Anda di halaman 1dari 18

Laporan Project Based Learning Mata Kuliah

VE190208 – Listrik Magnet


Semester Genap 2022/2023

Building Information Modeling

Disusun oleh:
M Akbar Hidayatullah
2040221038

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Otomasi


Departemen Teknik Elektro Otomasi
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Juni 2023
DAFTAR ISI

RINGKASAN................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3

I.1 Deskripsi Project................................................................................................................4

I.2 Target dan Cakupan Project...............................................................................................4

BAB II MATERI MATA KULIAH [NAMA MATA KULIAH]...............................................4

I.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah...................................................................................5

I.2 Materi Perkuliahan.............................................................................................................5

BAB III ANALISA KORELASI PROJECT DENGAN MATA KULIAH.................................5

BAB IV MATERI YANG PERLU DIPERDALAM...................................................................6

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................7
RINGKASAN

Dalam proses pengerjaan proyek konstruksi bangunan, masih terdapat berbagai kendala yang
bisa menjadi penghambat dalam penyelesaian pekerjaan. Seperti kurang terstrukturnya
monitoring dan pelaporan progres pekerjaan. Proyek Building Information Modeling yang
berbasis web application menyediakan fitur untuk mempermudah pengerjaan suatu proyek
konstruksi. Mulai dari tahap perencanaan, pembagian jobdesk, hingga pemantauan progres
pembangunan. Proyek ini dapat digunakan oleh perusahaan kosntruksi dalam memantau
perkembangan pekerjaan secara terintegrasi. Dengan proyek BIM ini para penanggung jawab
pekerjaan dapat melakukan pelaporan dan monitoring pekerjaan hanya degan satu web
application. Juga terdapat kemampuan memberikan rekomendasi pengambilan Langkah atau
keputusan berdasarkan status serta kondisi pekerjaan saat ini, sehingga dapat digunakan
secara cepat dalam mengambil keputusan saat rapat progres pekerjaan. Di dalam web
application memuat halaman proyek, berkas, scope, dan dashboard yang masing-masing
memiliki fungsinya tersendiri.

Kata Kunci: BIM, Monitoring, Web Application.


BAB I PENDAHULUAN

I.1 Deskripsi Project

Pekerjaan konstruksi di Indonesia menjadi salah satu kunci kemajuan infrastruktur


menuju kemakmuran bangsa. Pekerjaan ini meliputi keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Pekerjaan yang
bervariasi ini mengakibatkan pemantauan dari pekerjaan konstruksi yang cukup rumit.

Selain itu, setiap pekerjaan konstruksi perlu untuk menyusun laporan mengenai status
pekerjaan, sehingga diperlukan pemantauan di lapangan mulai dari perencanaan hingga
progres yang dikerjakan. Permasalahan yang sering dihadapi pada proses pemantauan status
pekerjaan yaitu belum terintegrasinya perancanan dan pengerjaan konstruksi, karena banyak
sekali pekerjaan pada bagian konstruksi yang pelaporannya masih terpisah, sehingga
mengakibatkan waktu pelaporan pekerjaan semakin lama.

Dalam melaporkan pekerjaan, banyak yang menggunakan tools seperti pengambilan


foto pada pekerjaan konstruksi, bahkan masih menggunakan laporan manual, sehingga
mempersulit pekerjaan monitoring dan pelaporan. Selain itu, dengan jenis konstruksi yang
memiliki banyak variasi, mengakibatkan proses pelaporan bervariasi.

Dalam mengatasi masalah tersebut tools yang digunakan oleh perusahaan konstruksi
harus diintegrasikan untuk mempermudah proses pelaporan. Bentuk integrasi ini dapat
direalisasikan menjadi sebuah web application dan mobile application. Proyek Building
Information Modeling (BIM) menyediakan fitur yang mempermudah pengerjaan suatu proyek
konstruksi. Mulai dari tahap perencanaan, pembagian jobdesk, hingga pemantauan progres
pembangunan. Proyek ini dapat digunakan oleh perusahaan kosntruksi dalam memantau
perkembangan pekerjaan secara terintegrasi. Dengan proyek BIM ini para penanggung jawab
pekerjaan dapat melakukan pelaporan dan monitoring pekerjaan hanya degan satu web
application.

