Hasil kuisioner berupa kualitas udara di kawasan kampus Vokasi IPB
dibedakan menjadi 4 klasifikasi yaitu, sangat baik, cukup baik, buruk, dan sangat buruk. Kondisi yang menyatakan kualitas udara sangat buruk dimana kondisi tersebut dapat berdampak besar pada kesehatan manusia maupun lingkungannya itu sendiri. Berbanding terbalik apabila dinyatakan kualitas udara sangat baik yaitu kondisi dimana kondisi tersebut sangat baik untuk kesehatan manusia maupun lingkungan sekitar dan juga sangat optimal untuk melakukan aktivitas apapun tanpa adanya resiko untuk terkena dampak buruk kualitas udara rendah. Jumlah kendaraan di Indonesia meningkat 10-15%, sehingga bertambahnya aktifitas penggunaan kendaraan yang menghasilkan emisi gas buang, tingkat konsentrasi karbon monoksida (CO) yang tinggi dapat menyebabkan gas rumah kaca yang berpengaruh terhadap naiknya suhu udara dan kelembaban udara di bumi (Bagye 2020). Hasil kuisioner yang menunjukkan tanggapan mahasiswa Vokasi IPB dan para responden lain mengenai kualitas udara menyatakan bahwa yang menjadi dominan tanggapan dari responden adalah “cukup baik” yang mencapai angkat 64,3%. Namun tidak sedikit pula yang menganggapi bahwa kualitas udara di kawasan kampus Vokasi IPB buruk mencapai 28,6% dan juga sangat buruk pada angka 7,1%. Namun terlihat pada diagram tidak ada sama sekali yang menanggapi kualitas udara yang sangat baik. Hal ini menghasilkan hipotesis bahwasanya kualitas udara di kawasan kampus Vokasi IPB tidak begitu baik. Para responden mengatakan bahwa penyebab yang cukup berpengaruh pada kualitas udara adalah aktivitas pembakaran sampah yang dilakukan terus menerus menyebabkan banyaknya asap bertebaran membuat individu-individu yang berada pada kawasan kampus Vokasi IPB terkena dampak dari aktivitas pembakaran tersebut. Kekurangan lahan terbuka hijau pula tidak kalah memperhatinkan, sangat kurang untuk memenuhi persyaratan agar tercegahnya pencemaran udara yang terjadi. Selain itu, tidak hanya manusia saja yang terkena dampak dari rendahnya kualitas udara. Lingkungan sekitar juga ikut terkena dampaknya, seperti peningkatan pemanasan global, suhu udara yang naik, juga menimbulkan kabut asap serta hujan asam yang dapat merusak berbagai jenis tanaman. Dan hal ini dapat memiliki dampak buruk yang berkelanjutan apabila tidak ditanggulangi Hasil pendataan yang didapatkan dari kuisioner tidak sepenuhnya dapat dijadikan pacuan. Hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketidakstabilan kualitas udara di kawasan kampus Vokasi IPB, seperti kualitas udara yang memburuk apabila kondisi kawasan tersebut sedang dalam jam yang padat dengan aktivitas manusia.
DIAGRAM HASIL KUISIONER MENGENAI DAMPAK YANG DITERIMA
LANGSUNG OLEH RESPONDEN
Uraian grafik diatas menunjukkan bahwa resiko untuk terkena dampak
dari buruknya kualitas udara cukup tinggi hingga mencapai 46,4 % . Menurut tanggapan responden yang telah didapatkan dari hasil kuisioner menunjukan bahwa penyebab utama yang mengakibatkan terkenanya dampak pada responden adalah asap atau emisi kendaraan bermotor yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan seperti batuk, sesak nafas, mata merah dan lain sebagainya. Sedangkan bagi responden yang tidak terkena dampak langsung relatif memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lebih kuat. Hal ini juga perlu diperhatikan, dikarenakan setiap masing-masing individu memiliki tingkat imunitas atau kekebalan tubuh yang berbeda-beda. Khususnya para mahasiswa yang cenderung memiliki imunitas yang rendah karena memiliki kebiasaan yang buruk, seperti pola tidur yang buruk, pola makan yang tidak sehat, dan makan- makanan yang tidak bergizi. Selain itu, terdapat hasil berdasarkan survei sekitar 50% orang yang tidak terkena dampak dari kualitas udara yang terdapat di Vokasi IPB. Hal ini menunjukan bahwa kualitas udara di Vokasi IPB tidak sepenuhnya tercemar. Meskipun tidak sedikit juga yang terkena dari dampak tersebut. Secara umum pencemaran udara berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Dampaknya bervariasi tergantung dari rentang indeks kualitas udara, jenis polutan, dan sensitivitas kelompok individu. Semakin tinggi angka indeks kualitas udara, dan semakin banyak jenis polutan serta semakin sensitif kelompok individu, maka semakin buruk pengaruh polusi udara terhadap kesehatan manusia (Maharani 2023). Oleh karena itu, cara meminimalisir dari dampak buruknya suatu kualitas udara dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, terutama mobil yang menggunakan bahan bakar diesel karena mobil ini mengeluarkan lebih banyak nitrogen oksida (Fazri 2022).