Anda di halaman 1dari 33

Analisis Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar Pabaeng Baeng

dalam Proses Transaksi Penjualan

Disusun oleh:
1. Ketua Kelompok : Nurlaeli
2. Anggota : Miftahul Khairiyah
3. Anggota : Farida Rurung Lawa
4. Anggota : Ahmad Fadhil Satriady
5. Anggota : Sukarya Daud

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS NOBEL INDONESIA
2023/2024
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat yang terlibat dalam transaksi jual beli di pasar pasti
terdapat bahasa yang digunakan oleh pedagang ataupun pembeli. Karena
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berfungsi untuk menjalin
hubungan, memelihara, serta menjalin keakraban antara penuturnya. Bahasa
yang ada di pasar sangat beragam dalam penggunaan bahasa, hal tersebut
dikarenakan penutur yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan
yang berbeda.
Penelitian ini akan membahas “Pemakaian Bahasa Pedagang dalam
transaksi penjualan di Pasar Pabaeng baeng: Alasan mengambil topik ini adalah
untuk menggali lebih dalam tentang pemakaian bahasa yang dituturkan oleh
pedagang kepada pembeli yang ada di pasar Pabaeng barng. Pemakaian bahasa
antara pedagang dan pembeli di pasar Pabaeng baeng menarik untuk diteliti
karena terdapat ragam bahasa yang digunakan oleh pedagang kepada pembeli.
Peristiwa di atas terjadi pada pedagang yang ada di Pasar Pabaeng
baeng. Pedagang sendiri memiliki bahasa ibu yang digunakan dalam keseharian
di lingkungan keluarga, maupun lingkungan tetangga. Namun, keadaan yang
menuntut para pedagang untuk menguasai beberapa bahasa saat berinteraksi
dengan pembeli supaya terjadi komunikasi yang memiliki tujuan, dan menjalin
keakraban dengan pembeli.
Oleh karena itu kami sebagai peneliti berdasarkan pembahasan diatas
mengangkat judul penelitian “Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar Pabaeng
Baeng dalam Proses Transaksi Penjualan” agar dapat menjadi peneliti yang
mengandung unsur pambaharuan.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pemakaian bahasa pada pedagang dalam transaksi
penjualan di pasar Pabaeng baeng?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemakaian bahasa pedagang
dalam transaksi penjualan di pasar Pabaeng baeng?

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1.Mendeskripsikan tentang jenis bahasa pada pedagang dalam transaksi
penjualan di pasar Pabaeng baeng
2.Mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian bahasa
pada pedagang kepada pembeli dalam trransaksi penjualan di pasar pabaeng
baeng.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Penelitian mengenai penggunaan bahasa pedagang pasar dapat
memberikan manfaat bagi penulis dalam beberapa aspek. Pertama, penulis dapat
mengembangkan keterampilan penelitian dan analisis data, meningkatkan
kemampuan akademis mereka. Selanjutnya, pemahaman mendalam terhadap
bahasa pedagang pasar dapat mengenalkan penulis pada berbagai gaya bahasa dan
ekspresi, memperkaya repertoar mereka dalam menulis. Penelitian ini juga dapat
memberikan inspirasi untuk menciptakan karya-karya yang lebih beragam dan
relevan dengan realitas sosial ekonomi.

2. Manfaat Bagi Mahasiswa


Penelitian mengenai penggunaan bahasa pedagang pasar dapat
memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam beberapa cara. Pertama, mahasiswa
dapat memahami variasi bahasa dan ekspresi yang digunakan dalam konteks
nyata, meningkatkan pemahaman budaya lokal. Selain itu, penelitian ini dapat
menjadi sumber data yang berharga untuk analisis linguistik dan sosiolinguistik,
membantu mahasiswa dalam studi linguistik terapan. Terakhir, memahami bahasa
pedagang pasar dapat memberikan wawasan tambahan terkait ekonomi lokal dan
interaksi sosial, yang berguna dalam pengembangan keterampilan komunikasi dan
analisis sosial.

3. Manfaat Bagi Institusi

Penelitian mengenai penggunaan bahasa pedagang pasar dapat


memberikan manfaat bagi institusi, seperti universitas atau lembaga penelitian.
Pertama, dapat meningkatkan reputasi institusi dalam penelitian terapan dan
kontribusi terhadap pemahaman linguistik dan sosiolinguistik. Selanjutnya,
penelitian ini dapat membuka peluang kerjasama dengan pihak terkait, seperti
pemerintah atau pelaku bisnis lokal, yang dapat meningkatkan jaringan dan
keterlibatan institusi dalam masyarakat.

4. Manfaat Bagi Pedagang


Penelitian mengenai penggunaan bahasa pedagang pasar dapat
memberikan manfaat bagi penulis dalam beberapa aspek. Pertama, penulis dapat
mengembangkan keterampilan penelitian dan analisis data, meningkatkan
kemampuan akademis mereka. Selanjutnya, pemahaman mendalam terhadap
bahasa pedagang pasar dapat mengenalkan penulis pada berbagai gaya bahasa dan
ekspresi, memperkaya repertoar mereka dalam menulis. Penelitian ini juga dapat
memberikan inspirasi untuk menciptakan karya-karya yang lebih beragam dan
relevan dengan realitas sosial ekonomi.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahasa
Tinjauan pustaka mengenai bahasa dalam penggunaan di pasar
mencakup beberapa aspek yang relevan. Studi-studi linguistik terapan sering
mengeksplorasi variasi bahasa yang digunakan dalam konteks pasar, menyoroti
peran pentingnya dalam interaksi sosial dan bisnis. Beberapa penelitian mungkin
fokus pada analisis sosiolinguistik pedagang pasar untuk memahami dinamika
bahasa dalam komunitas tersebut.
Sebagai contoh, penelitian linguistik terapan dapat memeriksa
bagaimana strategi komunikasi pedagang pasar memengaruhi hubungan dengan
pelanggan atau rekan bisnis. Studi-studi ini mungkin juga membahas perubahan
bahasa seiring waktu dan dampak globalisasi terhadap variasi bahasa di pasar
tradisional.
Selain itu, tinjauan pustaka dapat memasukkan literatur terkait dengan
ekonomi dan perilaku konsumen untuk memahami bagaimana bahasa digunakan
sebagai alat pemasaran dan bagaimana pemahaman bahasa dapat memengaruhi
keputusan pembelian.
Tinjauan pustaka ini bisa menjadi dasar untuk merancang penelitian lebih
lanjut yang mendalam, mungkin dengan fokus pada aspek tertentu seperti
pengaruh media sosial atau perubahan dalam pola bicara pedagang pasar.
 Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh
Masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya
belajar, bekerja sama, dan berinteraksi. Bahasa Indonesia
merupakan Bahasa nasional dan baahasa resmi Indonesia. Bahasa
nasional adalah Bahasa yang menjadi standar di Negara
Indonesia.
 Bahasa Makassar
Bahasa Makassar merupakan salah satu Bahasa daerah Sulawesi
Selatan. Bahasa Makassar memiliki penutur cukup banyak dan
dipergunakan oleh Masyarakat untuk berkomunikasi. Bahasa
Makassar dipakai oleh suku Makassar yang mendiami bagian
Selatan jazirah Sulawesi Selatan.
 Bahasa Bugis
Bahasa Bugis merupakan Bahasa yang bertanah asal di Sulawesi
Selatan. bahasa Bugis adalah salah satu Bahasa dari rumpun
Bahasa Austronesia yang digunakan oleh suku Bugis. Penutur
Bahasa Bugis umumnya tinggal di Sulawesi Selatan.
B. Pedagang Pasar
Tinjauan pustaka mengenai pedagang pasar dapat mencakup sejumlah
aspek yang relevan dengan studi tersebut. Beberapa penelitian mungkin
mengeksplorasi karakteristik pedagang pasar, termasuk latar belakang sosial,
ekonomi, dan budaya mereka. Studi ini dapat membahas peran pedagang pasar
dalam ekosistem ekonomi lokal serta bagaimana mereka memengaruhi atau
dipengaruhi oleh komunitas sekitarnya.

Selain itu, tinjauan pustaka dapat mencakup analisis perilaku pedagang


pasar, termasuk strategi pemasaran, negosiasi, dan interaksi dengan pelanggan.
Studi-studi ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana
pedagang pasar menggunakan bahasa, baik verbal maupun non-verbal, dalam
upaya mereka untuk menjual produk.

Tinjauan pustaka juga dapat melibatkan literatur tentang peran pedagang


pasar dalam menjaga keberlanjutan ekonomi lokal, pelestarian budaya, dan
dampaknya terhadap pembangunan komunitas. Pemahaman mengenai faktor-
faktor ini dapat memberikan wawasan yang lebih kaya terkait kontribusi pedagang
pasar terhadap masyarakat tempat mereka beroperasi.
Dengan merangkum literatur terkait ini, peneliti dapat membangun dasar
yang kokoh untuk merancang studi mereka sendiri yang lebih mendalam dan
kontekstual mengenai peran pedagang pasar dalam berbagai konteks.

C. Transaksi Penjualan

Tinjauan pustaka mengenai transaksi penjualan di pasar dapat mencakup


sejumlah aspek yang relevan dengan konteks bisnis pasar tradisional. Beberapa
penelitian mungkin fokus pada dinamika transaksi penjualan di pasar, mencakup
interaksi antara pedagang dan pelanggan, serta faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan pembelian.

Studi-studi tersebut dapat juga membahas penggunaan teknologi dalam


transaksi penjualan di pasar tradisional, seperti pembayaran digital atau perekaman
transaksi untuk keperluan manajemen inventaris. Perubahan-perubahan ini dapat
memiliki dampak pada efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan.

Beberapa literatur dapat fokus pada teknologi transaksi di pasar, seperti


penggunaan pembayaran nontunai, peran perangkat mobile, atau sistem
pembayaran digital, dan dampaknya terhadap efisiensi dan keamanan transaksi.

Aspek perilaku konsumen dalam transaksi penjualan di pasar juga dapat


menjadi fokus, termasuk faktor-faktor seperti preferensi pembayaran, negosiasi
harga, dan faktor psikologis yang memengaruhi keputusan pembelian.

Selain itu, literatur dapat membahas peran budaya dalam transaksi pasar,
mengeksplorasi bagaimana norma-norma budaya memengaruhi cara transaksi
dilakukan, serta pengaruhnya terhadap preferensi konsumen.
Melalui merangkum literatur-literatur ini, peneliti dapat memperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang transaksi penjualan di pasar, yang
dapat menjadi dasar untuk merancang penelitian lebih lanjut, termasuk
pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi transaksi pasar,
serta implikasinya terhadap strategi bisnis.

D. Bahasa Transaksi
Tinjauan pustaka mengenai bahasa transaksi kepada pedagang pasar dapat
memiliki beberapa tujuan yang melibatkan pemahaman mendalam tentang
dinamika komunikasi di pasar. Beberapa tujuan mungkin melibatkan:
1. Analisis Gaya Bahasa: Meninjau literatur untuk memahami gaya bahasa
yang umumnya digunakan oleh konsumen ketika bertransaksi dengan
pedagang pasar. Ini dapat mencakup penelitian mengenai frasa atau
ungkapan yang sering digunakan.
2. Strategi Komunikasi: Mempelajari strategi komunikasi yang efektif
dalam transaksi pedagang pasar, termasuk cara berbicara, negosiasi harga,
dan taktik persuasif.
3. Penggunaan Jargon Pasar: Mengeksplorasi penggunaan jargon atau
bahasa khusus pasar yang mungkin digunakan oleh pedagang dan
memahami bagaimana ini memengaruhi interaksi dengan konsumen.
4. Analisis Sosiolinguistik: Meninjau literatur yang mencakup aspek
sosiolinguistik, memahami bagaimana faktor-faktor sosial seperti status
ekonomi, etnis, atau budaya dapat memengaruhi bahasa transaksi.
5. Dampak Teknologi: Memahami dampak teknologi, termasuk penggunaan
perangkat mobile atau platform digital, terhadap bahasa transaksi
pedagang pasar.
6. Hubungan Pelanggan: Mengeksplorasi bagaimana bahasa transaksi
berkontribusi pada pembentukan hubungan antara pedagang dan
konsumen, dan bagaimana komunikasi yang efektif dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.
Dengan merumuskan tujuan-tujuan ini, tinjauan pustaka dapat
memberikan dasar pengetahuan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut
dalam pemahaman bahasa transaksi di pasar dan implikasinya terhadap
interaksi pedagang dan konsumen.

E. Metode Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif tentang penggunaan bahasa pedagang pasar dapat menjadi
eksplorasi yang mendalam terhadap aspek-aspek beragam yang melibatkan interaksi pedagang
dan konsumen di pasar tradisional. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam
penelitian deskriptif Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan.
BAB III.
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang penulisannya berusaha untuk


menggambarkan subjek atau objek yang ditelitinya secara lebih mendalam,
terperinci, dan luas. Metode ini digunakan guna memecahkan atau menjawab
suatu persoalan dengan mengumpulkan data-data, melakukan analisis,
klasifikasi, membuat kesimpulan, dan laporan.

B. Subjek Penelitian ( Populasi dan Sampel Penelitian)


Pedagang pedagang di pasar pabaeng baeng salam sampel 10 pedagang,
melibatkan pedagang buah, sayur, dll
Dengan mengamati dan mewawancarai subjek-subjek ini, penlitian dapat
memberikan pemahaman lebih mendalam tentang penggunaan bahasa dalam
konteks perdagangan dipasar tersebut.

C. Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian ini di lakukan mulai 1 mingggu kedepan pada tanggal 2 Januari 2024
Pukul 14.00-17.00. Pemilihan waktu tertentu dapat mempertimbangkan jam
sibuk dipasar untuk mendapatkan reprentasi yang baik dari kegiatan pedagangan
dan komunikasi bahasa pedagang.

D. Teknik Pengmpulan Data


1. Wawancara : Melibatkan interaksi langsung dengan pandangan untuk
mendapatkan wawasan mendalam mengenai penggunaan bahasa mereka
2. Observasi : Mengamati pedagang secara langsung di pasar untuk memahami
cara mereka berkomunikasi dan menggunakan bahasa
BAB
IV

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada Bab IV ini peneliti akan menguraikan data dari hasil penelitian

tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I, yaitu mengenai

penggunaan bahasa pedagang di pasar pabaeng baeng dalam transaksi penjualan

dengan menggunakan sample penelitian berupa para penjual.

4.1.1 Gambaran Objek


Penelitian

4.1.1.1 Deskripsi Penjual penelitian

Selama melakukan penelitian dan sampai tahap wawancara ini

informan tidak merasa keberatan untuk memberikan informasi yang

peneliti butuhkan. Adapun Pejuual dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Penjual Sayur

Dibawah ini merupakan Penjual Sayur pertama dalam

penelitian mengenai Pengguanaan Bahas Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Melakukan Transaksi Penjualan.


Gambar
4.1
Penjual
Sayur

Sumber: Peneliti, 2024

Percakapan antara pedagang dan peneliti:


Peneliti; “Ta’siapa anne gangangta”
Penjual: “Ta’sisabu katte”
Peneliti: “oiye, sareangma katte tallu sa’bu”
Penjual: “oiye”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti


membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli
dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.
Penjual Sayur yang pertama adalah penjual yang merupakan
penjual yang pertama kali peneliti dapat. Wawancara
menggunakan bahasa Makassar.. Adapun alasan peneliti
melakukan wawancara agar bisa mengetahui bahasa yang
digunakan oleh seorang penjual.

2. Penjual Sembako (Beras)


Berikutnya merupakan Penjual kedua peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar Pabaeng

baeng Dalam Transaksi Penjualan.

Gambar 4.2
Dewi (Key
Informan)

: Peneliti, 2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:


Peneliti: “ta’siapa anne berasaa ta sikilo Daeng”
Penjual: “ta’sampulo sa’bu katte”
Peneliti: “oh,iye kisareangma katte”
Penjual: “se’re kilo di?”
Peneliti: “iye”
Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.


Penjual kedua yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

Beras. Penjual kedua ini juga merupakan penjual Sembako yang

menggunakan bahasa Makassar ketika melakukan transaksi

penjualan. Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar

bisa mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

3. Penjual Buah

Berikutnya merupakan Penjual ketiga peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.

Gambar
4.3

Gayatri (Key
Informan)
Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “ Siaga utti ta lima sebbu nek?”

Penjual: “ Satu sisir nak”

Peneliti: “ Oiya Bu, saya mau beli 5000”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual kedua yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

Buah. Penjual kedua ini juga merupakan penjual Buah yang lebih

sering menggunakan bahasa Indonesia ketika melakukan

transaksi penjualan. Adapun alasan peneliti melakukan

wawancara agar bisa mengetahui bahasa yang digunakan oleh

seorang penjual.

