Anda di halaman 1dari 3

Ancaman Terhadap Integrasi Nasional Dalam Politik

XI MIPA 3
GP: Ria Agmaliza S.Pd
Nama Anggota:
1. Hotdita Deyoni
2. Mentha Ramadhani
3. Adrian Richardo
4. Taufik Ibrahim
5. Jhon Sweden
6. Raehan Firmansyah

 Ancaman Integrasi Nasional


Indonesia dikenal sebagai negara multikultural yang di dalamnya terdiri dari berbagai
jenis suku, bangsa, maupun agama. Kemajemukan yang ada di Indonesia secara jelas tertulis
dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika ( berbeda-beda tetapi tetap satu jua). Akan tetapi,
keberagaman ini dapat menjadi malapetaka apabila tidak dijaga kesatuan dan persatuannya.

Seiring perkembangan waktu muncul istilah integrasi nasional sebagai salah satu
bentuk menjaga kemajemukan di tanah air. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
integrasi adalah pembauran atau penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
Sedangkan nasional dapt diartikan sebagai hal yang bersifat kebangsaan. Oleh karena itu,
integrasi nasional dapat diartikan sebagai suatu proses penyatuan aspek-aspek sosial budaya
untuk mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan
bersama sebagai suatu bangsa.

Mewujudkan integrasi nasional bukan seolah membalikkan telapak tangan, terdapat


berbagai ancaman yang akan dihadapi oleh suatu bangsa. Adapun ancaman-ancaman
terhadap integrasi nasional, yakni : ancaman dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial dan
budaya, dan pertahanan dan keamanan.

Di sini, kelompok kami akan menjelaskan ancaman integrasi nasional dalam politik.

1. KKN atau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Kolusi adalah suatu kerja sama yang memang sengaja dijalankan oleh dua belah pihak
secara diam-diam atau dalam bahasa lain adalah bersekongkol. Nepotisme adalah sikap yang
terkadang menguntungkan diri sendiri. Korupsi adalah mengambil uang yang bukan haknya
atau memanipulasi uang. KKN banyak terjadi di negara Indonesia dan sedang marak. KKN
berhubungan dengan politik, sebab orang yang sering KKN adalah pemerintah.

2. Penggulingan kekuasaan atau kudeta

Kudeta disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketidakadilan bagi seluruh rakyat,
rakyat semakin ditekan dan tidak boleh menyalurkan aspirasi. Kudeta pernah terjadi saat
masa Soeharto, sehingga terjadi kerusuhan pada mei 1998. Kudeta ini dapat menyebabkan
dampak yang cukup besar. Krisis ekonomi, rusaknya citra bangsa Indonesia di hadapan
negara lain dan stabilitas politik hancur.

3. Bentrok antar partai politik

Partai politik menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin menjadi penyalur dan
penampung aspirasi. Partai politik memang menerima kader-kader agar partainya semakin
besar dan terkenal. Akan tetapi, banyak bentrok antar partai politik. Terkadang sesama partai
politik juga saling menjatuhkan. Apalagi ketika akan pemilu, maka akan saling mencari muka
di hadapan publik.

4. Menyogokan saat menjelang politik


Tidak heran jika pemilu di Indonesia tanpa dilandasi asas luberjurdil. Karena sebelum
pemilu, banyak partai yang memberikan sumbangan kepada masyarakat. Awalnya mereka
menjanjikan kebijakan yang mendukung rakyat dan memberi sedikit rezeki agar berkah.
Namun, dibalik itu semua, mereka berharap supaya dilancarkan dalam pemilu dan mereka
terpilih dan memenangkan pemilu.

5. Diskriminasi SARA (suku, agama, ras dan antar golongan)

Sering membedakan orang lain dari berbagai segi disebut dengan diskriminasi.
Seseorang yang melakukan diskriminasi terkadang memiliki rasa empati yang sedikit dan
sedikit rasa kemanusiaan. Diskriminasi sering terjadi di kehidupan sehari-hari, hal ini
dilakukan karena tidak memiliki mindset yang bagus dan terdoktrin oleh pemikiran yang
kotor.

6. Rasa kurang toleransi

Toleransi sangat penting bagi kehidupan. Karena adanya perbedaan, membuat kita harus
saling menghargai dan menghormati orang lain. Apabila kita tidak memiliki rasa toleransi,
maka banyak sekali konflik di sekitar kita. Perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang
untuk saling membantu dan menolong. Jika kita tidak toleran sama orang, maka orang akan
acuh kepada kita dan mengatakan jika kita sombong.

7. Provokasi

Sikap yang sering mencampuri urusan orang lain dan suka mengadu domba ke arah
negatif disebut dengan provokasi. Tujuan provokasi adalah agar menjadi terbelah dan
konflik.

 KESIMPULAN
Persatuan di Indonesia harus terus dipertahankan, sehingga kemungkinan kecil
terjadi ancaman-ancaman yang terjadi dalam integrasi nasional, dan tercipta
masyrakat yang saling membangun satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai