Angin topan adalah angin kencang dengan pusaran angin yang kecepatannya
mencapai 120 km/jam atau lebih. Angin topan bisa juga disebut badai besar yang
sangat kuat. Bagaimana proses terbentuknya angin topan?
Topan terbentuk di lautan suhu panas. Air yang panas, tentunya akan cepat
menguap. Uap air yang berasal dari lautan itu jumlahnya sangat banyak. Uap air
kemudian naik dan membentuk awan kumulonimbus. Di dalam gumpalan awan ini,
terdapat pusaran angin yang sangat kuat. Pusaran angin akan semakin kencang,
sehingga berputar-putar dan terbentuklah topan.
Nah, angin topan biasanya terjadi dibarengi dengan hujan yang lebat. Mengapa hal
itu bisa terjadi? Topan terbentuk dari kumpulan awan. Di dalam topan terdapat
banyak sekali awan mendung. Awan mendung inilah yang akan menurunkan hujan
lebat. Ketika angin topan terjadi, maka langit akan tertutup awan mendung.
Angin topan sering merobohkan rumah dan pohon, bahkan bisa menerbangkan apa
saja yang ada di dekatnya. Oleh karena itu, saat angin topan terjadi, perlu dilakukan
tindakan siaga bencana, seperti berlindung pada bangunan yang kokoh, hindari
bangunan yang tinggi, seperti pohon, tiang listrik, pamflet, dan sejenisnya.
Sejak 2 Oktober 2009, teknik pembuatan batik telah diakui sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and
Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Sejak saat itu, Hari Batik diperingati
setiap tanggal 2 Oktober setiap tahunnya.
Gaya ini menciptakan gelombang yang menyebar ke segala arah. Gerak ini melintas
jauh ke seluruh cekungan samudra. Gelombang tsunami tidak digerakkan angin
sehingga tidak hanya terjadi di lapisan paling atas laut. Alih-alih, tsunami bergerak
melalui seluruh badan air, dari dasar samudra hingga ke permukaan.
Sekitar 80-90 persen bencana alam yang terdokumentasi selama 10 tahun terakhir
diakibatkan oleh banjir, kekeringan, siklon tropis, gelombang panas, dan badai
hebat. Banjir juga semakin meningkat frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dan
intensitas curah hujan ekstrem diperkirakan akan terus meningkat akibat perubahan
iklim.
Akarnya yang lebat bantu mengikat dan membangun tanah. Sementara itu, akar di
atas tanah bantu memperlambat aliran air dan mendorong endapan sedimen yang
mengurangi erosi pantai.
Sistem akar bakau juga menyaring nitrat, fosfat, dan polutan lain dari air. Akibatnya,
kualitas air yang mengalir dari sungai ke muara dan lingkungan laut jadi membaik.
Hutan bakau juga menangkap sejumlah besar emisi karbon dioksida dan gas rumah
kaca lain dari atmosfer. Bakau lalu menjebak emisi dan menyimpannya di tanah
banjir yang kaya karbon selama ribuan tahun. Karbon yang terkubur ini dikenal
sebagai "karbon biru" karena disimpan di bawah air di ekosistem pesisir seperti
hutan bakau, padang lamun, dan rawa asin.
Terumbu karang yang sehat melindungi pantai, menjadi sumber obat- obatan,
atraksi rekreasi, dan menjadi bagian keanekaragaman hayati yang disebut hutan
hujan laut.
Pasir isap alami adalah campuran pasir halus, partikel tanah liat berukuran mikron
yang sangat halus, dan air. Campuran khusus inilah menghasilkan beberapa sifat
menarik. Jika didiamkan, pasir isap perlahan akan menjadi lebih kental atau lebih
kencang. Namun, dengan perubahan tekanan yang tiba-tiba, pasir tersebut dengan
cepat mencair.
Tekanan inilah yang terjadi saat orang menginjak pasir isap. Sebab, pasir isap lebih
padat dari tubuh manusia. Kaki manusia cukup padat sehingga bisa tenggelam di
pasir isap. Namun, batang tubuh berisi paru-paru sehingga memungkinkan tubuh
mengapung. Dengan demikian, manusia dapat tersangkut di pasir isap, lalu
mengapung di permukaannya, tidak bisa tersedot sampai ke dasar.
Pasir isap baru membahayakan ketika terbentuk di daerah pasang surut. Seseorang
yang tersangkut jadi tidak bisa bergerak di dalam pasir sehingga tenggelam oleh air
pasang. Namun, kecelakaan ini pun sangat jarang terjadi.
Dalam pembakaran gas, api biru menandakan pembakaran sempurna dan tidak ada
karbon monoksida yang dihasilkan.
Hutan hujan menyimpan air seperti spons besar. Contoh, hutan Amazon sendiri
menyimpan lebih dari separuh air hujan di Bumi. Pohon hutan hujan mengambil air
dari lantai hutan dan melepaskannya kembali ke atmosfer dalam bentuk kabut dan
awan yang berputar-putar.
Tanpa hutan hujan yang terus-menerus mendaur ulang air dalam jumlah besar,
memberi makan sungai, danau, dan sistem irigasi, maka kekeringan akan menjadi
lebih sering terjadi. Akibatnya, muncul risiko kesulitan pertanian, kelaparan, dan
meluasnya penyakit.
Salju terbentuk dari uap air di awan. Uap air merupakan gas. Jika awan dingin, uap
air akan membeku sehingga membentuk kristal es. Di suhu −40 °C hingga 0 °C, uap
air mengkristal di sekitar serpihan debu di awan. Pada suhu yang lebih rendah lagi,
uap air langsung membeku menjadi kristal es.
Kristal es bisa bertahan di awan. Namun, jika cukup berat, kristal es ini bisa jatuh ke
tanah. Saat jatuh, kristal es dapat menggumpal bersama kristal es lainnya untuk
membentuk kepingan salju. Satu kepingan salju dapat berisi sebanyak 100 kristal
es. Namun, beberapa kristal es saja yang jatuh juga disebut sebagai salju.