Anda di halaman 1dari 6

AMINAN TUHAN BAGI

ORANG PERCAYA
Home / Weekly Message / JAMINAN TUHAN BAGI ORANG PERCAYA
By FJ 09 Mar 2018

27 Agustus 2017

Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak


menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah
mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan
yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin
berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan
yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di
depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman
bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia,
menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai
selama-lamanya (Ibrani 6:17-20)

Sebagai orang percaya yang telah ditebus melalui karya


keselamatan dalam Yesus Kristus, kita perlu memiliki
keberanian untuk percaya kepada kepastian atas apa yang
firman Allah katakan. Karena Allah telah mengikat DiriNya
sendiri dengan sumpah (maksudnya Allah sendiri sebagai
jaminan penuh) maka kita boleh berharap dalam seluruh
kepastian firman-Nya. Pengharapan tersebut adalah sauh yang
kuat dan aman bagi jiwa kita. Karena Dia yang memberikan
jaminan tersebut tidak dapat menyangkali Diri-Nya sendiri, di
mana sifat Allah adalah tidak mungkin berdusta, maka kita
dapat bebas dari seluruh kebimbangan.

Tentu saja kita memerlukan iman percaya, yaitu iman yang


aktif untuk dapat melihat janji-Nya digenapi dalam hidup kita.
Tanpa iman seseorang tidak akan mungkin berkenan kepada
Allah karena barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus
percaya bahwa Allah ada dan bahwa Allah memberi upah
kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibrani
6:11).
Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan firman
Tuhan. Jadi jika hidup kita tidak dipenuhi oleh firman, maka
kita tidak akan memiliki iman. Tanpa iman yang hidup dan
aktif mustahil untuk kita menerima mukjizat.

Hal berikut ini adalah urutan sederhana yang penting untuk


seseorang dapat menerima mukjizat :
1. Tinggal di dalam Kristus dan firman-Nya tinggal di dalam
kita.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7).
Tinggal di dalam Kristus artinya tinggal di dalam kasih dan
kebenaran; hati kita terbuka untuk menerima dengan lemah
lembut firmanNya. Pikiran kita harus terus diubahkan oleh
firman sehingga kita mengerti kehendak Tuhan, prinsip/cara
kerja dan nilai-nilai yang berlaku di dalam kerajaan Allah
(Roma 12:2). Segala sesuatu adalah sangat mungkin bagi
Tuhan : untuk memberkati, menolong dan menghibur kita,
untuk menyembuhkan dan memulihkan kita, untuk membuat
kita hidup berkemenangan dan berkelimpahan, untuk
memampukan kita melakukan kehendak Tuhan sehingga nama-
Nya dipermuliakan. Kalau ini kita semakin berakar dalam
firman dan kasih-Nya pasti kita tidak akan membatasi kuasa
Allah dengan apa yang kelihatan. Hati dan pikiran kita menjadi
sepakat dengan Tuhan.

2. Meminta sesuatu menurut kehendak-Nya.


Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-
Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia
mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu,
bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita
minta kepada-Nya (1 Yohanes 5:14-15).
Roh Kudus akan membantu dalam kelemahan kita dan meminta
apa yang sesuai dengan kehendak Allah Bapa (Roma 8:26-27).

3. Meminta dengan penuh kepercayaan, tidak ragu atau


bimbang.
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22).
Roh Kudus akan memberikan rhema di mana firman yang
dimunculkan dalam hati dan pikiran kita menjadi hidup. Iman
yang timbul dari rhema yang diberikan Roh Kudus adalah iman
yang sangat powerful karena Tuhan sendiri yang akan
menggenapinya dan mukjizat pun terjadi.

UJIAN IMAN
Ujian diadakan untuk mengetahui apakah sesuatu itu dalam
keadaan murni. Sesuatu itu bisa berupa bahan kimia, berupa
suatu teori/hyphothesis, berupa emas atau perak, demikian juga
iman seseorang harus melalui suatu ujian. Ketika Yesus
memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak
berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada
Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka
ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk menguji dia,
sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya
(Yohanes 6: 5-6).
Pada suatu kali orang banyak datang dan mengikuti Yesus. Saat
itu hari mulai malam dan sulit bagi orang-orang untuk
memperoleh makanan karena jauhnya tempat itu. Betsaida
adalah kota yang terdekat dari tempat mereka. Dan karena
Filipus berasal dari Betsaida, maka Tuhan mengajukan
pertanyaan kepadanya tentang di mana mereka akan membeli
roti supaya orang banyak itu dapat makan.

Pertanyaan itu diajukan Tuhan untuk mengetahui dan menguji


iman para murid. Karena Filipus dan para murid telah melihat
sendiri keajaiban mukjizat dan kuasa firman yang di
demonstrasikan oleh Yesus, Sang Guru. Apakah Filipus akan
berkata : Tuhan, kita tidak perlu membeli makanan; selain uang
kita juga tidak cukup karena orangnya ba-nyak sekali, tempat
membelinya juga jauh.. tapi aku percaya bahwa Engkau dapat
melakukan mukjizat, seperti yang telah Engkau lakukan dalam
pelayanan kita bersama selama ini..aku pecaya tidak ada yang
mustahil bagiMu…?

Tetapi ternyata Filipus menjawab hanya berdasarkan fakta yang


terlihat, dia memakai logika yang masuk akal dengan
mempersoalkan biaya yang diperlukan untuk membeli makanan
bagi orang sebanyak itu yang dapat membatasi kuasa Tuhan
bekerja melalui hidupnya.
Itu sebabnya pada kesempatan lain Tuhan mengatakan : “Telah
sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun Engkau
tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa …Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam
nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:9 dan 14).

Kita terkadang juga berlaku seperti Filipus, di mulut kita


mengatakan percaya tetapi tidak percaya melalui perkataan dan
tindakan kita membatasi kuasa Tuhan. Untuk itu kita harus
selalu melatih diri dengan merenungkan dan memperkatakan
Firman. Iman kita juga dilatih melalui tantangan dan
permasalahan yang kita hadapi agar hati dan pikiran kita
sepakat percaya dengan firman yang kita perkatakan. Setiap
iman harus diuji agar semakin murni bertumbuh dan menjadi
iman yang produktif.

PENUTUP
Perkara-perkara yang mustahil tidak pernah membuat Yesus
bingung atau bimbang, karena Ia memiliki kepercayaan penuh
akan kuasa adikodrati/supranatural Tuhan sehingga dengan
penuh keyakinan akan apa yang akan Dia perbuat. Matius
21:21-22 mencatat, Yesus menjawab mereka: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak
bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang
Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu
berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke
dalam laut! hal itu akan terjadi, Dan apa saja yang kamu minta
dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.” Hallelujah!

Dia yang memegang kendali dan berdaulat atas segala sesuatu,


maha kuasa dan sanggup melakukan segala perkara berkata
dalam Yohanes 14:12, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-
pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
kepada Bapa;

Justru dalam kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia


lah yang dipakai Tuhan untuk menjadi jalan bagi pernyataan
kuasa dan kasih-Nya. Dan Dia menjamin bahwa janji-Nya ya
dan amin bagi orang yang mau percaya kepadaNya.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan
(Yeremia 29:11).

Anda mungkin juga menyukai