I.2 Target dan Cakupan Project

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat cukup banyak tools yang digunakan
saat ini dapat digantikan hanya dengan satu web application tanpa mengurangi kemampuan
penggunaan beberapa tools, bahkan lebih menyederhanakan prosesnya.

Proyek ini diharapkan dapat digunakan di berbagai level perusahaan konstruksi, mulai dari
level pelaksana lapangan (construction supervisor) hingga level manajemen perusahaan
(project manager dan manager lain yang berkaitan). Juga terdapat kemampuan memberikan
rekomendasi pengambilan Langkah atau keputusan berdasarkan status serta kondisi pekerjaan
saat ini, sehingga dapat digunakan secara cepat dalam mengambil keputusan saat rapat
progress pekerjaan.
Fitur utama produk:

1. Quick Monitoring and Reporting


Produk ini dapat diakses melalui komputer dan mobile phone, sehingga dapat
digunakan oleh user secara fleksibel. Laporan tidak hanya dalam bentuk form tertulis,
tetapi dilengkapi dengan foto yang dapat diambil langsung menggunakan aplikasi pada
mobile phone. Pengiriman laporan secara langsung via aplikasi yang terhubung dengan
jaringan internet, sehingga pihak managerial akan mendapatkan laporan secara cepat.
Jika user ingin mencetak laporan, cukup dengan menekan satu tombol cetak maka
laporan akan disusun sesuai format yang diharapkan oleh perusahaan.

2. Integrated Dashboard
 Realtime update and response
Proyek ini diharapkan mampu menampilkan data terkini dan jika ada perubahan
dapat disajikan kembali dengan cepat, sehingga user dapat mengamati
perkembangan pekerjaan terkini.
 Integrated Data Analysis
Analisa data yang ada merupakan hal penting yang harus disajikan dalam
dashboard. Ketajaman hasil pengolahan dan penyajian informasi ini menjadi
hal penting bagi seluruh manajemen perusahaan. Data dari berbagai sumber
akan dikumpulkan dan disajikan dalam satu dashboard.
 Decision Support System
Rekomendasi pengambilan keputusan dapat diberikan oleh aplikasi ini dengan
menggunakan algoritma kecerdasan buatan.

3. Planning and Execution Management


Aplikasi ini dilengkapi dengan menu perencanaan proyek, sehingga dapat dimonitor
kesesuaian rencana dengan pelaksanaan pekerjaan.

4. Historical Tracking
Data pekerjaan yang telah selesai akan tetap tersimpan dalam database, yang dapat
diakses kembali saat diperlukan. Selain itu, laporan yang telah dicetak sebelumnya,
dapat dicetak kembali oleh user.

5. Resources Monitoring
Ketersediaan sumber daya merupakan hal penting dalam penentuan langkah dalam
pekerjaan. Aplikasi ini memiliki fitur yang dapat melaporkan kondisi sumber daya
manusia, ketersediaan material, hingga penggunaan dana proyek. Dengan demikian,
secara cepat dapat diketahui kondisi sumber daya yang ada, sebagai pertimbangan
dalam pengambilan keputusan
BAB II MATERI MATA KULIAH LISTRIK MAGNET DAN
PEMROGRAMAN

I.1 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

 Mampu memahami konsep, phenomena dan teori tentang medan listrik statis
 Mampu memahami karakteristik dari medan listrik statis dan medan dalam
hubungannya dengan persoalan fisik di bidang Teknik Elektro dan Otomasi
 Mampu mengetahui tentang Analisa vector
 Mengetahui tentang listrik statis
 Mengetahui tentang Hukum Lorentz
 Mengetahui penerapan medan listrik pada industri

I.2 Materi Perkuliahan

A) Sistem Listrik dan Magnet

Sistem listrik berkaitan dengan aliran arus listrik melalui konduktor seperti kawat atau
rangkaian elektronik, sementara magnetisme berkaitan dengan sifat-sifat magnet dan medan
magnet yang dihasilkan.

Beberapa konsep utama dalam sistem listrik meliputi:

 Arus Listrik: Arus listrik adalah aliran muatan listrik yang mengalir melalui
konduktor. Satuan arus listrik diukur dalam Ampere (A).
 Tegangan Listrik: Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik
dalam suatu sirkuit. Satuan tegangan diukur dalam Volt (V).
 Hambatan Listrik: Hambatan listrik mengacu pada resistansi suatu konduktor
terhadap aliran arus listrik. Satuan hambatan diukur dalam Ohm (Ω).
 Daya Listrik: Daya listrik adalah jumlah energi listrik yang digunakan atau dihasilkan
dalam suatu sirkuit. Satuan daya diukur dalam Watt (W).

Contoh-contoh sistem listrik :

 Sistem kelistrikan rumah tangga: Misalnya, saat menyalakan lampu atau


mengoperasikan perangkat elektronik seperti komputer, televisi, dan kulkas.
 Pembangkit listrik: Pembangkit listrik seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
atau PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik.
 Rangkaian elektronik: Misalnya, rangkaian dalam perangkat elektronik seperti telepon
genggam, komputer, atau televisi yang mengandung komponen seperti resistor,
kapasitor, dan transistor.

Sistem magnet melibatkan sifat-sifat magnet dan medan magnet yang dihasilkan oleh
magnet atau arus listrik yang mengalir melalui konduktor.

Sifat-sifat Magnet:

 Kekuatan Tarik: Magnet memiliki kekuatan tarik yang dapat menarik benda-benda
yang memiliki sifat magnetik seperti besi, nikel, atau kobalt.
 Kutub Utara dan Selatan: Setiap magnet memiliki kutub utara dan selatan yang saling
berlawanan. Kutub yang berlawanan akan saling tarik menarik, sementara kutub yang
sejenis akan saling tolak menolak.
 Medan Magnet: Magnet menciptakan medan magnet di sekitarnya. Medan magnet
memiliki garis-garis gaya yang membentuk pola tertentu yang mengarah dari kutub
utara ke kutub selatan.

Contoh-contoh Sistem Magnet:

 Kulkas: Kulkas menggunakan magnet untuk menutup pintu dengan kuat. Pintu kulkas
dilengkapi dengan seal magnetik yang menjaga pintu tetap rapat dan mencegah
masuknya udara dari luar.
 Speaker: Speaker menggunakan magnet yang berinteraksi dengan arus listrik dalam
kumparan untuk menghasilkan suara. Ketika arus listrik berubah dalam kumparan,
medan magnet yang dihasilkan membuat membran bergetar dan menghasilkan
gelombang suara.
 Motor Listrik: Motor listrik menggunakan medan magnet yang dihasilkan oleh arus
listrik dalam kumparan untuk menghasilkan gerakan. Medan magnet ini berinteraksi
dengan medan magnet lainnya, baik dari magnet tetap atau medan magnet yang
dihasilkan oleh arus listrik lainnya, sehingga menghasilkan gerakan rotor dalam motor.
 Generator: Generator menggunakan prinsip induksi elektromagnetik untuk
menghasilkan arus listrik. Ketika konduktor bergerak melalui medan magnet, arus
listrik diinduksi dalam konduktor tersebut. Medan magnet dalam generator dapat
dihasilkan oleh magnet tetap atau arus listrik lainnya.
 Kompass: Kompass adalah alat yang menggunakan jarum magnetik untuk
menunjukkan arah utara dan selatan bumi. Jarum magnetik pada kompas selalu
menunjuk ke arah kutub utara magnet bumi.
Berikut merupakan beberapa hal yang erat dengan magnetic :
 Magnetisme: Magnetisme adalah sifat alami beberapa bahan untuk menarik benda lain
atau berinteraksi dengan medan magnet. Beberapa konsep utama dalam magnetisme
meliputi:
 Medan Magnet: Medan magnet dihasilkan oleh magnet atau arus listrik yang mengalir
melalui konduktor. Medan magnet memiliki kutub utara dan selatan, dan berinteraksi
dengan benda-benda yang memiliki sifat magnetik.
 Kekuatan Magnet: Kekuatan magnet mengacu pada daya tarik atau dorongan antara
dua magnet atau antara magnet dan benda lainnya. Kekuatan magnet dipengaruhi oleh
jarak dan polaritas magnet.
 Induksi Magnetik: Induksi magnetik terjadi ketika medan magnet berubah di sekitar
konduktor dan menghasilkan arus listrik dalam konduktor tersebut.
Contoh-contoh magnetisme termasuk:
 Magnet tetap: Misalnya, magnet pada kulkas yang menarik benda-benda logam ke
permukaannya.
 Elektromagnet: Elektromagnet adalah konduktor yang membentuk medan magnet saat
arus listrik meng

B) Analisa Vektor

Analisis vektor adalah cabang dari matematika, Vektor sendiri merupakan objek
matematis yang digunakan untuk menggambarkan kuantitas yang memiliki magnitudo (besar)
dan arah.

Dalam analisis vektor, terdapat beberapa konsep dan operasi yang penting, antara lain:

 Komponen Vektor: Vektor dapat dipecah menjadi komponen-komponen yang saling


tegak lurus terhadap sumbu tertentu. Misalnya, dalam sistem koordinat kartesian dua
dimensi, vektor dapat dipecah menjadi komponen x dan y.
 Penjumlahan Vektor: Dua atau lebih vektor dapat dijumlahkan untuk menghasilkan
vektor yang disebut vektor hasil penjumlahan. Ini dapat dilakukan dengan
menjumlahkan komponen-komponen vektor yang sesuai.
 Perkalian Skalar: Vektor dapat dikalikan dengan skalar (bilangan) untuk
menghasilkan vektor baru yang memiliki magnitudo dan arah yang berbeda. Perkalian
skalar mengubah magnitudo vektor tanpa mengubah arahnya.
 Perkalian Dot (Dot Product): Perkalian dot (dot product) adalah operasi yang
menghasilkan skalar dari dua vektor. Hasil perkalian dot vektor adalah jumlah perkalian
elemen-elemen vektor yang sesuai.
 Perkalian Cross (Cross Product): Perkalian cross (cross product) adalah operasi yang
menghasilkan vektor baru yang tegak lurus terhadap vektor-vektor yang dikalikan.
Hasil perkalian cross vektor memiliki magnitudo yang berhubungan dengan luas
paralelogram yang dibentuk oleh vektor-vektor tersebut.

Analisis vektor memiliki beragam aplikasi dalam berbagai bidang, seperti fisika, teknik, ilmu
komputer, dan grafika komputer. Contoh penerapan analisis vektor meliputi:

 Dalam fisika, analisis vektor digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis


gerakan benda, gaya, momen, dan medan fisik seperti medan gravitasi dan medan
elektromagnetik.
 Dalam teknik, analisis vektor digunakan untuk menganalisis gaya dan momen pada
struktur, perhitungan arus dan tegangan dalam rangkaian listrik, serta perancangan
sistem navigasi dan kendali.
 Dalam ilmu komputer, analisis vektor digunakan dalam grafika komputer untuk
menggambarkan objek tiga dimensi dan menghitung transformasi dan animasi objek.
 Dalam matematika, analisis vektor merupakan dasar untuk cabang lain seperti kalkulus
vektor, aljabar linear, dan geometri.

Analisis vektor merupakan alat yang penting dalam pemodelan dan pemahaman fenomena yang
melibatkan besaran dan arah.

C) Sistem Koordinat

Sistem koordinat adalah kerangka referensi yang digunakan untuk menggambarkan


dan menentukan posisi atau lokasi suatu objek dalam ruang. Sistem koordinat umumnya terdiri
dari sumbu dan satuan pengukuran yang digunakan untuk menyusun posisi atau vektor dalam
suatu sistem.

Ada beberapa jenis sistem koordinat yang umum digunakan, termasuk sistem koordinat
kartesian (atau sistem koordinat rektangular), sistem koordinat polar, dan sistem koordinat
ruang tiga dimensi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing sistem koordinat
tersebut:

 Sistem Koordinat Kartesian: Sistem koordinat kartesian, juga dikenal sebagai sistem
koordinat rektangular, adalah sistem koordinat yang paling umum digunakan. Sistem ini
menggunakan tiga sumbu yang saling tegak lurus: sumbu x, sumbu y, dan sumbu z.
Posisi suatu titik atau objek dalam sistem ini dinyatakan oleh tiga koordinat (x, y, z).
Sumbu x dan y membentuk bidang datar, sedangkan sumbu z membentuk dimensi
ketiga yang tegak lurus terhadap bidang tersebut.
 Sistem Koordinat Polar: Sistem koordinat polar digunakan untuk menggambarkan
posisi suatu titik atau objek menggunakan jarak dari titik referensi (biasanya asal) dan
sudut yang dibentuk oleh garis lurus antara titik referensi dan titik tersebut. Dalam
sistem koordinat polar, posisi dinyatakan dalam pasangan nilai (r, θ), di mana r adalah
jarak dari titik referensi dan θ adalah sudut yang terukur dari sumbu referensi.
 Sistem Koordinat Ruang Tiga Dimensi: Sistem koordinat ruang tiga dimensi, juga
dikenal sebagai sistem koordinat kartesian tiga dimensi, adalah ekstensi dari sistem
koordinat kartesian ke dalam tiga dimensi. Sistem ini menggunakan tiga sumbu yang
saling tegak lurus: sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Posisi suatu titik atau objek dalam
sistem ini dinyatakan oleh tiga koordinat (x, y, z), yang menggambarkan posisi dalam
tiga dimensi.

Dalam konteks listrik dan magnetisme, sistem koordinat sering digunakan untuk
menggambarkan dan menganalisis medan listrik, medan magnet, dan pergerakan partikel
bermuatan dalam ruang. Dua jenis sistem koordinat yang umum digunakan adalah sistem
koordinat kartesian tiga dimensi dan sistem koordinat silinder.

 Sistem Koordinat Kartesian Tiga Dimensi: Sistem koordinat kartesian tiga dimensi
digunakan untuk menggambarkan posisi dan medan dalam ruang tiga dimensi. Sistem
ini terdiri dari tiga sumbu yang saling tegak lurus: sumbu x, sumbu y, dan sumbu z.
Sumbu-sumbu ini digunakan untuk menggambarkan posisi objek atau titik dalam
medan listrik dan medan magnet. Misalnya, dalam analisis medan magnet di sekitar
sebuah solenoid, koordinat (x, y, z) dapat digunakan untuk menentukan lokasi titik
dalam ruang yang ingin dianalisis.
 Sistem Koordinat Silinder: Sistem koordinat silinder juga sering digunakan dalam
analisis listrik dan magnet. Sistem ini terdiri dari sumbu silinder (sumbu z), jarak radial
(r), dan sudut (θ) yang membentang dalam bidang melingkar sekitar sumbu z. Sistem
koordinat silinder digunakan ketika terdapat simetri melingkar dalam medan listrik atau
medan magnet, seperti pada kasus kawat melingkar atau magnet dengan simetri
melingkar. Dalam sistem ini, posisi suatu titik dalam medan dapat dinyatakan dalam
koordinat (r, θ, z).

Ketika menganalisis medan listrik dan medan magnet, penggunaan sistem koordinat
memungkinkan kita untuk dengan jelas menggambarkan, menghitung, dan memahami distribusi
medan dalam ruang tiga dimensi. Hal ini berguna dalam perencanaan dan analisis sistem listrik,
perhitungan gaya dan momen pada partikel bermuatan, pemodelan medan magnetik dalam
perangkat seperti transformator, dan banyak lagi.

Penting untuk dicatat bahwa dalam sistem koordinat ini, arah dan orientasi sumbu-sumbu harus
ditentukan dengan jelas dan konsisten untuk memastikan konsistensi dalam analisis medan
listrik dan medan magnet.
D) Medan Listrik Statis

Medan listrik statis adalah medan listrik yang tidak berubah seiring waktu. Medan
listrik statis disebabkan oleh adanya muatan listrik yang tetap atau distribusi muatan yang tidak
berubah dalam ruang. Dalam medan listrik statis, gaya listrik yang bekerja pada muatan
bermuatan tetap atau benda bermuatan tetap tidak mengalami perubahan seiring waktu.

