Anda di halaman 1dari 5

Mahasiswa Untad Mulai Terpapar “Virus” AI

Mulai dari mesin uap di era revolusi industri pertama hingga kecerdasan buatan atau AI
(Artificial Intelligence) yang dianggap akan menjadi teknologi pendorong revolusi industri
keempat, manusia akan terus-menerus melakukan inovasi yang dapat membuat pekerjaan dan
kehidupan mereka lebih efisien. Tidak sedikit juga, inovasi-inovasi tersebut dapat mengubah
cara hidup dan berpikir manusia itu sendiri. Seperti, teknologi kecerdasan buatan yang
sekarang sering digunakan untuk membantu pekerjaan manusia

Maraknya Teknologi AI memiliki segudang manfaat yang berguna bagi manusia khususnya
dalam dunia pendidikan. Beragam jenis AI yang disajikan dapat diakses dengan gratis ataupun
berbayar. Meskipun demikian AI tetap memiliki keuntungan dan kelebihan, di satu sisi memiliki
banyak manfaat namun di sisi lain juga dapat menimbulkan ancaman bagi dunia pendidikan.
Sudah banyak mahasiswa atau mungkin tenaga pendidik itu sendiri yang menggunakan
teknologi kecerdasan buatan, seperti aplikasi ChatGPT. Mereka menggunakannya untuk
mengerjakan tugas ataupun untuk belajar.

Berdasarkan hasil survei Populix, hampir setengah atau 45% pekerja dan pengusaha di
Indonesia telah menggunakan aplikasi AI. Menurut survei tersebut, ChatGPT merupakan
aplikasi AI yang paling banyak digunakan di Indonesia. Tercatat, sebanyak 52% responden
telah menggunakan platform AI generatif tersebut.

Salah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Tadulako ( UNTAD) pada tanggal 28 Oktober 2023 Vigo Wenas beranggapan
bahwa AI dapat membawa kemalasan bahkan sampai kebodohan bagi penggunanya jika hal ini
tidak digunakan dengan bijak.

“AI ini jadi memanjakan orang orang yg harusnya dia memakai otaknya untuk belajar atau
mencari ide jadi AI ini menjadi jalan pintas manusia untuk berpikir walaupun teknologi ini
diciptakan untuk memudahkan cuman jatuhnya manusia jadi lebih manja dan kualitasnya
manusia jadi menurun bahkan sampe bodoh gara gara bantuan dari AI ini dan lagi lagi
teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam hal tertentu tergantung konteksnya
kalau saya yg penting dia memanfaatkan AI ini dengan bijak dan tidak jadi jalan pintas dirinya
untuk menghasilkan apa apa saya rasa bagus jangan sampe dia cenderung bersandar ke AI ini
akhirnya dia jadi malas karena ini”.

Hasil dari pencarian data sebagian kecil Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Untad yang menggunakan AI

Berdasarkan data tersebut dan hasil responden yang didapatkan kebanyakan mahasiswa Ilmu
Komunikasi menggunakna AI sebagai bahan untuk mencari jawaban atas hal hal yang mereka
tidak ketahui dan sebagian besar banyak mahasiswa yang malas berpikir dan lebih bergantung
pada AI.

Di satu sisi, mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi AI untuk membantu mereka mencari
informasi dan sebagai bahan edukasi, namun terdapat kecemasan bahwa mahasiswa akan
terlalu bergantung pada teknologi AI untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan tidak
menggunakan kemampuan atau daya pikir mereka sendiri untuk menyelesaikan tugasnya, yang
pada akhirnya membuat mahasiswa itu sendiri menjadi malas.
Ada 2 pandangan yang bertolak belakang dari hasil survey yang dilakukan disatu sisi pro
pengunaan AI sangat mendukung dan disatu sisi kontra terhadap penggunaan AI disebabkan
merugikan. Berikut pandangan dari kedua belah pihak.

Pro Penggunaan AI:

Kontra penggunaan AI:


Keraguan-keraguan tentang bagaimana manusia akan menjadi malas dan terlalu bergantung
pada alat sebenarnya selalu ada tiap teknologi baru mulai banyak digunakan. Seperti
penggunaan Kalkulator dalam melakukan perhitungan. Di dalam kelas siswa tetap dianjurkan
oleh gurunya untuk tetap menghitung sendiri tanpa menggunakan kalkulator, terkecuali dalam
situasi tertentu dan seizin guru mereka.

Pilihan-pilihan ini sebenarnya harus ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri. Apakah mereka
akan memanfaatkan teknologi AI untuk membantu mereka atau justru mereka yang akan
dimanfaatkan oleh teknologi AI dan bergantung pada teknologi itu untuk mengerjakan tugas dan
kewajiban mereka.

Potensi perkembangan teknologi AI masih sangat luas, sehingga peluang dalam bidang ini pun
sama luasnya dengan potensinya. Dalam hal ini, peran pihak kampus ataupun pihak yang
terkait pun tidak kalah penting dalam menyusun kebijakan mengenai penggunaan teknologi
baru seperti AI.

Lantas apa solusi dari maraknya penggunaan AI dalam dunia pendidikan ini? Apakah pihak
kampus harus menetapkan kebijakan terkait batas – batas penggunaan AI atau ada solusi
lainnya?. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Oktober 2023 dari salah seorang
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Nasrullah Adhiyaksa Malonda memberikan pandangan mengenai
solusi apa yang harus dilakukan oleh pihak kampus mengenai hal ini.
“kebijakan itu tidak perlu namun lebih ke ajakan sosialisasi bagaimana pemanfaatan AI itu
dengan bijak dan tidak bersandar ke AI saya rasa mahasiswa yg belajar dan pintar bakal
mengerti kalau ada kebijakan dan sosialisasi mengenai AI ini”.

Aktivitas mahasiswa Ilmu Komuniikasi yang menggunakan AI

Anda mungkin juga menyukai