Abstrak
Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hymes menegaskan
bahwa kompetensi berbahasa mengacu pada fungsi bahasa yang memungkinkan manusia untuk
menyampaikan/ menerjemahkan pesan serta memahami bahasa sesuai konteksnya. Sehingga
dalam dunia pendidikan kompetensi berbahasa dari seorang pengajar sangat menentukan
keberhasilan penyampaian materi/ bahan ajar guna mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa, peneliti hendak menganalisis Tindak Tutur Ilokusi.
Penelitian ini sendiri dibatasi pada persoalan Tindak Tutur Ilokusi, sehingga dapat dirumuskan
bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki tindak tutur ilokusi apa yang sering
digunakan serta tujuannya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan berarti
berupa konsep-konsep berbahasa Indonesia yang efektif dan komunikatif.
Abstract
Language has hold an important role in human life. Hyme also states the same thing that language
competence referes to the language unction which enable human to deliver/ translate a message
and comprehend language based on the contex. That is why in the world of education, teacher’s
language competence is considered as something important in their aim to deliver knowledge to
achive the goal. Considering such an important function, the researcher aims to make a research
on Illocution Act. This research is limited to discover the illocution acts which are often used and
what is the purpose. The result is expected can give language concepts in using Indonesian
language effectively and communicatively.
157
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
158
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
Dengan mengetahui tindak tutur yang phak yang ditanya, diminta untuk me-
efektif maka seorang guru akan mampu lakukan sesuatu, dsb, hal inilah yang
menyampakan isi pembelajaran secara diajukan sebagai fungsi bahasa yang
tepat gun mencapai tujuan pembelajaran. disebut Tindak Tutur. (speech acts).
Pemahaman lain diajukan oleh Sukses atau tidaknya sebuah
Bachman (1990) yang membagi kompe- komunikasi sangat tergantung dari cara si
tensi berbahasa menjadi dua yaitu pembicara meyakinkan si pendengar dan
kompetensi penyusunan yang meliputi juga bagaimana si pembicara dapat mem-
kompetensi tata bahasa dan tekstual. pengaruhi si pendengar. Teori ini di-
Bagian yang kedua adalah kompetensi kembangkan J.L Austin pada tahun
Pragmatic yang meliputi fungsi bahasa. 1930an, yang diteruskan Searle. Austin
Fungsi bahasa inilah yang menjadi tujuan berpendapat bahwa bahasa sehari-hari
seseorang melakukan tuturan. Sebuah menggambarkan pemahaman secara
kajian linguistic bertujuan untuk meng- pragmatik sehingga secara otomatis dapat
ungkapkan “pikiran manusia”, hal ini di- dianalogikan dalam memahami bahan-
ungkapkan oleh Rudolp Carnap (1942:9), bahan kajian pragmatics.
dalam Morris 1995): Austin mengajukan jika peng-
“In an investigation explicit reference is gunaan tindak tutur meliputi tiga elemen,
made to the speaker, or, to put it in more yaitu; apa yang ikatakan oleh pembicara
general terms, to the user of a language,
then we assign it to the field of pragmatics.
dinamakan sebagai tindak tutur lokusi
If we abstract from the user of the (locutionary act) yaitu ujud dari bahasa
language and analyze only the expressions itu sendiri yang berupa peraturan-per-
and their designate, we are in the field of aturan cara pengucapan serta tata bahasa-
semantic. And if, finally, we abstract from nya. Yang kedua, maksud yang di-
the designate also and analyze only the
relations between the expressions, we are
kehendaki dari si pembicara, yang di-
in (logical) syntax. The whole science of istilahkan sebagai tindak tutur ilokusi
language, consisting of the tree parts (illocutionary act), dengan mana bahasa
mentioned, is called semiotic.” bisa berterima di masyarakat. Pada fakta-
nya, makna dari tindak tutur sering
Jadi, dapat diformulasikan jika diasosiasikan sebagai bagian ini. Pada
pragmatik menjangkau semua bidang teori tindak tutur, ilokusi adalah inti dari
yang menggunakan bahasa sebagai tindak tutur itu sendiri. Elemen yang
medianya. ketiga adalah tindak tutur perlokusi
Berdasar argumentasi di atas, men- (perlocutionary act) yaitu mengacu pada
jadi jelas jika seseorang belajar bagai- tindakan yang mengikuti sebuah tuturan:
mana menggunakan bahasa secara efek dari sebuah tindak tutur ilokusi.
