Anda di halaman 1dari 11

a.

Sinopsis Film
Film ini mengisahkan perjalanan Ray,
seorang salesman yang awalnya gagal
menjual mesin mixer milkshake. Setelah
berkeliling ke berbagai negara bagian di
Amerika Serikat, Ray berhasil memberikan
kehidupan layak kepada istrinya. Namun,
ambisi Ray tidak berhenti di situ, dan
ketika ia mengetahui tentang restoran
drive-in di San Bernardino yang memesan
mixer milkshake dalam jumlah besar, hal
ini membuka pintu kesempatan baginya.
Saat Ray bertemu dengan Mac dan Dick
McDonald, pemilik restoran drive-in
bernama McDonald’s di California, ia
terinspirasi oleh kisah kesuksesan mereka.
Ray pun menyampaikan ide untuk
mengembangkan bisnis tersebut melalui
waralaba, meyakinkan McDonald untuk
membuka cabang pertama. Meskipun
mengalami penolakan awal dan hambatan
manajemen, Ray gigih mencari investor
baru untuk mendukung impian besar ini.

b. Ide
McDonald's berawal dari kolaborasi dua
bersaudara dan pertemuan dengan Ray
Kroc, yang meskipun bukan penemu awal
atau pendiri McDonald's, namun
kreativitas, keberanian, dan ambisinya
menjadikannya sebagai pendiri
McDonald's. Berkat ide brilian dari Ray
Kroc, restoran cepat saji ini tumbuh
menjadi jaringan ribuan cabang di seluruh
dunia. Pada era 1940-an, mereka berani
berinovasi dengan konsep restoran
makanan cepat saji saat restoran drive-in
sedang populer. Meskipun mengalami
kesulitan awal, kegigihan mereka
membuat McDonald menjadi terkemuka
pada waktu itu.

McDonald's mengambil keputusan


strategis dengan mempertahankan atau
menghapus produk yang kurang diminati
dari menu. Strategi umum termasuk
potongan harga, distribusi selektif dengan
menutup outlet yang tidak menguntungkan,
serta mengurangi iklan dan promosi
penjualan ke tingkat yang diperlukan untuk
mempertahankan pelanggan loyal.
Ekspansi pemasaran di setiap daerah
dengan memperhatikan identitas dan
kontrol kualitas produk mempengaruhi
perkembangan merek McDonald's. Sistem
dapur yang efektif dan efisien, seperti
speed system yang dicetuskan oleh Dick
dan Mac McDonald, juga berkontribusi
pada keberhasilan strategi mereka.
Pemasaran melalui perluasan wilayah
sangat berdampak pada kesadaran merek,
memungkinkan seluruh masyarakat di
Amerika pada saat itu menikmati produk
McDonald's.
c. Pemasaran
Strategi pemasaran McDonald's
melibatkan promosi penjualan melalui
baliho, spanduk, radio, dan televisi, serta
diskon dan kupon. Word of Mouth (Mulut
ke Mulut) menjadi kekuatan utama dalam
pengiklanan, memainkan peran penting
dalam memperkenalkan restoran
McDonald's kepada publik dan menarik
konsumen untuk melakukan repeat order.
Pada tahap pertumbuhan, perusahaan
perlu memilih antara pangsa pasar tinggi
atau laba tinggi, sambil memperhatikan
produk yang
mengalami penurunan permintaan.

Ray Kroc memulai promosi personal


selling dengan berkomunikasi secara tatap
muka saat membuka outlet baru,
memberdayakan teman, rekan, dan relasi
untuk mengenalkan McDonald's. Dengan
citra yang konsisten, Ray
mempertahankan brand McDonald's
dengan intensitas dan konsistensi baik dari
segi tampilan maupun rasa.

Taktik marketing mix awal McDonald's


melibatkan 4P (product, price, place, dan
promotion). Produk utama seperti burger,
kentang goreng, dan minuman cepat saji
ditawarkan dengan rasa yang konsisten
enak. Harga yang terjangkau untuk
segmen remaja hingga dewasa menengah
ke atas. Penjualan offline melalui
perluasan pasar membantu McDonald's
mudah dijangkau oleh masyarakat dari
negara bagian hingga dunia. Strategi
promosi didorong oleh Word of Mouth,
menciptakan kebutuhan masyarakat untuk
menikmati makanan cepat saji.

d. Sumber Daya Manusia


Kunci keberhasilan Ray Kroc dalam
mengembangkan McDonald's terletak
pada kemampuannya memilih orang-orang
yang bekerja untuknya. Awalnya, ia
menawarkan waralaba kepada teman-
teman klubnya, namun mereka tidak
mampu mengelola McDonald's sesuai
dengan harapannya. Seiring berjalannya
waktu, Ray Kroc bertemu dengan individu
yang sepenuhnya sejalan dengan visi dan
misinya. Dari situlah,
waralaba McDonald's mulai meraih sukses.

e. Keuangan
Dalam cerita ini, kendala keuangan dalam
bisnis waralaba McDonald's menjadi fokus.
Ray Kroc menghadapi kesulitan dan
mencari nasihat dari Harry Sonneborn
(B.J. Novak), seorang ahli keuangan. Harry
mengungkapkan bahwa bisnis McDonald's
sebenarnya lebih terkait dengan
kepemilikan properti, bukan hanya
waralaba restoran makanan cepat saji.
Ray Kroc kemudian dapat membeli dan
menambah properti, menyewakannya
kepada penerima waralaba berikutnya
tanpa membagi keuntungan dengan Dick
dan Mac McDonald's.

Saat Mac mengalami masalah kesehatan


dan kehabisan opsi, akhirnya mereka
terpaksa menyerahkan saham McDonald's
kepada Kroc. Ini membawa pada pendirian
McDonald's Corporation oleh Ray Kroc
setelah peristiwa tersebut.
f. Operasional
Dalam film "The Founder," terlihat bahwa
McDonald bersaudara menetapkan tata
letak restoran mereka di atas lapangan
tenis, melatih karyawan dalam ketepatan
waktu, kecepatan operasional, dan detail
produksi makanan, seperti lama memasak
dan takaran saus yang tepat. Mereka
membangun dasar-dasar bisnis restoran
cepat saji secara profesional, seolah-olah
lapangan tenis itu sendiri adalah restoran
yang sesungguhnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Ray
Kroc menghadapi beberapa masalah.
Pertama, saat Kroc melakukan eksperimen
dengan mengganti es krim dari susu sapi
asli menjadi susu bubuk demi efisiensi
biaya, yang melanggar etika bisnis karena
berpotensi membahayakan konsumen.
Kedua, konflik dengan Mac dan Dick yang
lebih memprioritaskan kualitas daripada
keuntungan, menyebabkan Kroc
dikeluarkan dari bisnis franchise mereka.
Ketiga, kesulitan finansial mengakibatkan
Kroc harus meminjam uang dan
menghadapi tunggakan pembayaran.

Ray Kroc menemukan solusi atas masalah


tersebut dengan membeli tanah dan
memulai bisnis baru, menunjukkan
ketekunan untuk mengatasi tantangan dan
mencari cara agar bisnisnya tetap berjalan.
Dia juga memilih franchise sebagai opsi
untuk memulai usahanya dan
memperhatikan pentingnya memiliki mitra
yang memiliki visi dan misi yang sejalan.
Selain itu, Kroc menekankan pentingnya
merek dalam bisnis, termasuk pendaftaran
merek untuk perlindungan hukum dan
mencegah penggunaan merek yang sama
oleh orang lain.

g. Pelajaran Wirausaha
Film "The Founder" memberikan beberapa
pelajaran berharga bagi para wirausaha.
Pertama, pentingnya menjaga komunikasi
dan keselarasan pola pikir di antara mitra
atau rekan kerja untuk memastikan
kepentingan bersama dan pertumbuhan
bisnis yang adil. Kedua, wirausaha
sebaiknya tidak mudah percaya kepada
siapapun, terutama terkait dengan sistem
dan hak paten dalam usaha bisnis.
Pendaftaran hak milik harus dilakukan
dengan segera untuk menghindari risiko
tertipu oleh pihak lain.

Pelajaran ketiga adalah memiliki visi, misi,


dan kegigihan. Setiap entrepreneur perlu
memiliki visi yang jelas dan ketekunan
dalam mengejar tujuan. Kesimpulannya,
seorang entrepreneur harus memahami
cara berbisnis dengan pelanggan dan
rekan kerja yang sejalan dalam visi dan
misi, serta memiliki pengalaman bisnis
sendiri. Belajar dari pengalaman
kegagalan dan kesuksesan orang lain juga
menjadi kunci untuk pengembangan bisnis
yang sukses di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai