Anda di halaman 1dari 8

LATAR BELAKANG

setiap kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan. Kehamilan yang tidak


direncanakan setelah melalui berbagai pertimbangan selanjutnya dapat menjadi kehamilan
yang diterima atau kehamilan yang tidak dikehendaki. Pertimbangan tersebut antara lain
meliputi aspek kesehatan, ekonomi, sosial dan agama.

Dari aspek kesehatan dipertimbangkan kesehatan ibu secara keseluruhan, riwayat


kehamilan dan persalinan terakhir, umur dan kesehatan anak terkecil. Dari aspek ekonomi
dipertimbangkan antara lain penghasilan suami/istri, apakah masih bergantung kepada orang
tua, ikatan dinas dan peraturan perusahaan tempat bekerja. Sedangkan dari aspek sosial
dipertimbangkan masalah sekolah dan pekerjaan. Dari aspek agama dipertimbangkan tentang
status pernikahan dan penerimaan kehamilan tersebut.Bila kehamilan tersebut, telah melalui
pertimbangan pertimbangan tersebut diatas dapat diterima maka selanjutnya ia akan berjalan
seperti kehamilan yang direncanakan. Namun bila kehamilan tersebut tidak diterima atau
tidak dikehendaki maka selanjutnya akan timbul upaya melakukan abortus (pengguguran
kandungan) baik secara aman maupun tidak aman ("unsafe"). Diperkirakan sekitar 2/3 dari
kehamilan yang tidak dikehendaki berakhir dengan abortus.Sejalan dengan strategi "Making
Pregnancy Safer (MPS)" harus dilakukan upaya pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan. Semua kehamilan yang tidak diinginkan dapat dicegah seandainya pasangan
menggunakan alat pelindung berupa kontrasepsi. salah satu yang akan diperkenalkan disini
adalah Kontrasepsi Darurat .Yang dimaksud Kontrasepsi Darurat adalah kontrasepsi yang
dapat mencegah kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. Atau sering juga
disebut "Kontrasepsi Pasca senggama" atau "Morning after pills" atau "Morning after
treatment". Pada awalnya istilah "Kontrasepsi sekunder atau Kontrasepsi darurat" adalah
untuk menepis anggapan bahwa obat tersebut harus segera dipakai/digunakan setelah
melakukan hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya, dan bila tidak,
berarti sudah terlambat sehingga pasangan tersebut tidak dapat berbuat apa apa lagi.

Sebutan kontrasepsi darurat untuk menekankan bahwa jenis kontrasepsi ini


digunakan pada keadaan dan masa yang tidak boleh ditunda, juga mengisyaratkan bahwa
cara KB ini lebih baik daripada tidak memakai metode KB sama sekali. Tetapi sebenarnya
cara ini tetap kurang efektif dibandingkan dengan cara KB lain yang sudah ada.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian alat kontrasepsi darurat


2. Untuk mengetahui jenis alat kontrasepsi darurat
3. Untuk mengetahui manfaat alat kontrasepsi darurat
4. Untuk mengetahui keterbatasan penggunaan kontrasepsi darurat
5. Untuk mengetahui indikasi penggunaan alat kontrasepsi darurat
6. Untuk mengetahui kontraindikasi penggunaan alat kontrasepsi darurat
7. Untuk mengetahui efek samping penggunaan alat kontrasepsi darurat
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada penulis
sehingga makalah yang diberi judul alat kontrasepsi darurat, walau masih banyak kekurangan
kritik dan saran sangat diharapkan penulis agar dapat lebih baik lagi dikemudian hari.

Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar. Serta juga dapat
memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-
mudahan dengan mempelajari makalah ini, akan mampu menghadapi masalah-masalah atau
kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar. Dan dengan harapan semoga semua mampu
berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki serta bisa memahaminya.
2.1 Pengertian
kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila
digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut “kontrasepsi
pascasenggama” atau “morning after pill” atau “morning after treatment”. Istilah “kontrasepsi
sekunder” atau “kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut harus
segera dipakai/digunakan setelah hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan
harinya dan bila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sebutan kontrasepsi darurat menekankan juga bahwa dalam cara KB ini lebih baik dari pada
tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan cara KB yang sudah
ada. Kontrasepsi darurat tidak boleh dipakai sebagai metode KB secara rutin atau terus
menerus.
2.2 Jenis

cara Merek dagang dosis Waktu pemberian


I. Mekanik AKDR- Copper T Satu kali Dalam waktu 5 hari
Cu Multiload nova pemasangan pascasenggama
T
II. Medik Pil Microgynon 50 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari
kombinasi dosis Ovral pascasenggama, dosis kedua 12
tinggi Neogynon jam kemudian
Nordiol
Eugynon

 Dosis rendah Microgynon 30 2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari


Mikrodiol pascasenggama, dosis kedua 12
Nordatte jam kemudian

 Progestin Postinor-2 2 x 1 tablet Dalam waktu 3 hari


pascasenggama, dosis kedua 12
jam kemudian

 Estrogen Lynoral 2,5 mg/dosis Dalam waktu 3 hari


Premarin 10 mg/dosis pascasenggama, 2 x 1 dosis
Progynova 10 mg/dosis selama 5 hari

 Mifepristone RU-486 1 x 600 mg Dalam waktu 3 hari


pascasenggama

 Danazol Danocrine 2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari


Azol pascasenggama, dosis kedua 12
jam kemudian
2.3 Manfaat

 Sangat efektif (tingkat kehamilan < 3%).


 AKDR juga bermanfaat jangka panjang.

2.4 Keterbatasan

 Pil kontrasepsi hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah hubungan seksual
tanpa pelingdungan.
 Pil kombinasi dapat menyebabkan nausea, muntah, atau nyeri payudara.
 AKDR hanya efektif jika dipasang dalam 7 hari sesudah hubungan seksual.
 Pemasangan AKDR memerlukan tenaga terlatih dan sebaiknya tidak digunakan pada
klien yang terpapar dengan resiko IMS.

2.5 Indikasi

Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki.

 Bila terjadi kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti:


- kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.
- Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.
- Kegagalan senggama terputus (misalnya ejakulasi di vagina atau pada genitalia
eksterna).
- Salah hitung masa subur
- AKDR ekspulsi
- Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet.
- Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB.
 Perkosaan
 Tidak menggunakan kontrasepsi
2.6 Kontraindikasi

Hamil atau tersangka hamil

2.7 Efek samping

 Mual, muntah: perlu konseling. Jika muntah terjadi dalam 2 jam sesudah
penggunaan pil pertama atau kedua, dosis ulangan perlu diberikan.
 Perdarahan/bercak: sekitar 8% klien dengan kontrasepsi oral kombinasi
mengalami bercak-bercak. Sekitar 50% mendapat haid pada waktunya bahkan
lebih awal.
Daftar pustaka

Saifuddin, Abdul Bari, Affandi, Biran, Baharuddin, Moh, dan Soekir, Soekaemi. 2011. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai