Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen komunikasi diperlukan dalam setiap organisasi, agar

kegiatan komunikasi dalam organisasi tersebut dapat berjalan mencapai

tujuan secara efektif. Proses dalam manajemen komunikasi dapat digunakan

untuk memecahkan masalah komunikasi. Terutama permasalahan

komunikasi yang disebabkan karena keruwetan alur komunikasi. Melalui

manajemen komunikasi yang efektif, dapat menjadikan penyampaian pesan

lebih terstruktur, terarah dan efektif dalam mencapai tujuan.

Usaha kelompok menengah seringkali dihadapkan pada persoalan

komunikasi antar penentu kebijakan dan Pedagang Kaki Lima (PKL)di jalan

lawata sebagai salah satu pengelola di kawasan pedagang kaki lima tersebut.

Jalan Lawata merupakan kawasan perdagangan dimana pengelolaannya

dipegang oleh beberapa stakeholder(multistakeholder). Instansi yang

terlibatdalam pengelolaan kawasan pasar jalan lawata meliputi Pemerintah

Daerah Kota Kendari dan pihak pengelola yang telah dibentuk.

Pelaksanaan tugas lintas instansi pada suatu subyek ditengarai masih

terkotak-kotak sesuai dengan kepentingan masing-masing. Ketika pengelola

pasar/ pedagang hanya berfokus pada kegiatan yang terjadi di pasar dan masalah

retribusi,sedangkan Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda) yang fokus pada bidang perizinan lalu membentuk Badan atau

bagian yang bertugas mengawasi kepengurusan dan pengelolaan pasar yang

1
ada di Kota Kendari salah satunya pasar Paddy’s Market yaitu Badan

Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD), kemudian disisi lain

Pemerintah Daerah gencar dalam melakukan pembangunan infrastruktur.

Pembangunan dan tata ruang wilayah kawasanPerkotaan.

Multistakeholder dalam pengelolaan kawasan pasar berpotensi

menimbulkan persoalan, diantaranya yaitu adanya persoalan koordinasi dan

komunikasi antar stakeholder. Masing-masing organisasi/instansi memiliki

tujuan dan kepentingan dalam pengelolaan kawasan pasar. Hal ini

mengakibatkan terjadinya tumpang tindih kepentingan antar stakeholder.

Terdapat permasalahan yang berbeda dimasing-masing zona. Permasalahan

pada zona1 yaitu adanya perbedaan tujuan dan kepentingan antar

pengelola,dan pemerintah sebagai daya perekonomian sekaligus menjaga

kebersihan dan ketertiban pasar. Zona2 memiliki permasalahan pengendalian

fungsi lahan, dimana wilayah zona2 yang sangat strategis dan memiliki

potensi ekonomis. Sedangkan permasalahan dizona3 terletak padabirokrasi

dan kewenangan pemerintah daerah dan pemerintah provinsi. Permasalahan

dizona3 yang cukup kompleks ini perlu adanya kerja sama dan koordinasi

yang terstruktur dari para pengelola, yaitu pihak pengelola pasar serta

Pemerintah Daerah Kota Kendari. Oleh karena itu, segala keruwetan dan

permasalahan yang terjadi tersebut hanya dapat diatasi dengan melakukan

komunikasi yang efektif antar organisasi pengelola pedagang kaki lima Kota

Kendari. Komunikasi yang efektif dapat diwujudkan dengan pengelolaan

proses komunikasi melalui menajemen komunikasi, untuk membantu suatu

2
organisasi dalam mencapai tujuannya. Manajemen komunikasi meliputi

proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan

penyampaian pesan dari satu pihak, kepada pihak lain.

Persoalan yang terjadi dalam pengelolaan dan pelestarian di kawasan

pedagang kaki lima di jalan lawata yang terjadi sampai saat ini yaitu mengenai

kepemilikan lapak, dimana sebagian besar lapak dimiliki oleh masyarakat dan

mulai menjadi incaran para pedagang besar. Lapak tersebut dikhawatirkan

dimanfaatkan oleh para pihak tertentu untuk kepentingan komersil dan dapat

berpotensi merusak lanskap perekonomian di kawasan pedagang kaki lima.

Persoalan lain yang terjadi adalah adanya bangunan rumah, toko,

sampah dan jalan yang sempit, yang masih berada dizona3. Hal ini menjadi

persoalan karena kecilnya jalanan, adanya sampah dan ruko tersebut dapat

mengganggu bahkan dapat merusak jalur lalu lintas di kawasan jalan lawata.

Pembangunan yang kini tengah dilaksanakan yaitu pembangunan pasarkhusus

pedagang kaki lima yang berlokasi didalam zona3 kawasan jalan lawata. Selain

itu, bangunan pasar yang sudah dibangun setinggi dua lantai tersebut tidak

dimanfaatkan secara penuh karena masih banyak pedagang yang enggan pindah

ketempat tersebut dan masih berjualan di tempat lama.

Adanya permasalahan dalam pengelolaan kawasan pedagang kaki

lima di jalan lawata, baik mengenai perbedaan kepentingan dan tujuan antar

pengelola, serta persoalan dengan masyarakat, menjadi fokus persoalan yang

menarik untuk dikaji secara mendalam. Status jalan lawata sebagai kawasan

ekonomi, harus dipertahankan, karena apabila kriteriatidaklagiterpenuhi,maka

3
peringkat nasional dan penghargaan adipura dapat dicabut. Oleh karena itu,

diperlukan koordinasi yang salah satunya diwujudkan melalui proses

komunikasi antar pengelola dan masyarakat di kawasan jalan lawata.

Penelitian ini akan mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara mendalam

mengenai manajemen komunikasi yang dilakukan pengelola dalam

menangani ketertiban perdagangan dan pemasaran di pasar Paddy’s Market

yang berada dikawasan jalan lawata.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka pokok masalah dalam penelitian ini

dirumuskan adalah “Bagaimana Manajemen Komunikasi Pengelola Paddy’s

Market Dalam Pelestarian dan Ketertiban Kawasan PKL di Kota Kendari”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui manajemen komunikasi pengelola Paddy’s

Market dalam menegakkan peraturan dan tata tertib yang harus

dipenuhi oleh Pedagang Kaki Lima di Jalan Lawata Kota Kendari.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya

dibidang manajemen komunikasi.

2. Menjadi bahan kajian dalam rangka pengembangan riset.

b. Manfaat Praktis

4
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi

dan masukan yang positif bagi pengelola pasar Paddy’s Market

di Jalan Lawata dan para pelaku pasar dalam manajemen

komunikasi khususnya di bidang pemasaran.

2. Diharapkan dapat bermanfaat bagi mereka yang bergerak

dibidang pemasaran dalam pengembangan usahanya.

c. Manfaat Metodologis

1. Memberikan bahan rujukan bagi peneliti lain yang akan

memperdalam kajian dalam ilmu manajemen komunikasi.

2. Sebagai bahan informasi bagi mereka yang akan melakukan

penelitian yang sama yang akan datang.

1.4 Sistematika Penulisan

Penelitian yang dilakukan di pasar Paddy’s Market di jalan lawata Kota

Kendari, memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan. Menjelaskan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Pikir. Menjelaskan tentang

sejumlah teori, konsep dan kerangka pikir.

BAB III Metode Penelitian. Menjelaskan tentang lokasi penelitian,

subjek dan informan penelitian, tekhnik penentuan informan,

jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, tekhnik

5
analisis data, desain operasional penelitian dan

konseptualisasi.

BAB IV Merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri

dari hasil pembahasan, deskripsi hasil penelitian, dan hasil

pembahasan penelitian

BAB V Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi menurut GaryCronkhite seperti dikutip

oleh Rosady Roeslan (2003:89) ada empat pendekatan atau asumsi

pokok untuk memahami komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi merupakan suatu proses(communication is a process)


b. Komunikasi adalah pertukaran suatu pesan (communicationis

transperence of message)
c. Komunikasi merupakan suatu interaksi yang bersifat multidimensi

(communication is multi dimensional). Yaitu berkaitan dengan

dimensi dan karakter komunikator (sources), pesan (message), yang

akan disampaikan pada media (channels or a tolls) yang

dipergunakan, komunikan (audiences) yang menjadi sasarannya, dan

tampak dampak (effect )yang ditimbulkan.

Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-

tujuan tertentu atau maksud ganda(communication is multi-purposeful).

Henry Mintzberg mengemukakan ada tujuh elemen komunikasi yang

penting (M.E.Hattersley/LindaMcJannet,2005:5), yaitu :

 Source, yaitu siapa yang berinisiatif dalam tindakan dan mengapa

mereka harus dipercaya, serta bagaimana menjadi sumber yang

kredibel dan efektif.

7
 Goal, yaitu hasil apa yang akan dicari.

 Audience, yaitu membatasi khalayak. Siapa saja yang menjadi

khalayak primer maupun sekunder.

 Context, komunikasi terjadi dalam lingkungan yang spesifik. Ia

dapat melibatkan usaha untuk menjangkau satu khalayak maupun

ribuan.

 Message, pesan apa yang akan dapat mencapai tujuan anda dengan

khalayak tersebut.

 Media, media apa saja yang lebih efektif dalam membawa pesan

kepada khalayak yang signifikan.

 Feedback, komunikasi tidak hanya sebuah tindakan melainkan

sebuah proses. Sehingga juga membutuhkan respon atas pesan

yang disampaikan.

Sejauh ini sudah banyak model komunikasi yang telah dibuat oleh

para pakar komunikasi. Salah satunya adalah model komunikasi dari

Harold Lasswell yang dianggap oleh para pakar sebagai salah satu teori

komunikasi yang paling awal dalam perkembangan teori komunikasi.

Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses

komunikasi adalah menjawab pertanyaan: Who Says What In Which

Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui

Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa)

(OnongUchjana,2000:253). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatic

(paradigmatic question) Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses

8
komunikasi, yaitu Communicator (Komunikator), Message (Pesan),

Media(Media), Receiver(Komunikan/penerima), dan Effect(efek).

Level komunikasi dalam penelitian ini adalah manajemen

komunikasi organisasi, dan lebih mengarah pada aliran informasi dalam

organisasi. Aliran informasi adalah suatu proses dinamik; dalam proses

inilah pesan-pesan diciptakan, dimunculkan dan ditafsirkan. Konsep arah

aliran informasi dalam organisasi berhubungan dengan apa yang

disampaikankepada siapa dan bagaimana penyampaiannya. Dalam

komunikasi organisasi, yang dibicarakan adalah tentang informasi yang

berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih rendah.

Komunikasi kebawah ;informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang

otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi.

