Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alasan penulis memilih Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Magang dikarenakan

dapat menengembangkan wawasan, keterampilan, kecakapan, kreativitas, dan

pengalaman seorang mahasiswa untuk memasuki dunia kerja. Dimana setiap

mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Lapangan dituntut harus mampu

mengembangkan dirinya sendiri untuk bersosialisasi dan mengimplementasikan

secara langsung ilmu yang sudah didapatkan dari bangku kuliah ke dunia kerja.

Secara garis besar seperti yang kita lihat bahwa pendidikan yang dilakukan di

perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian praktek dalam skala kecil

dengan intensitas yang terbatas, agar dapat memahami dan memecahkan setiap

permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa tentunya perlu

melakukan pelatihan kerja secara langsung di instansi atau lembaga - lembaga

yang berkaitan dengan program studi yang ditempuh.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) atau Magang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Makassar merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya bagi para

mahasiwa tingkat akhir di semester V, dan tentunya setiap mahasiswa diwajibkan

untuk melaksanakan serta membuat laporan Kuliah Kerja Lapangan. Selain

pengalaman yang didapat sangat bermanfaat bagi para mahasiswa, Kuliah Kerja

Lapangan itu sendiri mejadi tolak ukur bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Makassar dalam melihat etos kerja yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.

Besar kemungkinan dengan melalui program Kuliah Kerja Lapangan ini

mahasiswa dapat memahami langsung struktur organisasi dalam sebuah

manajemen, profesionalitas kerja, kedisiplinan dan masih banyak hal lainnya.

Dengan banyaknya hal positif yang akan didapat maka penulis berkesempatan
2

untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan pada PD.Pasar Makassar Raya Kota

Makassar yang beralamat di Jl.kerung-kerung No.68, Maccini,Kec.Makassar,

Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Alasan penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan di Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) ini karena penulis tentunya penulis berharap

mendapatkan ilmu secara langsung mengenai praktek kerja yang sesungguhnya

khususya dalam ilmu bidang Manajemen. Juga karena PD. Pasar Makassar

Raya merupakan OPD yang bergerak atau mengelolah pasar tentunya memiliki

manajemen yang professional. Sehingga penulis bisa mendapatkan banyak

pengalaman berharga yang bisa diambil dari lingkungan tempat Kuliah Kerja

Lapangan pada PD.PASAR MAKASSAR RAYA.

Retribusi memiliki fungsi yang sangat penting terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Di mana fungsi tersebut dapat diukur berdasarkan target capai pungutan

retribusi. Apabila target pencapaiannya tinggi, maka fungsi retribusi terhadap

PAD akan tinggi atau besar. Namun pengelolaan retribusi karcis mengalami

kendala berupa ketidak lancaran dalam pengelolaannya, yang dimana

pengelolaan pasar, dan retribusi dapat menunjang pendapatan bagi Pemerintah

Kota dan pemasukan Pendapatan Asli Daerah.

Fokus Pengamatan

Adapun focus pengamatan yang dipilih oleh penulis adalah focus pengamatan

Manajemen Sumber Daya Manusia

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan yang dikemukakan diatas penulis menuliskan identifikasi

masalah yaitu pengelolaan karcis retribusi yang belum begitu baik di PD Pasar

Makassar Raya.

C. Tujuan Dan Kegunaan


3

Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan , kemampuan dan keterampilan, penulis

nantinya untuk menghadapi dunia kerja

2. Sebagai sarana penulis untuk mengimplementasikan secara langsung ilmu

yang sudah didapatkan dari bangku kuliah ke dunia kerja

Kegunaan

1. Bagi perusahaan

Diharapkan sebagai bahan pertimbangan masukan dan pertimbangan bagi

pemerintah daerah khususnya perusahaan daerah pasar Makassar raya

dalam peningkatan pendapatan retribusi pasar dan memperkuat pentingnya

retribusi daerah dalam membina daerah otonomi.

2. Bagi pembaca

Untuk dapat dijadikan referensi dalam menghadapi masalah yang sama dan

sebagai sarana pengembangan imu pengetahuan

3. Bagi penulis

Untuk sarana penulis menambah ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang

diperoleh dengan praktek sesungguhnya.

D. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang

1. Tempat Pelaksanaan Magang

Pada PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar yang beralamat di Jl.kerung-

kerung No.68, Maccini, Kec.Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 2.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Waktu Pelaksanaan KKL ini kurang lebih (±) dari tanggal 14 january s/d 27

februari 2019
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Ricky W. Griffin (2004 ) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber

daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa

tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti

bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai

dengan jadwal.

