NASKAH MATERI
YANG DISAMPAIKAN PADA PESERTA PENYULUHAN
9
Narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) adalah bahan/zat yang dapat memengaruhi
kondisi kejiwaan/psikologi (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang, serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Narkoba terbagi terhadap 4 kelompok yaitu kelompok
Cannabis, Amphetamine Type Stimulants (ATS), Opiad dan Tranquilizer.
Cannabis = marijuana/ganja dan hasish (getah ganja)
ATS = amphetamin, ekstasi, katinon dan shabu (methamphetamin)
Opiad = heroin (putau), morfin, opium, pethidin, codein, subutek/subuxon dan methadone
Tranquilizer = luminal, nipam, pil koplo, mogadon, valium, camlet, dumolid, kokain dan
ketamin
Menurut BNN, jenis narkotika yang paling sering dikonsumsi di Indonesia adalah marijuana,
shabu, ekstasi dan heroin.
1. Ganja
THC bekerja pada reseptor sel otak tertentu yang biasanya akan bereaksi terhadap zat alami yang
mirip dengan THC di dalam otak. Zat-zat tersebut memiliki peran dalam perkembangan dan
fungsi otak. Ganja akan memaksakan fungsi bagian otak yang mengandung jumlah tertinggi
pada reseptor tersebut. Hal ini akan menyebabkan pengguna merasakan “high” dan mengalami
beberapa efek lainnya, seperti:
Perubahan kesadaran terhadap waktu
Perubahan suasana hati
Gerakan tubuh terganggu
Kesulitan berpikir dan memecahkan masalah
Gangguan terhadap daya ingat
Efek ganja jangka panjang
Ketika seorang menggunakan ganja, maka ia akan merasakan penurunan daya pikir, memori, dan
fungsi belajar serta memengaruhi kinerja otak. Efek ganja pada masalah tersebut akan betahan
lama atau bahkan permanen.
Selain itu, jika digunakan dalam jangka panjang dan dosis yang tinggi, ganja juga dapat
menyebabkan efek fisik dan mental seperti:
Gangguan pernapasan. Asap ganja dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang memicu batuk
berdahak, sakit paru-paru hingga infeksi paru-paru.
Meningkatkan denyut jantung. Marijuana dapat meningkatkan denyut jantung setelah 3 jam
merokok. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung.
Gangguan pada bayi. Penggunaan ganja semasa kehamilan dapat memengaruhi otak dan perilaku
pada bayi.
Halusinasi, paranoia dan berpikir secara tidak teratur.
Pemakaian marijuana yang berkepanjangan dapat memengaruhi mental seseorang.
2. Shabu
Shabu dapat dikonsumsi dengan cara dimakan, dimasukan ke dalam rokok, dihisap dan
dilarutkan dengan air atau alkohol, lalu disuntikan ke tubuh. Merokok atau menyuntikan shabu
dapat memberikan efek yang sangat cepat pada otak dan akan menghasilkan euforia yang intens.
Karena euforia tersebut dapat memudar dengan cepat, maka pengguna sering memakainya
berulang kali.
Insomnia
Hilangnya nafsu makan
Euphoria dan sikap terburu-buru
Denyut jantung cepat dan tak teratur
Hipertermia
Efek shabu jangka panjang
Penyalahgunaan shabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan banyak efek negatif seperti
kecanduan kronis yang disertai dengan perubahan fungsional dan molekul di dalam otak.
Toleransi efek kegembiraan pada shabu akan muncul ketika digunakan berulang kali. Para
pengguna akan selalu mengambil dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang
diinginkan, sehingga hidup mereka akan terikat/ketergantungan dengan obat tersebut. Ketika
tidak mengonsumsi shabu, mereka akan mendapatkan gejala depresi, cemas, lelah, dan keinginan
kuat untuk mengonsumsi obat.
Selain itu, penggunaan shabu telah terbukti memiliki dampak negatif terhadap sel-sel otak non-
saraf yang disebut mikroglia. Sel-sel ini mendukung kesehatan otak dengan melindungi otak dari
agen-agen infeksi dan menghapus neuron yang rusak. Jika terdapat kerusakan pada sel tersebut
maka hal ini dapat meningkatkan seseorang terkena stroke yang dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada otak. Sebuah studi terbaru bahkan menunjukkan kejadian yang lebih tinggi dari
gangguan Parkinson antara mantan pengguna shabu.
Berikut ini adalah efek shabu jangka panjang terhadap fisik dan mental:
Kecanduan
Efek psikologi seperti paranoia, halusinasi, dan aktivitas motorik berulang
Perubahan struktur dan fungsi otak
Menurunnya kemampuan berpikir dan kemampuan motorik
Melemahnya konsentrasi
Hilang ingatan
Perilaku agresif atau kekerasan
Gangguan suasana hati
Masalah gigi yang parah
Menurunnya berat badan
3. Ekstasi
Berikut adalah efek ekstasi jangka panjang terhadap psikologi dan fisik:
Meningkatkan kecanduan
Serangan panik
Insomnia
Linglung
Tidak mampu membedakan realita dan fantasi
Delusi paranoid
Depresi
4. Heroin
Ada juga black tar heroin yang bentuknya lengket dan keras, biasanya diproduksi di Meksiko
dan dijual di Amerika di bagian barat sungai Mississippi 3. Warna gelap berasal dari hasil
campuran antara heroin dan tar hitam sisa dari metode pengolahan minyak mentah. Menurut
hasil survey BNN, Heroin merupakan jenis narkotika peringkat ke-4 yang paling banyak
dikonsumsi, dengan jumlah pengguna sebanyak 33.358 orang rumah tangga, 32.782 orang
pekerja dan 29.838 orang pelajar.
Heroin biasanya digunakan dengan dihisap, dimasukkan ke dalam rokok atau dicairkan dengan
memanaskannya di atas sendok lalu disuntikkan ke pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Penurunan kesehatan gigi, ditandai dengan gigi yang rusak dan gusi bengkak
Rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya menurun
Tubuh menjadi lemah, lesu, dan tidak bertenaga
Nafsu makan yang buruk dan kekurangan gizi
Insomnia
Penurunan fungsi seksual
Kerusakan hati atau ginjal secara permanen
Infeksi katup jantung
Keguguran
Kecanduan yang menyebabkan kematian
Muslim
Sumber : https://hellosehat.com/obat-suplemen/narkoba-terpopuler-di-indonesia-apa-efeknya-pada-tubuh/