Komunikasi keatas ;informasi yang bergerak di antara orang-orang dan

jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan

yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda dan

komunikasi lintas saluran(Pace,2006:183).

Ada empat bentuk utama dari arus pesan dalam komunikasi

formal dalam sebuah organisasi, yaitu:

1. Komunikasi kebawah

Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir

dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Ada lima

9
jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada

bawahan menurut Katz&Kahn dalam Pace(2006:185):

1) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan;

2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan

pekerjaan;

3) informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik

organisasi;

4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan

5) informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas

2. Komunikasi ke atas

Adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau

dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi.

penyelia dan pimpinan seharusnya mendapatkan informasi

dari bawahannya mengenai hal-hal berikut:

a. Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang

dicapai, kemajuan mereka dan rencana masa yang akan

datang.

b. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum

dipecahkan bawahan yang mungkin memerlukan bantuan

tertentu.

10
c. Memberikan saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-

unit mereka atau dalam organisasi secara keseluruhan.

d. Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan

bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka dan

organisasi.

3. Komunikasi Horisontal

Adalah penyampaian informasi di antara orang-orang yang

sama tingkat otoritasnya di dalam organisasi dan mempunyai

atasan yang sama. Pesan ini biasanya berhubungan dengan

tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi,

pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling

memberikan informasi.

4. Komunikasi Lintas Saluran

Adalah informasi yang mengalir diantara orang-orang dan

jabatan- jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan

satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian

fungsional yang berbeda.

2.1.2 Proses Komunikasi

Untuk memahami proses komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur

yang berkaitan dengan siapa pengirimnya (komunikator), apa yang

dikatakan atau dikirimkan (pesan), saluran komunikasi apa yang

11
digunakan (media), ditujukan untuk siapa (komunikan), dan apa akibat

yang akan ditimbulkannya (efek).

Dalam proses komunikasi tersebut, kewajiban seorang komunikator

adalah mengusahakan agar pesan-pesannya dapat diterima oleh

komunikan sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi

secara umum dapat memberikan gambaran kepada pengelola organisasi,

bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap anggota/stakeholder nya

melalui desain dan implementasi komunikasi. Dalam hal ini, pengirim

atau sumber pesan bisa individu atau berupa organisasi sebagaimana

dapat dilihat dalam gambar proses komunikasi di bawah ini:

Gambar 1.1 Gambar Proses Komunikasi

Sumber : Kotler (2000:551)

Berdasarkan pada bagan atau gambar proses komunikasi tersebut,

suatu pesan, sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke

dalam simbol-simbol yang dapat menggunakan pesan yang

sesungguhnya ingin disampaikan oleh pengirim. Apapun simbol yang

12
dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah menyediakan pesan

dengan suatu cara yang dapat memaksimalkan kemungkinan dimana

penerima dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan pengirim

dalam suatu cara yang tepat. Pesan dari komunikator akan dikirimkan

kepada penerima melaui suatu saluran atau media tertentu. Pesan yang di

terima oleh penerima melalui simbol-simbol, selanjutnya akan

ditransformasikan kembali (decoding) menjadi bahasa yang dimengerti

sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan yang diharapkan

(perceived message).

Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi yakni supaya

tindakan atau pun perubahan sikap penerima sesuai dengan keinginan

pengirim. Akan tetapi makna suatu pesan dipengaruhi bagaimana

penerima merasakan pesan itu sesuai konteksnya. Oleh sebab itu,

tindakan atau perubahan sikap selalu didasarkan atas pesan yang

dirasakan.

Adanya umpan balik menunjukkan bahwa proses komunikasi

terjadi dua arah, artinya individu atau kelompok dapat berfungsi sebagai

pengirim sekaligus penerima dan masing-masing saling berinteraksi.

Interaksi ini memungkinkan pengirim dapat memantau seberapa baik

pesan-pesan yang dikirimkan dapat diterima atau apakah pesan yang

disampaikan telah ditafsirkan secara benar sesuai yang diinginkan.

2.1.3 Manajemen Komunikasi

13
Michael Kaye mendefinisikan manajemen komunikasi sebagai

cara individu mengelola proses komunikasi melalui penyusunan

kerangka makna dalam berbagi lingkup komunikasi, dengan

mengoptimalisasi sumber daya komunikasi dan teknologi yang ada.

Manajemen komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan penyampaian pesan

dari satu pihak, kepada pihak lain untuk mencapai sasaran secara efektif

dan efisien agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya

(Abidin,2015:132).

Harry Irwin mendefinisikan manajemen komunikasi sebagai suatu

proses yang menggunakan manusia, keuangan, dan sumber teknik yang

berfungsi membentuk komunikasi antar perusahaan dan antara

perusahaan dengan publiknya (Soedarsono,2014:46). Konsep

manajemen itu sendiri, diartikan sebagai suatu proses yang menunjuk

kan bahwa aktivitas harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Dalam hal ini, aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas komunikasi.

Manajemen komunikasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai

bagaimana mengelola pesan dalam komunikasi dengan seluruh proses

dan prinsip manajemen. Manajemen komunikasi mempelajari

komunikasi sebagai suatu hal yang pokok dan mendasar untuk

menjalankan suatu organisasi. Dari beberapa pemikiranmengenai

manajemen komunikasi, dapat ditarik point penting dalam konsep

manajemen komunikasi yaitu adalah bagaimana seseorang atau

14
sekelompok orang dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki

untuk mengelola pesan dalam organisasi atau perusahaan dengan

menggunakan model komunikasi yang efektif dan sistematis untuk

memudahkan aktivitas komunikasi.

Dalam manajemen komunikasi, yang membedakan dengan

manajemen lainnya adalah pada pesan yang dikelola dalam proses

manajemen tersebut. Sehingga pesan harus dikelola dan diperhatikan

dalam pelaksanaan manajemen komunikasi.

a. Komunikasi dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen

Manajemen komunikasi memberikan pengetahuan tentang

pengelolaan komunikasi, sertap rinsip-prinsip manajemen dengan

seluruh proses manajemennya secara utuh yang meliputi berbagai

fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, dan

controlling. Manajemen berperan sebagai penggerak aktivitas

komunikasi dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi.

Supaya suatu komunikasi dapat mencapai tujuan secara efektif,

maka unsur-unsur yang ada dalam komunikasi harus dikelola dan

dilakukan dengan mengaitkan antara unsur komunikasi dengan

fungsi manajemen. Tommy Suprapto memberikan gambaran

mengenai hubungan fungsi manajemen dengan unsur- unsur

komunikasi, dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Matriks Hubungan Manajemen dan Unsur-unsur


Komunikasi

15
Fungsi Unsur-unsur Komunikasi
Komunikator Pesan Media Khalayak Efek
Planning     
Organizing     
Actuating     
Controlling     
Sumber:Suprapto,(2009:131)

Berdasarkan matriks tersebut, dapat diperoleh gambaran

tentang bagaimana mengelola aktivitas komunikasi agar dapat

mencapai tujuan dari suatu kegiatan komunikasi. Fungsi-fungsi dasar

manajemen dalam tabel di atas dalam prakteknya bersifat fleksibel,

dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing

organisasi.

1. Planning,berkaitan dengan tujuan organisasi, dimana tujuan

organisasi tersebut kemudian dintegrasikan dengan kegiatan

kerja organisasi. Dapat dikatakan fungsi planning merupakan

sebuah proses organisasi dalam menentukan tujuan. Fungsi

planning juga meliputi perencanaan pengembangan, serta

penyusunan Standart Operational Prosedure(SOP) organisasi.

2. Organizing, menurut Robbins dan Coulter(2012) menyebutkan

bahwa pengorganisasian sebagai sebagai suatu proses untuk

mengatur dan penataan kerjadalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Selain itu, fungsi organizing juga meliputi pengaturan

pembagian tugas, pendelegasian wewenang setiap seksi, serta

mengkoordinir tugas atau pekerjaan.

16
3. Actuating, tahapan actuating atau penggiatan adalah tahapan

yang mengusahakan agar anggota organisasi dapat mencapai

tujuan atau sasaran sesuai dengan perencanaan yang telah

ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, actuating merupakan

suatu upaya yang dilakukan untuk menjadikan perencanaan

menjadi kenyataan.

4. Controlling, setelah melewati tahapan manajemen dan fungsi

manajemen, yang diawali dengan planning, organizing, dan

actuating, kemudian selanjutnya adalah proses controlling atau

pengawasan. Fungsi controlling berguna untuk mengetahui

apakah tujuan organisasi sudah tercapai atau belum. Pengawasan

ini dilakukan secara berkala sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan, untuk melihat atau memantau pelaksanaan kinerja,

sudah sesuai dengan perencanaan sebelumnya atau belum.

Sebagai lanjutan, kemudian dilakukan evaluasi kinerja untuk

melihat apakah semua sudah berjalan sesuai rencana.

Dalam setiap fungsi manajemen di atas, terdapat unsur

komunikasi yang tidak boleh diabaikan dalam proses manajemen.

Komunikasi dapat diibaratkan sebagai “minyakpelumas”. dalam

manajemen. Tujuan dari manajemen komunikasi itu sendiri adalah

mengelola kegiatan komunikasi agar dapat berjalan dan mencapai

hasilnya secara efektif (Abidin,2015:51).

b. Tahapan Manajemen Komunikasi

17
Untuk menjalankan sebuah manajemen komunikasi, Cutlip,

Center, dan Broom’s (2006) menyatakan terdapat empat langkah

manajemen komunikasi secara operasional, yaitu mendefinisikan

masalah, membuat perencanaan, aksidan komunikasi, serta evaluasi

bentuk aktivitas komunikasi. Empat langkah manajemen komunikasi

secara operasional mengacu pada pendekatan Cutlip, Center dan

Broom’s Planning and Management Methods seperti pada bagan di

bawah ini.

Gambar 1.2 Cutlip, Center and Broom’s Management Method’s

Definiting Public Planning and Taking Action and Evaluating the


Problems Programming Communicating Program

Situation Analysis/ Strategy Implementation Assesment


Problem Statement Method

General Context Communication


(Defining Target (Frequency,
Public, Formality of
Reasoning of Communication,
Program Content, and
Implementation, Channel)
Budgeting and
Time Table)

Sumber:Cutlip,Center andBroom,(2006)

Proses perumusan manajemen komunikasi secara umum dapat

dilakukan melalui pendekatan antara lain:

a. Mendefinisikan Masalah

18
Mendefinisikan persoalan atau masalah yang ada menjadi tahapan

pertama yang dilakukan dalam manajemen komunikasi. Tahapan

mendefinisikan masalah meliputi latar belakang masalah yang ada

hingga melakukan riset untuk memahami situasi yang tengah

terjadi. Proses riset dibedakan menjadi dua metode, yaitu metode

formal dan metode informal atau eksplorasi. Metode formal

meliputi analisis database, dan melakukan survey. Sedangkan

metode eksplorasi bisa dilakukan melalui wawan cara, melakukan

FGD, maupun mencari dari data baik berupa laporan maupun

melalui media online. Definisi problem dimulai dengan melakukan

penilaian tentang adanya sesuatu yang salah, atau sesuatu yang

seharusnya berjalan dengan baik. Pernyataan problem

mendeskripsikan situasi yang tengah terjadi saat

ini(Cutlip,2009:327).

b. Membuat Perencanaan
Perencanaan komunikasi meliputi tujuan komunikasi, identifikasi

target publik, perencanaan pesan, strategi tindakan dan komunikasi,

pertimbangan strategi dan taktik, serta jadwal dan anggaran.

Dalam merancang sebuah rencana organisasi, membutuhkan banyak

usaha. Selain terikat oleh waktu yang ditentukan, sebuah

perencanaan juga mengharuskan organisasi atau instansi tersebut

untuk mencapai tujuannya.


Perencanaan disusun untuk dapat mengatasi problem yang ada.

Namun, banyak praktisi yang tidak secara khusus meluangkan

19
waktu untuk melakukan perencanaan. Dikatakan oleh Cutlip (2009)

dalam bukunya, bahwa praktisi lebih banya kmelakukan

“perencanaan semu” (pseudoplanning).


Secara umum, Udin dan Abin (dalam Abidin, 2015: 92-93)

menguraikan beberapa jenis perencanaan komunikasi yang dapat

diterapkan dalam manajemen komunikasi, diantaranya:

1. Perencanaan Adaptif
Perencanaan ini terjadi karena adanya yang tanggapan pada

pengembangan yang dilakukan secara eksternal. Perencanaan

adaptif dapat dikatakan sebagai pemecahan masalah.

Perencanaan ini dapat dengan mudah dipahami oleh semua

pihak.
2. Perencanaan Bertahap (incremental)
Perencanaan bertahap adalah perencanaan yang mengambil

langkah pendek (perencanaan jangka pendek). Perencanaan ini

dilakukan untuk mengoreksi kesalahan ketika perencanaan

dilakukan.
3. Perencanaan Normatif
Perencanaan ini merupakan perencanaan jangka panjang, yaitu

untuk jangka waktu 25-40 tahun kedepan. Karakter perencanaan

ini adalah bersifat umum menyeluruh. Perencanaan normatif

berfungsi untuk membentuk pedoman.

c. Aksi dan Komunikasi

Tahapan aksidan komunikasi adalah tahapan mengimplementasikan

program tindakan dan komunikasi yang didesain mencapai tujuan

spesifik. Adanya kesesuaian, prioritas dan pengukuran hasil yang

20
tepat dalam setiap aktivitas merupakan titik utama yang

menentukan keberhasilan implementasi tersebut.

d. Evaluasi bentuk aktivitas komunikasi

Tahap evaluasi adalah mengevaluasi berbagai bentuk komunikasi

yang telah dilakukan merupakan salah satu tahapan penting yang

perlu dilakukan. Evaluasi bentuk komunikasi dilakukan untuk

melihat dan menilai apakah praktek komunikasi yang telah

dilakukan berjalan sesuai dengan perencanaan dan rancangan yang

telah ditetapkan sebelumnya, serta apakah komunikasi tersebut

dapat mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan evaluasi bentuk

komunikasi, membutuhkan adanya pedoman sebagai indikator

dalam penilaian. Perencanaan komunikasi jangka panjang,

memerlukan indikator sebagai tolak ukur untuk mengetahui hasil

dari bentuk komunikasi yang dijalankan. Sehingga, dapat dilakukan

evaluasi apakah tujuan dari program komunikasi yang dijalankan

tersebut telah tercapai.

Implementasi langkah-langkah atau tahapan tersebut mencakup

komponen-komponen yang akan membantu praktisi dalam menjalankan

setiap tahapannya. Komponen tersebut yang ditunjukkan dalam tabel

berikut:

21
Tabel 1.2 Proses Perencanaan Strategis

Langkah Perencanaan Strategis dan


Proses Empat Langkah
Outline Program
1. Masalah atau persoalan apa yang
tengah terjadi saat ini?
A. Mendefinisikan Masalah
2. Analisis situasi (Siapa yang terlibat?
Bagaimana keterlibatan mereka?)
3. Tujuan program komunikasi
B. Membuat Perencanaan 4. Publik sasaran (siapa yang dituju
dalam pelaksanaan program?
5. Strategi komunikasi (Apa pesan yang
C. Aksi dan Komunikasi harus disampaikan?)
6. Rencana implementasi program
7. Rencana evaluasi
D. Evaluasi Bentuk Komunikasi
8. Feedback dan penyesuaian program
Sumber: Cutlip, (2009:365)

Pada praktek yang terjadi dilapangan, terdapat perbedaan antara

manajemen komunikasi pemerintah dengan institusi swasta. Baker

(dalamAbidin,2015:58) menyatakan bahwa manajemen komunikasi

pemerintah meliputi tiga hal, yaitu identifikasi isu, menyusun

perencanaan komunikasi, dan mengeksekusi perencanaan. Sedangkan

dalam sektor swasta, manajemen komunikasi meliputi empat proses,

yaitu riset untuk referensi, perencanaan, aksi komunikasi, dan evaluasi.

Dalam manajemen komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah dan

sektor swasta terlihat adanya perbedaan pada tahapan riset dan evaluasi

yang tidak terdapat dalam manajemen komunikasi pemerintah.Tahapan

22
tersebut seringkali diabaikan dalam manajemen komunikasi pemerintah

dengan berbagai alasan.

Kaitannya dengan pengelola pasar pedagang kaki lima (PKL) di

Jalan Lawata, manajemen komunikasi pengelol apasar PKL dapat

diartikan sebagai bagaimana pihak pengelola tersebut melakukan

perencanaan dan melaksanakan proses komunikasi yang efektif dalam

mencapai tujuan.

2.1.4 Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang kaki lima atau yang sering disebut PKL merupakan

sebuah komunitas yang kebanyakan berjualan dengan memanfaatkan

area pinggir jalan raya untuk mengais rezeki dengan menggelar

dagangannya atau gerobaknya dipinggir-pinggir perlintasan jalan raya.

Bila melihat sejarah dari permulaan adanya Pedagang Kaki Lima, PKL

atau pedagang kaki lima sudah ada sejak masa penjajahan Kolonial

Belanda.

Pada masa penjajahan kolonial peraturan pemerintahan waktu itu

menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya

menyediakan sarana untuk Para pedestrian atau pejalan kaki yang

sekarang ini disebut dengan trotoar. Lebar ruas untuk sarana bagi para

pejalan kaki atau trotoar ini adalah 5 kaki atau 5feet (feet=satuan panjang

yang umum digunakan di Britania Raya dan Amerika Serikat) .1 kaki

adalah sekitar sepertiga meter atau tepatnya 0,3048m. Maka 5feet atau 5

23
kaki adalah sekitar satu setengah meter. Selain itu juga pemerintahan

pada waktu itu juga menghimbau agar sebelah luar dari trotoar diberi

ruang yang agak lebar atau agak jauh dari pemukiman penduduk untuk

dijadikan taman sebagai penghijauan dan resapan air.

Dengan adanya tempat atau ruang yang agak lebar itu kemudian

para pedagang mulai banyak menempatkan gerobaknya untuk sekedar

beristirahat sambil menunggu adanya para pembeli yang membeli

dagangannya. Seiring perjalanan waktu banyak pedagang yang

memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat untuk berjualan sehingga

mengundang para pejalan kaki yang kebetulan lewat untuk membeli

makanan, minuman sekaligus beristirahat. Berawal dari situ maka

Pemerintahan Kolonial Belanda menyebut mereka sebagai Pedagang

Lima Kaki buah pikiran dari pedagang yang berjualan diarea pinggir

perlintasan para pejalan kaki atau trotoar yang mempunyai lebar Lima

Kaki.

Seiring perjalanan waktu para pedagang lima kaki ini tetap ada

hingga sekarang, namun ironisnya para pedagang ini telah diangggap

mengganggu para pengguna jalan karena para pedagang telah memakan

ruas jalan dalam menggelar dagangannya. Namun bila kita menengok

kembali pada masa penjajahan belanda dahulu, antara ruas jalan raya,

trotoar dengan jarak dari pemukiman selalu memberikan ruang yang

agak lebar sebagai taman maupun untuk resapan air. Hal ini bisa kita

lihat pada wilayah-wilayah yang masih bertahan dan terawat sejak

24
pemerintahan kolonial hingga sekarang seperti didaerah Kecamatan

Mandonga terutama didaerah bundaran Mandonga, Lawata dan

sekitarnya.

Pedagang Kaki Lima, yang selanjutnya disingkat PKL, adalah

pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan

sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana

Kota, fasilitassosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik

pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara atau tidak menetap.

2.2 Kerangka Pikir

Kawasan Jalan Lawata dapat dikatakan unik dan kompleks dalam

pengelolaannya. Karena Pengelolaan Kawasan pasar pedagang kaki lima

melibatkan banyak pengelola, yaitu Pemerintah Daerah, pengelola pasar,

pedagang, pihak swasta, dan masyarakat. Pada penelitian ini, akan dibahas

mengenai pengelolaan zona kawasan pasar pedagang kaki lima Paddy’s

Market yang berada di Jalan Lawata Kelurahan Tobuuha Kota Kendari yang

mengakibatkan Pemerintah Daerah dan pihak yang terlibat dan bertanggung

jawab berbagi tugas sesuai dengan tupoksi dan batas wilayah kewenangan

mereka masing-masing.

Terkait dengan pembahasan mengenai manajemen komunikasi, peneliti

akan menggabungkan dengan konsep komunikasi organisasi dan aliran

komunikasi dalam organisasi. Pihak pengelola dan Pemerintah Daerah

sebagai pengelola kawasan pasar jalan lawata, merupakan organisasi formal

(birokrasi). Dimana pada organisasi formal, komunikasi yang dilakukan di

25
dalam organisasi juga bersifat formal. Sebagai organisasi formal, tentu

terdapat pola struktur birokrasi dan memiliki batasan tugas dan kewenangan

masing-masing unit. Dalam komunikasi formal yang terjadi, terdapat

beberapa bentuk komunikasi yaitu komunikasi vertikal (keatas dan ke

bawah) dan komunikasi horisontal antar pengelola pasar.

Berbagai bentuk komunikasi formal yang dilakukan, baik vertikal

maupun horisontal diharapkan dapat berlangsung secara efektif dan sebagai

sarana manajemen untuk dapat melakukan koordinasi dengan berbagai

sumber daya yang ada, guna meraih tujuan organisasi. Paparan mengenai

kerangka pikir di atas, peneliti gambarkan dalam bagan kerangka pikir

berikut.

26
Untuk menjalankan sebuah manajemen komunikasi, Cutlip,

Center, dan Broom’s (2006) menyatakan terdapat empat langkah

manajemen komunikasi secara operasional, yaitu mendefinisikan

masalah, membuat perencanaan, aksidan komunikasi, serta evaluasi

bentuk aktivitas komunikasi. Empat langkah manajemen komunikasi

secara operasional mengacu pada pendekatan Cutlip, Center dan Broom’s

Planning and Management Methods.

Gambar 1.3 Bagan Kerangka Pikir


Pasar Paddy’s Market

Manajemen Komunikasi
Cutlip,Centerand Broom’s
Management Method’s (2006)

Tahapan Manajemen
Komunikasi Pengelola Pasar

1. Mengidentifikasi Masalah
2. Membuat Perencanaan
3. Aksi dan Komunikasi
4. Evaluasi bentuk aktivitas
komunikasi

Manajemen Komunikasi
Pasar Paddys Market Lawata
dalam pelestarian dan
ketertiban dikawasan PKL

sumber : Hasil Modifikasi Penulis. 2017

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pasar Paddy’s Market Kelurahan Tobuuha

Kota Kendari tempat Pedagang Kaki Lima (PKL) melakukan aktifitasnya,

selain itu juga penulis akan melakukan penelitian di instansi Pemerintah

Daerah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kendari serta

instansi-instansi yang terlibat dalam pengelolaan pasar pedagang kaki lima.

Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa informasi dan data-data

pendukung mengenai manajemen komunikasi pengelola kawasan pedagang

kaki lima di jalan lawata hanya dapat diperoleh dari instansi-instansi tersebut.

3.2 Subjek dan Informan Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah semua pelaku kegiatan ekonomi

di pasar Paddy’s Market Kelurahan Tobuuha yaitu : pihak pengelola pasar

berjumlah 2 orang, pedagang berjumlah 204 orang dan selain itu pihak

institusi Pemerintah Daerah akan menjadi subjek penelitian dalam hal

pemberi izin dan pengawas sejumlah 1 orang.

28
3.2.2 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, yang meliputi

sebagai berikut :

1. Pihak Pemerintah 1 orang


2. Kepala pengelola pasar 1 orang
3. Petugas/anggota pengelola pasar 2 orang
4. Pedagang di pasar PKL 3 orang
5. Total 7 orang

3.3 Tekhnik Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini digunakan dengan cara

Purposive Sampling (sampling seleksi) dimana ditetapkan dengan sengaja.

Dengan ditetapkan informan tersebut maka di anggap representatif untuk

memberikan informasi tentang permasalahan yang akan diteliti.

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung.
2. Wawancara, yakni interview mendalam yang dilakukan oleh peneliti

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada sejumlah

informan.
3. Dokumentasi, dokumentasi merupakan sumber pelengkap dari metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sebagai

sumber pelengkap dengan cara pengumpulan data dalam

memperbanyak data yang dibutuhkan untuk penelitian dengan maksud,

agar data yang dikumpulkan dapat lebih akurat.

29
3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data


a. Data Kualitatif
Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh berdasarkan pada bahan

informasi/temuan dari obyek yang diteliti.


b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif yaitu data yang berdasarkan angka-angka atau

jumlah yang berkaitan dengan permasalahan.


3.5.2 Sumber Data
a. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan tekhnik studi pustaka, yaitu data

atau informasi yang diperoleh melalui buku-buku, majalah, laporan

penelitian, serta dokumen-dokumen yang menyangkut dengan obyek

penelitian.
b. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara studi lapangan, yaitu

melakukan pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian di

pasar PKL jalan lawata Kelurahan Mandonga untuk mendapatkan

gambaran lokasi penelitian. Wawancara yakni mengadakan tanya

jawab secara mendalam serta bebas kepada para informan

sehubungan dengan permasalahan penelitian.

3.6 Tekhnik Analisis Data

Data yang telah dikumpul melalui studi kepustakaan, observasi dan

wawancara masih belum tersusun secara sistematis. Untuk menghindari

penyajian data yang kurang relevan, maka peneliti harus melakukan

pengelompokkan berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Tekhnik

analisis data dalam penelitian ini dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif.

Analisis data dapat dilakukan sejak awal pengumpulan data hingga laporan

30
penelitian ditulis. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka analisis data

diupayakan mampu menjawab apa yang menjadi permasalahan dalam

penelitian.

3.7 esain Operasional

Untuk memudahkan rancangan penelitian serta analisis data hasil

penelitian, maka ditetapkan desain operasional sebagai berikut :

No. Unit Analisis Struktur Kerangka Analisis Tekhnik Pengumpulan Data


1. Manajemen komunikasi
Pengelola Pasar PKL
Jalan Lawata.

1. Mengidentikasi - Menganalisis masalah


masalah yang terjadi, situasi, siapa
yang terlibat dan
bagaimana keterlibatannya Observasi

2. Perencanaan - Menganalisis tujuan

31
program dan publik Wawancara
sasaran

3. Aksi dan komunikasi - Menganalisis strategi


Dokumentasi
komunikasi dan rencana
implementasi program

4. Evaluasi - Menganalisis rencana


evaluasi, feedback dan
penyesuaian

3.8 Konseptualisasi

Untuk menyeragamkan pengertian, memperjelas pokok-pokok penelitian

dan sekaligus membatasi ruang lingkup pembahasan, maka akan dikemukakan

beberapa pengertian yakni :

1. Manajemen komunikasi sebagai sebuah kombinasi yang terbaik dari

saluran dan pesan-pesan yang dirancang untuk mencapai khalayak

tertentu agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan.

2. Pengelolaan dan pelayanan merupakan segala kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap

warganegara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan

administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait

dengan kepentingan publik.

3. Komunikasi dua arah didefenisikan sebagai proses pengiriman pesan-

pesan antara dua orang atau lebih dari beberapa efek dan beberapa

umpan balik seketika.

32
4. Pedagang Kaki Lima(PKL) adalah penjaja dagangan yang melakukan

kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (trotoar) yang seharusnya

diperuntukkan untuk pejalan kaki.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Paddy’s market

33
Pasar paddy’s market terletak dijalan lawata kelurahan tobuha

kecamatan puuwatu dan didirikan pada tanggal 16 februari 2010 oleh

pemerintah kota kendari dan diresmikan oleh bapak Ir.Asrun M.Eng,sc

selaku walikota kota kendari pada periode tahun 2007-2012.

2. Keadaan Demografi

a. Jumlah Pedagang Pasar Paddy’s Market Berdasarkan Barang

Dagangan

Tabel 1.3
Jumlah Pedagang di pasar Paddy’s Market Berdasarkan Barang dagangan

No Persentase (%)
Jenis Barang Dagangan/Jasa Jumlah Pedagang
.
1 Alat Kosmetik 9 Orang 4,41%
2 Barang Aksesoris 7 Orang 3,43%
3 Pakaian Dalam Pria/Wanita 1 Orang 0,49%
4 Sendal/Sepatu 4 Orang 1,96%
5 Kaset (CD) 1 Orang 0,49%
6 Counter Pulsa/Aksesoris HP 1 Orang 0,49%
7 Jilbab 4 Orang 1,96%
8 Sembako 22 Orang 10,78%
9 Sayuran 39 Orang 19,11%
10 Telur 6 Orang 2,94%
11 Pecah Belah 3 Orang 1,47%
12 Alat Listrik 1 Orang 0,49%
13 Pakaian Jadi 21 Orang 10,29%
14 Penjahit 2 Orang 0,98%
15 Salon 1 Orang 0,49%
16 Ikan Basah 38 Orang 18,62%
17 Ikan Olahan (Asin, Panggang) 9 Orang 4,41%
18 Ayam Potong 4 Orang 1,96%
19 Warung Kopi 2 Orang 0,98%
20 Kuliner 10 Orang 4,90%
21 Gorengan 5 Orang 2,45%
22 Buah 8 Orang 3,92%

34
23 Kelapa Parut 6 Orang 2,94%
Jumlah 204 Orang 100 %
Sumber : Dokumen Profil pasar Paddy’s Market, 2017

Berdasarkan data yang terhimpun di atas, menunjukkan bahwa

pedagang terbanyak adalah pedagang Sayuran berjumlah 39 orang (19,11%)

dan pedagang ikan basah berjumlah 38 orang (18,62 %), dan jenis pedagang

terendah adalah pedagang pakaian dalam, pedagang kaset, counter, alat

listrik dan jasa salon yang masing-masing berjumlah 1 orang (0,49%).

Dengan demikian jenis pedagang untuk barang konsumsi pokok masyarakat

sehari-hari lebih dominan mengingat tingkat kebutuhan masyarakat terhadap

kebutuhan makan pokok sangat tinggi.

b. Jumlah Pedagang Berdasarkan Jenis Kelamin di Tiap Blok/Losd

Tabel 1.4
Jumlah Pedagang Berdasarkan Jenis Kelamin di Tiap Blok/losd

Jenis Kelamin Presentasi


No Dusun/RW Jumlah
Laki-laki Perempuan (%)
1 Blok A 14 27 41 20,11%
2 Blok B 30 38 68 33,33%
3 Blok C 25 17 42 20,58%
4 Blok D 29 24 53 25,98%
Jumlah 98 106 204 100,00
Sumber : Dokumen Profil Pasar Paddy’s Market, 2017

dari data tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pedagang

terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah Perempuan dan jumlah

pedagang terbanyak verada di blok B dengan jumlah pedagang laki-laki

adalah 30 orang dan perempuan adalah 38 orang dengan total 68 orang

35
(33,33%), dan jumlah pedagang paling sedikit berada di blok A dengan

jumlah total 41 orang (20,09%). Dengan demikian jumlah sebaran pedagang

di tiap blok cukup merata.

c. Jumlah Pedagang Berdasarkan Rasio Umur

Tabel 1.5
Jumlah Pedagang Berdasarkan Rasio Umur
No. Rasio Umur Jumlah Presentase (%)
2 11-20 Thn 6 2,94 %
3 21-30 Thn 41 20,09 %
4 31-40 Thn 56 27,45 %
5 41-50 Thn 60 29,43 %
6 51-60 Thn 38 18,62 %
7 61 Thn ke atas 3 1,47 %
Jumlah 204 100,00
Sumber : Dokumen Profil Pasar Paddy’s Market, 2017

Jumlah pedagang terbanyak di pasar Paddy’s Market berdasarkan

rasio umur didominasi oleh umur 41-50 Tahun yang berjumlah 60 orang

(29,43%), disusul oleh umur 31-40 Tahun dengan jumlah 56 orang

(27,45%), sedangkan untuk jumlah pedagang terendah berdasarkan rasio

umur yaitu umur 61 Tahun ke atas dengan jumlah 3 orang (1,47%) dimana

ketiga pedagang tersebut diantaranya 1 orang pedagang sayuran, 1 orang

pedagang gorengan dan 1 orang lagi adalah pedagang telur.