komunikatif, maka tidak cukup hanya Sebuah tindak tutur ilokusi- direktif
mempelajari cara pengucapan dan tata (directive illocutionary act) dapat ditutur-
bahasanya saja. Kita juga harus mem- kan menggunakan sebuah kata, frase,
pelajari bagaimana mengajukan per- atau sebuah kalimat yang memiliki ke-
tanyaan, membuat saran, member salam, kuatan di dalamnya. Hanya dengan
dan berterima kasih kepada orang lain. mengucapkan kata, frase, atau kalimat
Dengan kata lain, kita harus mengetahui tersebut, si pembicara bisa memerintah-
kapan dan di mana sebuah ujaran bisa kan seorang pendengar untuk melakukan
digunakan. Demikin halnya, pendengar, sebuah tindakan.
sebagai pihak yang menangkap makna Contoh:
dari pembicaraan, mengetahui dengan “Tutup pintu!”
jelas apakah yang bersangkutan adalah
159
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
Ini adalah contoh tindak tutur direktif tindakan ini berfungsi untuk
secara nyata karena menggunakan susun- mengekspresikan dan mengungkapkan
an kalimat perintah. Makna ilokusi sikap pskologis penutur terhadap mitra
direktif ini adalah kekuatan untuk me- tutur.
merintah, mendebat, atau menasihati si Contoh:
pendengar untuk menutup pintu. “bunga ini indah sekali!”
Sedangkan tindak tutur komisif Ini adalah contoh tindak tutur
(commissive illocutionary act) dinyata- langsung sebagai ekspresi sikap si
kan oleh Searle (dalam saeed, 2000)’ pembicara terhadap sebuah kondisi.
“….is one of the ways how to convey the Tindak tutur deklarasi adalah
intentions to the hearer that refers to the tindak tutur yang
future actions and until the hearer knows menghubungkan isi proposisi dengan
what is the speaker mean in utterance.” redalitas yang sebenarnya, misalnya
Maksudnya bahwa tindak tutur ilokusi membaptis, menghukum, menetapkan,
komisif adalah salah satu cara untuk memecat, memberi nama, dsb.
menyampaikan maksud kepada si pen- Contoh:
dengar yang mengacu pada tindakan yang “Dengan ini saya nyatakan kalian
akan dilakukan di masa depan dan sampai resmi menjadi suami dan istri.”
dengan si pendengar memahami apa Tindak tutur deklarasi berkaitan
maksud dari tuturan si pembicara. Lebih dengan si pembicara yang mempunyai
jauh, melalui tindakan ini, si pembicara otoritas untuk mensahkan pasangan
bermaksud melakukan sesuatu, yang ke- tersebut menjadi suami dan istri. Jika
mungkinan akan dilakukan di masa depan tuturan ini dilakukan oleh seseorang
Contoh: tanpa wewenang mensahkan, maka
“Saya akan pulang jam lima tindak tutur ini tidaklah tercapai.
sore.” Melalui analisis ini, peneliti
Ini adalah contoh tindak tutur tidak berharap mampu menggali “makna
langsung karena tuturan ini lebih meng- kontekstual” dari interaksi jual beli guna
gambarkan janji dari si pembicara mengenali fungsi bahasa dalam rangka
ketimbang sebuah pernyataan, jika me- mencari jenis pengajaran bahasa apa yang
ngacu pada strukturnya. bisa digunakan secara efektif sehingga
Tindak tutur asertif atau kompetensi berbahasa seperti yang
representatif adalah tindak tutur yang diharakan bisa tercapai.
menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu
itu adanya, misalnya pemberian pernyata- TINJAUAN PUSTAKA
an, pemberian saran, pelaporan, pe- Pragmatik
ngeluhan, dsb. Untuk menganalisis menggunakan
Contoh: pendekatan pragmatik, perlu dipahami
“Pintu rumahnya tertutup.” definisi dari pragmatic itu sendiri. Salah
Ini adalah contoh tindak tutur satu definisi pragmatic, diajukan oleh
langsung sebagai pernyataan si Levinson (Saeed, 2000):
pembicara dari sebuah kondisi. “Pragmatics is the study of those relations
Tindak tutur ekspresif yaitu between language and context that the
sentence has connection to grammar. In
tindak tutur yang menyangkut perasaan other word the speaker’s intention is
dan sikap, misalnya berupa tindakan delivered by using code in the structure of
meminta maaf, berterima kasih, language. It is the study of the relations
menyampaikan ucapan selamat, memuji, between language and context that the
menyatakan belasungkawa, mengkritik; hearer does not only know the meaning
160
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
and the grammar of the words uttered but mengkaji bagaimana konteks mem-
also is able to make inference.” pengaruhi makna. Kajian pragmatik me-
Jadi, dengan sederhana dapat di- liputi: prinsip kesopanan, presuposisi,
katakan jika pragmatik adalah cabang implikatur, dan tindak tutur.
ilmu yang mempelajari bagaimana meng-
gunakan pengetahuan linguistik sesuai Tindak Tutur (Speech Act)
konteks. Dengan demikian, pragmatik Austin (Saeed, 2000) menyatakan
adalah cabang ilmu yang mengkaji bahwa “Speech act is an utterance
bagaimana pendengar membuat inferensi defined in term of intention of the speaker
dalam rangka menginterpretesaikan and the effect to the listener. In speaking,
maksud dari si pembicara. Inferensi dapat people do something, or by saying
terbentuk melalui kombinas dari berbagai something, people also do something.”
pengetahuan seperti: pengembangan Artinya tindak tutur adalah sebuah ujaran
diesis, referensi dan konteks, dan untuk menyampaikan maksud dari si
pengetahuan itu sendiri sebagai konteks. pembicara dan efeknya terhadap si pen-
Bahasa dan konteks tidak bisa dipisahkan dengar. Melalui berbicara, seseorang me-
dari tindak komunikasi, dengan mana lakukan sesuatu, atau dengan menyatakan
seseorang dapat memahami maksud sesuatu, maka orangpun melakukan se-
orang lain melalui tindak tutur. suatu. Austin coba untuk menyampaikan
Definisi lebih jauh diajukan oleh bahwa tindak tutur sebuah tindakan
Yule (Saeed, 2000), linguistik yang menekankan pada
”Pragmatics is the study of contextual
meaning. It is clear that in order to
penyampaian makna melalui bahasa.
comprehend an utterance, the hearers Tindak tutur “Speech act theory”
should know the context. In other words, berdasar Austin, dapat dianalisis ke
Yule states pragmatics is the study of dalam tiga bagian:
meaning as communicated by speaker (or 1. Tindak tutur Lokusi (A locutionary
writer) and interpreted by a listener (or
reader).”
act) , yaitu adalah tindak proposisi
Dengan kata lain, pragmatik mengacu kepada aktivitas bertutur
tidaklah sepertihalnya semantik, dimana kalimat tanpa disertai tanggung jawab
makna secara konvensional atau penuturnya untuk melakukan suatu
“dikodekan” dalam bahasa itu sendiri, tindakan tertentu.
pragmatk mengkaji bagaimana pe- 2. Tindak tutur Ilokusi (An illocutionary
nyampaian makna tidaklah semata-mata act) adalah suatu tindak yang
tergantung pada struktur dan pengetahuan dilakukan dalam mengatakan sesuatu,
linguistic (seperti tata bahasa, leksikon, sebagai maksud sesungguhnya dari
dll) dari pembicara dan pendengar, tetapi sebuah ujaran, seperti membuat janji,
juga sangat tergantung kepada kontgeks membuat pernyataan, mengeluarkan
dari ujaran tersebut, pengetahuan me- perintah atau permintaan
ngenai siapa saja yang terliba, inferensi 3. Tindak tutur (A Perlokusi act) adalah
dar maksud pembicara, dan faktor-faktor implikasi tindak lokusi terhadap
lainnya. Dengan demikian, pragmatik pendengar yaitu tindak tutur yang
menjelaskan bagaimana para pengguna dilakukan untuk mempengaruhi
bahasa mengatasi ambiguitas, karena orang lain, menjadikan orang marah,
makna sangat tergantung kepada cara, dan menghibur seseorang.
temat, waktu, dll, dari sebuah ujaran.
Berdasar penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Pragmatik adalah
sebuah sub-bidang ilmu linguistik yang
161
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
162
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
163
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
Tabel 1.
Hasil Analisis Tindak Tutur Ilokusi
No Dialog Tindak tutur Analisis
1 2 3 4 5
1 X:” Ini segini 10 ribu se ons. Segini 5 √ Ini adalah tindak tutur
ribu. Kalo diketeng 5 ribu.” asertif jenis pemberian
informasi oleh X.
Y: “mahal amat.”
2 Pembeli (X): “Kalau yang ini?” √ Ini adalah tindak tutur
asertif jenis pemberian
Penjual (Y): “Ini asinan mangkanya informasi oleh Y.
lain yang ini mahalan”
3 Pembeli (X): “Enak gak nih?” √ Ini adalah tindak tutur
ekspresif oleh Y
Penjual (Y): “Enak. Kalo yang ini gak
begitu asin, tapi mahalan.”
4 Pembeli (X): “Kalo ikan tembang √ Ini adalah tindak tutur
mana? Berapaan?” ekspresif oleh Y
164
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
165
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
166
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
28 Pembeli (X): “Yah mahal, 28 ribu aja √ Ini adalah tindak tutur
ya?..” direktif jenis
permintaan oleh X
Penjual (Y): “Ya udah 28 ribu.”
29 Pembeli (X): “ Ya udah √ Ini adalah tindak tutur
bungkusin saya kencur dan jahe direktif jenis
merahnya sekilo-sekilo. “ memerintah oleh X
31 Pembeli (X): “ 10 ribu dapet 4 bisa pak” √ Ini adalah tindak tutur
direktif jenis
Penjual (Y): “Wah gak bisa mas, beli permintaan oleh X
20 ribu aja mas bisa dapet 7.”
32 Pembeli (X): “Ya udah nanti aja mas, √ Ini adalah tindak tutur
makasih ya.” direktif jenis
permintaan oleh X
Penjual (Y):” ya udah mas nih. Duapuluh
ribu dapet delapan.”
Pembeli (X): “nah gitu dong bang. kalo √ Ini adalah tindak tutur
33 begini kan, besok-besok saya bisa beli di komisif jenis janji oleh
sini lagi.” Y
167
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
168
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
hingga Y membuat respon yang relevan kegagalan- dari si pembicara, atau ke-
dengan menyetujuinya.Y memahami jika mungkinan kondisi saat ini yang di-
X menggunakan tindak tutur direktif akibatkan oleh tindakan sebelumnya
sehingga Y merespon dengan menyetujui tersebut atau kegagalan dari tindakan
dan langsung memilih sayuran. tersebut.
Contoh:
Komisif Pembeli (X): “Enak gak nih?”
Adalah jenis tindak tutur yang Penjual (Y) : “Enak. Kalo yang ini
membuat si pembicara berkomitmen ter- gak begitu asin, tapi mahalan.”
hadap rencana yang dibuat. Dalam hal ini, Sebuah pernyataan diutarakan oleh
si pembicara akan melakukan sesuatu di Y, dan direspon oleh X sebagai tindak
masa mendatang setelah menyampaikan tutur ilokusi X berasumsi bahwa Y yang
ujarannya. terlibat dalam percakapan mengutarakan
Contoh: pernyataan yang relevan. Makna literal
Pembeli (X):“Tapi masih bisa dapet dari pernyataan Y tidak relevan dengan
bonuskan?” percakapan. Karena X berasumsi Y
Penjual (Y): “Nanti ya kalo belanja sedang terlibat dalam percakapan, maka
lagi.” X menduga ada makna lain dari ujaran Y.
Pembeli (X):” Gitu dong.” Berdasar informasi yang diketahui ber-
Sebuah pernyataan diutarakan sama, X memahami jika Y sedang meng-
oleh Y, dan direspon oleh X sebagai ekpresikan perasaannya tentang barang-
tindak tutur ilokusi. X berasumsi bahwa barang dagangannya. X memahami jika
Y yang terlibat dalam percakapan meng- Y menggunakan tindak tutur ekspresif.
utarakan pernyataan yang relevan. Makna
literal dari pernyataan Y relevan dengan REKAPITULASI HASIL
percakapan. Berdasar informasi yang di- PENELITIAN
ketahui bersama, X memahami jika Y Rekapitulasi data dari hasil temuan
berjanji untuk memberi bonus jika diambil berdasarkan tabel intrumen
belanja lagi sehingga X merespon setuju analisis kerja. Hasil analisis kemudian di-
dengan janji Y. hitung untuk menentukan prosentase dari
tiap jenis tindak tutur Ilokusi pada
Tindak tutur ekpresif Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat
Adalah jenis tindak tutur yang Jati.
mengekspresikan keadaan psikologis. Hasil analisis data dapat dilihat
Sebuah ujaran ekspresif muncul sebagai dengan mudah pada tabel berikut ini:
akibat dari tindakan sebelumnya-
Tabel 2.
Rekapitulasi Hasil Analisis
Tindak tutur Ilokusi Pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
Tindak Asertif Ekspresif Komisif Direktif Deklarasi
tutur
Jumlah 15 5 6 14 0
Prosentase 37,5% 12,5% 15% 35% 0%
Total 100%
Berdasar hasil rekapitulasi di atas, yang dianalisis, lima belas adalah tindak
dapat dilihat bahwa dari empat puluh data tutur asertif, lima buah tindak tutur
169
DEIKSIS | Vol. 08 No.02 | Mei 2016 | 157-171
ekspresif, tindak tutur berjumlah enam koma lima persen, sedangkan yang paling
buah, tindak tutur direktif empat belas rendah adalah tindak tutur deklarasi yaitu
buah dan tidak dtemukan satupun tindak nol persen
tutur deklarasi. Persentasi dari hasil analisis di
Dari hasil analisis, dapat dilihat atas akan lebih mudah dilihat melalui
bahwa tindak tutur asertif memiliki hasil grafik di bawah ini:
temuan tertinggi yaitu tiga puluh tujuh
Grafik 1.
Persentase Hasil Analisis Tindak Tutur pada Interaksi Jual Beli
di Pasar Induk Kramat Jati
15
Series 1
10
Series 2
5 Series 3
Series 4
0 Series 5
Asertif Ekspresif Komisif Direktif Deklarasi
170
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Induk Kramat Jati
(Erna Megawati)
171