Anda di halaman 1dari 34

C-Weekly: Private Label

Rabu, 24 Januari 2024

Webinar HGN bersama


Nikita Willy
Kemenkes RI
24 January 2024

Strictly Confidential & Not For Distribution


Please do not distribute this presentation or any component of this presentation to any
3rd party without a written consent from Tentang Anak Pte. Ltd.
Halo, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A
Salam Kenal Pendidikan:
● 2022 - 2023: Master of Public Health - MPH di Johns
Hopkins Bloomberg School of Public Health (Delta
Omega Honorary Society)
● 2015-2020: Spesialis Anak di Universitas Indonesia
● 2017: Harvard T.H. Chan School of Public Health
● 2007 - 2012: Medical Doctor di Universitas Indonesia

Pengalaman:
● 2020 - Sekarang: Co-Founder dan CEO dari Tentang
Anak
● 2015 - 2021: Co-Founder dan CMO di WeCare.id
● 2020 - 2021: Curator - Global Shapers Community
● 2013 - 2020: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
● 2015: Visiting Doctor - The Royal Children’s Hospital
● 2012 - 2013: General Practitioner - Ruteng Public
Hospital, NTT
Stunting
Stunting adalah pendek atau sangat pendek
berdasarkan panjang / tinggi badan menurut
usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD)
pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi
dikarenakan kondisi irreversibel akibat
asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau
infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam
1000 HPK. Stunted

Severely
Stunted
Prevalensi Stunting Indonesia
Prevalensi Stunting
Dibandingkan Negara Lain
Thailand (2019: 11-15%) Vietnam (2020: 18-20%)

Malaysia (2019: 20-23%) Filipina (2018: 29-31%)


Apa Yang Terjadi Ketika Stunting?

Kekurangan Imunitas Peningkatan


gizi kronis menurun Risiko Infeksi

Penurunan
Weight Perawakan tubuh
hormon
faltering pendek
pertumbuhan

Gangguan
Penurunan IQ
plastisitas neuron
Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Stunting merupakan suatu kondisi


multifaktorial.

Bayi di Indonesia dengan berat badan lahir


kurang 2,4x dan neonatus yang lahir preterm
2x lebih berisiko mengalami stunting.

Kekurangan nutrisi kronis terutama protein


hewani menjadi salah satu faktor
penyumbang stunting.
Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Indonesia

Konsumsi protein Indonesia masih


sangat rendah dibandingkan
dengan negara lain
Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Dalam rentang 45 tahun,


terjadi peningkatan tinggi 6
cm di Korea Selatan yang
disertai dengan peningkatan
konsumsi protein hewani 10x
lipat
Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting dimulai dari
pencegahan primer di posyandu.
1. Pemantauan pertumbuhan,
pengukuran Panjang Badan atau
Tinggi Badan (PB atau TB) dan Berat
Badan (BB)
2. Edukasi pemberian ASI eksklusif
dan MPASI dengan kandungan gizi
lengkap terutama protein hewani
3. Diberikan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) yang
mengandung protein hewani
Penatalaksanaan Stunting
Pemberian Makanan Bayi dan Anak
Inisiasi Menyusui Dini

Dalam waktu 1 jam setelah lahir, dilakukan kontak


kulit antara bayi dan ibu selama 1 jam. Bayi diletakkan
di perut/dada dan kemudian bayi akan merangkak
menuju payudara.

Saat IMD, keluar kolostrum yang kekuningan,


mengandung antibodi, vitamin dan zat-zat yang tidak
dapat ditemukan di susu formula.
ASI Eksklusif

Bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan awal


kehidupan
● Bayi tidak boleh diberikan makanan padat
selama 6 bulan awal kehidupan
● Bayi tidak boleh diberikan air putih selama 6
bulan awal
ASI Eksklusif
● Bulan 1 → ASI diberikan setiap 2-3
jam sekali
● Bulan 2→ ASI diberikan 8-9
Mengandung kali/hari
laktosa & Mengandung
protein lebih lebih banyak ● Bulan 3→ ASI diberikan 7-8
banyak lemak
kali/hari
Warna lebih
putih Warna lebih ● Bulan 6→ ASI diberikan 5-6
kekuningan
Konsistensi cair kali/hari
dan berfungsi
melegakan Tinggi kalori ● Perlekatan pada tiap payudara
dahaga
minimal 20-45 menit supaya bayi
mendapat hindmilk
ASI Eksklusif

Kepala & badan


Mulut bayi
bayi membentuk
terbuka lebar
garis lurus

Dagu bayi Sebagian besar


menyentuh areola masuk ke
payudara dalam mulut bayi

Tidak ada bunyi


Pipi bayi tidak
decak dan hanya
boleh kempot
suara menelan
Kapan Anak Siap MPASI?

Kesiapan Fisik

Duduk
tanpa/sedikit
Refleks ekstrusi
Bayi mampu bantuan dan
sudah
menahan mampu
berkurang atau
kepala tegak menjaga
menghilang
keseimbangan
badan
Kapan Anak Siap MPASI?

Kesiapan Psikologis

Menunjukkan
Memperlihatkan rasa
ketertarikan ke
lapar dengan
makanan & Lebih mandiri
memajukan badan &
mencoba dan eksploratif
kenyang dengan
imitasi
menarik tubuh
orangtua
Prinsip Pemberian MPASI

Tepat Waktu Adekuat

Diberikan
Aman &
Secara
Higienis
Responsif
Pemberian MPASI
MPASI
Rekomendasi MPASI WHO 2023:

Di atas usia 1 tahun,


pemberian susu formula
tidak diperlukan

Pemberian ASI dilanjutkan


sampai dengan usia 2 tahun
MPASI mulai diberikan dari
usia 6 bulan
MPASI
Rekomendasi MPASI WHO 2023:

Sumber MPASI sebaiknya Konsumsi sumber protein


beragam hewani setiap hari

Sumber protein nabati


dapat dikonsumsi
Buah dan sayur
apabila protein hewani
dikonsumsi setiap hari
tidak memenuhi/tidak
tersedia
Diet Seimbang Bagi Anak
Rekomendasi MPASI WHO 2023:

Menghindari makanan Minuman tinggi gula


yang tinggi gula, garam sebaiknya tidak
dan lemak trans dikonsumsi

Konsumsi dari jus buah


dibatasi
Keberagaman Makanan
Diet yang bergam terdiri atas 5 dari 8 kelompok

ASI Susu/produk turunan Biji dan Buah/sayuran lain


susu kacang-kacangan

Daging, ayam & organ Telur Buah/sayuran kaya Vitamin A Sumber karbohidrat
Pencegahan Stunting
Kebutuhan Nutrisi saat MPASI
Kenapa Harus Protein Hewani?

Protein yang berasal


dari sumber hewani
memiliki asam amino
esensial yang lengkap
dibandingkan protein
nabati.
Kenapa Harus Protein Hewani?

Sumber protein hewani


juga memiliki skor
DIAAS yang lebih tinggi
dibandingkan sumber
protein nabati
sehingga lebih mudah
dicerna dan diserap
dalam usus.
Sumber Protein Hewani

1 butir telur ayam 1 gelas susu sapi


50 gram hati ayam
-Protein 6 gram -Protein 8 gram
-Protein 12,9 gram
-Vitamin A 270 IU -Vitamin D 116 IU
-Zat besi 6,4 gram
-Vitamin D 41 IU -Calcium 293 mg
Sumber Protein Hewani
Responsive Feeding
Rekomendasi MPASI WHO 2023:

Anak memberikan sinyal


lapar atau kenyang
melalui suara atau
ekspresi wajah

Orangtua merespon
dengan sesuai dan penuh
support

Anak merasa
mendapatkan
respons yang
konsisten
Hidden Hunger

Hidden hunger merupakan kekurangan mikronutrien


meskipun makronutrien terpenuhi akibat kualitas diet
yang kurang baik.

Kekurangan mikronutrien yang sering terjadi adalah zinc,


zat besi, iodin, asam folat, vitamin D, dan Vitamin E yang
juga dapat berperan dalam gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
Pemberian Makanan Tambahan Lokal

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal berupa makanan siap santap


dengan dua sumber protein hewani.

Makanan yang diberikan merupakan tambahan, bukan untuk menggantikan


makanan utama.

● Untuk balita gizi kurang, PMT diberikan 2-4 minggu

● Untuk balita dengan BB kurang atau BB tidak naik, diberikan selama 4-8
minggu
● MT diberikan ketika posyandu, fasyankes, kelas ibu balita atau dengan
kunjungan rumah.
Pemberian Makanan Tambahan Lokal

PMT diberikan setiap hari dan minimal 1 kali makanan lengkap disertai dengan
edukasi dan implementasi isi piringku.

Bagi baduta, pemberian PMT mengikuti prinsip pemberian makanan bayi dan
anak (PMBA) dan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
Kesimpulan

1. Salah satu faktor penyebab stunting adalah kekurangan protein


2. Pemberian makanan untuk bayi dan anak harus sesuai dengan usia
3. Pemberian MPASI dimulai dari usia 6 bulan dengan tekstur dan jumlah
yang naik secara bertahap
4. Protein hewani adalah komponen yang penting dalam MPASI yang
dapat didapatkan dari berbagai sumber seperti susu, telur atau ikan
5. PMT dapat menjadi tambahan nutrisi sebagai salah satu upaya
pengurangan angka stunting di Indonesia
C-Weekly: Private Label

Thank you!
Nikita Willy

Strictly Confidential & Not For Distribution


Please do not distribute this presentation or any component of this presentation to any
3rd party without a written consent from Tentang Anak Pte. Ltd.

Anda mungkin juga menyukai