4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian

36
1. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Paddy’s Market

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kendari Nomor 481 Tahun

2017 tentang Penetapan Petugas Pengelola Pasar dan Parkir di Paddy’s

Market Tobuuha Kota Kendari, struktur organisasi pengelola Pasar Paddy’s

Market terdiri dari :

a. Ketua Penata Pasar PKL(Paddy’s Market) Tobuuha

b. Wakil Ketua Penata Pasar PKL (Paddy’s Market) Tobuuha

c. Pelaksana adalah seksi-seksi dengan struktur organisasi sebagai

berikut :

Gambar 1.4
Bagan Struktur Organisasi Pengelola Pasar Paddy’s Market

Ketua Penata
M. Ali Amir

Wakil Ketua Penata


Aris Muliadi

Sekretaris Bendahara
Nusrin Yenni

Koord. Keamanan Koord. Kebersihan Koord. Parkir


Aiptu Sumi Jamaang Suparman Lidharson

Anggota : Anggota : Anggota :


1. Bripka Hasman 1. Kaseng 1. Juardin
2. Serka Ld Asiri 2. Ld. Bahar 2. Dg. Baso
3. Bernard Montang 3. Dg. Ngawing 3. Herman
4. Muh. Saleh 4. Al Junaefi L 4. Supriadi
5. Ridwan 5. Paisal
6. Yerni 6. Sukardi
7. Syarifuddin Dg. Sesse 7. Adi Jaya S
8. Suardin 37
Sumber : Dokumen Profil Pasar Paddy’s Market, 2017

2. Visi – Misi Pengelolaan Pasar Paddy’s Market

a. Misi

Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan, dan

secara potensi untuk terwujud menuju kemana dan apa yang diwujudkan

suatu organisasi dimasa depan, visi haruslah visi bersamayang mampu

menarik dan menggerakkan anggota organisasinya untuk komitmen

terhadap visi tersebut, dan harusk onsisten, tetap eksis, antisipatif inovatif

serta produktif. Karena itu, perumusan pernyataan visi perlu secara intensif

dikomunikasikan kepada segenap anggota organisasi sehingga semuanya

merasa memiliki visi tersebut.

Dalam perumusan visi hendaknya:

1. Bukan fakta tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang

ingin dicapai;

2. Dapat memberikan arahan dan mendorong anggota organisasi

menunjukkan kinerja yang baik;

3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan;

4. Menjembatani masa kini dan masa mendatang;

5. Gambaran yang realisitis dan kredibel, dengan masa depan yang

menarik;

6. Sifatnya tidak statis dan tidak selamanya.

38
Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi stakeholders serta

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka penyataan Visi Pasar

Paddy’s Market adalah “Mewujudkan Pasar Paddy’s Market Sebagai Pasar

Yang Mandiri, Bersih, Aman, Tertib dan Nyaman Serta Dapat Memberikan

Layanan Terbaik Bagi Masyarakat Menuju Era Pasar Bebas dan

Perdagangan Yang Maju”.

Visi tersebut mengandung makna adanya keinginan untuk

mewujudkan pelayanan yang cepat, murah, profesional dan bertanggung

jawab dengan maksud agar tercipta penghargaan dari masyarakat kepada

pemerintah sehingga dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan daerah.

b. Misi

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi

pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa

organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu

ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya .Misi adalah

sesuatu yang dilaksanakan / diemban oleh instansi pemerintah, sebagai

penjabaran darivisi yang telah ditetapkan.

Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai pihak yang

berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah dan mengetahui

perandan programnya serta hasil yang diperoleh dimasa mendatang.

39
Pernyataan misi yang jelas, akan memberikan arahan jangka panjang dan

stabilitas dalam manajemen pasar Paddy’s Market..

Adapun misi pasar Paddy’s Market adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan yang murah, cepat, tepat, efektif danefisien

kepada masyarakat;

2. Meningkatkan pembangunan khususnya pada sektor ekonomi;

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kemajuan

perdagangan.

4.2 Manajemen Komunikasi Pengelola Paddy’s Market

A. Mengidentifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan sebuah langkah awal dalam

penguasaan masalah dimana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita

kenali sebagai suatu masalah (Suriasumantri, 2002). Dalam kepengurusan

pasar Paddy’s Market sendiri masalah-masalah yang timbul cukup beragam

baik dari segi unsur organisasi kepengurusan (internal) hingga masalah yang

mengaitkan pihak pemerintah dan masyarakat. Berikut penuturan Lidharson

(37 Thn) :

“Masalah-masalah yang pernah kami hadapi sejak pembangunan


pasar ini sampai masalah pengaturan pedagang dan pengelolaan pasar
beserta fasilitasnya sudah sangat banyak. Namun masalah yang sangat
penting dan menjadi fokus untuk kami saat ini adalah masalah
ketertiban pasar, kebersihan dan masalah yang sangat penting yaitu
tetang menarik minat pengunjung di pasar Paddy’s Market ini”.
(wawancara 23 desember 2017).

40
Pernyataan di atas menjelaskan masalah utama dan menjadi fokus

permasalahan yang ada di pasar Paddy’s Market. Keadaan serta situasi di atas

tentu melibatkan berbagi pihak yaitu stakeholder yang terlibat baik dari segi

keterlibatan masalah atau pemecahan masalahnya.

Lalu kemudian mengenai keterlibatan stakeholder tersebut Lidharson

juga menambahkan bahwa :

“Dengan adanya masalah-masalah di pasar ini yang bertanggung


jawab melaksanakan adalah kami sebagai organisasi pengelola pasar,
di mana segala bentuk kegiatan danktifitas kami mendapat pengawasan
langsung oleh pihak Dispenda”. (Wawancara 23 Desember 2017).

Jawaban di atas menjelaskan bahwa yang berkepentingan dan

bertanggung jawab atas masalah yang ada di pasar Paddy’s Market adlah

pihak organisasi pengurus yang di bentuk oleh Badan pengelola pajak dan

retribusi daerah (BP2RD) yang dimana badan itu adalah bagian dari Dinas

Pendapatan Daerah (Dispenda).

B. Perencanaan

Perencanaan adalah serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang

diinginkan (Handoko, 2003). Perencanaan merupakan bagian dari

manajemen secara umum. Proses perencanaan kegiatan yang dilakukan

adalah penilaian keperluan (need assessment). Pada kegiatan perencanaan

pengelola pasar paddy’s market adalah meninjau apa-apa yang dibutuhkan

dan bagaimana kebutuhannya. Seperti yang diutarakan oleh Ali Amir (52

Thn) berikut ini :

41
“pada awalnya kami mencoba melihat apa yang pedagang
butuhkan dan apa yang dicari oleh pembeli, lalu apa yang kami
temukan kami coba komunikasikan kepada pihak pemerintah dan
yang bisa kami lakukan kami coba laksanakan sendiri” (wawancara 23
desember 2017).

Pernyataan di atas di dukung oleh apa yang dikemukakan Suparman

(47 Thn) yang mengatakan bahwa :

“Apa yang sudah kami rencanakan akan timbul ide-ide yang akan
dilakukan nantinya, dan kami selalu bekerja sama menjaga agar
kegiatan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan”. (wawancara 23
Desember 2017).

Berdasarkan pada observasi tingkat kebutuhan yang dilakukan yang

merupkan proses penemuan di lapangan akan hal atau kebutuhan yang

paling mendesak darimasyarakatuntuksegeradipenuhi,makadidapathal-

halyang palingdibutuhkan masyarakat. Yaitu akses jalur transportasi yang

melewati pasar Paddy’s Market. Solusinya adalah membuat kendaraan

transportasi melewati pasar Paddy’s Market dengan jalur rute tetap.

“Kami berfikir bahwa solusi dari masalah itu adalah agar


pemerintah membuat jalur rute kendaraan transportasi umum
melewati pasar ini (Paddy’s Market) agar akses masyarakat lebih
mudah dan dapat berbelanja di pasar ini setiap hari”. (wawancara 23
Desember 2017).

Jadi sasaran dari program perubahan jalur transportasi umum adalah

masyarakat terutama ibu rumah tangga yang mencari barang keperluannya

yang sudah tersedia dengan lengkap di pasar ini. Hal tersebut dinyatakan

oleh bendahara pengelola pasar Paddy’s Market ibu Yenny (35 Thn) berikut

ini :

42
“Jika jalur kendaraan transportasi umum sudah melewati pasar ini
pasti pengunjung akan ramai berbelanja, apalagi di wilayah Kelurahan
Mandonga masyarakat penduduknya sangat padat terutama ibu rumah
tangga yang setiap hari harus berbelanja kebutuhan rumah tangga.”
(wawancara 23 Desember 2017).

Kegiatan program jalur rute ini selanjutnya merupakan program

keberlanjutan antara pengelola pasar Paddy’s Market dan pihak pemerintah

serta kepada stakeholder yang terkait. Program ini diharapkan agar

berkelanjutan lalu dilaksanakan dan bukan hanya sebagai program kegiatan

yang sifatnya karitas.

C. Aksi dan Komunikasi

Tahapan Aksi dan Komunikasi adalah tahapan menganalisis strategi

komunikasi yang dilakukan pengelola pasar Paddy’s Market mulai dari

pengawasan dari Dispenda kemudian membentuk BP2RD sampai pandai

organisasi kepengurusan pengelola pasar. Yang pertama dilakukan adalah

tahapan pengorganisasian dimana pengorganisasian adalah langkah lanjut

sebagai bentuk perwujudan dari perencanaan (planning). Organizing

(pengorganisasian) adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam

cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran

yang melibatkan stakeholders.

“Karena kami berada di bawah pengawasan Dispenda dan BP2RD


dan belum merupakan institusi sendiri. Pengelolaannya melibatkan
pihak pemerintah” (wawancara 23 Desember 2017).

