Anda di halaman 1dari 13

TINDAK TUTUR DALAM RUBRIK OPINI LAHIRNYA ERA BARU

IBADAH HAJI PADA MUSIM PANDEMI DI SURAT KABAR KOMPAS,


PENULIS MUSTHAFA ABD RAHMAN EDISI 18 JUNI 2021

ACT OF SPEAKING IN THE OPINION RUBRIC THE BORN OF A NEW ERA


OF HAJJ WORSHIP IN THE PANDEMIC SEASON IN KOMPAS NEWSPAPER,
THE AUTHOR MUSTHAFA ABD RAHMAN EDITION 18 JUNE 2021

Abdul Aziz
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
abdulaaziz08@dharmawangsa.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tindak tutur dalam Rubrik Opini
Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas,
Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021dari segi, jenis tindak tutur.
Jenis penelitian ini deskriptif-kualitatif, dengan pendekatan teori pragmatik.
Sumber data penelitian ini adalah Rubrik Opini Lahirnya Era Baru Ibadah Haji
Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd Rahman
Edisi 18 Juni 2021 dan data penelitian ini adalah tuturan di dalamnya
mengandung beberapa jenis tindak tutur. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Data yang akan diteliti sudah
didokumentasikan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk membantu peneliti dalam
memperoleh data yang diinginkan. Pengambilan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara pencatatan tuturan bahasa berupa penggalan kalimat yang
mempunyai konteks utuh. Data diidentifikasi berdasarkan jenis tindak tutur data
dikumpulkan dan diurutkan secara sistematis berdasarkan format data identifikasi
dan klasifikasi yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan
hasil dari lima jenis tuturan. Pertama, tindak tutur representatif, direktif, ekspresif,
komisif, deklaratif. Jenis tindak tutur yang paling dominan digunakan adalah
tindak tutur ekspresif. Berdasarkan persentase temuan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan tuturan bahasa dalam rubrik opini lahirnya era baru ibadah haji pada
musim pandemik di Rubrik Opini Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim
Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni
2021 lebih dominan menggunakan tuturan representatif dengan bentuk
menyebutkan, memberikan kesaksian, melaporkan ,dan menyatakan.
Kata kunci: Tindak Tutur, Dalam Rubrik Opini Surat Kabar Kompas

ABSTRACT
This study aims to find speech acts in the Opinion Rubric of the Birth of a New Era
of Hajj Worship in the Pandemic Season in Kompas Newspaper, Author Musthafa
Abd Rahman Edition 18 June 2021 in terms of types of speech acts. This type of
research is descriptive-qualitative, with a pragmatic theory approach. The data
source of this research is the Opinion Rubric of the Birth of a New Era of Hajj
Worship in the Pandemic Season in Kompas Newspaper, Author Musthafa Abd

178
Rahman Edition 18 June 2021 and the data of this research is that the speech in it
contains several types of speech acts. Data collection techniques in this study
using documentation techniques. The data to be studied has been previously
documented, this aims to assist researchers in obtaining the desired data. Data
collection in this study was carried out by recording language utterances in the
form of sentence fragments that had a complete context. The data were identified
based on the type of speech act. The data were collected and sorted systematically
based on the identification and classification data format that had been
determined. Based on the results of data analysis, found the results of five types of
utterances. First, speech acts are representative, directive, expressive, commissive,
and declarative. The most dominant type of speech act used is expressive speech
act. Based on the percentage of the findings, it can be concluded that the use of
language speech in the opinion rubric for the birth of a new era of Hajj during the
pandemic season in the Opinion Rubric of the Birth of a New Era of Hajj Worship
in the Pandemic Season in Kompas Newspaper, Writer Musthafa Abd Rahman
Edition 18 June 2021 is more dominant using representative speech with the form
of mentioning, giving testimony, reporting, and stating.

Keywords: Speech Act, in the Opinion Rubric of Kompas Newspaper

PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi bahasa sangat berperan membangun
kebudayaan dan peradaban suatu bangsa.Sebab bahasa sebagai piranti sosial akan
menggiring masyarakat pemakainya memiliki jati diri dan karakter berlandaskan
nilai bahasa yang membentuknya. Semakin baik bahasa yang digunakan, semakin
mudah maksud dan pesan yang diterapkan, sebaliknya, semakin tidak terkendali
bahasa yang digunakan maka semakin meluas bahasa yang dimunculkan.
Penggunaan tindak tutur berkaitan dengan tujuan komunikasi tersebut yaitu
menyebarkan informasi kepada masyarakat.
Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi, dan dengan bahasa pula
dapat diketahui identitas sebuah bangsa. Seiring dengan kemajuan zaman,
penggunaan bahasa lebih beragam. Salah satunya adalah bahasa periklanan yang
kini lebih bervariasi. (Clara. 2016)
Hal ini menyebabkan bahasa yang digunakan di media masa mencerminkan
keadaan bahasa sehari-hari (Kadek, 2015). Penelitian lain tentang hal ini di
Indonesia menunjukkan bahwa bahasa dalam dunia media cetak hampir
kehilangan makna karena sudah menjadi sarana untuk menyindir secara halus
maupun kasar terhadap orang lain.
Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia
lainnya. Bahasa merupakan piranti lunak bagi manusia untuk melakukan interaksi
dan komunikasi yang dinamis dengan lingkungan disekitarnya. (Nofita, 2020).

LANDASAN TEORI
179
Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur merupakan
pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara
diketahui pendengaran. Tindak tutur (speech atcs) adalah ujaran yang dibuat
sebagai bagian dari interaksi social. Menurut Leoni (dalam Sumarsono, dan Paina
Partama, 2004:329-330) tindak tutur merupakan bagian dari peristiwa tutur, dan
peristiwa tutur merupakan bagian dari situasi tutur. Setiap peristiwa tutur terbatas
pada kegiatan, atau aspek-aspek kegiatan yang secara langsung diatur oleh kaidah
atau norma bagi penutur.
Dengan demikian, tindakan merupakan karakteristik tuturan dalam
komunikasi. Diasumsikan bahwa dalam merealisasikan tuturan atau wacana,
seseorang berbuat sesuatu, yaitu performansi tindakan. Tuturan yang berupa
performansi tindakan ini disebut dengan tuturan performatif, yakni tuturan yang
dimaksudkan untuk melakukan suatu tindakan. Tindak tutur merupakan gejala
individu, bersifat psikologis, dan ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur
dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur dititikberatkan kepada makna
atau arti tindak, sedangkan peristiwa tutur lebih dititikberatkan pada tujuan
peristiwanya. Dalam tindak tutur ini terjadi peristiwa tutur yang dilakukan penutur
kepada mitra tutur dalam rangka menyampaikan komunikasi. Austin (dalam
Subyakto, 1992:33) menekanka tindak tutur dari segi pembicara. Kalimat yang
bentuk formalnya berupa pertanyaan memberikan informasi dan dapat pula
berfungsi melakukan suatu tindak tutur yang dilakukan oleh penutur
Chaer dan Agustina (2010: 50) mendefinisikan tindak tutur sebagai gejala
individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh
kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur ini
lebih menitikberatkan pada makna atau arti tindak dalam suatu tuturan. Tindak
tutur dapat berwujud suatu pertanyaan, perintah, maupun pernyataan. Menurut
Austin (via Sumarsono, 2004:323) tindak tutur adalah sepenggal tutur yang
dihasilkan sebagai sebagian dari interaksi sosial. Mengucapkan sesuatu adalah
melakukan sesuatu, dan bahasa atau tuturan dapat dipakai untuk membuat
kejadian. Dalam kaitannya dengan tindak tutur ini, Searle (via Wijana, 1986:17)
mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga bentuk tindakan
bahasa yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi, tindak
ilokusi dan tindak perlokusi. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
tindak tutur merupakan kegiatan bermakna yang dilakukan oleh manusia sebagai
mahluk berbahasa dengan mempertimbangkan aspek pemakaian aktualnya.
Searle (dalam Leech, 1993:164-165) menggolongkan tindak tutur ilokusi
dalam aktvitas bertutur itu ke dalam lima macam bentuk tuturan yang
masingmasing memiliki fungsi komunikatifnya sendiri-sendiri. kelima macam
bentuk tuturan yang menunjukkan fungsi komunikatif tersendiri Representatif
tindak tutur ini mempunyai fungsi memberitahu orang-orang (penutur) mengenai

180
sesuatu. Fungsi asertif ini terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan
misalnya: menyatakan, mengusulkan, membual, mengemukakan pendapat,
pendapat, melaporkan, menunjukan, menyebutkan, memberitahukan,
mempertahankan, membanggakan, menyombongkan. Dilihat dari segi sopan
santun ilokusi ini cenderung netral, yakni termasuk kategori kerjasama.
Representatif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada
kebenaran atas hal yang dikatakannya. Tindak tutur jenis ini juga disebut dengan
tindak tutur asertif. Yang termasuk tindak tutur jenis ini adalah tuturan
menyatakan, menuntut, mengakui, menunjukkan, melaporkan, memberikan
kesaksian, menyebutkan, berspekulasi. Contoh jenis tuturan ini adalah: “Adik
selalu unggul di kelasnya”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur representatif
sebab berisi informasi yang penuturnya terikat oleh kebenaran isi tuturan tersebut.
Penutur bertanggung jawab bahwa tuturan yang diucapkan itu memang fakta dan
dapat dibuktikan di lapangan bahwa si adik rajin belajar dan selalu mendapatkan
peringkat pertama di kelasnya. Contoh yang lain adalah: “Tim sepak bola
andalanku menang telak”, “Bapak gubernur meresmikan gedung baru ini”.
Direktif tindak tutur yang berfungsi untuk membuat penutur akan
melakukan sesuatu atau menimbulkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh
penutur. Fungsi ilokusi ini misalnya: memesan, memerintah, memohon, menuntut,
memberi nasehat, menyuruh, menantang, menyarankan, menganjurkan,
memastikan, mengajak, mengijinkan, menawar, melarang, mendesak,
memperingatkan, menuntut. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang
dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai apa yang
disebutkan di dalam tuturannya. Tindak tutur direktif disebut juga dengan tindak
tutur impositif. Yang termasuk ke dalam tindak tutur jenis ini antara lain tuturan
meminta, mengajak, memaksa, menyarankan, mendesak, menyuruh, menagih,
memerintah, mendesak, memohon, menantang, memberi aba-aba. Contohnya
adalah “Bantu aku memperbaiki tugas ini”. Contoh tersebut termasuk ke dalam
tindak tutur jenis direktif sebab tuturan itu dituturkan dimaksudkan penuturnya
agar melakukan tindakan yang sesuai yang disebutkan dalam tuturannya yakni
membantu memperbaiki tugas. Indikator dari tuturan direktif adalah adanya suatu
tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur setelah mendengar tuturan tersebut.
Komisif tindak tutur yang menyatakan bahwa penutur akan melakukan
sesuatu. Ilokusi ini terikat pada suatu tindakan di masa depan atau yang akan
datang. Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk
melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya bersumpah,
berjanji, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul. Contoh tindak tutur
komisif kesanggupan adalah “Saya sanggup melaksanakan amanah ini dengan
baik”. Tuturan itu mengikat penuturnya untuk melaksanakan amanah dengan
sebaik-baiknya. Hal ini membawa konsekuensi bagi dirinya untuk memenuhi apa

181
yang telah dituturkannya. Cotoh tuturan yang lain adalah “Besok saya akan datang
ke pameran lukisan Anda”, “Jika sore nanti hujan, aku tidak jadi berangkat ke
Solo”.
Ekspresif tindak tutur ini berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan
sikap penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi misalnya :
mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam,
memuji, mengucapkan belasungkawa, mengkritik, mengeluh, menyalahkan,
menyesal dan sebagainya. Tindak tutur ilokusi ini cenderung menyenangkan,
karena itu secara intrinsik ilokusi ini sopan, kecuali ilokusi-ilokusi ekspresif
mengecam, menyesal dan menyalahkan. Tindak tutur ini disebut juga dengan
tindak tutur evaluatif. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang
dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal
yang disebutkan dalam tuturan itu, meliputi tuturan mengucapkan terima kasih,
mengeluh, mengucapkan selamat, menyanjung, memuji, meyalahkan, dan
mengkritik. Tuturan “Sudah kerja keras mencari uang, tetap saja hasilnya tidak
bisa mencukupi kebutuhan keluarga”. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur
ekspresif mengeluh yang dapat diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang
dituturkannya, yaitu usaha mencari uang yang hasilnya selalu tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Contoh tuturan lain adalah “Pertanyaanmu
bagus sekali” (memuji), “Gara-gara kecerobohan kamu, kelompok kita
didiskualifikasi dari kompetisi ini” (menyalahkan), “Selamat ya, Bu, anak Anda
perempuan” (mengucapkan selamat).
Deklaratif hasil ilokusi ini mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi
proposisi dengan realitas misalnya : mengundurkan diri, membabptis, memecat,
memberi nama, menjatuhkan hukuman, dan sebagainya. Tindakan-tindakan ini
merupakan kategori tindak tutur yang sangat khusus.Tindak tutur deklarasi
merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya utuk menciptakan hal
(status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tindak tutur ini disebut juga dengan
istilah isbati. Yang termasuk ke dalam jenis tuutran ini adalah tuturan dengan
maksud mengesankan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengabulkan,
mengizinkan, menggolongkan, mengangkat, mengampuni, memaafkan.
Tindak ilokusi digolongkan dalam aktifitas bertutur ke dalam lima bentuk
tuturan (Searle dan Rahardi, 2009: 17), yaitu: (a) tindak tutur asertif, (b) tindak
tutur direktif, (c) tindak tutur komisif, (d) tindak tutur ekspresif, dan (e) tindak
tutur deklaratif. Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang terkait dengan
kebenaran atas hal yang dikatakan. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang
dimaksudkan agar lawan tutur melakukan sesuatu. Tindak tutur komisif adalah
tindak tutur yang terikat antara penuturnya dengan suatu tindakan yang dilakukan
diwaktu yang akan datang dengan melakukan segala hal yang disebutkan pada
tuturan. Tindak tutur ekpresif adalah tuturan yang dilakukan agar tuturan diartikan