4. Penjual Ikan

Berikutnya merupakan Penjual keempat peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.


Gambar 4.

Gayatri (Key
Informan)

Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “Siaga baleta sikaju”

Penjual: “Ini harganya 7000 per ekor”

Peneliti: “Oh iya kasih saja satu ekor”

Penjual: “ iye”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual keempat yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

Ikan. Penjual keempat ini merupakan penjual yang menggunakan

bahasa Makassar ketika melakukan transaksi penjualan.


Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar bisa

mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

5. Penjual Cemilan

Berikutnya merupakan Penjual kelima peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang

Pasar Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.

Gambar4.7
Gayatri (Key
Informan)

Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:


Peneliti: “ Berapa harga cemilan yang ini pak?”
Penjual: “ Rp. 4.500,00 dek”
Peneliti: “ Oh iya pak, saya mau beli”
Penjual: “ Oiya dek”
Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual kelima yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

cemilan. Penjual kelima ini merupakan penjual yang

menggunakan bahasa Indonesia ketika melakukan transaksi

penjualan. Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar

bisa mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

6. Penjual Tempe

Berikutnya merupakan Penjual keenam peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.

Gambar
4.6

Gayatri (Key
Informan)
Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “ Siaga tempeta lima sebbu om”

Penjual: “Lima ribu setengah nak”

Peneliti: “Oiye kasima lima ribu”

Penjual: “ Iyaa, makasih dek”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual keenam yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

Tempe. Penjual keenam ini merupakan penjual yang

menggunakan bahasa Indonesia ketika melakukan transaksi

penjualan. Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar

bisa mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

7. Penjual Telur

Berikutnya merupakan Penjual ketujuh peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.


Gambar
4.7

Gayatri (Key
Informan)

Sumber: Peneliti

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “Siaga tellota sepulo sebbu””

Penjual;”Ini harganya 5000 pertiga butir”

Peneliti: “Oh iya saya mau beli 5000 kak”

Penjual: “ Oh ditunggu ya”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual ketujuh yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

Telur. Penjual ketujuh ini merupakan penjual yang menggunakan

bahasa Bugis ketika melakukan transaksi penjualan. Adapun


alasan peneliti melakukan wawancara agar bisa mengetahui

bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

8. Penjual Tomat

Berikutnya merupakan Penjual kedelapan peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan

Gambar
4.8

Gayatri (Key
Informan)

Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “ Siaga lambace’ta?”

Penjual: “ 5000 sekian”


Peneliti: “ Oh iya Pak saya mau beli 5000”

Penjual: “ Oke nak”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual kedelapan yang peneliti wawancarai yaitu

Penjual tomat. Penjual kedelapan ini merupakan penjual yang

menggunakan bahasa Indonesia ketika melakukan transaksi

penjualan. Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar

bisa mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

9. Penjual Kelapa

Berikutnya merupakan Penjual kesembilan peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.


Gambar
4.9

Gayatri (Key
Informan)

Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “ Ta’siapa anne kalukuta”

Penjual: “ Ta’annang sa’bu katte”

Peneliti: “ Ohiye ki sareanga se’ree”

Penjual: “ Iyee, se’re di”

Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual kesembilan yang peneliti wawancarai yaitu

Penjual kelapa. Penjual kesembilan ini merupakan penjual yang

menggunakan bahasa Makassar ketika melakukan transaksi


penjualan. Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar

bisa mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

10. Penjual Buah

Berikutnya merupakan Penjual terakhir peneliti dari

penelitian mengenai Penggunaan Bahasa Pedagang Pasar

Pabaeng baeng Dalam Transaksi Penjualan.

Gambar
4.10
Gayatri (Key Informan

Sumber: Peneliti,
2024

Percakapan antara penjual dan peneliti:

Peneliti: “ Berapa harga buah salaq sekilony kak”

Penjual: “ Rp. 10.000,00 sekilo dek”

Peneliti: “ Saya mau beli sekilo kak”

Penjual: “ Silahkan dipilih kak buahnya”


Saat melakukan wawancara, peneliti melakukannya seperti

membeli dagangan si penjual. Penjual pun merespon pembeli

dengan bahasa yang digunakan sehari hari dalam berdagang.

Penjual terakhir yang peneliti wawancarai yaitu Penjual

buah. Penjual terakhir ini merupakan penjual yang menggunakan

bahasa Makassar ketika melakukan transaksi penjualan.

Adapun alasan peneliti melakukan wawancara agar bisa

mengetahui bahasa yang digunakan oleh seorang penjual.

1. Penjual Sayur lebih menggunakan bahasa makassar saat transaksi

penjualan, namun ia juga biasa menggunakan bahasa indonesia

2. Penjual Sembako (beras) lebih menggunakan bahasa bugis saat transaksi penjualan

namun ia juga bisa menggunakan bahasa makassar, dan bahasa Indonesia

3. Penjual Buah lebih menggunakan bahasa Indonesia saat transaksi penjualan

4. Penjual Ikan lebih menggunakan bahasa makassar saat transaksi penjualan namun

ia juga biasa menggunakan bahasa Indonesia

5. Penjual cemilan menggunakan bahasa Indonesia saat transaksi penjualan

6. Penjual Tempe menggunakan bahasa Indonesia saat transaksi penjualan


7. Penjual Telur lebih menggunakan bahasa bugis saat transaksi penjualan dan ia juga

biasa menggunakan bahasa Indonesia

8. Penjual Tomat menggunakan bahasa Indonesia saat transaksi penjualan

9. Penjual Kelapa lebih menggunakan bahasa Makassar saat transaksi penjualan

tetapi dia juga biasa menggunakan bahasa Indonesia

10. Penjual Salak lebih menggunakan bahasa Makassar saat transaksi penjualan tetapi

ia juga bisa menggunakan bahasa toraja dan Bahasa Indonesia

• Dari10 sample penjual yang kami datangi terdapat lima yang dominan

mengguakan bahasa Makassar, namun dia bukan cuman paham dengan bahasa

makassar dia juga paham dengan menggunakan bahasa lain namun,yang jadi

utama bahasa yang ia gunakan yaitu bahasa Makassar.

• Kemudian untuk bahasa Indonesia penjual yang lebih dominan menggunakan

bahasa Indonesia dari 10 penjual digunakan oleh semua penjual yang peneliti

kunjungi, dimana bahasa Indonesia ini selain dijadikan bahasa utama mereka juga

kadang bisa menggunakan bahasa bugis namun kadang lebih sering menggunakan

bahasa Indonesia.

• Untuk bahasa Bugis ada beberapa penjual yang menggunakannya ada sekitar 3

dari sekitar 10 yang kami wawancara menggunakan bahasa bugis, mereka

menggunakan bahasa bugis ini karena memang mereka tidak mengetahui bahasa
Makassar sehingga mereka menggunakan bahasa Bugis untuk bahasa utama

mereka ketika menjual.

Bahasa Makassar

Jenis Penjual Paham Tidak

Paham

Penjual Sayur 

Penjual Sembako 

Penjual Buah 

Penjual Ikan 

Penjual Cemilan 

Penjual Tempe 

Penjual Telur 

Penjual Tomat 

Penjual Kelapa 

Penjual Buah 

Bahasa Bugis

Jenis Penjual Paham Tidak

Paham

Penjual Sayur 

Penjual Sembako 
Penjual Buah 

Penjual Ikan 

Penjual Cemilan 

Penjual Tempe 

Penjual Telur 

Penjual Tomat 

Penjual Kelapa 

Penjual Buah 

Bahasa Indonesia

Jenis Penjual Paham Tidak

Paham

Penjual Sayur 

Penjual Sembako 

Penjual Buah 

Penjual Ikan 

Penjual Cemilan 

Penjual Tempe 

Penjual Telur 

Penjual Tomat 

Penjual Kelapa 

Penjual Buah 
4.2 Pembahasan

Telah di bahas di sub bab metode penelitian bahwa penelitian yang

dilakukan ini menggunakan metode observasi. Dari hasil penelitian yang peneliti

lakukan, peneliti dapat melihat bahwa Bahasa yang di gunakan oleh pedagang di

pasar traditional pa’baeng-baeng dalam setiap transaksinya itu menggunakan

banyak Bahasa yang beragam , diantaranya : Bahasa daerah makassar , Bahasa

daerah bugis , dan Bahasa nasional Indonesia . Dimana dari ketiga Bahasa

tersebut dari keseluruhan sampel penjual yang peneliti teliti terdapat Bahasa yang

dominan digunakan oleh mayoritas pedagang disana yaitu Bahasa Indonesia , di

susul Bahasa makassar kemudian Bahasa bugis . hal ini dibuktikan dengan

melihat hasil Analisa pada table penelitian di atas yang menunjukkan bahwa

seluruh pedagang di pasar tersebut mengerti dan sering,menggunakan Bahasa

Indonesia .

Selanjutnya , Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan

penggunaan Bahasa yang sering di gunakan oleh para penjual di pasar tersebut

dalam proses transaksinya , faktor faktor tersebut di antaranya

1. Bahasa yang digunakan oleh Pembeli


Ketika calon pembeli ingin menggunakan Bahasa tertentu saat akan

melakukan proses pembelian , maka penjual menyesuaikan

Bahasanya agar pembeli merasa nyaman dalam bertransaksi.

2. Asal usul daerah penjual tersebut

Di pasar tradisonal Pa’baeng baeng para penjual berasal dari berbagai

daerah, ada yang berasal dari daerah Takalar, daerah Bulukumba,

daerah Toraja dan lain lain. Ada beberapa penjual yang menggunakan

Bahasa daerah asalnya saat melakukan transaksi penjualan.

Namun dari kesemua faktor penentu diatas , semua penjual tetap menggunakan

dan menguasai satu Bahasa umum , yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa indonesia ini

menjadi solusi alternatif ketika ada calon pembeli yang menggunakan Bahasa yang

penjual tidak pahami maka penjual akan merespon dengan bahasa indonesia tersebut
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam transaksi penjualan di pasar tradisional Pa’baeng baeng

penggunaan Bahasa Indonesia lebih sering digunakan lebih banyak daripada

Bahasa daerah Makassar dan Bahasa daerah Bugis. Penggunaan Bahasa

Indonesia banyak terdapat dalam interaksi penjual-pembeli. Di pasar Pa’baeng

baeng ada beberapa penjual yang berasal dari berbagai daerah, yang dimana

mereka ada yang menggunakan Bahasa Daerah asal nya dan ada juga pembeli

yang tidak paham dengan Bahasa daerah penjual dan solusi alternatif yaitu

dengan mengggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat transaksi. Begitupun

dengan para penjual yang tidak paham dengan Bahasa daerah calon pembeli

maka Bahasa Indonesia menjadi bahasa interaksi antara penjual dan pembeli.

Bahasa Nasional Indonesia merupakan Bahasa umum yang digunakan

para masyarakat Indonesia sehari-hari. Hasil penelitian para peneliti diatas

membuktikan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia lebih mendominan sebagai

bahasa transaksi Pedagang di Pasar Tradisional Pa’Baeng Baeng. Jadi

kesimpulan dari hasil penelitian adalah dalam transaksi penjualan di Pasar

Tradisional pa’baeng baeng, Bahasa Indoesia menjadi Bahasa yang lebih sering

digunakan dan menjadi solusi bagi para penjual-pembeli yang kurang paham

dalam penggunaan Bahasa Daerah.


B. Saran

Penggunaan bahasa daerah dalam transaksi penjualan di Pasar Pa’baeng baeng

cenderung lebih sering menggunakan bahasa Indonesia di banding bahasa daerah Bugis

dan Bahasa daerah Makassar. Bahasa Indonesia menjadi jantung bangsa,hal ini

menunjukkan betapa pentingnya penggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai

konteks, termasuk dalam transaksi penjualan. Penggunaan Bahasa Indonesia dapat

membantu dalam komunikasi yang lebih efektif antara penjual dan pembeli, serta

memudahkan percakapan dan pemahaman dalam interaksi jual beli.

Dengan menggunakan Bahasa Indonesia, para pedagang dapat memperluas

jangkauan komunikasi mereka, sehingga memungkinkan untuk berinteraksi dengan

pelanggan dari latar belakang bahasa yang berbeda. Komunikasi lebih efektif dengan

menggunakan bahasa Indonesia, sehingga memudahkan dalam proses transaksi

penjualan. Dengan demikian penggunaan Bahasa Indonesia dalam transaksi penjualan

di Pasar Pa’baeng baeng dapat memberikan manfaat dalam hal jangkauan komunikasi

dan efektivitas komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai