Anda di halaman 1dari 35

Protalk Series #06:

PEMBANGUNAN KOTA BARU:


INTEGRASI PERENCANAAN HULU-HILIR
26 April 2022

PEMBANGUNAN
KOTA BARU dan
IBU KOTA BARU
DENNY ZULKAIDI

Hosted by IAP
(Ikatan Ahli Perencanaan – Indonesia)
POKOK BAHASAN
Pembangunan Kota Baru

Pemindahan IKN

Perencanaan Kota Baru

Manajemen Pertanahan

Pembiayaan Pembangunan Kota

Tata Kelola Kota Baru

2
PEMBANGUNAN KOTA BARU

1. Alasan Pembangunan Kota Baru


• Membuat IBUKOTA baru  Chandigarh, India; Canberra, Australia;
Islamabad Pakistan; Brasilia, Brasil.
• Memeratakan PENDUDUK  Israel dan Belanda.
• Mengeksploitasi SUMBER DAYA ALAM  Kanada dan Australia.
• Mengembangkan baik METROPOLITAN maupun  Inggris dan Belanda.
daerah PERTANIAN suatu negara
• Mengatasi KEPADATAN penduduk  Perancis dan Inggris.
• Menyediakan PERUMAHAN  AS dan Swedia.
• Mengembangkan KUALITAS lingkungan dan  Perancis dan Inggris.
transportasi
• Membangkitkan secara EKONOMIS daerah yang  Inggris dan India
tertekan.

3
11
Pembangunan Kota Baru (2)
2. Tujuan Ekonomis Kota Baru 3. Beberapa Kendala Kota Baru
• Memaksimalkan masyarakat yg swasembada dan swakelanjutan.
• Membuka kesempatan bagi peningkatan pendapatan per kapita, utk • Pembangunan yg tidak seirama antara
menarik GMBR dan menyediakan suatu lingkungan fisik/sosial yg
penyediaan perumahan dengan
menarik.
kesempatan/ lapangan pekerjaan.
• Memajukan keseluruhan prasarana dan pajak yg berasal dari masyarakat
dan kawasan sekitarnya.
• Menstimulasi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah yg padat dan
• Terdapatnya pusat ekonomi lain dalam
tertekan. jarak yg masih dianggap cukup nyaman utk
• Mempercepat pertumbuhan permukiman sekitar kota baru sbg suatu
menglaju.
pusat pertumbuhan wilayah yg membangkitkan ekuilibrium antara kota
baru berbasis industri/pertanian di sekelilingnya. • Investor berprospek yg tidak pindah ke kota
• Menyediakan keragaman kesempatan kerja di industri/perdagangan/jasa baru atau bahkan keluar dari kota baru tsb
sedemikian shg kota baru mampu menarik kelompok pendapatan yg karena alasan tertentu.
beragam dan tenaga kerja terampil membentuk suatu lingkungan yg
berimbang.
• Mengoptimalkan guna lahan.
• Mendirikan suatu basis ekonomi yg responsif bagi kota baru yg
bergantung pada keragaman dari produk tunggal untuk memelihara
stabilitas ekonomi masyarakat.

4
11
Isu Kota Baru
• Konsep pengembangan kota baru yang kuat.
• Kerangka perencanaan pembangunan perkotaan
yang siap dan terintegrasi dengan kebijakan
pembangunan regional.
• Permukiman skala besar dan Urban Sprawl akibat
Kota Baru
• Koordinasi lintas-sektor antara sektor swasta dan
pemerintah serta di dalam pemerintahan itu sendiri.
• Perizinan.
• Institusional: Manajer Kota Baru.
• 38
• Nilai lahan.
• Dampak Pengembangan Kota Baru.

