Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Raden Mas Said Surakarta
Jl. Pandawa, Dusun IV, Pucangan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
57168
Pos-el: asrulazwar16@gmail.com
ABSTRAK
Tindak tutur sangat berkontribusi dalam kegiatan sosial di masyarakat salah satunya
kegiatan jual beli yang umumnya terdapat dipasar. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji aspek-aspek tuturan yang terdapat di Pasar Gedhe Hardjonagoro Surakarta.
Pasar Gedhe merupakan pasar yang mayoritas penjual dan pembelinya menggunakan
Bahasa Jawa yang mana hal tersebut sangat menarik untuk dikaji dengan berdasarkan teori
dari Searle (1975) untuk memperjelas maksud tuturannya. Bentuk penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tuturan-tururan dalam transaksi jual beli
seperti penjual di pasar yang melayani pembeli, maupun dalam komunikasi sesama penjual
yang dijadikan sebagai sumber data langsung. Sedangkan, Teknik pengumpulan datanya
dengan teknik simak, catat, observasi dan wawancara. Untuk Proses analisis data secara
interaktif dan dengan beberapa langkah, seperti pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi/ penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat aspek tuturan, antara lain menanyakan suatu barang, menawarkan barang dagang,
interaksi pengeluhan, memberitahukan suatau barang, dan menyatakan mengenai suatu hal
yang di tuturkan dalam Bahasa Jawa setempat.
Kata kunci : Tutur Asertif, Jual Beli, Pasar
yang ditanyakan oleh pembeli. Tujuannya Aura menjadi contoh sebagaimana Almira
harga dan dijawab dengan informasi yang nitipaken barang akan menjelaskan
sesuai dengan harga yang diinginkan oleh pertanyaan yang dikeluarkan oleh
percakapan pertanyaan menjadi sebuah seperti “ niki pinten njih buk?” dengan
jawaban. Hal ini akan memberikan tujuan untuk menanyakan harga suatu
kejelasan mengenai suatu hal sekaligus barang dan “kabeh niku dua ribuan”
menjawab dan menerangkan maksud dari sebagai balasan dari penjual untuk
rasa penasaran dari penanya. Dibawah ini oleh pembeli. 2) Menawarkan suatu
barang, seperti “monggo mbak cantik
dawet e masih” kata itu adalah bentuk
penawaran dari penjual kepada pembeli
dan dijawab dengan “mboten pak matur
nuwun”. 3) Interaksi pengeluhan, yang di
tunjukkan melalui diksi ibu dan dian
dalam percakapan tersebut terlihat bahwa
ibu mengeluhkan pasar yang terlihat
kotor. 4) Memberitahukan tentang suatu
barang, tujuannya agar pembeli dapat
mengetahui mengenai barang yang sesuai
dengan keinginannya, dimulai dengan
pertanyaan mengenai harga dan dijawab
dengan informasi yang sesuai dengan
yang diinginkan pembeli. 5) Menyatakan
suatu hal, di tunjukkan melalui diksi Aura
dengan Almira yang memberikan
keterangan atau penjelasan mengenai
maksud dan tujuannya berada dipasar.
DAFTAR PUSTAKA
Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 854-2627.
Megawati, P., & Pulungan, R. (2021). Tindak Tutur Asertif Pada Interaksi Jual Beli Di
Pasar Tradisional Simalungun. Jurnal Komunitas Bahasa, 44-49.
Rini, I. O., Muji, & Parto. ( 2020). Tindak Tutur Asertif Dalam Interaksi Jual Beli Dipasar
Bondowoso dan Pemanfaatanya Dalam Pembelajaran Teks Negosisasi Di SMA.
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaranya, 55-67.
Safitri, R. D., Mulyani, M., & Farikah. (2021). Teori Tindak Tutur Dalam Studi Pragmatik.
Jurnal Kabastra, 59-67.
Searle, J. R. (1975). Speech Acts And Recent Linguistics. Cambridge University Press.