43
Pernyataan bapak Ali Amir (52 Thn) di atas di dukung oleh wakil

ketua pengelola pasar Paddy’s Market bapak Aris Muliadi (38 Thn) yang

mengatakan bahwa :

“Dalam konsep pengelolaan pasar paddy’s market, kami tidak ikut


dalam infrastrukturnya dan fasilitas fisiknya. Kami hanya berada pada
operasionalnya” (wawancara 23 Desember 2017).

4.2.1 Stakeholders

Stakeholders yang dimaksud adalah stakeholders yang mempunyai

visi, misi dan tujuan yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari program

pengelolaan pasar. Bekerjasama dengan stakeholders sangat perlu untuk

mewujudkan tujuan ekonomi dan mengurangi keterbatasan yang ada.

“Pemerintah membangun pasar Paddy’s Market dengan dana dan


ressources yang banyak, dan pengelolaannya melibatkan banyak
pihak” (wawancara 23 desember 2017).

Pernyataan Lidharson (37 Thn) di atas menandakan sebuah

keterbatasan. Dengan keterbatasan inilah pengelola pasar harus dapat

memberdayakan sumber daya lingkungan serta stakeholders yang ada, yang

sesuai dengan tujuan mereka untuk komitmen memberikan sumbangsi

kepada masyarakat. Sama seperti pernyataan bapak Suardin (49 Thn) selaku

anggota pengurus struktur yang terlibat dikepengurusan pengelolaan pasar.

berikut ini :

“Nah, dari survey kita, ternyata masih ada pasar yang belum
maksimal dan pedagang kaki lima yang berhamburan di pinggir jalan
dan jelas ini sangat mengganggu ketertiban, sehingga pemerintah
mengambil inisiatif membangun pasar yang awalnya bertujuan
menampung dan memberikan tempat bagi pedagang kaki lima yang

44
berhamburan tersebut untuk berdagang agar penataan kota Kendari ini
lebih baik” (wawancara 23 Desember 2017).

Pembangunan pasar Paddy’s Market ini adalah pilihan yang tepat bagi

pemerintah. Pasar adalah tempat perputaran ekonomi yang memberikan

dampak baik bagi kesejahteraan masyarakat khususnya yang berprofesi

sebagai pengusaha dan pedagang. Sarana dan fasilitasnya sudah ada yaitu

bangunan pasar yang menyediakan los atau kios untuk berdagang serta

berbagai macam barang dagangan kebutuhan masyarakat. Pemerintah yakin

bahwa program pembangunan pasar yang dilaksanakan akan lebih

maksimal, keterbatasan akan pengelolaan dan pelaksanaannya sudah

terjawab, mereka hanya perlu memaksimalkan dan memberdayakannya

sehingga sesuai dengan tujuannya yaitu dapat mewujudkan ketertiban kota

dan mensejahterakan kehidupan masyarakat pengusaha dan pedagang serta

mampu menjadi pendongkrak ekonomi daerah.

Hal tersebut diyakinkan oleh Suparman (47 Thn), yang mengatakan :

“Kami pengelola pasar lalu bekerja sama dengan pemerintah


dengan mengelola dan menjaga ketertiban, keamanan serta fasilitas
pasar ini dengan baik” (wawancara 23 desember 2017).

Dengan bekerja sama dengan pemerintah menjadikan pasar menjadi

lebih modern, pihak pengelola pasar yakin bahwa tujuan mereka akan dapat

tercapai dengan keterbatasan yang ada.

45
A. Dispenda

Didasarkan atas kerjasama yang telah disepakati, pihak stakeholders

dalam hal ini Dispenda bertanggung jawab secara rinci terhadap

pengorganisasian pengelola pasar Paddy’s Market. Berdasarkan Surat

Keputusan Pemerintah Walikota Kendari dalam Peraturan Walikota Kendari

Nomor 63 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan

Fungsi Sera Tata Kerja Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota

Kendari maka di bentuklah Organisasi Pengelola Pasar Paddy’s Market

untuk menata dan mengawasi ketertiban dan tata ruang pelaksanaan

kegiatan/aktivitas di pasar Paddy’s Market. Karena adanya keterbatasan

pegawai maka pegawai yang ada di struktur pengelola Pasar Paddy’s Market

adalah tim kerja untuk melakukan program yang telah disepakati antara

Dispenda dengan pengelola pasar Paddy’s Market yang terbentuk.

46
Setelah itu Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kendari Nomor 63

Tahun 2010 kemudian dibentuk sebuah Badan Organisasi yang bekerja dan

bertanggung jawab atas pengelolaan pasar yang ada di kota Kendari salah

satunya adalah pasar Paddy’s Market yaitu Badan Pengelola Pajak Dan

Retribusi Daerah Kota Kendari (BP2RD) seperti yang di gambarkan pada

bagan berikut ini :

Gambar1.6
Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah
Kota Kendari
KEPALA BADAN

SEKRETARIAT
Kelompok Jabatan
Fungsional
SUB BAGIAN SUB
Perencanaan, BAGIAN
Keuangan dan
Pelaporan Umum dan
Kepegawaian

BIDANG BIDANG BIDANG


Pendaftaran dan Penetapan dan Penagihan
Pendataan Keberatan

SUB BIDANG SUB BIDANG


Penagihan Pajak Penagihan Pajak
Daerah Daerah

SUB BUDANG SUB BUDANG


Penagihan Penagihan
PBB-P2 dan PBB-P2 dan
BPHTB BPHTB 47
SUB BIDANG SUB BIDANG
Penagihan Penagihan
Retribusi Daerah Retribusi Daerah

UPTB

Sumber : Dokumen BP2RD DISPENDA Kota Kendari, 2017

Selain itu sebagai bahan pertimbangan bahwa lokasi pasar yang

berada di tengah kota dan dikawasan tempat tinggal masyarakat Kelurahan

Mandonga, Kelurahan Tobuuha dan sekitarnya sehingga menjadi lokasi

pasar Paddy’s Market sangat strategis dan potensial. Seperti yang dijelaskan

oleh salah satu pengunjung pasar Paddy’s Market Sucianti (29 Thn) berikut

ini :

“Potensi pasar Paddy’s Market ini sangat bagus karena berada di


tengah kota dan barang keperluan yang ada di sini sangat lengkap
serta pedagangnya pun sangat ramah” (wawancara desember 2017).

4.2.2 Pelaksanaan

Tekhnik pelaksanaan yang dilakukan pengelola pasar paddy’s market

dalam menjaga ketertiban adalah manajemen terpimpin/tim manajemen.

Dimana tim manajemen pelaksana bertanggung jawab kepada pihak

pemerintah.

“semua bentuk kegiatan pelaksanaan kegiatan atau aktifitas di pasar


Paddy’s Market dikerjakan secara tim, dari setiap peninjauan
kebutuhan sampai pertanggung jawaban di pantau dan awasi oleh
pihak dari Dinas Pendapatan Daerah”(wawancara desember 2017)

48
Dari hasil wawancara dengan Ali Amir (52 Thn) di atas membuktikan

bahwa tim manajemen dalam hal ini adalah satuan kerja (satker) yang di

beri tugas oleh Dispenda. Mereka selalu bertanggung jawab kepada

Dispenda, serta komunikasi yang terjalin antara pengelola dan Dispenda

terjalin dengan baik, baik komunikasi langsung maupun komunikasi tidak

langsung. Selain dengan menggunakan sarana yang ada, komunikasi lebih

terjalin lancar. Sehingga meminimalkan permasalahan dalam hal

pelaksanaannya dan pemberi solusi yang tepat.

Pelaksanaan adalah sebagai perwujudan perencanaan. Keikutsertaan

kedua belah pihak dalam penyelenggaraan kegiatan sangat diperlukan.

Dalam pelaksanaan, semua hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

sudah direncanakan sebagai program kegiatan dan sudah dikonfirmasikan

oleh pihak Dispenda. Tim pengelola pasar Paddy’s Market tinggal

melaksanakan serangkaian kegiatan yang sudah direncanakan.

Pada saat pelaksanaan, pihak pengelola pasar Peddy’s Market

senantiasa memberikan informasi kepada Dispenda mengenai masalah

kegiatan yang dilaksanakan. Meskipun pihak Dispenda tidak selalu bisa

datang, tetapi pelaporan dan pemberitahuan selalu diinformasikan.

Komunikasi selalu terjalin selain untuk meminta informasi juga untuk

memberikan informasi. Seperti yang ditegaskan oleh ibu Yenny (35 Thn)

berikut ini :

”Setiap kita ada kegiatan mengenai program kegiatan yang


berhubungan ketertiban pasar, kita pasti diinformasikan. Kegiatan ini

49
pelaksanaannya di sini, misalnya ada konsultan yang ditunjuk dan
lain-lain. Dan mereka rata-rata menyambut baik informasi dari kita”.
(wawancara 23 Desember 2017).

Komunikasi dua arah yang terjalin antara penelola pasar dan tim

pengelola dari Dispenda berjalan baik. Sarana komunikasi yang digunakan

pun sangat beragam. Baik melalui surat menyurat, email, sms maupun

melalui telepon.

Suparman (47 Thn) mengatakan bahwa :

”Hampir setiap hari kita ada komunikasi dengan pihak Dispenda.


Apalagi kalau mau ada kegiatan atau pelaporan kegiatan. Baik
melalui surat, email, sms ataupun telepon”. (wawancara 23 Desember
2017).

4.2.3 Monitoring/Pengawasan

Monitoring, controlling atau pengawasan, sering juga disebut

pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan

penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan

bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan

yang telah direncanakan semula.

Proses monitoring terhadap kegiatan dilakukan sebagai upaya untuk

memantau pelaksanaan kegiatan. Tahap monitoring senantiasa dilakukan

oleh pihak Dispenda, hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan Ali

Amir Ketua pengelola pasar Paddy’s Market berikut ini :

”Waktu monitoring itu kita ditanya untuk kegiatan, ini


pesertanya siapa saja, misalnya waktu itu penentuan tarif parkir dan
penataan tempat parkirnya. Nah, itu kan kita sampaikan estimasi dan

50
lokasi parkirnya dimana tinggal pihak Dispenda yang setujui dan
mengawasi. (wawancara 23 desember 2017).

Monitoring tersebut tidak hanya dilakukan atas dasar pemberitahuan

saja, tetapi Dispenda terkadang memantau dengan tanpa adanya

pemberitahuan terlebih dahulu untuk memonitor keadaan dan kegiatan yang

ada di Pasar Paddy’s Market.

“Dan terkadang pihak Dispenda sering datang ke sini tanpa


mengkonfirmasi terlebih dahulu, mereka datang memantau dan sering
kali juga berkomunikasi dengan para pedagang, yang paling sering di
pantau adalah kebersihan pasar ini” (wawancara 23 desember 2017).

Pernyataan Ali Amir (52 Thn) di atas menjelaskan bahwa monitoring

di lakukan tidak hanya dilakukan atas dasar pemberitahuan saja, tetapi

Dispenda terkadang memantau dengan tanpa adanya pemberitahuan terlebh

dahulu.

4.2.4 Evaluasi

Evaluasi biasanya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.

Dan untuk selanjutnya akan ada program lanjutan yang diberikan. Evaluasi

dalam hal ini adalah penilaian dan pemantauan dari kegiatan yang

dilakukan, membandingkan perencanaan dan pelaksanaan pada saat akhir

periode rencana kerja.

Suardin (49 Thn) mengatakan :

”Biasanya setelah kontrak program selesai, kita ada evaluasi.


Evaluasi dilakukan dengan membandingkan perencanaan dan
pelaksanaan pada akhir periode rencana kerja”. (wawancara
Desember 2017).

51
Pernyataan di atas sama seperti yang di ungkapkan Ali Amir (52

Thn) berikut ini :

“Evaluasinya ada juga. Evaluasi pertama kayak audit keuangan,


kemudian program, setelah itu otomatis kalau keuangan
programnya juga sudah dievaluasi. Waktu itu yang mengevaluasi
dari Dispenda datang kesini, yaitu BP2RD, kita dikumpulkan
pengurusnya, ada kegiatannya, barang-barang yang darisana apa
saja, programnya apa saja, dan dimana” (wawancara desember
2017).

Evaluasi dilakukan untuk memberikan masukan dan mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan sehingga diperoleh suatu rumusan untuk

landasan kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang. Berdasarkan

hal ini Dispenda juga melakukan fungsi manajemen ke Pengelola pasar

Paddy’s Market termasuk evaluasi.

Ibu Yenni (35 Thn) menambahkan bahwa :

“Bentuk evaluasinya itu kaya kita diuji tentang laporan yang


kita kirimkan. Sasaran kegiatannya siapa? Bagaimana
pelaksanaannya? Ada kendala atau tidak? Apakah pelaksanaan
sesuai dengan rencana atau tidak? Kemudian kita dicek, direvisi
kalau format laporan yang kita kirimkan kurang tepat dengan
standar yang mereka berikan saat training di kantor”. (wawancara
23 Desember 2017).

Keberhasilan pihak Dispenda dan pengelola pasar Paddy’s Market

dalam mengkomunikasikan program penertiban pasar dapat dilihat dari

pemahaman dan keberhasilan pelaksanaan dari program yang

dilaksanakan.

4.3 Analisis Pembahasan

52
4.3.1 Mengidentifikasi Masalah

Dalam kepengurusan pasar Paddy’s Market sendiri masalah-masalah

yang timbul cukup beragam baik dari segi unsur organisasi kepengurusan

(internal) hingga masalah yang mengaitkan pihak pemerintah dan masyarakat.

Masalah utama dan menjadi fokus permasalahan yang ada di pasar

Paddy’s Market adalah selain masalah ketertiban yaitu adalah masalah

bagaimana menarik minat masyarakat untuk berbelanja di pasara tersebut.

Keadaan serta situasinya melibatkan berbagi pihak yaitu stakeholder yang

terlibat baik dari segi keterlibatan masalah atau pemecahan masalahnya.

Yakni, pihak organisasi pengurus yang di bentuk oleh Badan pengelola pajak

dan retribusi daerah (BP2RD) yang dimana badan itu adalah bagian dari

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) masyarakat serta Pemerintah.

4.3.2 Perencanaan

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan

mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan

proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan

fungsi-fungsi lain, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan

dapat berjalan.

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan

dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang

53
telah ditentukan tersebut.Perencanaan adalah penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (Handoko, 2003).

Perencanaan adalah kegiatan bersama dalam menentukan hasil

terukur yang hendak dicapai dalam satuan waktu tertentu. Maksud dari

perencanaan adalah menyepakati hal-hal yang hendak dicapai berdasar

kebutuhan dan tingkat perkembangan yang diharapkan. Rencana dapat

berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah

rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota

suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang

harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana

formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinnya, setiap

anggota harus mengethui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal

dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman

tentang ap ayang harus dilakukan. Perencanaan merupakan bagian dari

manajemen secara umum. Proses perencanaan ini dilakukan secara

bersama-sama antara Pengelola Paddy’s Market dan Dispenda dalam

melaksanakan kegiatan di Pasar Paddy’s Market. Berbagai batasan tentang

planning dari yang sangat sederhana sampai yang sangat rumit. Misalnya

yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan

serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Perencanaan komunikasi, perlu untuk mengidentifikasi stakeholders dan

kebutuhannya serta menentukan bagaimana mencapainya. Pada taha pini,

Pengelola Paddy’s Market dengan bantuan Dispenda melakukan need

54
asessment, apa-apa yang dibutuhkan dan bagaimana kebutuhannya. Pihak

Pengelola Paddy’s Market sebagai fasilitator yang mendampingi pembuatan

program. Pada tahap awalnya mereka bersama-sama melakukan need

asessement. Tahap ini yang paling berkepentingan adalah pihak Dispenda

bagian Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD). Selanjutnya

dibentuklah tim khusus yang menangani masalah Pasar Paddy’s Market.

4.3.3 Aksi dan Komunikasi

Dalam tahapan aksi dan komunikasinya pengelola pasar Paddy’s

Market melakukan tahap-tahap yaitu sebagai berikut :

1. Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada

sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki

organisasi/instansi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan

serta menggapai tujuan organisasi atau instansi tersebut. Tahapan

pengorganisasian adalah langkah lanjut sebagai bentuk perwuju dan dari

perencanaan. Organizing(organisasi) adalah dua orang atau lebih yang

bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran

spesifik atau sejumlah sasaran. Pada tahap ini Pengelola Paddy’s Market

dan Dispenda merencanakan organisasi yang akan melaksanakan

kegiatan dari need asessment yang diketahui. Karena proses pengelolaan

Pasar Paddy’s Market yang masih merupakan satu kesatuan dari

Dispenda, maka tim kerja (teamwork) dibentuk untuk melakukan semua

55
kegiatan yang telah disepakati untuk dilakukan. Pengorganisasian ini

tentunya juga atas dukungan dari Dispenda. Karena adanya keterbatasan

pegawaimaka pegawai yang ada distruktur organisasi pengelola Pasar

Paddy’s Market adalah tim kerja yang melakukan program yang telah

disepakati antara Dispenda dan Pengelola Pasar Paddy’s Market.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahapaan untuk merealisasikan rencana

kerja seperti yang telah ditetapkan. Maksud dari pelaksanaan ini adalah

membangun sistem mekanisme kerja, agar rencana kerja terealisasi

dengan baik. Pelaksanaan adalah sebagai wujud perwujudan

perencanaan. Keikut sertaan kedua belah pihak dalam penyelenggaraan

kegiatan sangat diperlukan. Dalam pelaksanaan, semua hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan sudah direncanakan sebagai program

kegiatan dan sudah dikonfirmasikan oleh pihak Dispenda. Tim

organisasi pengelola pasar tinggal melaksanakan serangkaian kegiatan

yang sudah direncanakan. Pada saat pelaksanaan, pihak pengelola pasar

senantiasa memberikan informasi kepada Dispenda mengenai kegiatan

yang dilaksanakan. Meskipun pihak Dispenda tidak selalu bisa datang,

tetapi pelaporan dan pemberitahuan selalu diinformasikan. Komunikasi

selalu terjalin selainuntuk meminta informasi juga dilakukan untuk

memberikan informasi.

Langkah kegiatannya antaralain:

56
1. Menginventarisir rencana tindakan perbagian dari rencana tindakan

individu.

2. Menyelenggarakan pertemuan berkala untuk memastikan bahwa

setiap kegiatan berjalan sesaui rencana.

3. Melakukan pencatatan dengan proses dan hasil setiap kegiatan.

4. Melakukan pertemuan rutin dan luar biasa, terutama bila terjadi

masalah.

5. Pemantauan

6. Maksud dari pemantauan adalah membangun sistem control bersama

setiap unsur yang terlibat untuk memastikan bahwa segenap aktivitas

mengarah pada pencapaian tujuan dan mengetahui sedini mungkin

setiap bentuk penyimpangan.Langkah kegiatannya antara lain:

a. Secara rutin melakukan prosedur pencatatan dan konsultatif.

b. Membandingkan rencanadengan pencapaian.

c. Melakukan perhitungan, penyesuaian dan saran, solusi yang

lebih menjamin pencapaian tujuan.

3. Penilaian

Penilaian adalah kegiatan membandingkan perencanaan dan

pelaksanaan pada saat akhir periode rencana kerja. Hal ini di dasarkan

dengan asumsi bahwa telah terja diprosedur pemantauan secara rutin.

57
Maksud dari penilaian ini adalah mendapatkan gambaran menyeluruh

tentang tingkat keberhasilan dan kebutuhan baru secara konkrit yang

diharapkan dapat membangun dukungan dari segenap unsur yang ada

didalam pasar Paddy’s Market dan bila perlu mengupayakannya dari luar.

Langkah kegiatannya:

1. Memastikan ada pertemuan rutin dan adanya prosedur pemantauan

yang berlangsung secara berkala.

2. Melakukan telaah hasil laporan pemantauan dan memprediksi hasil

yang akan dicapai.

3. Melakukan perhitungan dengan membandingkan target dengan

realisasi serta berbagai faktor penghambat, pendorong maupun

temuan-temuan baru.

4. Mengidentifikasi kebutuhan baru sebagai bahan rekomendasi

perencanaan satu tahun kedepan.

4. Pelaporan

Pelaporan adalah kegiatan memberikan informasi secara konkrit

keadaan, perkembangan serta kebutuhan Pasar Paddy’s Market secara

berkala. Laporan diterbitkan secara rutin dan disampaikan kepada pihak

yang memerlukan, dari dalam maupundari luar pasar Paddy’s Market.

Maksud dari pelaporan adalah menciptakan alat dan mekanisme yang dapat

58
digunakan untuk mengukur perkembangan, mengamankan aset dan

membangun rasa percaya diri semua pihak.

5 Monitoring, Controling atau Pengawasan

Monitoring, Controlling atau pengawasan, sering juga disebut

pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan

penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan

bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dengan tujuan

yang telah digariskan semula. Proses monitoring terhadap kegiatan

dialkukan sebagai upaya untuk memantau pelaksanaan kegiatan. Tahap

monitoring senantiasa dilakukan oleh pihak Dispenda. Monitoring tersebut

tidakhanya dilakukan atas dasar pemberitahuan saja, tetapi Dispenda

terkadang mementau dengan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu

untuk memonitor kegiatan yang ada di Pasar Paddy’s Market. Bentuk

monitoring adalah pelaporan kegiatan yang isinya mengenai deskripsi

kegiatan, deskripsi rencana dan pelaksanaannya. Laporan ini dikirim baik

via fax, maupun email untuk yang tertulis, tetapi untuk laporan-laporan

yang tidak tertulis bisa dikomunikasikan melalui telepon.

4.3.4 Evaluasi

Evaluasi biasanya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.

Dan untuk selanjutnya akan ada program lanjutan yang diberikan. Evaluasi

dalam hal ini adalah penilaian dan pemantauan dari kegiatan yang

59
dilakukan, membandingkan perencanaan dan pelaksanaan pada saat akhir

periode rencana kerja.

Evaluasi yang dilakukan untuk memberikan masukan dan

mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan sehingga diperoleh suatu

rumusan untuk landasan kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang.

Berdasarkan hal ini Dispenda juga melakukan fungsi manajemen

kePengelola pasar Paddy’s Market termasuk evaluasi.

Keberhasilan pihak Dispenda dan pengelola pasar Paddy’s Market

dalam mengkomunikasikan program penertiban pasar dapat dilihat dari

pemahaman dan keberhasilan pelaksanaan dari program yang dilaksanakan.

60
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh tentang manajemen komunikasi

Pengelola Pasar Paddy’s Market, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pengelola Pasar Paddy’s Market mendefinisikan masalah dimulai dengan

melakukan penilaian tentang adanya sesuatu yang salah, atau merasa ada sesuatu

yang seharusnya berjalan dengan baik. Pengelola pasar Paddy’s Market

mendifinisikan persoalan atau masalah dengan memahami situasi yang tengah

terjadi sehinga dapat disimpulkan penyelesaian apa yang akan dilakukan serta

melakukan kegiatan bersama dalam menentukan hasil terukur yang hendak

dicapai dalam satuan waktu tertentu. Maksud dari perencanaan adalah

menyepakati hal-hal yang hendak dicapai berdasar kebutuhan dan tingkat

perkembangan yang diharapkan. Rencana dapat berupa rencana informal atau

61
rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan

merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal

adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka

waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,

artinnya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana

formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman

tentang apa yang harus dilakukan. Perencanaan merupakan bagian dari

manajemen secara umum. Proses perencanaan ini dilakukan secara bersama-sama

antara Dispenda dan organisasi Pengelola Pasar Paddy’s Market dalam

melaksanakan kegiattan di Pasar Paddy’s Market. Berbagai batasan tentang

planning dari yang sangat sederhana sampai yang sangat rumit. Misalnya yang

sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Perencanaan komunikasi,

perlu untuk mengidentifikasi stakeholders dan kebutuhannya serta menentukan

bagaimana mencapainya.

Pada tahap ini, Dispenda dengan bantuan Tim Pengelola Pasar melakukan

need asessment, apa-apa yang dibutuhkan dan bagaimana kebutuhannya. Pihak

Dispenda sebagai fasilitator yang mendampingi pembuatan program. Pada tahap

awalnya mereka bersama-sama melakukan need asessement. Tahap ini yang

paling berkepentingan adalah pihak Dispenda (Tim BP2RB). Selanjutnya

dibentuklah struktur organisasi pengelola pasar Paddy’s Market yang menangani

masalah di pasar Paddy’s Market. Organisasi ini Terdiri dari Pegawai Dispenda

dan pihak pengusaha/pedagang di pasar Paddy’s Market.

62
Adapun aksi dan komunikasi yang dilakukan pertama-tama mengorganisir.

Organisaisi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam cara yang

terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Pada tahap ini

Dispenda dan BP2RB merencanakan organisasi yang akan melaksanakan

kegiatan dari need asessment yang diketahui. Karena proses pengelolaan pasar

Paddy’s Market yang masih merupakan satu kesatuan, maka tim kerja

(teamwork) dibentuk untuk melakukan semua kegiatan yang telah disepakati

untuk dilakukan.. Pengorganisasian ini tentunya juga atas dukungan dar

iDispenda. Karena adanya keterbatasan pegawai maka pengurus pengelola pasar

Paddy’s Market adalah tim kerja yang melakukan program yang telah disepakati

antara Dispenda dan Pengelola pasar yang terbentuk.

Kemudian melakukan tahapan pelaksanaan yaitu merupakan tahapaan

untuk merealisasikan rencana kerja seperti yang t elah ditetapkan. Maksud dari

pelaksanaan ini adalah membangun sistem mekanisme kerja, agar rencana kerja

terealisasi dengan baik. Pelaksanaan adalah sebagai wujud perwujudan

perencanaan. Keikut sertaan kedua belah pihak dalam penyelenggaraan kegiatan

sangat diperlukan. Dalam pelaksanaan, semua hal yang berhubunagn dengan

pelaksanaan sudah direncanakan sebagai program kegiatan dan sudah

dikonfirmasikan oleh pihak Dispenda. Pengelola tinggal melaksanakan

serangkaian kegiatan yang sudah direncanakan. Pada saat pelaksanaan, pihak

pengelola pasar senantiasa memberikan informasi kepada Dispenda mengenai

kegiatan yang dilaksanakan. Meskipun pihak Dispenda tidak selalu bisa datang,

tetapi pelaporan dan pemberitahuan selalu diinformasikan. Komunikasi selalu

63
terjalin selain untuk meminta informasi juga dilakukan untuk memberikan

informasi. Langkah kegiatannya antara lain:

a. Menginventarisir rencana tindakan perbagian dari rencana tindakan individu.

b. Menyelenggarakan pertemuan berkala untuk memastikan bahwa setiap

kegiatan berjalan sesaui rencana.

c. Melakukan pencatatan dengan proses dan hasil setiap kegiatan.

d. Melakukan pertemuan rutin dan luar biasa, terutama bila terjadi masalah.

Dan cara evaluasi yaitu membangun sistem control bersama setiap unsur

yang terlibat untuk memastikan bahwa segenap aktivitas mengarah pada

pencapaian tujuan dan mengetahui sedini mungkin setiap bentuk penyimpangan.

Langkah kegiatannya antara lain:

a. Secara rutin melakukan prosedur pencatatan dan konsultatif.

b. Membandingkan rencana dengan pencapaian.

c. Melakukan perhitungan, penyesuaian dan saran, solusi yang lebih

menjamin pencapaian tujuan.

Proses evaluasi terhadap kegiatan dilakukan sebagai upaya untuk

memantau pelaksanaan kegiatan. Tahap monitoring senantiasa dilakukan oleh

pihak Dispenda. Monitoring tersebut tidak hanya dilakukan atas dasar

pemberitahuan saja, tetapi Dispenda terkadang memantau dengan tanpa adanya

pemberitahuan terlebih dahulu untuk memonitor kegiatan yang ada di pasar

Paddy’s Market. Bentuk monitoring adalah pelaporan kegiatan yang isinya

64
mengenai deskripsi kegiatan, deskripsi rencana dan pelaksanaannya. Laporan ini

dikirim baik via fax, maupun email untuk yang tertulis, tetapi untuk laporan-

laporan yang tidak tertulis bisa dikomunikasikan melalui tetepon.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Selanjutnya untuk evaluasi dari masyarakat, masyarakat sangat terkesan

dari programpemerintah membangun pasar PKL Paddy’s Market. Bahkan

karena keberhasilannya, konsep penataan pedagang kaki lima selanjutnya

difasilitasi oleh pemerintah daerah sebagai program pembangunan di Kota

Kendari untuk dikembangkan di daerah lain.

2. Pembangunan pasar Paddy’s Market yang dilaksanakan akan lebih

maksimal, keterbatasan akan pengelolaan dan pelaksanaannya sudah

terjawab, mereka hanya perlu memaksimalkan dan memberdayakannya

sehingga sesuai dengan kebutuhan sebagai kegiatan perekonomian dan

dikelola secara profesional.

65
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep


danAplikasi.Bandung:CVPustaka Setia

Belch,MichaelA.,&GeorgeE.Belch.Advertising and Promotion: An Integrated


MarketingCommunicationsPerspective. 5th Ed.NewYork:McGraw-
Hill, 2001.

Bungin,Burhan.(2008).Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:Kencana

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja


Grafindo.Persada

Cutlip,ScottM., etal.(2009). Effective Public Relations. Jakarta: Kencana

EddyC.Y.Kuo(et.al). Kebijakan dan Perencanaan Komunikasi: Pengalaman


Singapura (Diterjemahkan oleh Nirwono). Jakarta:LP3ES,1994.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:


PT.Citra Aditya Bakti,2000.

Griffin, EM.A First Look At Communication Theory. 6thEd. New York: Mc


GrawHill, 2006.

66
Hancock, Alan. Approaches to Communication Planning, Communication
Planning for Development: anoperational framework. Paris:
UNESCO,1980.

Hattersley, MichaelE. & Linda McJannet. Management Communication:


Principles and Practice. NewYork: McGraw-Hill, 2005.

Kartasasmita, Ginandjar. Pembangunan Untuk Rakyat (Memadukan


Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES, 1997

Koentjaraningrat. (1990). Metode–metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:


Gramedia

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi


dan Pengendalian. Edisi Keenam. (Diterjemahkan oleh Drs. Jaka
Wasana, MSM)..Jakarta: PenerbitErlangga,1992.

------------,Marketing Management. TheMillenniumEd. NewJersey: Prentice- Hall,


2000.

Miles,MatthewB dan A.Michael Huberman.(1992) .Analisis Data Kualitatif.


Jakarta:UI-Press

Morissan, Alexander. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.


Jakarta: Ramdina Prakarsa.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press, 1998

PaceR.WaynedanDon.F. Faules. (2013) Komunikasi Organisasi. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS


Pelangi Yogyakarta

Shimp, TerenceA. Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of


Integrated Marketing Communications. 4th Ed. Florida: The Dryden
Press, 1997.

Slamet,Yulius.(2008). Metodologi Penelitian Sosial. Surakarta: UNSPres

Soedarsono,DewiK.(2014). Sistem Manajemen Komunikasi: Teori, Model, dan


Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

67
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta

Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.


Yogyakarta: Media Pressindo

Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan


Terapannya dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.

Sumber Elektronik :

1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15673/1/pkm-jan-apr2006-

%20%287%29.pdf

2. http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-

pengertian-dan.html

3. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp1068ebefdbfull.pdf

4. https://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2014/12/proses-komunikasi-dan-

penjelasannya.html

68

Anda mungkin juga menyukai