George R. terry (1997), manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri

dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk

mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan

sumberdaya lainnya .

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian.

Pengertian pasar

Menurut Mankiw (2007) pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual dari

sebuah barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang

menentukan permintaan terhadap produk dan para penjual sebagai kelompok

yang menentukan penawaran terhadap produk .


5

B. Pengertian Pasar

(Zayinul Fata, 2010).Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi

dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan

transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga

terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang mejadi

objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari

adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang

diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual

mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk

membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.

Pasar dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat yaitu adanya penjual,

adanya pembeli, tersedianya barang yang tempat transaksi jual beli antara

penjual (pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting

dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Adapun fungsi pasar ada tiga macam, yaitu (Sukirni, 2000 dalam Zayinul Fata,

2010):

1) Fungsi Distribusi

Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen

dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Pasar memiliki fungsi distribusi

menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen. Melalui transaksi

jual beli, produsen dapat memasarkan barang hasil produksinya baik secara

langsung maupun tidak langsung kepada konsumen atau kepada pedagang

perantara lainnya. Melalui transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat

memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya

secara mudah dan cepat.


6

2) Fungsi Pembentukan Harga

Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar menawar,

sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Dalam

proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembelidan

penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga

pasar.

3) Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar

banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan

berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan brosur penawaran,

membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli, dan sebaginya.

b. Faktor-faktor Yang Menentukan Struktur Pasar

1) Jumlah penjual atau produsen

Jumlah produsen akan menentukan jumlah penjual dalamsuatu industri atau

pasar. Semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama maka

akan semakin keras persaingan dalam pasar. Hal ini akan mendorong produsen

bekerja secara efisien, atau kualitas produknya semakin unggul. Meskipun

produk yang dihasilkan sama tetapi orang dapat membedakan karena merek,

kualitas atau kemasan. Struktur pasar yang demikian ini tetap dalam persaingan

yang sering disebut persaingan monopolistik. Jika dalam pasar hanya ada satu

penjual merupakan pasar monopoli. Disamping itu jika dalam pasar untuk barang

tertentu terdapat cukup banyak produsen disebut struktur pasar oligopoli.


7

2) Jenis atau sifat barang yang dihasilkan perusahaan akan menentukan pula

struktur sifat atau jenis barang yang mempengaruhi struktur pasar. Misalkan

barang yang dihasilkan sama dan homogin atau berbeda dan tidak dapat diganti

dengan produk yang dihasilkan oleh produsen lain.

Baca : Pengertian Pasar Modal Syariah Menurut Para Ahli

c. Jenis-jenis Struktur Pasar

Dalam perekonomian, bentuk-bentuk pasar dapat dibedakan menjadi 4 jenis,

yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan

monopolistis, dan pasar oligopoli (Sadono, 1994 dalam Dirlanudin, 2008).

1) Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna di dalam teori ekonomi mikro pada umumnya adalah

suatu pasar yang ditandai oleh tidak adanya sama sekali persaingan yang

bersifat pribadi diantara perusahaan-perusahaan individu yang ada didalamnya.

Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna:

Jumlah penjual dan pembeli masing-masing banyak dan mereka masing-masing

bertindak sebagai penerimaharga.

Jenis barang yang diperjualbelikan bersifat homogen (sama).

Adanya kebebasan bagi penjual dan pembeli untuk keluar masuk pada bidang

usaha atau pasar barang yang bersangkutan.

Setiap pembeli dan penjual memiliki pengetahuan yang sempurna tentang

keadaan pasar.
8

Adanya mobilitas sumber daya yang ada secara sempurna, artinya pembeli

mudah untuk mendapatkan sumber daya produksi.

Pada pasar yang bersaing sempurna terdapat kebebasan keluar masuk dalam

pasar atau industri. Seorang produsen yang memandang bahwa dalam pasar

suatu produk menguntungkan, iya bebas memasuki pasar tanpa ada rintangan

apapun. Tantangan yang dihadapi adalah harus berani bersaing. Jika

keuntungan yang diperoleh merupakan keuntungan yang cukup baik menurut

pandangan mereka, maka mereka tetap dalam pasar.

Sebagai implikasi adanya kebebasan keluar masuk pasar atau industri, adalah

adanya kebebasan untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki

(modal, tenaga kerja, dan sebagainya). Dalam pasar persaingan sempurna tidak

diperlukan promosi, karena penjual dan pembeli relatif banyak.

2) Pasar Monopoli

Pengertian monopoli murni adalah suatu pasar hanya ada satu penjual atau

produsen yang tidak ada substitusinya. Struktur pasar yang demikian ini di mana

hanya ada satu penjual atau produsen tidak dipengaruhi harga dan produk dari

produsen lain.

Pasar monopoli adalah suatu pasar yang mempunyai ciri-ciri yaitu hanya ada

satu penjual, tidak ada penjual lain yang menjual output yang dapat mengganti

secara baik (close subtitute) output yang dijual monopolis, ada halangan (baik

alami maupun buatan) bagi perusahaan lain untuk memasuki pasar.


9

3) Pasar Persaingan Monopolistik

Model pasar persaingan monopolistis dibandingkan dengan model pasar

persaingan sempurna atau monopoli relatif masih baru. Ciri-cirinya adalah di

pasar terdapat cukup banyak penjual dan juga pembeli, produk yang dihasilkan

produsen heterogen, terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan

keluar dari pasar, dalam batas-batas tertentu produsen dapat mempengaruhi

harga (meskipun tidak sekuat monopoli), dan diperlukan promosi untuk

memperluas pasar .

4) Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari beberapa produsen saja, namun ada

kalanya pasar oligopoli terdiridari dua perusahaan saja, yang dinamakan duopoli

(Sukirno, 2000).

Dalam pasar oligopoli tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai

industri. Sebagian perusahaan menghasilkan barang yang sangat bersamaan,

tetapi ada pula perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda

corak. Biasanya struktur industri dalam pasar oligopoli terdapat beberapa

perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli, antara

70% sampai 80% dari seluruh nilai penjualan.

Ciri-ciri pasar ologopoli yaitu jika dalam pasar hanya terdapat dua penjual disebut

duopoly, jika produk yang dijual homogen disebut pure poligopoly, jika produk

yang dijual adalah berbeda disebut differentiated oligopoly, kemungkinan

produsen baru dapat masuk dalam pasar atau industri, dan kemudian masuknya

produsen tersebut tidak sulit seperti monopoli dan tindakan seorang produsen

dalam pasar oligopoli akan mempengaruhi produsen lain.


10

5) Pasar Tradisional

Menurut Laksono yang dimaksud sebagai pasar tradisional adalah pasar yang

dibangun dan dikelola oleh pemerintah. Pemerintah daerah, Swasta, Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) termasuk

kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los, dan

tenda yang dimiliki/dikelola pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat,

atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli

barang dagangan melalui tawar menawar.

C. Pengertian Retribusi

Berdasar Undang-Undang no. 28 tahun 2009, Retribusi adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi

atau badan

Retribusi dapat disebut sebagai pajak daerah yang dikelolah oleh Dinas

Pendapatan Daerah atau Dispenda. Hal itu berbeda dengan pajak pusat seperti

Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikelola oleh

Direktorat Jenderal Pajak

Fungsi Retribusi

Retribusi memiliki fungsi yang sangat penting terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Di mana fungsi tersebut dapat diukur berdasarkan target capai pungutan

retribusi. Apabila target pencapaiannya tinggi, maka fungsi retribusi terhadap

PAD akan tinggi ata besar pula


11

Dalam kaitannya dengan perekonomian Indonesia secara menyeluruh, retribusi

memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Sumber pendapatan daerah

Jika daerah telah memiliki sumber pendapatan yang mampu memenuhi dan

mencukupi kebutuhan pemerintah daerah, maka pemerintah pusat tidak lagi

memiliki beban berat dalam tujuannya turut serta membantu pembangunan

daerah. Peran serta pemerintah pusat dalam hal pembangunan daerah bisa

berupa pemberian bantuan daerah untuk pendidikan, keluarga miskin atau untuk

apresiasi sejenis tunjangan bagi tenaga pemerintahan daerah.

2. Pengatur kegiatan ekonomi daerah

Kegiatan ekonomi akan berjalan dan dapat diatur dengan baik jika sumber-

sumber keuangan ada dan mencukupi. Demikian halnya dengan ekonomi di

daerah, yang mana retribusi menjadi salah satu sumber keuangannya. Sehingga

pengaturan kegiatan ekonomi daerah pada pos-pos tertentu dapat dijalankan

dengan baik dan lancar.

3. Sarana stabilitas ekonomi daerah

Retribusi yang masuk ke kas daerah secara rutin akan menjadikan perekonomi

daerah pada posisi stabil ekonomi karena biaya-biaya penyelenggaraan

pemerintah daerah telah disokong oleh retribusi.

4. Pemerataan pembangunan dan pendapatan masyarakat

Jika poin-poin di atas terpenuhi dengan adanya retribusi, maka pemerataan pada

pembangunan dan pendapatan masyarakat akan tercapai yang sekaligus

meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup masyarakat.


12

Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam daerah dengan sistem ekonomi

desentralisasi. Jika semua fungsi di atas berjalan dan berlaku baik di tiap-tiap

daerah di Indonesia, secara agregat akan memengaruhi perekonomian bangsa.

Namun dalam pelaksanaannya di lapangan mungkin saja terjadi berbagai

kendala atas pemungutan retribusi. Kendala tersebut antara lain:

1. Keengganan obyek retribusi untuk membayar iuran pungutan. Hal tersebut

bisa terjadi di pasar, sebagai contoh : Pedagang enggan membayar pungutan

retribusi dengan alasan karena ada ketidaksesuaian antara besar retribusi

yang dibayarkannya dengan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah daerah.

2. Sering terjadinya perpindahan lokasi usaha obyek retribusi. Contohnya, para

pedagang sering berpindah-pindah lokasi berdagang sehingga mempersulit

proses pemungutan retribusi.

Ciri-Ciri Retribusi

Retribusi memiliki beberapa ciri-ciri yang hampir sama dengan pajak, yaitu

:Dipungut oleh pemerintah daerah

 Merupakan iuran tidak wajib namun terdapat paksaan secara ekonomis.

Artinya seseorang tidak akan dikenakan sanksi jika tidak membayar retribusi,

namun dirinya tidak akan memperoleh pelayanan atas jasa yang disediakan

pemerintah daerah.

 Memiliki kontra prestasi

 Dibebankan pada tiap-tiap perorangan atau badan yang menggunakan jasa

yang telah disiapkan oleh negara atau pemerintah daerah


13

Sifat Retribusi

Dalam pelaksanaannya, retribusi memiliki 2 sifat yaitu :

1. Retribusi yang bersifat umum. Bersifat umum berarti berlaku secara umum.

Maksudnya, pungutan retribusi memiliki sifat berlaku umum bagi siapa pun

yang ingin menikmati dan memperoleh manfaat dari jasa yang disediakan

oleh pemerintah daerah. Contoh retribusi dengan sifat umum : Pedagang

yang ingin melakukan kegiatan perdagangan di dalam pasar dikenakan

pungutan retribusi meski misal ia hanya berjualan untuk 1 hari saja

2. Retribusi yang bersifat khusus atau memiliki tujuan. Sifat pungutan retribusi ini

bertujuan untuk mendapatkan manfaat tertentu dari jasa yang disediakan oleh

pemerintah daerah. Contohnya : Retribusi yang dibayarkan seseorang untuk

memperoleh akta kelahiran

Tujuan Retribusi

Retribusi daerah diharapkan menjadi salah satu sumber keuangan untuk

pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Hal

tersebut tak lain adalah guna meningkatkan dan mencapai pemerataan

kesejahteraan masyarakat. Dan pada hakikatnya, pemunguttan retribusi daerah

memiliki persamaan pokok dalam hal tujuannya dengan pemungutan pajak, yaitu

sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan rutin kas daerah atau negara yang merupakan tujuan

utama

2. Menciptakan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang merupakan

tujuan tambahan.
14

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Magang

1. Sejarah PD. Pasar Makassar Raya

Berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, otonomi yang seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten merupakan

peluang dan sekaligus tantangan.Peluang disini bagi pemerintahan daerah yang

memiliki potensi sumber daya alam yang memadai untuk mengelola sendiri

potensi tersebut, sedangkan bagi pemerintah daerah yang mempunyai sumber

daya alam yang kurang memadai justru merupakan tantangan.

Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah di daerah dapat diperoleh dari penerimaan daerah sendiri atau dapat

pula dari luar daerah. Sumber-sumber pendapatan yang dapat dilaksanakan oleh

pemerintah daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah adalah

dengan meningkatkan pendapatan dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,

hasil perusahaan milik daerah & pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

serta lain- lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Upaya-upaya peningkatan

Pendapatan Asli Daerah ini tidak terlepas dari mekanisme sistem pemerintahan

daerah yaitu kerjasama antar Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah

dengan cara pendekatan terpadu dan tidak menghilangkan identitas, tugas serta

fungsi masing-masing.

Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah yang dititip beratkan pada

Daerah Kabupaten dan Kota, maka Pemerintah Kota Makassar berupaya

mengembangkan mekanisme pembiayaan dengan menggali berbagai bentuk

pembiayaan yang potensial untuk menunjang pembangunan Daerah sekaligus


15

untuk peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat termasuk Penyediaan

Sarana dan Prasarana Perpasaran

Pembangunan peremajaan dan pengelolaan pasar-pasar tradisional ditengah-

tengah menjamurnya pasar-pasar modern dewasa ini membutuhkan investasi

besar, sementara disisi lain Pemerintah Kota Makassar menghadapi kendala 2

dalam hal keterbatasan Finansial untuk melakukan investasi. Berdasarkan hal

tersebut maka Pemerintah Kota Makassar membentuk PD.Pasar Makassar Raya

berdasarkan Perda Nomor : 4 Tahun 1999, yang ditindak lanjuti dengan

keluarnya SK. Walikota Makassar Nomor : 8175 Tahun 1999 tanggal 11

Desember 1999.

Kehadiran PD.Pasar Makassar Raya selain diharapkan dapat merumuskan

formula dan Strategi untuk mendapatkan dana dalam menata, mengatur dan

membangun sarana/prasarana perpasaran, PD.Pasar Makassar Raya juga

diharapkan dapat membiayai dirinya sekaligus mendatangkan keuntungan bagi

Pemerintah Kota dalam bentuk pemasukan Pendapatan Asli Daerah.

Sejalan dengan perkembangan Kota Makassar yang semakin pesat, PD.Pasar

Makassar Raya juga dituntut untuk dapat mengubah image masyarakat tentang

pasar yang terkesan kotor, kumuh dan semrawut menjadi pasar yang Nyaman,

Aman, Rapi dan Bersih. Untuk mencapai hal tersebut, maka PD.Pasar Makassar

Raya senantiasa melakukan pendekatan yang lebih mengutamakan dalam

pencapaian visi dan misi. Pada pendekatan pencapaian target, program adalah

suatu pendekatan yang dianggap paling strategis untuk mengantisipasi

dan merespon berbagai perubahan lingkungan baik internal maupun

eksternal.
16

2. Visi

Visi PD. Pasar Makassar Raya adalah. Pasar untuk semua. Pasar dalam

mengelola pasar di Kota Makassar mengarah peningkatan pelayanan jasa

pasar untuk memenuhi kebutuhan semua lapisan ekonomi masyarakat. Visi ini

diambil guna mewujudkan pasar tempat berbelanja yang aman dan bersih

dalam menunjang kota Makassar menuju kota dunia berlandaskan kearifan local

2014

3. Misi

Dalam menunjang visi di atas. PD. Pasar mengusung Misi :

1. Menyediakan infrastruktur pasar yang memadai

2. Menyediakan tempat berjualan yang representatif

3. Menyediakan fasilitas keamanan pasar yang kondusif

4. Menciptakan kondisi lingkungan pasar yang sehat.


17

4. Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PD. Pasar Makssar Raya

5. Aktivitas Perusahaan

Aktifitas PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar adalah melaksanakan

pelayanan umum dalam bidang perpasaran, membina pedagang pasar, ikut

memantapkan stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang di pasar dan

fasilitas perpasaran lainnya.


18

PD.Pasar Makassar Raya Kota Makassar melaksanakan pelayanan umum /

jasa kepada masyarakat di bidang perpasaran, juga pemungutan pajak atau

retribusi pada pasar di Kota Makassar

.c . Pembahasan Permasalahan dan Solusi

Berdasarkan pengamatan penulis mendapatkan permasalahan yaitu

pengelolaan karcis retribusi belum berjalandengan baik di PD. Pasar Makassar

Raya. Masalah ini terjadi dikarenakan keterlambatan pihak penagihan dalam

pemberitahuan kepada pihak percetakan untuk segera melakukan pencetakan

karcis sehingga berpengaruh pada pencatatan laporan keuangan, di karenakan

tidak ada karcis retribusi yang biasa untuk digunakan untuk menagih oleh

kolektor di pasar. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu harus diawasi dengan

teliti agar tidak terjadi hal serupa seperti kehabisan stock karcis retribusi, karna

jika terjadi hal seperti ini maka sebaiknya segera melakukan pemberitahuan

kepada pihak pencetak agar segera mencetak karcis retribusi sebelum Stock

habis. karna jika sering terjadi maka akan berdampak pada pendapatan asli

daerah yang tidak mencapai target


19

B. Laporan Pelaksanaan Magang

Penulis dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) magang, di PD. Pasar