182
sebagai evaluasi. Tindak tutur deklaratif adalah tuturan yang mempunyai
kekuasaan dalam tuturannya dan dengan maksud menciptakan hal baru.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang
mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan
perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak menghitung atau
mengkuantitatifkan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak
menganalisis angka-angka. (Afrizal,2014:11). Metode penelitian yang digunakan
adalah teknik deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Rubrik Opini
Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas,
Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021. Objek dalam penelitian ini
adalah diksi sebagai pengungkap jenis tindak tutur pada Rubrik Opini Lahirnya
Era Baru Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis
Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021. Data penelitian ini adalah kalimat
dalam Rubrik Opini Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di
Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021.
Sumber data penelitian adalah Rubrik Opini Lahirnya Era Baru Ibadah
Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd
Rahman Edisi 18 Juni 2021. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi. Data yang akan diteliti sudah
didokumentasikan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk membantu peneliti dalam
memperoleh data yang diinginkan. Pengambilan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara pencatatan kalimat bahasa berupa penggalan kalimat yang
mempunyai konteks utuh. Data diidentifikasi berdasarkan jenis tindak tutur data
dikumpulkan dan diurutkan secara sistematis berdasarkan format data identifikasi
dan klasifikasi yang telah ditentukan.

PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan penelitian ini mencakup penggunaan jenis tindak
tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi pada Rubrik Opini
Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas,
Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021. Setelah hasil yang diperoleh
dipaparkan, selanjutnya dibahas pada bagian pembahasan. Berdasarkan data yang
telah diperoleh dan kemudian dianalisis oleh peneliti. Peneliti menyimpulkan
bahwa data yang terdapat pada Rubrik Opini di Surat Kabar Kompas mencakup
jenis tindak tutur sebagai berikut.

1. Representatif

183
Penggunaan tindak tutur representatif dalam Opini Lahirnya Era Baru
Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa
Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021 ditemukan jenis tuturan dalam bentuk
menyebutkan, memberikan kesaksian, melaporkan ,dan menyatakan, berikut salah
satu bagian analisis dari tuturan representatif.
1. Arab Saudi tahun lalu juga menyelenggarakan ibadah haji hanya untuk
warga Arab Saudi dan warga asing yang berdomisili di negara itu dengan
jumlah sangat terbatas, antara 1.000 dan 10.000 anggota jemaah saja.
(Menyebutkan)
2. Dr Mashath menjawab, jumlah 60.000 calon jemaah haji itu sesuai dengan
kapasitas kemampuan infrastruktur perangkat pendukung ibadah haji yang
bisa menjamin keselamatan dan kesehatan jemaah di Arab Saudi tahun ini.
(Memberikan Kesaksian)
3. Infrastruktur itu di antaranya seperti tenaga kesehatan, aparat keamanan,
keamanan kesehatan wukuf di padang Arafah dan menginap di kota Mina,
serta pelaksanaan sai dan tawaf. (Melaporkaan)
4. Arab Saudi juga mengharuskan calon jemaah haji bebas dari penyakit
kronis dan sudah divaksinasi Covid-19 serta berusia 18 tahun hingga 65
tahun. Menurut Worldometers, kasus positif Covid-19 di Arab Saudi
hingga Rabu (16/6/2021) mencapai 468.175 kasus, 7.606 orang meninggal
dunia, dan 450.255 dinyatakan sembuh. (Menyatakan)
5. Selain pembatasan jumlah, Arab Saudi juga mengharuskan calon jemaah
haji bebas dari penyakit kronis dan sudah divaksinasi Covid-19 serta
berusia 18 tahun hingga 65 tahun. Menurut Worldometers, kasus positif
Covid-19 di Arab Saudi hingga Rabu (16/6/2021) mencapai 468.175
kasus, 7.606 orang meninggal dunia, dan 450.255 dinyatakan sembuh.
(Menyatakan)
6. Ada dua pernyataan kunci dari Dr Mashath. Pertama, pelaksanaan haji
tahun ini kembali terbatas hanya untuk warga negara Arab Saudi dan
warga asing yang berdomisili di negara itu, dengan dalih Pemerintah Arab
Saudi lebih mengutamakan keselamatan kesehatan jemaah haji. Kedua,
Arab Saudi hanya mengizinkan jumlah maksimal sekitar 60.000 anggota
jemaah haji tahun ini, dengan dalih jumlah tersebut sesuai dengan
kapasitas kemampuan infrastruktur perangkat pendukung pelaksanaan
ibadah haji tahun ini. (Menyatakan)
Tuturan 1 terdapat pemanfaatan jenis tindak tutur representatif
menyebutkan. Hal itu terlihat pada tuturan kalimat yang mengungkapkan
pemerintah Arab Saudi menyebutkan ibadah haji hanya untuk warga Arab Saudi
dan warga asing yang berdomisili di negara itu dengan jumlah sangat terbatas,
antara 1.000 dan 10.000 anggota jemaah saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan jelas kalimat tersebut menggunakan jenis tindak tutur meyebutkan dalam
mengungkapkan pendapatnya.
Tuturan 2 terdapat pemanfaatan jenis tindak tutur representatif memberikan
kesaksian. Hal itu terlihat pada penggunaan kalimat jumlah 60.000 calon jemaah

184
haji itu sesuai dengan kapasitas kemampuan infrastruktur perangkat pendukung
ibadah haji yang bisa menjamin keselamatan dan kesehatan jemaah di Arab
Saudi tahun ini. Tuturan kalimat tersebut bertujuan untuk memberikan pengaruh
kepada pemerintah luar untuk memberikan keyakinan.
Tuturan 3 kalimat tuturan tersebut menggunakan jenis representatif
melaporkan. Hal tersebut disebabkan penutur mau memberi tahu bahwa
Infrastruktur itu di antaranya seperti tenaga kesehatan, aparat keamanan,
keamanan kesehatan wukuf di padang Arafah dan menginap di kota Mina, serta
pelaksanaan sai dan tawaf. Hal itu terlihat dalam tuturan bahwa penutur
melaporkan bahwasanya tenaga kesehatan dan aparat keamanan.
Tuturan 4 terlihat jelas menggunakan jenis tindak tutur representatif
menyatakan. Hal pernyataan penutur dalam kalimat tuturannya adalah pernyataan
tentang kenapa Arab Saudi juga mengharuskan calon jemaah haji bebas dari
penyakit kronis dan sudah divaksinasi Covid-19 serta berusia 18 tahun hingga 65
tahun. Berdasarkan kalimat tuturannya menjelaskan bahwa pemerintah Arab
Saudi harus memperhatikan kesehatan calon jamaah haji dan divaksinasi. Jadi
dengan jelas kalimat tuturan tersebut menjelaskan pemerintah harus melayani
publik.
Tuturan 5 kalimat tuturan tersebut menggunakan jenis tindak tutur
representatif menyatakan. Hal pernyataan penutur dalam kalimat tuturan adalah
tentang Arab Saudi juga mengharuskan calon jemaah haji bebas dari penyakit
kronis dan sudah divaksinasi Covid-19 serta berusia 18 tahun hingga 65 tahun.
Berdasarkan kalimat tuturan tersebut menjelaskan bahwa pemerintah Arab Saudi
mengeluarkan peraturan harus bebas penyakit untuk para calon jamaah haji.
Selain itu terdapat tuturan kasus positif Covid-19 di Arab Saudi hingga Rabu
(16/6/2021) mencapai 468.175 kasus, 7.606 orang meninggal dunia, dan 450.255
dinyatakan sembuh. Bahwasanya memberikan pernyataan tentang kasus covid
yang dinyatakan meninggal dunia dan dinyatakan sembuh di Arab Saudi.
Tuturan 6 terdapat pemanfaatan jenis tindak tutur representatif menyatakan.
Hal itu terlihat, pada tuturan kalimat untuk mengungkapkan warga Arab Saudi
yang melaksanakan haji tahun ini dibatasi hal ini terdapat kalimat tuturan
pelaksanaan haji tahun ini kembali terbatas hanya untuk warga negara Arab
Saudi dan warga asing yang berdomisili di negara itu, dengan dalih Pemerintah
Arab Saudi lebih mengutamakan keselamatan kesehatan jemaah haji. Selain itu,
terdapat juga tuturan kalimat menyatakan Arab Saudi hanya mengizinkan jumlah
maksimal sekitar 60.000 anggota jemaah haji tahun ini, dengan dalih jumlah
tersebut sesuai dengan kapasitas kemampuan infrastruktur perangkat pendukung
pelaksanaan ibadah haji tahun ini dapat disimpulkan bahwa dengan jelas kalimat
tuturan tersebut untuk menyatakan pendapat apa yang disampaikan oleh
pemerintah Arab Saudi.

185
2. Direktif
Penggunaan tindak tutur direktif dalam Opini Lahirnya Era Baru Ibadah
Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd
Rahman Edisi 18 Juni 2021 ditemukan jenis tuturan dalam bentuk memaksa,
menantang, dan memerintah berikut salah satu bagian analisis dari tuturan dalam
bentuk direktif.
1. Arab Saudi tahun lalu juga menyelenggarakan ibadah haji hanya untuk
warga Arab Saudi dan warga asing yang berdomisili di negara itu dengan
jumlah sangat terbatas, antara 1.000 dan 10.000 anggota jemaah saja.
(Menyebutkan)
2. Pihak berwenang Saudi memutuskan ibadah haji tahun ini hanya untuk
warga Arab Saudi dan warga asing yang berdomisili di negara itu.
(Memaksa)
3. Arab Saudi tampak tidak mau berkompromi soal isu keselamatan
kesehatan jemaah haji sehingga berani mengabaikan godaan keuntungan
ekonomi yang luar biasa dari industri ibadah haji. (Menantang)
4. Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada calon jemaah haji
di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Bantul, DI Yogyakarta,
Selasa (6/4/2021). (Memerintah)
Tuturan 1 merupakan tuturan direktif menyebutkan. Hal itu terlihat, pada
tuturan kalimat tahun lalu juga menyelenggarakan ibadah haji hanya untuk
warga Arab Saudi dan warga asing yang berdomisili di negara itu dengan jumlah
sangat terbatas, antara 1.000 dan 10.000 anggota jemaah saja. Tuturan yang
disampaikan untuk mengungkapkan jumlah Jemaah haji sangat terbatas. Dapat
disimpulkan bahwa dengan jelas tuturan kalimat tersebut menyebutkan untuk
mengungkapkan pendapatnya.
Tuturan 2 merupakan jenis tindak tutur direktif memaksa. Hal itu
disebabkan, menggunakan kata-kata memutuskan bermaksud memaksa pihak
pemerintah harus mengeluarkan peraturan untuk pelaksanaan ibadah haji harus
warga asing yang berdomisili. Hal itu terlihat pada kalimat tuturan ibadah haji
tahun ini hanya untuk warga Arab Saudi dan warga asing yang berdomisili di
negara itu.
Tuturan 3 terdapat kalimat menggunakan jenis tindak tutur direktif
menantang. Penggunaan kalimat berani mengabaikan godaan keuntungan
ekonomi yang luar biasa dari industri ibadah haji bermaksud menantang atau
melawan kepada pihak yang dimaksud dengan memberikan kebijakan tetapi
ditentang dan atau dilawan oleh masyarakat. Kata-kata tersebut bermaksud untuk
melawan kebijakan yang disampaikan oleh pemerintah dalam melaksanakan
ibadah haji,
Tuturan 4 merupakan jenis tindak tutur direktif memerintah. Hal itu
disebabkan terdapat kalimat yang menggunakan kata-kata perintah seperti,

186
Petugas medis menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada calon jemaah haji di
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Bantul, DI Yogyakarta. Bermaksud
untuk memberikan perintah kepada calon jemaah haji daerah Bantul wajib
divaksin.

3. Ekspresif
Penggunaan tindak tutur ekspresif dalam Opini Lahirnya Era Baru Ibadah
Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd
Rahman Edisi 18 Juni 2021 ditemukan jenis tuturan dalam bentuk memuji berikut
salah satu bagian analisis dari tuturan dalam bentuk ekspresif.
1. Jika pelaksanaan ibadah haji tahun ini dinilai sukses, bisa dipastikan
jumlah jemaah haji tahun depan akan bertambah. Seperti halnya
pelaksanaan ibadah haji tahun lalu yang dinilai sangat sukses, maka
dampaknya jumlah jemaah haji tahun ini bertambah dari hanya 1.000-
10.000 anggota jemaah haji tahun lalu menjadi 60.000 anggota jemaah.
(Memuji)
2. Dukungan yang terus berdatangan tersebut, memperkokoh posisi politik
dan keagamaan Arab Saudi dan Raja Salman yang mendapat julukan
sebagai pelayan dua tanah suci, Mekkah dan Madinah. (Memuji)
Tuturan 1 menggunakan jenis tindak tutur ekspresif memuji. Hal itu
disebabkan terlihat kalimat tuturan mengutarakan pujian dengan mengatakan
bahwa ibadah haji bisa dinilai sukses dan tahun depan akan bertambah.. hal itu
terlihat pada penggunaan kalimat Jika pelaksanaan ibadah haji tahun ini dinilai
sukses, bisa dipastikan jumlah jemaah haji tahun depan akan bertambah. Seperti
halnya pelaksanaan ibadah haji tahun lalu yang dinilai sangat sukses, maka
dampaknya jumlah jemaah haji tahun ini bertambah dari hanya 1.000-10.000
anggota jemaah haji tahun lalu menjadi 60.000 anggota jemaah. Jadi, dari
penggunaan kalimat tersebut sangat terlihat jelas kalimat tuturan memuji hanya
untuk memandang diluar saja.
Terlihat 2 kalimat tuturan menggunakan jenis tindak tutur memuji, hal itu
disebabkan terlihat menggunakan kalimat pujian dengan mengatakan bahwa Raja
Salman dijuluki sebagai pelayan dua tanah suci Mekkah dan Madinah. Terlihat
pada kalimat tuturan Raja Salman yang mendapat julukan sebagai pelayan dua
tanah suci, Mekkah dan Madinah. Penggunaan kalimat tersebut, sangat jelas
terlihat memuji terhadap Raja Salman yang hanya memandang dari luar saja.

4. Komisif
Penggunaan tindak tutur komisif dalam Opini Lahirnya Era Baru Ibadah
Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd
Rahman Edisi 18 Juni 2021 ditemukan jenis tuturan dalam bentuk mengancam
dan menyatakan berikut salah satu bagian analisis dari tuturan dalam bentuk
komisif.
187
1. Dalam era ibadah haji pada musim pandemi ini, Arab Saudi menetapkan
keselamatan kesehatan jemaah haji merupakan prioritas yang di atas
segala-galanya. (Mengancam)
2. Padahal industri ibadah haji sudah menjadi andalan dari diversifikasi
ekonomi dalam visi Arab Saudi 2030 yang telah dideklarasikan oleh Putra
Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pada 2016.
(Menyatakan)
3. Jadi, keselamatan kesehatan jemaah haji dan kapasitas kemampuan
infrastruktur menjadi barometer mutlak Pemerintah Arab Saudi dalam
mengambil kebijakan terkait pelaksanaan ibadah haji pada musim pandemi
ini. (Mengancam)
Terlihat tuturan 1 terdapat penggunaan jenis tindak tutur komisif
mengancam. Hal itu terlihat pada penggunaan kalimat keselamatan kesehatan
jemaah haji merupakan prioritas yang di atas segala-galanya artinya kalimat
tuturan tersebut memberikan ancaman keselamatan dan kesehatan jemaah haji.
Tuturan 2 menggunakan jenis tindak tutur komisif menyatakan. Hal yang
dinyatakan dalam kalimat tuturan adalah industri ibadah haji sudah menjadi
andalan dari diversifikasi ekonomi dalam visi Arab Saudi 2030 yang telah
dideklarasikan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
(MBS) pada 2016. Artinya kalimat tuturan tersebut Putra Mahkota Arab Saudi
Pangeran Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman memberikan
pernyataan bahwasanya industri ibadah haji sudah menjadi andalan dari
diversifikasi ekonomi dalam visi Arab Saudi 2030.
Tuturan 3 terdapat penggunaan jenis tindak tutur komisif mengancam. Hal
itu terlihat pada penggunaan kalimat keselamatan kesehatan jemaah haji dan
kapasitas kemampuan infrastruktur menjadi barometer mutlak Pemerintah Arab
Saudi dalam mengambil kebijakan terkait pelaksanaan ibadah haji pada musim
pandemi ini. Artinya kalimat tuturan tersebut ancaman keselamatan dan jemaah
haji serta kapasitas insfraktuktur ibadah haji. Hal ini bertujuan untuk mengambil
kebijakan terhadap pelaksanaan ibadah haji.

5. Deklaratif
Penggunaan tindak tutur deklaratif dalam Opini Lahirnya Era Baru Ibadah
Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd
Rahman Edisi 18 Juni 2021 ditemukan jenis tuturan dalam bentuk memutuskan
dan mengizinkan, berikut salah satu bagian analisis dari tuturan dalam bentuk
deklaratif.
1. Raja Arab Saudi Salman bin Abdelaziz telah menyetujui memberi
stimulus ekonomi sebanyak 48 miliar dollar AS untuk mengganti kerugian
di sektor haji dan umrah itu. (memutuskan)

188
2. Kemudian pembaruan izin oleh kementerian pariwisata selama satu tahun
tanpa pungutan biaya tambahan untuk semua infrastruktur haji dan umrah
di kota Mekkah dan Madinah, serta bisa di perpanjang lagi. (mengizinkan)
Tuturan 1 merupakan jenis tindak tutur deklaratif memutuskan dengan
menggunakan kalimat Salman bin Abdelaziz telah menyetujui memberi stimulus
ekonomi sebanyak 48 miliar dollar AS untuk mengganti kerugian di sektor haji
dan umrah itu. Hal tersebut bertujuan untuk mengganti kerugian di sector haji dan
umrah dengan adanya pernyataan yang disetujui Raja Arab Saudi Salman bin
Abdelaziz.
Tuturan 2 merupakan jenis tindak tutur deklaratif mengizinkan dengan
menggunakan kalimat pembaruan izin oleh kementerian pariwisata selama satu
tahun tanpa pungutan biaya tambahan untuk semua infrastruktur haji dan umrah
di kota Mekkah dan Madinah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan
infrastruktur haji dan umrah di kota Mekkah dan Madinah dan memberikan masa
perpanjang.
Jenis tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sejumlah
lima jenis tuturan. Tuturan yang ditemukan ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Searle yang membagi jenis tindak tutur atas lima jenis yakni,
representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Temuan penelitian ini
mengukuhkan kembali pendapat Searle (dalam Syahrul, 2008:35) tentang lima
jenis tindak tutur yang digunakan penutur kepada mitra tutur dalam sebuah
peristiwa tutur. Peristiwa tutur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
peristiwa tutur dalam Rubrik Opini Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim
Pandemi di Surat Kabar Kompas, Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni
2021.

PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.Pertama, penggunaan jenis tindak tutur para Rubrik Opini
Lahirnya Era Baru Ibadah Haji Pada Musim Pandemi di Surat Kabar Kompas,
Penulis Musthafa Abd Rahman Edisi 18 Juni 2021 dominan pada tindak tutur
representatif dalam bentuk menyebutkan, memberikan kesaksian, melaporkan
,dan menyatakan.

DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo
Antasari. K. C dkk (2015). Pengaruh efektivitas sistem informasi akuntansi dan
penggunaan teknologi informasi pada kinerja individual dengan kepuasan
kerja sebagai variabel pemoderasi E-jurnal akuntansi universitas udayana
Vol. 10. No 2 : 354-369 354.

189
Austin, J.L. (1955). How To Do Things With Words. New York: Oxford University
Press.
Chaer, A dan Leonie A. (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Clara. A. S. (2016). Tindak Tutur Dalam Iklan Layanan Masyarakat di Kabupaten
Banyuwangi. E. Jurnal Humanis. Fakultas Sastra dan Budaya Unud. Vol
14. No 1: 17-22
Kadek C, dkk (2015). Pengaruh efektivitas sistem informasi akuntansi dan
penggunaan teknologi informasi pada kinerja individual dengan kepuasan
kerja sebagai variabel pemoderasi E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol 10. No 2: 354-369.
Leech, G. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Nofita. A (2020). Bentuk Tindak Tutur Lokusi dan Ilokusi Pedagang dan Pembeli
di Pasar Sekip Ujung, Palembang. Jurnal BIDAR. Vol 10. No 01: 73-83
Rahardi, K. (2009). Kajian Sosiolinguistik. Bogor: Ghalia Indonesia.
Searle, J.R. (1986). Expression and Meaning: Studies in the Theory of Speech
Acts. Cambridge: Cambridge University Press
Sumarsono dan Paina P. (2004). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syahrul, R. (2008). Pragmatik Kesantunan Berbahasa Menyibak Fenomena
Berbahasa Indonesia Guru dan Siswa. Padang: UNP Press.

190

Anda mungkin juga menyukai