Anda di halaman 1dari 8

DINAMIKA LITOSFER

BENCANA TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material
campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai
berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan
bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Ada beberapa penyebab terjadinya bencana tanah longsor, salah satunya di akibatkan oleh hujan. Ancaman tanah
longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang
panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan
munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal
musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh
dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air
akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di
permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.
BENCANA GUNUNG MELETUS

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava
yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur
sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua
gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri – ciri Gunung Akan Meletus :

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

Suhu di sekitar gunung naik.

Mata air menjadi kering

Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

Tumbuhan di sekitar gunung layu

Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil Letusan Gunung Berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

Gas vulkanik

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon
dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer
akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi
penduduk di lereng gunung berapi.

Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat
terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

Awan panas

Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan
material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh
yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Antispisai dan Evakuasi Bahaya Gunung Meletus

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
Membuat perencanaan penanganan bencana.

Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.

Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi


BENCANA GEMPA BUMI

Yogyakarta, 16 April 2019. Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunungapi atau runtuhan bangunan. Jenis bencana ini bersifat
merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan,
jalan, jembatan dan sebagainya dalam sekejap. Sampai saat ini, belum ada ahli dan institusi yang mampu memprediksi
kapan terjadinya gempa bumi. Institusi yang berwenang untuk mengeluarkan informasi kejadian gempa bumi adalah
BMKG. Anda dapat mengetahui informasi dari berbagai parameter mengenai besaran suatu gempa bumi, titik pusat
gempa bumi, kedalaman dan potensi tsunami dari laman http://bmkg.go.id atau pun aplikasi gawai BMKG berbasis
android atau IOS. Lalu bagaimana mitigasi Bencana Gempa Bumi? Berikut ini pembahasannya:

Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempa bumi:

1. Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.

2. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk,
perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.

3. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan persediaan obat-obatan.

4. Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu,
anda bisa merenovasi baguan bangunan yang sudah rentan.

5. Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar pengguna lahan yang di keluarkan oleh pemerintah.

Saat terjadi bencana gempa bumi:

1. Jika saat terjadi gempa bumi dan anda berada di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan
bertingkat:

- Guncangan akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu, upayakan keselamatan diri anda dengan cara
berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca.

- Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari ke luar
rumah.

- Jika anda sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan mematikan semua peralatan yang
menggunakan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.

- Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain. Tetap lindungi kepala anda dan
segera menuju ke lapangan terbuka.

- Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atai gedung yang mungkin roboh.

- Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan, gunakalah tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan.
Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola
gedung.

- Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.

- Apabila anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan dan ikuti instruksi evakuasi.

2. Jika anda berada di dalam mobil:

- Saat terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar, anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil.

- Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri bahu jalan dan berhentilah.

- Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memperhatikan lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya
seperti radio atau gawai.
DINAMIKA ATMOSFER

BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

Angin Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis
lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di
daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis lain dengan ukuran lebih besar yang
ada di Amerika yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting
beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja
yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

Gejala Awal Puting Beliung

Udara terasa panas dan gerah (sumuk).

Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis).

Diantara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi
yang secara visual seperti bunga kol.

Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (awan Cumulonimbus).

Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang.

Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena itulah,
masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.

Karakteristik Puting Beliung

Puting berliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama periode musim hujan,
tetapi tidak semua pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting beliung.

Kehadirannya belum dapat diprediksi.

Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal.

Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner.

Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan.

Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah.
DINAMIKA HIDROSFER

BENCANA BANJIR / BANJIR BANDANG

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisi

banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah

yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah

hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari

angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang.

Penyebab banjir mencakup curah hujan yang tinggi; permukaan tanah lebih

rendah dibandingkan muka air laut; wilayah terletak pada suatu cekungan yang

dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air; pendirian bangunan

disepanjang bantaran sungai; aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh

sampah; serta kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. Meskipun berada

diwilayah "bukan langganan banjir'. Setiap orang harus tetap waspada dengan

kemungkinan bencana alam ini.

 Menata daerah aliran sungai dari hulu ke hilir secara terpadu sesuai

dengan fungsi lahan.

 Membangun sistem pemantauan dan peringatan dini pada wilayah yang

sering terkena banjir.

 Memasang pompa dan penghalang ombak untuk daerah yang lebih

rendah dari permukaan laut.

 JANGAN MEMBANGUN RUMAH DI BANTARAN SUNGAI

 Bersama aparat setempat membersihkan lingkungan sekitar, terutama

pada saluran air atau selokan dari sampah.

 Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk pengungsi. Lengkapi

dengan fasilitas alat evakuasi, dapur umum, MCK, dan Pasokan air bersih.

 Bentuklah tim penanggulangan banjir di tingkat warga.


TUGAS GEOGRAFI

Dikerjakan Oleh :

Nama : Vania Prastista


Nomor Absen : 29
Kelas : X IPS 3

SMA N 1 BANJARNEGARA
TAHUN AJARAN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai