Abstrak – Power amplifier (PA) merupakan komponen akhir pada bagian pemancar VHF Dittel Portable
yang berfungsi untuk menguatkan sinyal yang dikirimkan dari sumber. Pada perancangan ini power
amplifier dibuat untuk bekerja pada frekuensi 135 Mhz. PA yang diusulkan menggunakan Transistor Tipe
Mosfet MRF 136 dengan power supply V= 30 V, VDD= 28 V dan ID= 1.2 A agar memperoleh gain dan
output power yang besar. Untuk menigkatkan coverage area komunikasi pada saat flight check calibration.
Perancangan PA menggunakan L-Network dan phi- Matching digunakan sebagai rangkaian matching input
dan matching output. Tipe bias transistor yang digunakan yaitu power-divider karena memiliki tingkat
sensitifitas perubahan paling rendah terhadap perubahan suhu. Hasil dari simulasi dan perhitungan yang telah
dilakukan mendaptkan nilai-nilai dari spesifikasi power amplifier diperoleh nilai kestabilan > 1, gain (S21) =
20 dB, output return loss (S11) = -33.89 dB. Dengan power output sesuai dengan yang diharapkan sebesar
10 watt atau 40 dBm dan bekerja tepat pada frekuensi kerjanya 135 Mhz.
Abstract – Power amplifier (PA) is the final component in the DITTEL Portable VHF transmitter with
fucuntion to amplify the signal that is sent from the source. In this paper, the power amplifier is made to
work at a frequency of 135 Mhz. PA proposed using Type Mosfet transistors MRF 136 with power supply V
= 30 V, VDD = 28 V and ID = 1.2 A in order to obtain the gain and output power are great. To boost the
coverage area of communication at the time of check calibration flight. Design PA using L-Network and phi-
Matching is used as an input matching circuit and output matching. Type bias transistor used is a power-
divider because it has the sensitivity of the lowest changes to temperature changes. The results of the
simulations and calculations have been carried out, the result obtained from the specification of power
amplifier : stability values> 1, the gain (S21) = 20 dB, output return loss (S11) = -33.89 dB. With a power
output as expected at 10 watts or 40 dBm at frequency 135 MHz.
transistor ini dapat digunakan untuk perancangan power c. Kestabilan Rangkaian Amplifier
amplifier yang mempunyai fitur antara lain: Untuk sebuah amplifier sangat penting dalam
memeriksa kestabilan pada rangkaian, karena amplifier
dalam kondisi tidak stabil dapat terjadi osilasi. Salah satu
jalan untuk mengetahui kestabilan rangkaian adalah
dengan melakukan pengujian nilai Rollet‟s stability
factor (K) dan nilai ∆, rangkaian dikatakan dalam kondisi
stabil apabila nilai K>1 dan ∆<1, dengan cara ini
diperlukan data scattering parameter. Dalam perhitungan
ini penulis menggunakan scattering parameter pada
frekuensi 135 MHz. Sehingga nilai scattering parameter
yang digunakan adalah S11=0.627 ∠2.560 °
S21=10.32°∠146.651 ° S12=0.220 ∠22.663 ° S22=0.155
∠35.492 °.
L1
L2 C1
50 nH
29,27 nH 53 pF
PO
C1
1000 pF
IN MLF
136
L4
L3
6 nH
90 nH
Gambar 4. Grafik Kestabilan Single Stage
R2
C3
d. Maksimum Available Gain
42,47 Ω RS
3,96 Ω 1000 pF Tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan
Maximum Available Gain. Tujuan dari perhitungan ini,
kita dapat nilai maksimal gain yang dimungkinkan
dihasilkan oleh rangkaian sebelum dilakukan matching
impedance. Hal pertama yang yang harus dihitung adalah
Gambar 3. Rangkaian referensi pembiasan pembagi nilai B1.Dalam perhitungan ini penulis menggunakan data
tegangan S parameter dari frekuensi tengah 127.5 MHz yaitu
S11=0.627 ∠2.560 ° S21=10.32°∠146.651 ° S12=0.220
Penambahan kapasitor yang diparalelkan dengan ∠22.663 ° S22=0.155 ∠35.492 °.