Makassar Raya dibagian penagihan penulis diberikan tugas-tugas seperti

pemaparan di bawah ini :

1. Kegiatan stempel karcis Retribusi yang nantinya di edarkan di pasar- pasar di

kota makassar. Seperti gambar di bawah

2. Kegiatan pernghitungan uang yang di terima dari kolektor setelah kegiatan

penagihan di pasar. Berikut gambarnya.


20

3. Kegiatan pengimputan data berupa nilai pedapatan jasa pasar yang telah

dihitung oleh para pegawai disetiap pasar dikota Makassar. Berikut

gambarnya :

4. Kegiatan penulisan biodata pedagang yang akan mendapatkan kartu

pedagang. Berikut gambarnya :


21

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian Laporan Praktek Kerja Lapangan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Teori teori yang telah diajarkan saat di perkuliahan ternyata banyak yang

diterapakan pada saat praktek kerja Lapangan

2. Tidak semua teori dalam perkuliahan digunakan saat melakukan Praktek

Kerja Lapangan, hanya beberapa saja yang digunakan.

3. Ketika mengalami kendala dalam melaksanakan praktek kerja lapangan

tersebut, maka kita harus bertanya pada karyawan lain yang lebih mengerti

agar pekerjaan dapat diselesaikanbaik.

4. Dalam dunia kerja diperlukan tanggung jawab, Ketelitian, Kesabaran yang

tinggi atas semua pekerjaan yang dikerjakan

5. Disiplin dalam mengikuti peraturan bekerja dan disiplin waktu menjadi

tanggung jawab kita agar tugas- tugas yang diberikan dapat diselesaikan baik

dan tepat waktu

B. Rekomendasi

1. Bagi STIEM BONGAYA MAKASSAR

Perlunya ada bimbingan atau pantauan mingguan dari kampus untuk mengetahui

pekerjaan apa saja yang akan di lakukan mahasiswa dalam tiap minggunya guna

mengetahui sejauh peranan mahasiswa dan mengetahui kendala apa saja yang

di hadapi pada saat magang.


22

2. Bagi instansi atau Perusahaan

 Diharapkan agar kerjasama antara kampus dan perusahaan lebih ditingkatkan

dengan banyak memberi peluang kepada mahasiswa untuk magang

 Untuk para karyawan lebih di tingkatkan lagi motivasi dan kedisiplinannya

dalam bekerja dalam bekerja

 Hubungan karyawan dan mahasiswa magang diharapkan selalu terjaga

keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerja sama yang baik.

3. Bagi Mahasiswa

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dapat di jadikan sebagai bahan aplikasi teori

dan praktek yang di dapat mahasiswa selama perkuliahan dan sebagai saran

untuk meningkatkan ketahanan mental dan kepercayaan diri untuk memasuki

dunia kerja di masa yang akan datang.


23

DAFTAR PUSTAKA

Hariadja , MTE, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT

Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Hestanto, 2009. Teori Pasar Menurut Para Ahli. URL :

https://www.hestanto.web.id/pasar/

Inawan Runa, 2011. Definisi Definisi Manajemen. URL :

https://inawan.wordpress.com/2011/12/23/definisi-definisi-manajemen/

(Akses 28 february 2019)

Monroe, M. 2019. Pengertian Pasar URL :

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-pasar.html

Siahaan, Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja

Gravindo Persada, Jakarta.

Unhas ac id 2010. Sejarah PD.Pasar Raya Makassar URL :

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/919/Bab%20I,%

20II,%20III,%20IV,%20V,%20VI.pdf

Dokumen-Dokumen

Karya Tulis Ilmiah, Pratiwi Putri P, Implementasi Kebijakan Pemungutan

Retribusi

Pasar di Kabupaten Bone (Studi Kasus Pasar Sentral Watampone)

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 1996 tentang Retribusi

Pasar dan Pusat Perbelanjaan.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.


24

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Anda mungkin juga menyukai