Tanaman sawi adalah tanaman sayuran yang mudah tumbuh di mana saja.
Kemampuan tanaman sawi untuk tumbuh di mana saja disebabkan kemampuannya
dalam bertahan hidup di kondisi cuaca apapun hanya dengan kepastian terdapat
kecukupan air. Tanaman sawi memiliki dua jenis yaitu tanaman sawi putih dan
tanaman sawi hijau. Kedua jenis tanaman sawi ini sudah tidak asing lagi tentunya
bagi masyarakat Indonesia.
Tentu dalam memulai suatu budidaya tanaman apapun, dibutuhkan suatu media
tanam. Media tanam ini harus ditentukan dan disiapkan dari sebelum budidaya
dimulai. Media tanam dari tanaman sayuran adalah tanah. Tanah sebagai media
tanam tidak selalu langsung dapat digunakan, harus dilakukan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahan tanah bertujuan untuk menyesuaikan kondisi tanah dengan
persyaratan tanaman sawi dapat tumbuh. Persyaratan tanaman sawi dapat tumbuh
meliputi faktor-faktor seperti keasaman tanah, kegemburan tanah, serta kandungan
hara dalam tanah. Langkah pengolahan tanah dapat dimulai dengan
menggemburkan tanah melalui pencangkulan ataupun pembajakan. Setelah
digemburkan, campurkan pupuk kandang pada tanah agar tanah sanggup
mencukupi kebutuhan nutrisi dari tanaman sawi. Setelah mencampurkan pupuk
kandang, periksa keasaman tanah. Jika keasaman tanah tidak sesuai standar
penanaman sawi, maka dapat ditambahkan dolomite pada tanah. Proses
pengolahan tanah ini paling lambat harus dilakukan dua minggu sebelum
penanaman dan paling cepat empat minggu sebelumnya.
Persemaian bibit
Persemaian bibit sawi dimulai dengan membuat wadah persemaian. Tentu wadah
persemaian tidak sama dengan media tanam yang sudah disiapkan. Wadah
persemaian dapat dibuat berupa bedengan dengan menggunakan bambu dan atap
yang terbuat dari plastik. Persemaian harus dilakukan dua minggu sebelum benih
akan ditanam. Persemaian dilakukan dengan menaburkan benih pada wadah
persemaian, dan menunggu daun tumbuh hingga berjumlah tiga atau empat daun
baru dapat dipindahkan. Selama masa persemaian, tetap harus diberikan pupuk
kandang dan pengairan secukupnya.
Penanaman
Pengairan
Tanaman sawi memerlukan asupan air sama seperti tanaman pada umumnya. Oleh
karena itu pengairan harus dilakukan secara rutin. Lakukan pengairan sebanyak
dua kali dalam sehari, di pagi hari dan sore hari. Namun, intensitas pengairan
haruslah disesuaikan dengan musim dan keadaan cuaca. Jika cuaca hujan, maka
pengairan tidak perlu dilakukan. Karena kelebihan asupan air pun dapat
mengganggu pertumbuhan. Dalam perairan, jarak tanaman yang sebelumnya
sudah disebutkan juga sangat berpengaruh. Jika jarak tanaman terlalu berdekatan,
maka akan mungkin antara tanaman sawi kekurangan air dan menjadi mati.
Pemupukan
Jika tanaman sawi Anda adalah sawi organik, maka berikanlah pupuk organik pada
tanaman Anda. Dosis untuk pupuk cair adalah 10 mililiter per 1 liter air dan
diberikan pada hari keempat setelah penanaman, hari kesebelas, dan hari
ketujuhbelas. Sedangkan untuk pupuk nono-organik dapat diberikan setelah tujuh
hari penanaman dan diulangi setiap minggunya.
Pencegahan hama dan penyakit
Masa panen
Sawi dapat dipanen setelah masa penanaman 40 hari hingga 45 hari. Teknik
pemanenan pun tidak sulit, hanya dengan mencabut tanaman dengan hati-hati dari
tanah. Jika terlambat di panen, tanaman sawi akan berbunga dan biasanya tidak
dikonsumsi lagi oleh masyarakat. Simpanlah hasil panen pada suhu ruang normal
dan jangan terlalu lama menyimpannya. Segera distribusikan saat sawi masih
dalam kondisi segar.