tahanan source berguna agar rangkaian lebih stabil ketika
ada perubahan suhu tanpa mengganggu kineja operasi
DC. Dalam perhitungan penentuan nilai tahananan
penulis menggunakan aturan rule of thumb. Nilai dari
titik kerja transistor telah penulis tentukan pada titik
operasi transistor pada VDD = 30 V, VDS = 28 V, ID =1.2
mA. Karena nilai – nilai bias nya sudah ditentukan, Alasan B1 dihitung pertama kali karena ketika
dengan optimasi pada software yang digunakan nilai dari melakukan perhitungan MAG terdapat simbol
masing - masing resistansi pada bias juga bisa ditentukan perhitungan tambah atau kurang (±). Jika B1 bernilai
yaitu RD= 40 mOhm RS= 3.96 Ohm R1= 137.5Ohm R2= negatif maka dalam rumus menggunakan simbol tambah
42.47Ohm. Langkah pertama dengan mengasumsikan (+) dan jika B1 bernilai positif maka yang digunakan
nilai IS = ID (transistor ideal). Setelah diketahui nilai IS simbol kurang (-). Telah diketahui kestabilan yang terjadi
dan ID maka VG dapat dihitung. pada frekuensi 135 MHz sebesar 1.18 Sehingga
perhitungan MAG dapat dilakukan sebagai berikut.
37
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 5, No.1, Juni 2016 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X
R1
IN
dahulu. Nilai Q ini berpengaruh terhadap bandwidth R3 Q1
smith chart.
Cara menyesuaikan kedua impedansi ini adalah
dengan menggariskan poin ZIN ke ZO. Pada penambahan
nilai paralel kapasitor C4 mengasilkan capasitive Gambar 6. Output Impedance Matching
reactance sebesar –JX= 1.25 Ohm sehingga nilai Sama halnya dengan input impedance matching,
kapasitor C4. output impedance matching juga menggunakan dua
elemen matching, sehingga perlu ditentukan nilai Q
terlebih dahulu dengan Q = 7. Cara menyesuaikan kedua
38
Jurnal Ilmiah SETRUM – Volume 5, No.1, Juni 2016 p-ISSN : 2301-4652 / e-ISSN : 2503-068X
impedansi ini adalah dengan menggariskan poin ZL ke b. Simulasi S21 dan S11
ZOut pada smith chart. Pada penambahan nilai paralel Simulasi S21 and S11 dilakukan untuk mengetahui
kapasitor C5 mengasilkan capasitive susceptance sebesar besar gain dan return loss yang dihasilkan dari rancangan
+JB= 1.53 mOhm sehingga nilai kapasitor C5 dapat single stage PA. Gambar 9. menunjukan grafik S21
dihitung sebagai berikut. berwarna biru dengan gain pada frekuensi 135 MHz
sebesar 20.692 dB dan return loss sebesar -35.417 dB.
R1 RD
L1 L2
C1
output
Matching OUT
Input
Matching L6
IN C3 R3
L5 Q1
C4
C2 C5
Gambar 9. Simulasi S21 dan S11 Single Stage PA
L3 L4
R2 RS
Untuk grafik input return loss digambarkan dengan
warna biru didapatkan nilai dari S11 pada fekuensi 135
MHz sebesar -11.087 dB. Dengan melihat nilai S21 dan
S11 diatas maka memenuhi syarat untuk melanjutkan
Gambar 7. Single PA dengan Input dan Output matching perancangan dual stage PA.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN c. Simulasi VSWR
Setelah rancangan single stage telah dilengkapi oleh Simulasi VSWR ini dilakukan untuk mengetahui
rangkaian impedance matching menandakan rancangan nilai VSWR input dan VSWR output rangkaian single
single stage PA telah selesai. Untuk selanjutnya stage PA pada frekuensi tengah yaitu 135 MHz. Gambar
dilakukan simulasi beberapa parameter penting antara 4.12 menunjukan nilai VSWR pada setiap frekuensi
lain kestabilan, gain, output power dan VSWR sudah dalam bandwidth. Garis warna merah menunjukan grafik
memenuhi syarat untuk melanjutkan perancangan dual VSWR keluaran dan grafik warna biru menunjukan
stage PA. grafik VSWR masukan. VSWR single stage PA pada
frekuensi 135 MHz sebesar 1.034. Dilihat dari nilai
a. Simulasi Kestabilan VSWR tersebut maka rangkaian dinyatakan matching
Simulasi ini dilakukan untuk memastikan rangkaian sehingga akan memudahkan perancangan dual stage PA.
single stage berada pada kondisi unconditionally stable. Dilihat dari nilai VSWR pada frekuensi tengah ini maka
Gambar 8. memperlihatkan grafik nilai kestabilan tahap perancangan dual stage PA dapat dilakukan.
frekuensi 135 MHz dari grafik tersebut nilai K>1 yaitu
berada pada nilai 1.198 sehingga dilihat dari faktor 8
kestabilan memenuhi syarat untuk melanjutkan tahap 6
perancangan dual stage PA. 4
1.5
2
0
1
50.00 MHz
80.00 MHz
110.0 MHz
155.0 MHz
185.0 MHz
215.0 MHz
65.00 MHz
95.00 MHz
125.0 MHz
140.0 MHz
170.0 MHz
200.0 MHz
0.5
0
50.00 MHz
95.00 MHz
110.0 MHz
140.0 MHz
155.0 MHz
200.0 MHz
65.00 MHz
80.00 MHz
125.0 MHz
170.0 MHz
185.0 MHz
215.0 MHz
Penambahan tersebut dilakukan dengan cara bagian S(2,1)=20 log│ S21│dan untuk perhitungan S11
keluaran single stage pertama digabungkan dengan menggunakan rumus dB S(1,1)=20 log│S11│. Nilai S21
masukan PA stage kedua. Perancangan ini tidak perlu dual stage pada frekuensi 135 MHz sebesar 20.69 dB
melakukan matching impedance lagi karena VSWR yang naik sebesar 10.35 dB dari single stage PA. Untuk nilai
dihasilkan oleh single stage PA telah matching, S11 dual stage PA pada frekuensi 135 MHz sebesar -
diidentifikasikan dengan nilai VSWR masukan dan 35.41dB single stage PA. Dilihat data tersebut maka
keluaran bernilai satu. rancangan dual stage PA telah memenuhi spesifikasi
VDC = 30 V rancangan dengan input return loss < -10 dB dan forward
VDC = 30 V
R2 R1
voltage gain > 10 dB.
1375Ω 50mΩ
R2 R1
1375Ω 50mΩ L2 L1
50 nH 29.27 nH
L2 L1 C1
50 nH 29.27 nH 1000pF
POut
C1 L6
1000pF C2 105 nH
MRF136
53pF Term2
C5 Z=50Ω
L6 L5 R5
C3 185pF
C2 105 nH 105 nH 60Ω
MRF136 1000pF
In 53pF
C5
L5 R5 L4 L3
C3 185pF
105 nH 60Ω C4 90 nH 6 nH
1000pF
Port 1 15pF
Z=50Ω
P=10mW L4 L3
Freq.=135MHz C4 90 nH 6 nH
R4 R3
15pF 42.47Ω 3.96Ω
R4 R3
42.47Ω 3.96Ω
a. Simulasi Kestabilan
Simulasi ini dilakukan untuk memastikan rangkaian
dual stage berada pada kondisi unconditionally stable.
Gambar 11 memperlihatkan grafik nilai kestabilan dari
frekuensi 135 MHz. Data tersebut didapatkan dengan
melakukan perhitungan rollet stability. Grafik tersebut
menunjukan nilai K>1 yaitu berada pada nilai 1.90. Nilai Gambar 12. Grafik S11 dan S21 Dual Stage PA
kestabilan dual stage PA lebih tinggi dibandingkan
dengan kestabilan pada rangkaian single stage PA c. Simulasi VSWR
disebabkan karena bertambahnya nilai resistansi dan Simulasi simulasi Voltage Standing Wave Ratio
terjadi peningkatan arus yang signifikan pada arus bertujuan untuk memeriksa frekuensi tengah dalam
kolektor-emiter. Hasil secara kesuluruhan nilai kestabilan kondisi matching. Gambar 13 menggambarkan grafik
k>1. Dilihat dai data tersebut maka rancangan dual stage data VSWR tiap frekuensi, VSWR ini dihasilkan dengan
PA dengan frekuensi 135 MHz berada pada kondisi menggunakan perhitungan. Dari data tersebut pada
unconditionally stable. Nilai tersebut menandakan frekuensi tengah dihasilkan VSWR sebesar 1.034. Dari
rancangan dual stage sesuai dengan spesifikasi data tersebut dipastikan pada frekuensi tengah 135 MHz
rancangan. telah matching dan syarat parameter VSWR terpenuhi.
Gambar 11. Simulasi Kestabilan Dual Stage PA Gambar 13 Grafik VSWR Dual Stage PA
portable yang bekerja di frekuensi 135 Mhz sebagai VSWR (1.034), Kestabilan > 1 dan Power Output (40
berikut: dBm/10 Watt).
Tabel 2. Hasil Rancangan
No. Hasil Uji Coba Perancangan DAFTAR PUSTAKA
1. Frekuensi 135 MHz [1] ICAO, Annex 10 Vol III, Communication System,
2nd Edition, ICAO, 2007, p. II-2-1
2. Gain Single 10.354 dB [2] ATKP Medan, Modul Radio Aid Navigation 1, 2012
3. Gain Dual 20.692 dB [3] Bhargava, Anurag. Prasath, S Deepak Ram.
4. RL Single -35.417 dB Periyasamy, V. Raju,S & Abhaikumar,V (2008).
Advance Design System 2009. Madurai,India :
5. RL Dual -33.891 dB Thiagarajar College of Engineering (TCE)
6. Kestabilan Single 1.198 [4] Boylestad, Robert L & Nashelsky, Louis. Electronic
7. Kestabilan Dual 1.901 Devices And Circuit Theory 10th Edition. : Pearson
International
8. VSWR Single 1.033 [5] Erwin Sugiono, Peracangan Dual Band High Power
9. VSWR Dual 1.043 Amplifier Untuk Mobile Wimax dan LTE Pada
Frekuensi 2.35 GHz dan 2.65 GHz, Depok, Skripsi
10. Power Output 40 Bm / 10 W
UI, 2011
[6] ICAO, Annex 10 Vol III, Communication System,
IV. KESIMPULAN 2nd Edition, ICAO, 2007
Power amplifier ini dirancang bekerja pada kelas A [7] Malvino, Albert Paul. (2003). Prinsip-Prinsip
telah berhasil dan sesuai dengan kriteria perancangan Elektronika. (Santoso, Joko. Terjemahan).
yang diinginkan. Power amplifier ini telah mencapai Jakarta:Salemba Teknika. Buku asli diterbitkan
kondisi stabil atau unconditional stable. Parameter tahun 1999
kestabilannya telah bernilai lebih besar satu (K>1). Hal [8] Manual Book VHF Dittel, Edisi 10, German, 2010
ini menandakan bahwa power amplifier telah mencapai [9] Ridho, David (2009). Peracangan High Power
kondisi stabil. Dengan demikian power amplifier ini Amplifier Untuk Mobile Wimax Frekuensi 2.3 GHz,
tidak akan mengalami osilasi. Rangkaian power amplifier Depok, Skripsi UI. 2009.
yang telah dirancang dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan spesifikasi yang di usulkan yaitu pada frekuensi
135 Mhz dengan Gain (20.69 dB), Return Loss (-33.89),
41