Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 978-602-61393-0-6

UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-ISSN : 2549-7952

DESAIN FREKUENSI KONTROL PADA HIBRID


WIND-DIESEL DENGAN PID- PARTICLE SWARM
OPTIMIZATION

Hidayatul Nurohmah1 , Choiruddin2


1,2
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Darul Ulum Jombang
E-mail: nurohmah@ft-undar.ac.id, bangudinchoiruddin@gmail.com

Abstrak - Sistem pembangkit listrik hibrid not optimal setting of the gain and the small
adalah jaringan terkontrol dari beberapa time constant of the Automatic Voltage
pembangkit tenaga energi terbaharukan Regulator, too many transmission lines are
seperti; turbin angin, sel surya, mikrohidro long so the ability is weak (weak line). In
dan sebagainya. Fluktuasi frekuensi pada application of wind-diesel system is
pembangkit terbarukan sangat mempengaruhi controlled with a PID controller, tuning of
kualitas daya dalam hal ini turbin angin yang PID gain values are still in the conventional
dihibrid dengan diesel. Permasalahan method, making it difficult to obtain the
tersebut disebabkan, seperti tidak optimalnya optimal value. In this study applied to design
setting gain dan kecilnya waktu konstan pada control by using Smart method in finding the
Automatic Voltage Regulator, terlalu banyak optimum value proportional integral
jaringan transmisi yang panjang sehingga derivative (PID) to set the frequency of the
kemampuan lemah (weak line). Dalam load with Matlab / Simulink. Modeling wind-
penerapannya sistem wind-diesel dikontrol diesel using a transfer function diagram of
dengan kontroler PID, penyetelan nilai gain the wind turbine and diesel. Response system
dari PID masih dalam metode konvensional with Matlab / Simulink by comparing the
saja, sehingga sulit untuk mendapatkan nilai uncontrolled system and method PID-Trial
optimal. Dalam penelitian ini diterapkan Error, indicating that a large overshoot and
desain kontrol dengan menggunakan Metode steady state response (Settling Time) on the
Cerdas dalam mencari nilai optimum controlled system PID-PSO become smoother
Proporsional Intergral Derivatif (PID) untuk and faster.
mengatur frekuensi beban dengan program
Matlab/ Simulink. Pemodelan wind-diesel Keywords: Wind-Diesel, PID, PSO
menggunakan fungsi transfer dari diagram
turbin angin dan diesel. Respon sistem 1. PENDAHULUAN
dengan Matlab/ Simulink dengan
membandingkan dengan sistem tak terkontrol Pemanfaatan sumber energi baru
dan dengan metode PID-Trial Error, terbarukan sebagai sumber energi listrik,
menunjukkan bahwa besar overshoot dan sudah semakin banyak digunakan. Tenaga
respon keadaan mantap (Settling Time) pada angin sudah banyak digunakan sebagai
sistem terkontrol PID-PSO menjadi lebih sumber penggerak generator untuk
halus dan lebih cepat. menghasilkan energi listrik. Namun,
pemanfaatan energi angin sangat bergantung
Kata Kunci : Wind-Diesel, PID, PSO pada kondisi angin di suatu daerah, sehingga
untuk mengoptimalkan kinerja pembangkit
Abstract - hybrid power generation system is listrik ini dibutuhkan pembangkit lain agar
a network controlled from several renewable lebih optimal, dengan menggunakan diesel.
energy power generation such as; wind Hibrid Wind-Diesel akan mampu melayani
turbines, solar cells, micro-hydro and so on. konsumen dengan optimal, karena kinerjanya
Frequency fluctuations in renewable yang lebih optimal dibanding dengan Wind
generation greatly affect the quality of power Stand Alone. Sistem hibrid adalah suatu
in this case dihybrid wind turbines with jaringan yang terkontrol dari beberapa
diesel. These problems are caused, such as sumber energi terbarukan seperti turbin

143
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 978-602-61393-0-6
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-ISSN : 2549-7952

angin, photovoltaic, mikrohidro, dan pegunungan atau kepulauan dimana tingkat


sebagainya. Akan tetapi dalam prakteknya kecepatan angin cukup signifikan untuk
karena adanya perbedaan pengaturan menggerakkan generator dalam memproduksi
fluktuasi frekwensi maka hal ini akan listrik tetapi untuk penyediaan energi pada
berpengaruh terhadap kualitas suplai tenaga sistem jaringan terkoneksi tidak ekonomis
yang ada pada sistem hibrid. [8]. Diharapkan hasil pembangkitan energi
Pada penelitian sebelumnya studi listrik dari sistem hibrid Turbin Angin-Diesel
kestabilan operasi sistem hibrid membahas dapat menyediakan pelayanan yang baik bagi
teknik pengaturan frekwensi serta pelayanan beban ke konsumen, namun semua
mendiskusikan teknik gabungan sistem fuel itu tergantung pada tipe dan karakteristik
cell dan elektrolisa hibrid untuk kontrol pembangkitan.
meningkatkan kemampuan sistem mikrogrid PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga
dalam peningkatan kualitas daya dari Hibrid adalah membangkitkan listrik
permasalahan fluktuasi frekwensi. digunakan lebih dari 1 macam pembangkit.
Pengaturan yang diajukan dan sistem Tetapi yang agak berbeda adalah kombinasi
pemantauan (monitoring) yang dilakkan ini menggabungkan sumber energi yang
adalah untuk menjaga kualitas daya, juga dapat diperbaharui (renewable) dengan yang
untuk menjaga kestabilan fluktuasi frekwensi tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Pada
yang disebabkan adanya daya random pada PLTH, renewable energy yang digunakan
pembangkitan serta pada sisi beban juga dapat berasal dari energi matahari, angin, dan
untuk menjaga kestabilan fluktuasi aliran lain-lain yang dikombinasikan dengan
daya pada tieline aliran daya yang Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu
diakibatkan fluktuasi frekwensi dari pembangkit yang lebih efisien, efektif dan
interkoneksi sistem hibrid. handal untuk dapat mensuplai kebutuhan
Beberapa penelitian sebelumnya energi listrik baik sebagai penerangan rumah
telah membahas pengaturan frekuensi pada atau kebutuhan peralatan listrik yang lain
Wind-Diesel, diantaranya seperti TV, pompa air, strika listrik serta
[1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11] Dari beberapa kebutuhan industri kecil di daerah tersebut.
permasalahan pengaturan frekwensi yang Dengan adanya kombinasi dari sumber-
menyebabkan fluktuasi aliran daya pada sumber energi tersebut, diharapkan dapat
berbagai jenis pembangkitan sistem hibrid menyediakan catu daya listrik yang kontinyu
yang terkoneksi, maka peneliti mengambil dengan efisiensi yang paling optimal.
tema Pengaturan Frekwensi Pada Sistem
Daya Hibrid dengan Metode Cerdas Particle 3. PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
Swarm Optimization (PSO). (PSO)

2. TINJAUAN PUSTAKA Particle swarm optimization,


disingkat sebagai PSO, didasarkan pada
2.1. Sistem Hibrid perilaku sebuah kawanan serangga, seperti
Pembangkit listrik tenaga angin semut, rayap, lebah atau burung. Algoritma
adalah suatu pembangkit listrik yang PSO meniru perilaku sosial organisme ini.
menggunakan angin sebagai sumber energi Perilaku sosial terdiri dari tindakan individu
untuk menghasilkan energi listrik. dan pengaruh dari individu-individu lain
Pembangkit ini dapat mengkonversikan dalam suatu kelompok. Kata partikel
energi angin menjadi energi listrik dengan menunjukkan, misalnya, seekor burung
menggunakan turbin angin atau kincir angin. dalam kawanan burung. Setiap individu atau
Sistem pembangkitan listrik menggunakan partikel berperilaku secara terdistribusi
angin sebagai sumber energi merupakan dengan cara menggunakan kecerdasannya
sistem alternatif yang sangat berkembang (intelligence) sendiri dan juga dipengaruhi
pesat, mengingat angin merupakan salah satu perilaku kelompok kolektifnya. Dengan
energi yang tidak terbatas di alam. Hibrid demikian, jika satu partikel atau seekor
diesel-turbin angin stand alone mungkin burung menemukan jalan yang tepat atau
secara ekonomis dapat diterapkan dalam pendek menuju ke sumber makanan, sisa
beberapa kasus penyediaan energi listrik pada kelompok yang lain juga akan dapat segera
daerah terpencil misalnya wilayah

144
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 978-602-61393-0-6
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-ISSN : 2549-7952

mengikuti jalan tersebut meskipun lokasi 3.1. Implementasi Particle Swarm


mereka jauh di kelompok tersebut. Optimization Untuk Tuning Pi
Setiap partikel bergerak dalam
ruang/space tertentu dan mengingat posisi Berikut ini adalah step-step dalam
terbaik yang pernah dilalui atau ditemukan Particle Swarm Optimization (PSO) untuk
terhadap sumber makanan atau nilai fungsi tuning PID:
objektif. Setiap partikel menyampaikan 1. Menentukan parameter awal dari PSO
informasi atau posisi bagusnya kepada seperti c = 0.2 dan w = 0.05
partikel yang lain dan menyesuaikan posisi 2. Menentukan nilai Kp dan Ki dengan
dan kecepatan masing-masing berdasarkan menggunakan metode Ziegler Nichols
informasi yang diterima mengenai posisi 3. Menentukan banyaknya swarm (n = 5)
yang bagus tersebut. Sebagai contoh, 4. Menentukan posisi awal dari tiap swarm
misalnya perilaku burung-burung dalam (sumbu x = Kp, sumbu y = Ki)
dalam kawanan burung. Meskipun setiap 5. Mencoba nilai posisi (Kp dan Ki) tiap-
burung mempunyai keterbatasan dalam hal tiap swarm yang telah dipilih dan lihat
kecerdasan, biasanya ia akan mengikuti responnya
kebiasaan (rule) seperti berikut : 6. Ambil hasil nilai Overshoot, Rise Time,
 Seekor burung tidak berada terlalu dekat dan Settling Time dari masing-masing
dengan burung yang lain swarm yang telah dipilih
 Burung tersebut akan mengarahkan 7. Tentukan objective function dari tiap-
terbangnya kearah rata-rata keseluruhan tiap swarm, di mana nilai yang paling
burung kecil merupakan swarm yang paling
 Akan memposisikan diri dengan rata-rata optimal. Di mana Pbest adalah nilai
posisi burung yang lain dengan menjaga paling optimal di swarm itu sendiri. Dan
sehingga jarak antar burung dalam Gbest adalah nilai paling optimal dari
kawanan itu tidak terlalu jauh. keseluruhan swarm.
Dengan demikian perilaku kawanan 8. Cek apakah solusi yang sekarang sudah
burung akan didasarkan pada kombinasi dari konvergen. Jika posisi Overshoot, Rise
3 faktor simpel berikut, Kohesi - terbang Time, dan Settling Time semakin kecil,
bersama, separasi - jangan terlalu dekat, dan maka hal tersebut hamper konvergen.
penyesuaian (alignment) mengikuti arah Jika belum maka diulang dengan
bersama. Jadi PSO dikembangkan dengan memperbarui iterasi i = i + 1, dengan
berdasarkan pada model berikut: cara menghitung nilai baru dari Pbest
 Ketika seekor burung mendekati target dan Gbest.
atau makanan (atau bisa mnimum atau
maximum suatu fungsi tujuan) secara 3.2. Penalaan PID dengan PSO
cepat mengirim informasi kepada
burung-burung yang lain dalam kawan Gambar 4 menunjukkan diagram alir
anter tentu. algoritma metode PSO yang digunakan pada
 Burung yang lain akan mengikuti arah penelitian ini untuk menala parameter PID.
menuju ke makanan tetapi tidak secara Fungsi objektif yang digunakan adalah
langsung dengan Integral Time Absolut Error (ITAE).
t
 Ada komponen yang tergantung pada ITAE  t  (t ) dt
(5)
pikiran setiap burung, yaitu memorinya

0

tentang apa yang sudah dilewati pada Parameter PID yang ditala oleh PSO
waktu sebelumnya. adalah Kp, Ki dan Kd. Adapun untuk
Model ini akan disimulasikan dalam ruang diagram alir proses penalaan parameter PID
dengan dimensi tertentu dengan sejumlah dengan menggunakan metode PSO
iterasi sehingga di setiap iterasi, posisi ditunjukkan oleh flowchart pada Gambar
partikel akan semakin mengarah ke target berkut.
yang dituju (minimasi atau maksimasi
fungsi). Ini dilakukan hingga maksimum
iterasi dicapai atau bisa juga digunakan
kriteria penghentian yang lain.

145
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 978-602-61393-0-6
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-ISSN : 2549-7952

Gambar 4. Pemodelan Simulink PID-PSO

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Berikut pemodelan untuk masing-masing


model kontrol pada Simulink Matlab 2013,
untuk Wind-Diesel tanpa Kontrol, dengan
PID-Trial, dan dengan PID-PSO.

Gambar 5. Pemodelan Simulink Semua Model

Tabel 1. Parameter PSO

Parameter Nilai
Jumlah Partikel 30
Gambar 2. Pemodelan Simulink Tanpa
Max Iterasi 50
Kontrol
Jumlah Variabel 3
C2 (Social Constant) 2
C1 (Cognitive Constant) 2
W (Momentum Inersia) 0.9

Berikut hasil optimasi dengan metode PSO.

Tabel 2. Hasil Optimasi PID dengan PSO

ans = 2.7336e-05
fitness_terbaik_global = 3.5098e-05
Gambar 3. Pemodelan Simulink PI-Trial Kp_pso = 89.0120
Error
Ki_pso = 56.5314
Kd_pso = 14.8705

146
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 978-602-61393-0-6
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-ISSN : 2549-7952

Hasil optimasi PSO didapatkan nilai fitness


function sebesar 3.5098e-05, dengan 50
iterasi.

Tabel 3. Hasil Penalaan Parameter


Konstrain Hasil
Parameter
Bawah Atas CSA
Kp 80 90 89.0120
Ki 50 60 56.5314 Gambar 7. Grafik respon frekuensi Wind-
Kd 10 15 14.8705 Diesel dengan controller PID-Trial Error

Adapun nilai overshoot yang terjadi


4. HASIL SIMULASI & ANALISA dan juga settling time nya detailnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
4.1 Respon Frekuensi Wind-Diesel
Uncontroller Tabel 5. Nilai overshoot dan settling time
Simulasi penelitian yang pertama sistem dengan controller PID-Trial Error
adalah simulasi open loop wind-diesel tanpa
controller. Berikut ditunjukkan grafik hasil Karakteristik Nilai
simulasi wind-diesel tanpa kontroler. -0.0002227 & 1.076e-
Overshoot (pu)
05
Settling time 12.8
(detik)

Dari hasil simulasi PID-Trial Error Overshoot


nya menjadi lebih kecil, namun tidak
direkomendasikan digunakan sebagai
pengontrol.

Gambar 6. Frekuensi Wind-Diesel tanpa 4.3. Respon Frekuensi Wind-Diesel


kontroler Menggunakan Controller PID-PSO
Simulasi berikut dengan menggunakan
Gambar 6 menunjukkan grafik kontroler PID-PSO, dari hasil simulasi
respon frekuensi Wind-Diesel open loop atau didapatkan :
tanpa dilengkapi controller. Dari grafik
tersebut didapatkan nilai overshoot dan
settling time.

Tabel 4. Nilai overshoot dan settling time


Karakteristik Nilai
Overshoot (pu) -0.0002344 & 2.15e-05
Settling time (detik) 13.2

4.2 Respon Frekuensi Wind-Diesel


Menggunakan Controller PID Trial-Error
Simulasi berikut adalah dengan Gambar 8. Grafik respon frekuensi Wind-
menggunakan kotrol PID-Trial Error, dari Diesel yang dilengkapi controller PID-PSO
hasil simulasi didapatkan grafik berikut :
Gambar 8 hasil respon frekuensi
untuk sistem Wind-Diesel dengan controller
PID-PSO. Dari grafik tersebut juga dapat
diketahui nilai overshoot dan nilai settling
timeseperti pada tabel berikut.

147
Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 978-602-61393-0-6
UN PGRI Kediri, 22 Februari 2017 e-ISSN : 2549-7952

Tabel 6. Nilai overshoot dan settling time sebesar 5.8 detik yang merupakan nilai
sistem dengan controller PID-PSO settling time tercepat dan juga nilai overshoot
sebesar -7.253e-05 hingga 7.439e-10 puyang
Karakteristik Nilai merupakan nilai overshoot terkecil dari
model kontroler yang lain.
-7.253e-05 & 7.439e-
Overshoot (pu)
10
DAFTAR PUSTAKA
Settling time 5.8
(detik)
[1] T.S. Bhatti,(1995) : Load frequency
control of isolated wind diesel hybrid
Nilai overshoot yang pada kontrol
power systems. Sciencedirect: Energy
ini menjadi lebih kecil, -7.253e-05 hingga
Conversion and Management. 1995.
7.439e-10. Dari hasil yang telah
[2] S.C.Tripathy. (1995) : Dynamic
disimulasikan, berikut ini dapat dilihat
Performance Of Wind-Diesel Power
perbandingan model kontrol yang telah
System With Capacitive Energy Storage.
disimulasikan.
Indian Institute Of Technology. India.
[3] S.C.Tripathy. (1995) : Improved Load-
Frequency Control With Capacitive
Energy Storage.1995.
[4] T.S. Bhatti,(1997) : Load-frequency
control of isolated wind-diesel-
microhydro hybrid power systems
(WDMHPS). Centre for Energy Studies,
Indian Institute of Technology, India.
1997.
[5] Tomas,P. (2003) : Modelling of Wind
Turbines for Power System Studies.
2003.
Gambar 9. Grafik perbandingan respon [6] Robandi,I. (2006) : Modern Power
frekuensi keempat kontroler System Control. ANDI, Yogyakarta.
2006.
Jenis kontroller PID-PSO yang [7] Robandi,I. (2006) : Desain Sistem
diajukan dalam penelitian ini memiliki respon Tenaga Modern: Optimasi, Logika
yang signifikan dalam peredaman osilasi Fuzzy, dan Algoritma Genetika.ANDI.
tersebut dan cocok diterapkan untuk sistem 2006.
pembangkit hibrid Wind-Diesel, di mana [8] Abidin,Z. (2010) : Pengaturan Frekuensi
untuk metode penalaannya dengan Beban Hibrid Turbin Angin Diesel
menggunakan metode cerdas Artificial Dengan Menggunakan Algoritma
Intelligent Particle Swarm Optimization. Genetika. Jurnal Teknika.2010.
[9] Mohit Singh. (2011) : Dynamic Models
for Wind Turbines and Wind Power
.
5 SIMPULAN Plants. 2011.
[10] Tan Wen,(2011) : Load frequency
Dengan menggunakan metode control for wind-diesel hybrid systems.
cerdas Particle Swarm Optimization (PSO) Control Conference (CCC), 2011 30th
sebagai metode penalaan controller PID, Chinese.
didapatkan hasil penalaan parameter nilai [11] Hou,J. (2012) : Load frequency control
PID yang optimal di mana, Kp_pso = of wind diesel hybrid power systems via
89.0120, Ki_pso = 56.5314, Kd_pso = predictive control. Control Conference
14.8705. (CCC), 2012 31st Chinese.
Dengan menggunakan PID-PSO
pada sistem kontrol Load Frequency Control
(LFC) yang dirancang, dapat memperbaiki
respon frekuensi sebuah sistem Wind-Diesel.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai settling time

148

Anda mungkin juga menyukai