Anda di halaman 1dari 2

AGENDA 1

WAWASAN KEBANGSAAN
ASN yang professional bebas intervensi politik, bersih dari KKN, mampu melayani dan menjadi
perekat masyarakat sesuai UUD 1945 diperlukan guna mencapai tujuan nasional. Setiap ASN harus
mengutamakan kepentingan negara seperti yang dicontohkan para pendiri bangsa ( founding
fathers ).
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sejarah pergerakan kebangsaan perlu secara lengkap diketahui oleh setiap
CPNS sehingga dapat menjadi landasan dalam memahami wawasan kebangsaan secara komprehensif.
Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan
Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959.
Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi terbentuknya organisasi
Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia
(STOVIA).
Oktober 1908, kongres pertama Boedi Oetomo di Gedung Sekolah Pendidikan Guru
( Kweekschool) Yogyakarta dipimpin oleh Wahidin Soedirohoesodo. Anggota Boedi Oetomo
berkembang dengan pesat. Pada September 1909, anggota Boedi Oetomo mencapai + 10.000 orang.
Kongres terakhir Boedi Oetomo tercatat pada bulan Agustus 1912 yang kemudian memilih Pangeran
Ario Noto Dirodjo sebagai ketua.
Pada 1908, beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda mendirikan sebuah organisasi
perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama Indische Vereeniging (IV) dengan tujuan memajukan
kepentingan bersama orang Hindia di Belanda dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur Belanda.
Di awal tahun 1925 Indonesische Vereeniging mengubah namanya, menggunakan terjemahan Melayu,
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan
nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi
pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia (PI)
diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda.
Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres
Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesische Clubgenbouw. Kongres
Pemuda II sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei
1926 di Vrijmetselaarsloge. M.Yamin menyampaikan sebuah resolusi berupa 3 (tiga) klausul yang
menjadi dasar dari Sumpah Pemuda.
Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha- usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)yang kemudian tugasnya dilanjutkan oleh PPKI yang
terbentuk pada 7 Agustus 1945. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan menyerah
Jepang kepada Tentara Sekutu. Indonesia sendiri resmi merdeka pada 17 Agustus 1945, dengan
dibacakannya teks proklamasi pukul 10.00 di muka rakyat dinJl. Pegangsaan Timur 56.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan dan kehormatan
Negara.
1. Bendera: Sang merah putih (Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2009)
2. Bahasa: Bahasa Indonesia (Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
24 tahun 2009)
3. Lambang Negara: Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 46 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009)
4. Lagu Kebangsaan: Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman (Pasal 58 Ayat (1)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009)

Anda mungkin juga menyukai