12

5
PEMINDAHAN IKN
Asia Europe
• Lithuania from Kaunas to Vilnius- 1939
• Malaysia moved some of its
• Malta from Mdina to Valetta – 16th
administrative functions to Putrajaya in
century
1999. The official capital remains Kuala
• Poland from Krakow to Warsaw - 1596
Lumpur.
• Montenegro from Cetinje to Podgorica
• Turkey from Istanbul to Ankara - 1923
– 1946
• The Philippines from Quezon City to
• Greece from Nafplion to Athens – 1834
Manila – 1976
• Finland from Turku to Helsinki – 1812
• Japan from Kyoto to Tokyo – 1868
• So on… The Americas
• Israel from Tel Aviv-Jaffo to Jerusalem – • Trinidad and Tobago from San Jose to Port of
1950 Spain– 1784
• Oman from Salalah to Muscat – 1970 • Jamaica from Port Royal to Spanish Town to
• Saudi Arabia from Diriyah to Riyadh – 1818 Africa Kingston– 1872
• Ghana from Cape Coast to52Accra– 1877
• Bhutan from Punakha (former winter • Botswana from Mafeking to Gaborone - 1965 • Barbados from Jamestown to Bridgetown – 1628
capital) to Thimpu – 1907 • Guinea Bissau from Madina do Boe to • Honduras from Comayagua to Tegucigalpa – 1888
• Pakistan from Karachi to Rawalpindi Bissau - 1974
to Islamabad –1950s and 1960s • Cape Verde from Cidade Velha to Praia– Oceania
• So on… 1858 • New Zealand from Auckland to Wellington –1865
• Togo from Aneho to Lome – 1897 • The Federated States of Micronesia from Kolonia to
• Malawi from Zomba to Lilongwe – 1974 Palikir – 1989
• So on… • Palau from Koror to Ngerulmud – 2006
• So on… 06
6
https://www.thoughtco.com/capital-city-relocation-1435389
Pro dan Kontra Pemindahan IKN
(dalam Konteks Indonesia)
• Memindahkan IKN bukanlah • IKN baru dapat menciptakan
hal yang baru, dan Indonesia symbol nasional dalam jangka
adalah negara terakhir yang panjang, dan dapat
menetapkan rencana mengurangi persaingan
pemindajan ibu kotanya. antardaerah.
• Alasan umum pemindahan • Ahli ekonomi menilai bahwa
IKN adalah kemacetan. pemindahan IKN yang gagal
Alasan lainnya adalah potensi mengindikasikan Indonesia
meredistribusikan akan lebih baik fokus
kemakmuran nasional. meningkatkan infrastruktur (di
• Memindahkan IKN akan IKN lama).
menyeimbangkan polarisasi • Memang ada manfaat yang
sosial dan mendukung akan diperoleh dari
pembengunan wilayah yang pemindahan IKN – tapi itu perlu
lebih berimbang. waktu paling sedikit 50 tahun
untuk mewujudkannya
7
06
https://www.intheblack.com/articles/2019/10/01/pros-and-cons-of-moving-capital-cities
Myanmar (Burma) moved its capital
city from Yangoon (Rangoon), the
largest city of Myanmar, to Nay Pyi53
Taw, around 370km north inland in Nigeria moved its capital city in 1991
2005 from Lagos, the largest city in the
coastal area to Abuja, 1600km north
Kazakhstan moved its capital city Sucre was the sole capital of Bolivia of Lagos, for its central location, away
from Almaty to Astana, some since til 1825 until 1899, then from the coast.
1,200km (750 miles) north in moved to La Paz. Bolivia has two
1997 capital cities: Sucre where the
parliament and the civil service
located, while the judiciary
remained in Sucre.
https://www.thoughtco.com/capital -city-relocation-1435389
8
KOTA BARU YANG DIANGGAP GAGAL
CHANDIGAHR, Luas : 28.521 Ha ‘The City Beautiful ?’ turns into
- Core area : 182 Ha an ugly chaos that its citizens
INDIA
- Lake, wetland, & green area : 8664 had scarcely ever imagined (The
Ha (Lake : 300 ha, wetlands : 72 Ha) Hindu Times).

BRAZILIA, Total luas : 580.200 Ha ‘Completely Concrete Jungle’


BRAZIL - Lake, wetland, & green area : 4.2000 (- Ricky Burdett, pakar Studi
Ha (Lake :4800 ha ) Perkotaan dari London School
Economics Inggris -)

CANBERRA, luas : 81.420 Ha The city of Canberra is one of


AUSTRALIA - Lake, wetland, & green area : “Australia's biggest
14.360Ha mistakes” and should be
- (Lake : 4 ha ) abandoned immediately.
(Perdana Mentri Australia ke – 24,
Paul Keating (1991 – 1996))

Sumber: Faisal, 2022 9


KOTA BARU dan IKN yang DIANGGAP GAGAL
NAYPYIDAW, Total luas : 480.000 ‘Ghost City’
MYANMAR - Lake, wetland, & green Pemindahan ibu kota ke Naypyidaw
area : 205.000 Ha turut memindahkan para ‘arwah’
(- Joke from Myanmar Fortune Teller -)

PUTRAJAYA, Total luas 4.931 Ha Dr Mahathir (1999) wrote: “I would like


MALAYSIA - Core Area 503 Ha to think that a century from now people
would know they are in Putrajaya
- Lake, Wetlands & Green because of the uniqueness of the city
Area 1.798 Ha (Lake: architecturally.”
400 Ha; Wetlands: 197
Ha) In 2018, Putrajaya was showcased to
the world and It is far from what it was
supposed to be.

