Anda di halaman 1dari 34

SISTEM ANALISA

DALAM
PENERAPAN DESAIN INTERIOR

Kelompok 4 B1 TI

Gaizka Pasya Dermawan 2209020080


Sinukaban
Aldriansyah Abdillah 2209020065
Fathi Aziz 2209020058
Salwa Sakila Harahap 2209020074
Eka Tama Pradana 2209020052
Alvin Nesa Aulia 2209020090

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2023/2024
ABSTRAK

Sistem analisis desain interior adalah proses evaluasi dan pemahaman


terhadap sistem aplikasi desain interior untuk mengidentifikasi masalah yang
ada dan potensi perbaikan yang dapat dilakukan. Tujuan dari analisis sistem
ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kinerja aplikasi
desain interior dalam mencapai tujuan bisnis atau organisasi yang ditetapkan.
Analisis sistem ini melibatkan beberapa tahap, seperti mengidentifikasi
masalah, pengumpulan data dan informasi, analisis data dan informasi,
identifikasi solusi dan alternatif, memilih solusi terbaik, dan menerapkan
solusi yang dipilih. Proses ini dilakukan oleh individu tim yang memiliki
keahlian di bidang teknologi informasi, bisnis, dan manajemen.
Beberapa masalah yang mungkin dihadapi dalam aplikasi desain interior
antara lain kesulitan navigasi, keterbatasan fitur, performa yang buruk, desain
tampilan yang tidak menarik, dan kurangnya integrasi dengan platform lain.
Setelah masalah diidentifikasi, solusi dan alternatif dapat diidentifikasi, dan
solusi yang paling efektif dan efisien dapat dipilih dan diterapkan.
Dengan melakukan analisis sistem dan memperbaiki aplikasi desain interior,
pengalaman pengguna dapat ditingkatkan dan kompetitivitas aplikasi di pasar
dapat diperkuat. Hal ini dapat memberikan manfaat bagi pengguna aplikasi
dan organisasi atau bisnis yang beroperasi di bidang desain interior.
Kata kunci: sistem, sistem analisis, desain interior, website.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
judul "Sistem Analisa dalam Penerapan Desain Interior". Tulisan ini disusun
sebagai bagian dari upaya kami untuk memahami sistem analisis dan
perbaikan aplikasi desain interior yang dapat meningkatkan kinerja dan
pengalaman pengguna.
Penulisan ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak
Mhd.Basri, S.Si., M.Kom. yang telah memberikan bimbingan atas apa saja
yang harus dirancang.
Kami juga ingin berterima kasih kepada teman-teman kami yang telah
memberikan dukungan dan motivasi selama proses penulisan. Terima kasih
juga untuk keluarga kami yang telah memberikan dukungan moral dan
motivasi untuk menyelesaikan tulisan ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar kami dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
tulisan ini.
Akhir kata, kami berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
kami yang tertarik untuk memahami sistem analisis dan perbaikan aplikasi
desain interior dan juga bapak. Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi
sumber inspirasi bagi kita semua.
Kamis, 11 Januari 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

1.1. PENGERTIAN ANALISIS SISTEM..............................................................................

1.2. PERUMUSAN MASALAH............................................................................................

BAB 2.........................................................................................................................................

2.1. SISTEM KOMPONEN...................................................................................................

2.2. BATASAN SISTEM.......................................................................................................

2.3. INPUT & OUTPUT........................................................................................................

2.4. UJI KELAYAKAN.........................................................................................................

BAB 3.........................................................................................................................................

3.1. METODE PENGUMPULAN DATA.............................................................................

3.2. CONTOH KUESIONER.................................................................................................

BAB 4.......................................................................................................................................

4.1. PENGUMPULAN DATA UNTUK PROSES ANALISIS...........................................

4.2. DATA PRA-RANCANGAN........................................................................................

4.3. DATA RANCANGAN.................................................................................................

4.4. ERD...............................................................................................................................

4.8. FLOWCHART..............................................................................................................

4.10. SPESIFIKASI PROSES..............................................................................................

BAB 5.......................................................................................................................................

5.1. RANCANGAN TAMPILAN DESAIN........................................................................

BAB 6.......................................................................................................................................
BAB 1

1.1. PENGERTIAN ANALISIS SISTEM

Analisis sistem adalah proses penilaian dan pemahaman sistem yang ada
untuk mengidentifikasi kelemahan dan potensi perbaikan yang dapat
dilakukan. Tujuan utama dari analisis sistem adalah untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas, dan kinerja sistem dalam mencapai tujuan bisnis atau
organisasi yang ditetapkan.

Analisis sistem juga bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang


lebih baik tentang bagaimana sistem beroperasi, mengidentifikasi dan
menghilangkan hambatan yang menghambat kinerja, dan meningkatkan
keamanan dan keandalan sistem. Dalam banyak kasus, analisis sistem juga
dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kompetitivitas
perusahaan dengan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya atau
meningkatkan efisiensi.

Dalam melakukan analisis sistem, beberapa tahap penting yang harus


dilakukan antara lain: mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan
informasi, menganalisis data dan informasi, mengidentifikasi solusi dan
alternatif, memilih solusi terbaik, dan menerapkan solusi yang dipilih. Proses
analisis sistem dapat dilakukan oleh individu atau tim ahli yang memiliki
keahlian di bidang teknologi informasi, bisnis, dan manajemen.

Maka dari itu dalam membangun sebuah usaha dalam bidang jasa
membutuhkan suatu sistem analisis dalam pengembangan projek dan
pemecahan masalah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kami membuat
sebuah usaha jasa berupa Desain Interior yang memerlukan analisis sistem
dalam pengembangan serta menentukan langkah-langkah dalam
pengembangan usaha tersebut.
Jasa Desain Interior ini adalah salah satu cabang seni rupa dengan
berfokus pada perancangan ruang dalam suatu bangunan. Pekerja di bidang ini
disebut sebagai desainer interior. Tangan dingin desainer interior dibutuhkan
supaya bisa merancang ruangan yang berfungsi secara maksimal. Oleh sebab
itu, tujuan desain interior adalah dimaksudkan untuk memperbaiki fungsi,
memperkaya nilai estetika, dan meningkatkan aspek psikologis sebuah ruang.
Setiap desain bertujuan menyusun secara teratur bagian demi bagian menjadi
satu tatanan yang utuh untuk maksud-maksud tertentu. Pada dasarnya ada
empat prinsip dasar interior design yang perlu diterapkan. Keempat prinsip
dasar desain tersebut adalah keseimbangan, harmoni, tekanan, dan proporsi
atau skala.
Berikut ini adalah tahapan analisis sistem pada aplikasi website desain
interior:
 Identifikasi masalah: Masalah yang dihadapi oleh aplikasi website
desain interior mungkin termasuk kesulitan dalam navigasi,
kurangnya fitur yang relevan, atau masalah performa saat
memproses desain interior.
 Pengumpulan data dan informasi: Data dan informasi dapat
diperoleh dari pengguna aplikasi, analisis persaingan, dan hasil tes
pengguna.
 Analisis data dan informasi: Data dan informasi yang telah
dikumpulkan dapat dianalisis untuk mengidentifikasi area yang
memerlukan perbaikan, seperti kecepatan aplikasi, navigasi, atau
fitur yang kurang.
 Identifikasi solusi dan alternatif: Berdasarkan analisis data dan
informasi, solusi dan alternatif yang mungkin untuk meningkatkan
aplikasi website desain interior dapat diidentifikasi, seperti
peningkatan performa, penambahan fitur, atau perubahan desain
tampilan.
 Memilih solusi terbaik: Solusi yang paling efektif dan efisien dapat
dipilih dari alternatif yang telah diidentifikasi.
 Menerapkan solusi yang dipilih: Setelah solusi yang dipilih
diputuskan, tindakan dapat diambil untuk menerapkannya dalam
aplikasi website desain interior, seperti mengubah kode,
menambahkan fitur, atau memperbarui tampilan.

Setelah perbaikan dilakukan, dapat dilakukan pengujian kembali untuk


memastikan bahwa masalah telah diatasi dan kinerja aplikasi website desain
interior meningkat. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan pengalaman
pengguna dan memperkuat kompetitivitas aplikasi di pasar.

1.2. PERUMUSAN MASALAH


Berikut adalah perumusan masalah dalam perancangan sistem analisa
desain interior:
 Sistem Komponen
 Batasan Komponen
 Input & Output
 Uji Kelayakan
BAB 2

2.1. SISTEM KOMPONEN


Sistem komponen desain interior terdiri dari berbagai elemen yang harus
dipertimbangkan dan direncanakan secara cermat untuk menciptakan desain
interior yang optimal dan fungsional. Beberapa komponen yang perlu
dipertimbangkan dalam desain interior antara lain:
1. RUANG
Ruang adalah elemen penting dalam desain interior. Penataan ruang yang tepat
dapat memaksimalkan fungsi ruang dan memberikan kenyamanan serta
estetika bagi penghuni ruangan.
2. PENCAHAYAAN
Pencahayaan adalah faktor penting dalam menciptakan suasana dan
suasana yang tepat dalam ruangan. Pencahayaan yang tepat dapat
memberikan kenyamanan, keamanan, dan fungsionalitas ruangan.
3. WARNA
Warna dapat mempengaruhi suasana dan suasana hati orang dalam
ruangan. Pemilihan warna yang tepat dapat menciptakan suasana yang
nyaman dan menyenangkan dalam ruangan.
4. TEKSTUR
Tekstur dapat memberikan dimensi tambahan pada desain interior dan
memberikan sentuhan khusus pada ruangan.
5. FURNITURE
Furniture atau perabotan dalam ruangan harus dipilih dengan cermat
untuk memaksimalkan fungsinya dalam ruangan dan menciptakan
tampilan yang estetis.
6. AKSESORIS
Aksesoris seperti dekorasi dinding, bantal, atau pernak-pernik kecil
lainnya dapat memberikan sentuhan khusus pada ruangan dan
menciptakan suasana yang diinginkan.
7. FUNGSI
Fungsi atau kegunaan ruangan juga harus dipertimbangkan dalam
desain interior. Misalnya, ruangan tidur harus didesain sedemikian
rupa sehingga memberikan kenyamanan dan relaksasi bagi
penghuninya.

Semua komponen ini harus direncanakan dan diintegrasikan secara


harmonis dalam desain interior untuk menciptakan tampilan yang menarik dan
fungsional. Dalam merancang desain interior, desainer harus
mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi klien serta mengikuti tren
desain terkini.

2.2. BATASAN SISTEM


Batasan sistem atau yang dikenal dengan boundary adalah batasan ruang
lingkup yang membatasi sistem informasi manajemen dengan sistem lainnya.
Adanya batasan-batasan pada sistem informasi manajemen akan membuat
sistem informasi yang ada tidak saling tumpang tindih dengan sistem yang
lainnya. Setiap sistem akan melakukan tugas dan fungsinya masing masing.
Sistem desain interior memiliki batasan-batasan tertentu yang harus
dipertimbangkan dalam proses perancangannya. Beberapa batasan sistem
desain interior antara lain:
1. KETERSEDIAAN ANGGARAN
Ketersediaan anggaran yang terbatas dapat membatasi pilihan bahan
dan aksesoris yang digunakan dalam desain interior.
2. UKURAN RUANGAN
Ukuran ruangan yang terbatas atau kurang ideal dapat membatasi
penataan ruangan yang optimal.
3. FUNGSI RUANGAN
Fungsi ruangan harus dipertimbangkan dalam perancangan desain
interior. Misalnya, desain interior sebuah kantor harus menciptakan
lingkungan kerja yang produktif dan fungsional.
4. TREN DAN GAYA DESAIN
Tren dan gaya desain yang diikuti oleh desainer dapat membatasi
pilihan desain interior yang dapat dipilih oleh klien.
5. KEBUTUHAN KLIEN
Kebutuhan dan preferensi klien harus dipertimbangkan dalam proses
perancangan desain interior. Desainer harus memahami dan mampu
menterjemahkan kebutuhan klien ke dalam desain interior yang
optimal.

6. ASPEK TEKNIS
Aspek teknis seperti instalasi listrik dan mekanik, sistem ventilasi, dan
perlengkapan sanitasi juga harus dipertimbangkan dalam desain
interior.
7. LINGKUNGAN
Lingkungan sekitar seperti kondisi cuaca, pencahayaan alami, dan
kebisingan dapat mempengaruhi desain interior dan harus
dipertimbangkan dalam proses perancangan.

2.3. INPUT & OUTPUT

Berikut adalah contoh input dan output dalam aplikasi website interior desain:
1. INPUT
 Gambaran ruangan yang akan didesain.
 Kebutuhan dan preferensi klien terkait desain interior.
 Ukuran dan layout ruangan.
 Jenis furnitur dan aksesoris yang diinginkan.
 Budget yang tersedia untuk desain interior.
2. OUTPUT
 Sketsa konsep desain interior yang mencakup penataan furnitur
dan aksesoris dalam ruangan.
 Desain 3D yang mencakup tekstur, warna, pencahayaan, dan
tampilan keseluruhan ruangan.
 Rencana pemilihan furnitur dan aksesoris, serta rekomendasi
penempatan dalam ruangan.
 Anggaran biaya dan jadwal pelaksanaan proyek desain interior.
 List bahan dan furnitur yang dibutuhkan untuk proyek desain
interior.
Dalam aplikasi website interior desain, input dan output tersebut dapat
diperoleh melalui berbagai fitur seperti formulir online, konsultasi virtual
dengan desainer, dan visualisasi 3D dari desain interior.
Dengan adanya aplikasi website interior desain, klien dapat lebih
mudah memperoleh desain interior yang sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi mereka, sambil menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan.

2.4. UJI KELAYAKAN


Uji kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk
menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak
diteruskan atau dihentikan. Dari sistem yang kami buat, kami menguji
kelayakan nya dengan beberapa aspek yang menjadi parameter apakah suatu
proyek layak dijalankan ataukah tidak
Berikut ini beberapa uji kelayakan sistem analisa desain interior:
1. UJI FUNGSIONALITAS
Uji ini mengevaluasi kemampuan sistem dalam menjalankan fungsi-
fungsi dasar dalam analisa desain interior seperti menilai kualitas,
kenyamanan, dan estetika ruangan.
2. UJI KEHANDALAN
Uji ini mengukur kehandalan sistem dalam memberikan hasil yang
konsisten dan akurat setiap kali sistem digunakan untuk analisis desain
interior.
3. UJI EFISIENSI
Uji ini mengukur efisiensi sistem dalam melakukan analisa desain
interior, seperti seberapa cepat sistem memberikan hasil analisa dan
seberapa banyak sumber daya sistem yang digunakan.
4. UJI KEAMANAN
Uji ini mengevaluasi keamanan sistem dalam mengumpulkan dan
menyimpan data yang digunakan untuk analisis desain interior, serta
dalam mengamankan privasi pengguna.
5. UJI KESUAIAN
Uji ini mengukur sejauh mana sistem analisa desain interior dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. Uji ini
meliputi kemampuan sistem dalam menyesuaikan preferensi desain,
gaya, dan warna untuk setiap pengguna.

6. UJI KEPUASAN PENGGUNA


Uji ini mengevaluasi kepuasan pengguna terhadap sistem analisa
desain interior dan memberikan umpan balik yang berguna untuk
pengembangan dan perbaikan sistem di masa depan.
7. UJI KOMPATIBILITAS
Uji ini mengevaluasi kemampuan sistem dalam bekerja dengan
platform dan perangkat lunak lain yang digunakan dalam industri
desain interior, seperti program CAD atau aplikasi desain 3D lainnya.
BAB 3

3.1. METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam sistem analisis desain interior, terdapat beberapa metode pengumpulan
data yang dapat digunakan, antara lain:
1. WAWANCARA
Metode ini melibatkan tanya jawab antara desainer dengan klien atau
pemilik ruangan yang akan didesain. Wawancara dilakukan untuk
memahami kebutuhan, preferensi, dan budget klien, serta informasi
terkait ruangan yang akan didesain seperti ukuran, fungsi, dan gaya
arsitektur.
2. OBSERVASI LANGSUNG
Metode ini dilakukan dengan mengamati langsung ruangan yang akan
didesain. Observasi dilakukan untuk memahami karakteristik ruangan
seperti ukuran, bentuk, pencahayaan, dan tata letak.
3. STUDI LITERATUR
Metode ini melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber
seperti buku, jurnal, dan majalah terkait desain interior. Studi literatur
dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang tren desain interior
terbaru, teori desain interior, dan materi terkait bahan dan furnitur.
4. SURVEY ONLINE
Metode ini dilakukan dengan memanfaatkan platform online seperti
Survey Monkey atau Google Form. Survey dilakukan untuk
mengumpulkan data dari responden terkait preferensi dan pendapat
mereka terhadap desain interior.
5. BRAINSTORMING
Metode ini melibatkan diskusi antara tim desain untuk memperoleh ide
kreatif terkait desain interior yang akan dibuat.
Pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan membantu
desainer untuk memperoleh informasi yang akurat dan komprehensif terkait
kebutuhan klien dan karakteristik ruangan.

3.2. CONTOH KUESIONER


Berikut adalah contoh kuesioner sistem analisis desain interior:
1) Apa tujuan utama Anda dalam melakukan desain interior pada
ruangan ini?
2) Bagaimana karakteristik ruangan yang akan didesain? (Ukuran,
bentuk, pencahayaan, dll.)
3) Apa warna dan gaya yang ingin ditampilkan pada desain interior?
4) Bagaimana tingkat keterlibatan Anda dalam proses desain interior
ini? Apakah Anda ingin terlibat aktif atau hanya memberikan
petunjuk secara umum?
5) Apakah Anda memiliki preferensi atau prioritas khusus dalam
pemilihan furnitur dan aksesoris? (Misalnya bahan tertentu, merek
tertentu, atau gaya tertentu)
6) Apa target biaya yang Anda miliki untuk proyek desain interior
ini?
7) Apakah ada masalah atau kendala khusus yang perlu diperhatikan
dalam desain interior pada ruangan ini? (Misalnya ruangan kecil,
perlu memperhatikan aspek ergonomi, dll.)
8) Apakah Anda memiliki gambaran atau referensi desain interior
yang Anda sukai? (Bisa dalam bentuk foto atau link dari website)
9) Apakah Anda ingin mencoba tampilan alternatif pada desain
interior seperti 3D atau visualisasi lainnya?
10) Apakah Anda ingin melibatkan atau meminta pendapat dari pihak
lain dalam proses desain interior ini? (Misalnya anggota keluarga
atau teman)

Kuesioner di atas dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan desainer


dan klien. Kuesioner dapat diisi secara online atau dalam bentuk kertas untuk
kemudian dibahas dalam pertemuan antara desainer dan klien. Dengan
kuesioner, desainer dapat memperoleh informasi yang komprehensif terkait
kebutuhan, preferensi, dan masalah yang perlu diperhatikan dalam desain
interior pada ruangan yang akan didesain.
BAB 4

4.1. PENGUMPULAN DATA UNTUK PROSES ANALISIS


Secara prinsip ada dua cara mendapatkan data lapangan, yaitu dengan
pengumpulan data primer dan data sekunder. Beberapa yang termasuk dalam
pengumpulan data primer antara lain adalah :
 Survei lapangan dengan meninjau lokasi
 Pengukuran dan survei lapangan dengan mengamati kondisi eksisting
interior, dan
 Proyek renovasi.

Sementara pengumpulan data sekunder adalah mencari referensi standar


besaran ruang maupun definisi/konsep suatu ruang dan mendapatkan dokumen
kebutuhan ruangan dan perlengkapannya dari pemilik.

4.2. DATA PRA-RANCANGAN


Data Pra-Rancangan berisi konsep desain yang menjelaskan desain yang
akan dibuat, dan kemudian disusun di dalam proposal desain dan dilengkapi
juga dengan 3D Perspektif untuk memberikan gambaran hasil desain. Proposal
desain digunakan oleh para perancang mulai dari perancang freelance, biro
desain, atau bisnis desain lainnya. Ini dikirim ke calon klien desain untuk
memberikan rincian tentang desain dan kerja branding.

4.3. DATA RANCANGAN


Pada bagian data rancangan berisi hal-hal yang direncanakan untuk
diperhatikan rancangannya dalam mendesain ruang interior. Bagian-bagian
yang dimaksud adalah:
 Rancangan layout dari furnitur;
 Rancangan floorplan; dan
 Rancangan partition plan.
4.4. ERD
4.5. TABEL VIEW
4.6. DIAGRAM KONTEKS
4.7. DFD LEVEL 0

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah model grafis yang digunakan
untuk menggambarkan aliran informasi dalam sistem atau proses bisnis. DFD
menggunakan notasi-notasi grafis seperti kotak, garis, dan panah untuk
menggambarkan aliran data dari suatu sumber ke suatu tujuan. Diagram Data
Flow biasanya digunakan dalam analisis dan perancangan sistem, sebagai alat
bantu dalam memahami alur kerja sistem secara visual. DFD memudahkan
kita untuk memvisualisasikan bagaimana data bergerak di antara proses,
penyimpanan data, dan entitas dalam sistem atau proses bisnis, sehingga
memudahkan kita untuk mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan
dalam sistem atau proses bisnis tersebut. DFD terdiri dari beberapa elemen,
seperti entitas, proses, data flow, dan data store.
4.8. FLOWCHART

Alur Narasi dari Sistem Booking Antara Client dengan Designer


Konsultasi Awal:
 Pertemuan pertama antara desainer interior dan klien adalah kunci
dalam menentukan visi proyek. Pada tahap ini, klien dan desainer akan
berdiskusi tentang tujuan, anggaran, preferensi gaya, dan kebutuhan
fungsional ruang yang akan didesain.
 Desainer dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memahami
detail proyek dan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang
harapan klien.
Penyusunan Proposal:
 Setelah konsultasi awal, desainer interior akan menyusun proposal
yang mencakup perkiraan biaya, jadwal proyek, dan ruang lingkup
pekerjaan yang diusulkan.
 Proposal ini perlu disetujui oleh klien sebelum melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Booking dan Penandatanganan Kontrak:
 Setelah pelanggan dan penyedia jasa desain interior mencapai
kesepakatan mengenai proposal, mereka akan menandatangani
kontrak. Kontrak ini akan merinci semua rincian proyek, termasuk
jadwal, biaya, pembayaran, dan tanggung jawab masing-masing pihak.
 Pelanggan biasanya akan diminta untuk membayar sejumlah uang
muka atau biaya retainer untuk memulai proyek.
Pengukuran dan Evaluasi Ruang:
 Desainer akan mengunjungi lokasi fisik ruang yang akan didesain.
Mereka akan melakukan pengukuran detail dan mengevaluasi kondisi
eksisting ruang.
 Selama pengukuran, desainer juga dapat mengidentifikasi kendala
teknis atau masalah struktural yang perlu diperhatikan dalam desain.
Rencana Desain Awal:
 Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, desainer interior akan mulai
mengembangkan rencana desain awal. Ini mencakup layout ruang,
pemilihan warna, pencahayaan, pemilihan furnitur, dan detail desain
lainnya.
 Desainer akan menciptakan gambar, mood board, atau renderings
untuk membantu klien memvisualisasikan konsep desain.
Diskusi dan Revisi:
 Rencana desain awal akan disajikan kepada klien untuk mendapatkan
umpan balik. Klien dapat mengusulkan perubahan atau revisi yang
diperlukan.
 Proses ini mungkin melibatkan beberapa iterasi hingga desain akhir
disetujui.
Pembuatan Dokumen Desain:
 Setelah desain interior disetujui, desainer akan menyusun dokumen
teknis yang mencakup spesifikasi detail, rencana konstruksi, dan daftar
material yang dibutuhkan.
 Dokumen ini penting untuk mendapatkan izin konstruksi jika
diperlukan dan sebagai panduan bagi kontraktor pelaksana.
Pemilihan Material dan Furnitur:
 Klien bersama desainer akan melakukan pemilihan material, furnitur,
peralatan, dan aksesori yang sesuai dengan desain yang telah dibuat.
 Proses ini melibatkan pembelian dan pemesanan barang-barang yang
diperlukan.
Pelaksanaan Konstruksi:
 Jika diperlukan, kontraktor pelaksana akan mulai melaksanakan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan rencana desain yang telah
disetujui.
 Selama tahap ini, desainer akan memantau kemajuan proyek untuk
memastikan implementasi desain sesuai dengan visi awal.
Pengawasan Proyek:
 Desainer interior dapat melakukan kunjungan rutin ke lokasi proyek
untuk memastikan kualitas pekerjaan dan pemenuhan spesifikasi
desain.
 Mereka juga akan berkomunikasi secara teratur dengan klien untuk
memberi update tentang kemajuan proyek.
Penyelesaian dan Penyerahan:
 Setelah semua pekerjaan selesai, desainer akan melakukan inspeksi
final dan memastikan bahwa semua detail telah terselesaikan dengan
baik.
 Ruang interior akan diserahkan kepada klien dengan semua furnitur
dan aksesori yang telah dipasang.
Pembayaran Terakhir:
 Setelah penyelesaian proyek, pelanggan akan diminta untuk membayar
sisa biaya sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani. Biasanya,
ini dilakukan setelah pelanggan puas dengan hasil akhir.
Evaluasi Akhir:
 Setelah proyek selesai, desainer dan klien akan melakukan evaluasi
akhir untuk memastikan kepuasan klien dan mempertimbangkan
pelajaran yang dapat dipelajari untuk proyek di masa depan.
4.9. KAMUS DATA
Kamus data adalah kumpulan informasi dan definisi mengenai istilah,
konsep, objek, atau elemen tertentu yang digunakan dalam suatu domain atau
bidang tertentu. Kamus data biasanya digunakan dalam konteks
pengembangan sistem informasi atau teknologi, di mana data yang terkait
dengan sistem tersebut perlu diorganisir dan didefinisikan dengan jelas.

Kamus data seringkali digunakan sebagai referensi dan panduan bagi


para pengembang sistem informasi atau teknologi dalam mengembangkan dan
membangun aplikasi atau sistem. Kamus data biasanya mencakup definisi
data, tipe data, format data, batasan data, hubungan antar data, dan aturan
validasi data. Kamus data yang baik dapat memastikan keseragaman dan
konsistensi data dalam suatu sistem, sehingga memudahkan pengolahan dan
analisis data.

Dalam proses analisis dan desain interior, terdapat beberapa istilah atau kata
kunci yang sering digunakan. Berikut adalah beberapa kamus data yang dapat
membantu memahami istilah-istilah tersebut:
 Sketsa: gambar kasar yang digunakan untuk menggambarkan ide-ide
awal desain.
 Denah: gambar yang menunjukkan tata letak ruangan secara
keseluruhan.
 Layout: tata letak ruangan atau desain yang ditampilkan dalam skala
yang lebih besar.
 Moodboard: kumpulan gambar atau bahan yang digunakan untuk
menunjukkan ide atau tema desain.
 Konsep: ide atau tema umum yang mengarahkan desain.
 Rendering: gambaran digital atau visualisasi 3D dari desain interior.
 Bahan: material yang digunakan untuk menyelesaikan desain interior,
seperti kayu, kaca, atau logam.
 Warna: skala warna yang digunakan dalam desain interior, seperti
warna netral atau warna-warna terang.
 Furniture: perabot dan perlengkapan yang digunakan untuk
melengkapi desain interior.
 Pencahayaan: pengaturan cahaya di dalam ruangan untuk menciptakan
suasana dan efek yang diinginkan.
 Akustik: pengaturan bunyi dan suara dalam ruangan, terutama jika
ruangan tersebut digunakan untuk tujuan tertentu seperti ruang konser
atau studio rekaman.
 Budget: anggaran yang tersedia untuk melaksanakan desain interior.
 Timeline: jadwal waktu yang digunakan untuk menyelesaikan desain
interior.
 Kontraktor: pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
proyek desain interior.
 Klien: orang atau organisasi yang meminta jasa desain interior.

4.10. SPESIFIKASI PROSES


Berikut adalah spesifikasi proses sistem analisis perancangan desain interior:
1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGGUNA
Proses awal dalam sistem analisis perancangan desain interior adalah
mengidentifikasi kebutuhan pengguna atau pemangku kepentingan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang akan dibangun
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna atau pemangku
kepentingan.
2. ANALISIS SISTEM YANG ADA
Setelah kebutuhan pengguna atau pemangku kepentingan
teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap
sistem yang sudah ada. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi
kekurangan atau kelemahan dalam sistem yang ada dan menentukan
solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
3. PERANCANGAN SISTEM BARU
Setelah melakukan analisis terhadap sistem yang ada, tahap
selanjutnya adalah merancang sistem baru atau melakukan perbaikan
pada sistem yang sudah ada. Perancangan sistem baru atau perbaikan
sistem yang ada harus mengikuti standar atau best practice yang telah
ditetapkan.

4. IMPLEMENTASI SISTEM BARU


Setelah merancang sistem baru atau melakukan perbaikan pada sistem
yang sudah ada, tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan sistem
baru atau perbaikan sistem yang ada. Proses ini meliputi instalasi
perangkat keras dan perangkat lunak, konfigurasi, dan uji coba.
5. PELATIHAN PENGGUNA
Setelah sistem baru atau sistem yang telah diperbaiki
diimplementasikan, tahap selanjutnya adalah memberikan pelatihan
kepada pengguna. Pelatihan ini dilakukan agar pengguna dapat
mengoperasikan sistem dengan benar dan efektif.
6. PEMELIHARAAN SISTEM
Setelah sistem berjalan, tahap terakhir adalah pemeliharaan sistem.
Proses pemeliharaan ini meliputi perbaikan jika terdapat masalah
dalam sistem, pembaruan sistem, dan peningkatan performa sistem.

Dalam sistem analisis perancangan desain interior, spesifikasi proses


tersebut harus diterapkan dengan baik dan tepat. Dengan menerapkan
spesifikasi proses yang baik, maka sistem yang dihasilkan dapat berjalan
dengan baik, memenuhi kebutuhan pengguna atau pemangku kepentingan, dan
dapat dikembangkan untuk masa depan yang lebih baik.
BAB 5

5.1. RANCANGAN TAMPILAN DESAIN

Berikut adalah rancangan tampilan desain website sistem analisis.


1. LOGIN PAGE
2. REGISTER PAGE

3. LANDING PAGE
4. DASHBOARD
BAB 6
Sistem analisis merupakan suatu metode penting yang digunakan
dalam penerapan design interior. Dengan menggunakan sistem analisis,
desainer interior dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang tepat dalam merancang sebuah ruang interior.
Ada beberapa jenis sistem analisis yang dapat digunakan dalam
penerapan design interior, seperti analisis lingkungan, analisis kebutuhan
pengguna, analisis gaya hidup, dan analisis ergonomi. Setiap jenis sistem
analisis memiliki tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya bertujuan untuk
memastikan bahwa desain interior yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pengguna, serta mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kenyamanan dan fungsionalitas ruang.
Dalam menggunakan sistem analisis, desainer interior perlu
memperhatikan beberapa faktor, seperti mengumpulkan data yang akurat dan
memadai, menginterpretasi data dengan benar, serta mengintegrasikan hasil
analisis ke dalam desain interior yang dibuat. Dengan demikian, sistem
analisis dapat menjadi alat yang sangat berguna bagi desainer interior dalam
menciptakan ruang interior yang fungsional, estetis, dan memenuhi kebutuhan
pengguna.
Dapat disimpulkan juga bahwa website desain interior merupakan
sebuah platform yang menyediakan informasi dan inspirasi terkait desain
interior untuk berbagai jenis ruangan, mulai dari kamar tidur, ruang tamu,
dapur, hingga kantor atau gedung perkantoran. Melalui website ini, pengguna
dapat menemukan berbagai ide desain, tips, dan panduan untuk membantu
mereka merancang ruangan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
mereka.
Selain itu, website desain interior juga dapat membantu pengguna
dalam memilih perabotan, aksesori, dan dekorasi yang sesuai dengan gaya dan
tema desain yang diinginkan. Beberapa website desain interior bahkan
menyediakan layanan konsultasi desain yang dapat membantu pengguna
dalam merancang ruangan secara profesional.
Dalam kesimpulannya, sistem analisis merupakan langkah penting
dalam penerapan desain interior yang sukses. Oleh karena itu, desainer interior
perlu memahami konsep dan metode sistem analisis, serta mengaplikasikan
dalam praktik desain mereka untuk mencapai hasil yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai