Anda di halaman 1dari 2

Pangilan karya/profesi menurut gereja

A. Presepsi Kita
Gereja Katolik melalui Ajaran Sosialnya menaruh perhatian yang serius pada nilai kerja
manusia. Manusia diciptakan menurut gambar Allah dan diberi mandat untuk mengelola
bumi. Dengan ini, manusia hendaknya menyadari, ketika ia melakukan pekerjaan, ia
berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan.
Dengan tenaganya, manusia memberikan sumbangan merealisasikan rencana Tuhan di
bumi.

Tujuan kerja
1. Mencari nafkah. Kebanyakan orang bekeria untuk mencari nafkah, mengembangkan kehidupan
jasmaninya dan mempertahankannya.
2. Memajukan teknik dan kebudayaan. Nilai yang mau dicapai in lebih bersifat rohaniah. Dengan
bekerja orang dapat memajukan salah satu cabang teknologi atau kebudayaan, dari yang paling
sederhana sampai kepada yang paling tinggi.
3. Menyempurnakan diri sendiri. Dengan bekerja manusia lebih menyempurnakan dirinya sendiri. Ia
menemukan harga dirinya. Atau lebih tepat: ia mengembangkan kepribadiannya. Dengan kerja,
manusia lebih memanusiakan dirinya.

Arti dan makna kerja


Kerja atau bekerja adalah ciri hakiki hidup manusia. Dengan bekerja hidup manusia memperoleh arti.
Dengan bekerja, seseorang merasa dirinya berharga di tengah keluarga dan masyarakat. Demi
hormat terhadap martabat manusia tidak seorang pun boleh dihalangi bekerja. Demi harga diri
setiap orang harus bekerja menanggung hidupnya sendiri dengan nafkah yang ia peroleh dan
mendukung hidup bersama. Namun pekerjaan juga mempunyai makna religius. Allah sendiri
dilukiskan sebagai Pencipta yang bekerja dari hari pertama sampai hari yang keenam dan pada hari
yang ketujuh beristirahat dari pekerjaan yang dikerjakan-Nya. (Kej 1:1-2:3).

Hubungan kerja dan doa


• Ora et labora! Berdoa dan bekerjalah! Doa mempunyai peranan penting dalam pekeriaan kita.
Dapat disebut antara lain:
• Doa dapat menjadi daya dorong bagi kita untuk bekerja lebih tekun, lebih tabah dan tawakal.
• Doa dapat memurnikan pola kerja, motivasi dan orientasi kerja kita, apabila sudah tidak terlalu
murni lagi. Doa sering merupakan saat-saat refleksi diri dan kerja yang sangat efektif.
• Doa dapat menjadikan kerja manusia mempunyai aspek religius dan adikodrati.
Doa dan kerja memiliki keterkaitan yang sangat erat. Semakin kita bekeria maka seharusnya semakin
kita berdoa. Karena:
• Ketika kerja semakin banyak, dapat membuat orang semakin tenggelam dan terikat pada kerja.
Maka doa sebagai refleksi atas kerja harus ditingkatkan supaya kerja tetap murni dalam segala aspek.
• Kalau kerja semakin banyak, tentu semakin dibutuhkan kekuatan dan dorongan. Doa dapat menjadi
kekuatan bagi orang beriman. Doa dan kerja seharusnya merupakan ungkapan dan perwujudan iman
seseorang.

Hubungan kerja dan istirahat


1. Kerja dan istirahat merupakan dua hal yang saling melengkapi. Karena memerlukan
istirahat, manusia seharusnya bekerja menurut irama alam peredaran hari dan
pergantian musim menetapkan irama kerja dan istirahat. Namun di dunia industri
irama semacam itu hancur: orang bekerja dalam irama mesin dan di bawah perintah
orang lain. Tidak jarang orang kehilangan hanya untuk beristirahat demi target
produksi. Dengan demikian kerja bukan merupakan bagian hidup manusia lagi,
tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan di luar manusia.
2. Kitab Suci Kejadian menceritakan bahwa Allah sendiri juga bekerja.
Sebagai Pencipta, Ia bekerja enam hari lamanya dan beristirahat pada hari yang
ketujuh (Kej 1:1-2:3).

Anda mungkin juga menyukai