Beberapa konsep penting dalam medan listrik statis adalah:

 Hukum Coulomb: Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya elektrostatik antara dua
muatan bermuatan q1 dan q2 sebanding dengan perkalian kedua muatan dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara mereka. Rumus hukum Coulomb dinyatakan
sebagai F = k * (q1 * q2) / r^2, di mana F adalah gaya elektrostatik, k adalah konstanta
Coulomb, q1 dan q2 adalah muatan bermuatan, dan r adalah jarak antara mereka.
 Medan Listrik: Medan listrik (E) pada suatu titik dalam medan listrik statis
didefinisikan sebagai gaya listrik per satuan muatan yang dialami oleh muatan uji yang
ditempatkan pada titik tersebut. Medan listrik dinyatakan sebagai vektor, dengan arah
menunjukkan arah gaya pada muatan uji positif. Medan listrik dihasilkan oleh muatan
yang menciptakan medan tersebut.
 Prinsip Superposisi: Prinsip superposisi dalam medan listrik statis menyatakan bahwa
medan listrik yang dihasilkan oleh beberapa muatan adalah hasil dari penjumlahan
vektor medan listrik yang dihasilkan oleh setiap muatan secara terpisah. Dengan
menggunakan prinsip superposisi, kita dapat menghitung medan listrik total pada suatu
titik akibat adanya banyak muatan.
 Potensial Listrik: Potensial listrik (V) pada suatu titik dalam medan listrik statis
didefinisikan sebagai energi potensial per satuan muatan yang ditempatkan pada titik
tersebut. Potensial listrik memiliki hubungan langsung dengan medan listrik melalui
persamaan E = -dV/dr, di mana E adalah medan listrik dan dV/dr adalah gradien
potensial.

Medan listrik statis memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti teknik listrik,
elektronika, ilmu material, dan biofisika. Contoh penerapan medan listrik statis termasuk
perhitungan medan listrik di sekitar konduktor bermuatan, analisis perangkat semikonduktor,
pemodelan distribusi muatan dalam sistem elektrostatis, dan desain kapasitor.

E) Hukum Maxwell
Hukum Maxwell, juga dikenal sebagai persamaan Maxwell, adalah serangkaian
persamaan diferensial parsial yang menyatukan teori listrik dan magnetik dalam satu kerangka
matematika yang konsisten. Hukum ini merupakan salah satu tonggak utama dalam
elektromagnetisme dan merupakan hasil karya James Clerk Maxwell.

Hukum Maxwell terdiri dari empat persamaan diferensial parsial, yang juga disebut sebagai
Hukum Maxwell terpadu. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing persamaan:

 Hukum Gauss untuk Medan Elektrik: Persamaan ini menyatakan bahwa fluks medan
listrik melalui suatu permukaan tertutup proporsional dengan jumlah muatan yang
terkandung di dalam permukaan tersebut. Secara matematika, persamaan ini dituliskan
sebagai ∇ · E = ρ/ε₀, di mana ∇ · E adalah divergensi medan listrik, ρ adalah kerapatan
muatan, dan ε₀ adalah konstanta permitivitas ruang hampa.
 Hukum Gauss untuk Medan Magnetik: Persamaan ini menyatakan bahwa tidak ada
monopole magnetik, yang berarti tidak ada sumber tunggal yang menghasilkan medan
magnetik. Secara matematika, persamaan ini dituliskan sebagai ∇ · B = 0, di mana ∇ · B
adalah divergensi medan magnetik B.
 Hukum Faraday untuk Induksi Elektromagnetik: Persamaan ini menyatakan bahwa
perubahan fluks medan magnetik melalui suatu permukaan akan menghasilkan medan
listrik yang mengelilingi permukaan tersebut. Persamaan ini juga menunjukkan
hubungan antara medan listrik dan perubahan medan magnetik. Secara matematika,
persamaan ini dituliskan sebagai ∇ × E = -∂B/∂t, di mana ∇ × E adalah rotasi medan
listrik E, B adalah medan magnetik, dan ∂B/∂t adalah perubahan medan magnetik
terhadap waktu.
 Hukum Ampere-Maxwell: Persamaan ini menghubungkan arus listrik dan perubahan
medan listrik yang melingkupi permukaan tertutup. Persamaan ini menyatakan bahwa
arus listrik yang mengalir melalui suatu permukaan akan menghasilkan medan
magnetik dan perubahan medan listrik yang melingkupi permukaan tersebut. Secara
matematika, persamaan ini dituliskan sebagai ∇ × B = μ₀J + μ₀ε₀∂E/∂t, di mana ∇ × B
adalah rotasi medan magnetik B, μ₀ adalah konstanta permeabilitas ruang hampa, J
adalah kerapatan arus listrik, E adalah medan listrik, dan ∂E/∂t adalah perubahan medan
listrik terhadap waktu.

Hukum Maxwell menyatukan fenomena elektromagnetik dan memberikan kerangka kerja yang
kuat untuk memahami dan menganalisis interaksi antara medan listrik dan medan magnetik.
Persamaan ini membentuk dasar teori elektromagnetisme dan digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk komunikasi nirkabel, elektronika, pemrosesan sinyal, pemodelan perangkat
listrik, dan banyak lagi.

F) Hukum-Hukum Magnet Listrik (Hukum Lenz, Hukum Faraday, Hukum Lorentz)

Hukum Lenz, yang juga dikenal sebagai Hukum Lenz's, adalah sebuah prinsip yang
digunakan untuk menentukan arah arus induksi yang dihasilkan oleh perubahan fluks magnetik
melalui sebuah konduktor. Hukum ini dirumuskan oleh seorang fisikawan Rusia bernama
Heinrich Lenz pada tahun 1834.

Hukum Lenz dinyatakan sebagai berikut: "Arus induksi yang dihasilkan oleh perubahan fluks
magnetik selalu memiliki arah yang berlawanan dengan perubahan fluks magnetik itu sendiri."
Dengan kata lain, jika ada perubahan dalam fluks magnetik yang melintasi suatu konduktor,
arus induksi yang dihasilkan akan mengalir dalam arah yang mencoba untuk mencegah
perubahan fluks tersebut.

Secara matematis, hukum Lenz dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Jika fluks magnetik melalui sebuah konduktor berubah secara positif (bertambah), maka
arus induksi yang dihasilkan akan mengalir dalam arah yang berlawanan dengan jarum
jam jika dilihat dari sisi konduktor.
 Jika fluks magnetik melalui sebuah konduktor berubah secara negatif (berkurang), maka
arus induksi yang dihasilkan akan mengalir searah dengan arah jarum jam jika dilihat
dari sisi konduktor.

Hukum Lenz merupakan implementasi dari prinsip konservasi energi dalam


elektromagnetisme. Prinsip ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan, namun hanya dapat diubah bentuknya. Dalam konteks arus induksi, hukum Lenz
memastikan bahwa energi yang digunakan untuk menghasilkan fluks magnetik diubah menjadi
energi kinetik dalam bentuk arus yang berlawanan dengan perubahan fluks tersebut.

Hukum Lenz memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk induksi
elektromagnetik, transformator, generator listrik, dan motor listrik. Prinsip ini juga menjadi
dasar dalam memahami konsep gerakan elektromagnetik dan menjelaskan fenomena seperti
pengereman elektromagnetik pada kendaraan listrik atau gerakan balik jarum pada
galvanometer saat arus berubah.

Dengan menggunakan hukum Lenz, kita dapat memprediksi arah arus induksi yang dihasilkan
oleh perubahan fluks magnetik dan menerapkannya dalam perancangan dan pemodelan
perangkat elektromagnetik.
Hukum Faraday adalah prinsip dasar dalam elektromagnetisme yang menjelaskan
hubungan antara perubahan fluks magnetik melalui sebuah konduktor dan arus listrik yang
diinduksi dalam konduktor tersebut. Hukum ini ditemukan oleh seorang fisikawan Inggris
bernama Michael Faraday pada tahun 1831.

Hukum Faraday menyatakan bahwa arus listrik yang diinduksi dalam sebuah konduktor adalah
sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang melintasi permukaan konduktor tersebut.
Dengan kata lain, jika fluks magnetik melalui suatu konduktor berubah, maka akan ada arus
listrik yang diinduksi dalam konduktor tersebut.

Secara matematis, hukum Faraday dapat dirumuskan sebagai berikut: EMF = -dΦ/dt di mana:

 EMF (Electromotive Force) adalah gaya gerak listrik yang diinduksi dalam konduktor,
yang juga dapat dianggap sebagai beda potensial (tegangan) yang terjadi pada ujung-
ujung konduktor.
 dΦ/dt adalah laju perubahan fluks magnetik yang melintasi permukaan konduktor.

Dalam konteks hukum Faraday, fluks magnetik (Φ) didefinisikan sebagai jumlah medan
magnetik (B) yang melintasi permukaan konduktor yang tegak lurus terhadap medan tersebut,
dikalikan dengan luas permukaan tersebut.

Hukum Faraday memiliki beberapa implikasi penting:

 Perubahan medan magnetik yang melintasi sebuah konduktor menghasilkan arus listrik
yang diinduksi dalam konduktor tersebut.
 Besar arus listrik yang diinduksi bergantung pada laju perubahan fluks magnetik.
Semakin cepat perubahan fluks magnetik, semakin besar arus listrik yang diinduksi.
 Arus listrik yang diinduksi selalu menghasilkan medan magnetik yang berlawanan
dengan perubahan fluks magnetik yang menyebabkannya.
 Arus listrik yang diinduksi hanya terjadi ketika ada perubahan fluks magnetik. Jika
fluks magnetik konstan, arus listrik yang diinduksi akan nol.

Hukum Faraday memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bidang
teknologi. Prinsip ini digunakan dalam transformator, generator listrik, motor listrik, induksi
elektromagnetik pada peralatan elektronik, dan teknologi pengisian nirkabel. Penerapan hukum
Faraday memungkinkan konversi energi magnetik menjadi energi listrik, yang sangat penting
dalam banyak aspek kehidupan dan industri.
Hukum Lorentz, yang juga dikenal sebagai Hukum Gerak Lorentz, menjelaskan gaya
yang dialami oleh suatu benda yang bergerak dalam medan magnetik. Hukum ini dinamai
berdasarkan nama fisikawan Belanda, Hendrik Lorentz, yang merumuskan prinsip ini pada
akhir abad ke-19.

Hukum Lorentz menyatakan bahwa gaya (F) yang dialami oleh suatu benda bermuatan listrik
yang bergerak dalam medan magnetik adalah sebanding dengan perkalian antara kecepatan
benda (v), muatan listrik benda (q), dan medan magnetik (B). Gaya tersebut juga tegak lurus
terhadap kedua vektor kecepatan dan medan magnetik. Secara matematis, hukum Lorentz dapat
dirumuskan sebagai berikut:

F = q * (v × B)

Di sini, F adalah gaya yang dialami oleh benda, q adalah muatan listrik benda, v adalah
kecepatan benda, dan B adalah medan magnetik. Operator × menunjukkan perkalian silang
antara vektor kecepatan (v) dan vektor medan magnetik (B). Arah gaya (F) ditentukan oleh
aturan tangan kanan: jari-jari tangan kanan diarahkan sejajar dengan vektor kecepatan (v), jari
tengah menunjukkan arah vektor medan magnetik (B), dan ibu jari menunjukkan arah gaya (F).

Hukum Lorentz menjadi dasar dalam memahami interaksi antara medan magnetik dan partikel
bermuatan listrik dalam berbagai konteks, seperti dalam elektrodinamika, fisika partikel, dan
aplikasi teknologi seperti percepatan partikel, spektrometri massa, dan elektromagnetisme
terapan.

Hukum Lorentz juga memiliki implikasi penting dalam memahami fenomena seperti defleksi
elektron dalam tabung sinar katode, gerak partikel bermuatan dalam spektrometer massa,
prinsip kerja motor listrik, dan banyak aplikasi lainnya di bidang fisika dan teknologi yang
melibatkan medan magnetik dan muatan listrik yang bergerak.
BAB III ANALISA KORELASI PROJECT DENGAN MATA KULIAH

 Dalam Proyek Building Information Modeling banyak terfokus pada pemrograman


website sehingga sangat perlu memelajari Bahasa pemrograman
 Algoritma pemrograman dibutuhkan pada tahap perencanaan sebelum mengeksekusi ke
bagian program
 Penggambaran flow-chart digunakan untuk mempermudah dalam memahami alur
sistem pada Proyek Building Information Modeling
 Proses pembuatan Tabel CRUD menggunakan struktur pemrograman If-Else
BAB IV MATERI YANG PERLU DIPERDALAM

 Memahami struktur dan komponen dalam Bahasa Pemrograman C


 Memahami materi terkait tipe data

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bielajew, Alex F. 2010. Introduction to Computers and Programming Using C++ and
MATLAB. America.

[2] Erawan, Lalang. 2013. Flowchart.

[3] Rambe, Periyanti Purnamasari. 2021. Teori Aatau Konsep Algoritma Pemrograman.
Makalah.

Anda mungkin juga menyukai