masyarakat dalam ber PHBS.
PROSES (POACE)
1. Planning
- Menentukan prioritas, tujuan, dan jadwal
- Pembinaan kader
- Pembinaan peran aktif masyarakat
- Kerjasama lintas program dengan pemegang program Kesehatan
Lingkungan, Gizi, dan Kesehatan Ibu dan anak
- Pencatatan dan pelaporan
2. Organizing
Pelaksanaan program promosi kesehatan memerlukan kerjasama lintas
sektoral seperti tokoh masyarakat, pemerintah, dan swasta agar dapat berjalan
secara optimal dan mencapai target yang ditentukan. Kerjasama ini masih
kurang baik dengan lintas sektoral sekitar.
3. Actuating
- Dilaksanakan pembinaan kader
- Dilaksanakan pembinaan peran aktif masyarakat.
- Dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah dan tokoh
masyarakat setempat dan pihak swasta
- Dilaksanakan kerjasama lintas program dengan Kesehatan Lingkungan,
Gizi, dan Kesehatan Ibu dan Anak
- Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan
4. Controlling
Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Cililin untuk pelaksanaan
program ini adalah pengawasan langsung oleh koordinator program promosi
kesehatan yang bertanggung jawab secara langsung namun tidak dilakukan
dengan baik karena masih kurangnya pelaksanaan program di luar gedung.
5. Evaluating
Setelah dilaksanakan program kemudian dilakukan pencatatan dan
pengolahan data, pencatatan dan pelaporan program dilakukan satu bulan
30
sekali dan dicatat pencapaian dalam satu tahun namun tidak diberi perhatian
lebih oleh kepala puskesmas terkait penyuluhan di luar gedung.
Output
1. Ketersediaan (availability)
Program promosi kesehatan ada dan telah disusun secara sistematis agar
dapat digunakan di masyarakat namun dalam pelaksanaanya masih banyak
yang harus diperbaiki.
2. Penerimaan (acceptability)
Penerimaan promosi kesehatan oleh masyarakat di wilayah kerja
puskesmas dirasakan kurang baik karena masih kurangnya kepedulian, waktu
dan kesadaran masyarakat mengenai program tersebut.
3. Keterjangkauan (accessibility)
Kegiatan promosi kesehatan dapat dilaksanakan di puskesmas atau
posyandu dengan jarak yang masih dapat ditempuh oleh masyarakat, sehingga
mudah dijangkau oleh masyarakat. Tetapi untuk nakes yang bertugas, karena
luas wilayah binaan PKM Cililin sangat luas menjadi salah satu kendala dalam
aksesibilitas ke daerah terpencil dan lebih mengandalkan kader dan bidan desa
setempat karena jika menunggu petugas puskesmas pengunjung posyandu
terlebih dahulu meninggalkan tempat posyandu karena harus bekerja.
4. Pertanggung jawaban (accountability)
Petugas penanggung jawab Puskesmas Cililin sudah memenuhi standar
sesuai Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan. Penanggung jawab program
yang ada di Puskesmas Cililin merupakan lulusan Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
5. Care
Puskesmas baik petugas maupun kader sudah memberikan pelayanan dan
penyuluhan namun pemahaman dan aplikasi program masih kurang di wilayah
kerja Puskesmas Cililin.
6. Continuity
Keberlangsungan kegiatan promosi Kesehatan terutama penyuluhan luar
gedung belum berjalan dengan baik, oleh karena keterbatasan jumlah dan
31
waktu petugas yang melaksanakan program promosi kesehatan serta
kesibukan warga.
7. Competency
Kemampuan ini sudah sesuai dengan standar minimal petugas promosi
kesehatan.
8. Comprehensibility
Program ini belum berlangsung dengan baik.
2.1.20 Analisa SWOT
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di
Puskesmas Cililin adalah sebagai berikut:
1. Strength
- Lokasi puskesmas yang strategis dan mudah di jangkau, terdapatnya
transportasi massal di wilayah kerja puskesmas tersebut membantu
terlaksananya program.
- Tersedianya posyandu yang dapat digunakan sebagai tempat penyuluhan
disetiap RW sebagai sarana lokasi pelaksanaan program promosi
kesehatan.
- Tersedianya cukup alat pendukung untuk promosi kesehatan.
- Pelaksana program promkes adalah seorang bidan yang merupakan
lulusan sarjana kesehatan masyarakat sehingga program dapat
dipertanggungjawabkan sesuai kebutuhan masyarakat.
- Terdapat bantuan sumber daya manusia yang memiliki latar belakang di
bidang kesehatan guna membantu melaksanakan program ini yaitu
dokter muda, siswa perawat, atau siswa farmasi namun tidak berkala
tiap bulannya.
- Sumber dana sudah mencukupi untuk berjalannya program
2. Weakness
- Kerjasama lintas sektoral formal dan informal belum terlaksana dengan
optimal karena terkendala banyaknya kegiatan lain yang harus
dilaksanakan oleh penanggungjawab program.
32
- Waktu pelaksanaan program terkadang berbenturan dengan waktu
pelayanan Posyandu karena petugas kesehatan yang datang lebih siang
dari jadwal yang seharusnya, sedangkan tenaga kesehatan dalam
program promosi kesehatan memiliki tugas dalam memberikan
pelayanan Posyandu.
3. Opportunity
- Dukungan dan kerjasama yang baik dengan para kader untuk
menjangkau masyarakat.
- Beberapa Posyandu mudah dijangkau.
4. Threats
- Beberapa Posyandu sulit dijangkau, terutama di musim penghujan.
- Keterbatasan fasilitas pendukung seperti TV
- Keterbatasan penggunaan media sosial dari masyarakat
33
seperti pengetahuandi wilayah an PHBS leat, kesehatan kesehatan setiap hari,
poster, masyarakat kerja masyarak Poster, lainnya lain rutin pembaharu
video mengenai puskesmas at video melakukan an
edukasi, PHBS edukasi penyuluhan poster/leafl
dan leaflet. di luar et per 3
gedung. bulan
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Cililin meliputi program
promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, KIA-KB, gizi masyarakat, dan
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
34
c. Cakupan Penyuluhan PBHS di Tempat Umum dengan sasaran 5, pencapaian 2,
cakupan 40%, dan kesenjangan -60%. Kesimpulan tidak memenuhi target
d. Cakupan Frekuensi Penyuluhan di Fasilitas Kesehatan dengan sasaran 96,
pencapaian 102, cakupan 106,25%, dan kesenjangan 6,25%. Kesimpulan
memenuhi target
e. Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling dengan sasaran 27.954,
pencapaian 884, cakupan 3,16%, dan kesenjangan -1,84%. Kesimpulan tidak
memenuhi target
f. Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di dalam gedung
puskesmas dengan sasaran 96, pencapaian 102, cakupan 106,25%, dan
kesenjangan 6,25%. Kesimpulan memenuhi target
g. Cakupan Pembinaan PHBS di tatanan Institusi Kesehatan dengan sasaran 62,
pencapaian 62, cakupan 100%, dan kesenjangan 0%. Kesimpulan memenuhi
target
35
h. Cakupan Pemberdayaan Individu/Keluarga melalui Kunjungan Rumah dengan sasaran 884,
pencapaian 192, cakupan 21,71%, dan kesenjangan -28,29%. Kesimpulan tidak memenuhi
target
i. Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga dengan sasaran
11.782, pencapaian 7.166, cakupan 60,82%, dan kesenjangan -4,18%. Kesimpulan tidak
memenuhi target
j. Cakupan Pembentukan Desa Siaga dengan sasaran 5, pencapaian 4, cakupan 80%, dan
kesenjangan 20%. Kesimpulan memenuhi target
k. Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri
dengan sasaran 62, pencapaian 59, cakupan 95,16%, dan kesenjangan 30,16%. Kesimpulan
memenuhi target
l. Cakupan Advokasi Puskesmas Kepada kepala Desa atau Keluharahan, Camat, dan Lintas
Sektor dengan sasaran 12, pencapaian 12, cakupan 100%, dan kesenjangan 0%. Kesimpulan
memenuhi target
m. Cakupan Orientasi Promosi Kesehatan Bagi Kader dengan sasaran 310, pencapaian 225,
cakupan 72,58%, dan kesenjangan -27,42%. Kesimpulan tidak memenuhi target
n. Cakupan Penggunaan Media KIE Menyebarluaskan Informasi dengan sasaran 25,
pencapaian 21, cakupan 84%, dan kesenjangan -16%. Kesimpulan tidak memenuhi target
o. Cakupan Pendampingan Pelaksanaan SMD dan MMD Tentang Kesehatan Mendapat
Pendamping Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dengan sasaran 5, pencapaian 5, cakupan
100%, dan kesenjangan 0%. Kesimpulan memenuhi target
p. Cakupan Penggalangan Kemitraan dengan sasaran 12, pencapaian 9, cakupan 75%, dan
kesenjangan -25%. Kesimpulan tidak memenuhi target
36