Sumber: Faisal, 2022 10


PERENCANAAN KOTA BARU
Sistem perencanaan di Indonesia dan IKN
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Sistem Perencanaan
Penataan Ruang
Pembangunan Pesisir dan Pulau2 Kecil IKN

• RI IKN
• RTR KSN IKN
• RTRWN • RS WP3K
• Perincian RI IKN
• RPJPD • RTRWP • RZ WP3K
• RDTR IKN
• RPJMD • RTR KSN • RZ Rinci
• RTBL KIPP
• Renstrada • RTRWK • RP WP3K
• Rencana program,
• RKPD • RDTR • RA WP3K
anggaran,
• Renjada
kelembagaan, SD

KLHS, RPPLH
11
Rencana Kota yang Prospektif
1. Ideally justified
2. Technically possible
3. Legally Permissible
4. Economically viable Paradigma Baru
5. Financially feasible
6. Environmentally
dalam Perencanaan
Syarat Rencana Tata
Sustainable/sound • Partisipasi publik
Ruang yang Prospektif
7. Politically and Socially • Keterlibatan semua kelompok
untuk DIlaksanakan
Acceptable minat
8. Administratively operable
- Authority • Koordinasi vertikal dan
- Competence horizontal
- Commitment • Pembangunan berkelanjutan
- Supporting facilities • Kelayakan finansial
• Subsidiaritas
• Interaksi perencanaan fisik
dan ekonomi
12
Proses Umum Perencanaan Kota Baru
Seluruh wilayah belum terbangun
IDENTIFIKASI WILAYAH-WILAYAH POTENSIAL UNTUK PEMBANGUNAN
dikurangi kawasan lindung
KOTA BARU
(Keppres 32/1990)

Analisis Sosial, ANALISIS WILAYAH POTENSIAL UNTUK KOTA BARU BERDASARKAN


Ekonomi, dan Fisik KRITERIA SOSIAL, EKONOMI, FISIK, TANAH

Persyaratan teknis WILAYAH YANG MEMUNGKINKAN UNTUK PENGEMBANGAN KOTA


pembangunan kota (Sosial, BARU TANPA RISIKO SOSEKFIS
Ekonomi, Fisik)

Analisis planologis untuk ANALISIS TAPAK INTERNAL DAN EKSTERNAL UNTUK PERENCANAAN
perencanaan kota PEMBANGUNAN KOTA BARU

PENYUSUNAN RTRWK, RDTRK, RTBL, PRK DAN RANCANGAN REKAYASA


KOTA BARU PADA WILAYAH TERPILIH

13
07
Proses Dasar Perencanaan Kota
IKN: ‘Kota Dunia untuk Semua’
Mengembangkan Kehidupan yang
Berkeadilan dan Berkelanjutan
(Sustainable Livelihood)

Supply Analysis
(Space, developable areas,
protected areas, constraints,
Demand Analysis limitations, potentials, problems)
Regulation Institution
(Vision, goals, policy,
behavior, public Development Land Development
interests, needs, Finance Management Control
problems)

Planning = Urban Governance


Supply Provision
(Policy, structure, urban service Urban
centers, land use, location, Development
infrastructure, size, capacity,
programs, finance, etc)
14
Pusat-pusat Kegiatan

Lampiran II RTRWN tentang Sistem Perkotaan Nasional yang terdiri dari 83 PKN, 15
30 PKSN, dan 169 PKW.
Unsur-unsur Struktur Ruang Muatan struktur ruang wilayah
kota:
STRUKTUR
RUANG
1. Kegiatan fungsional dalam
kota
KEGIATAN JARINGAN PUSAT JARINGAN
FUNGSIONAL TRANSPORTASI LAYANAN
2. Sistem pusat pelayanan
PRASARANA
kota:
a. pusat pelayanan kota,
Pusat Layanan
Fungsi Primer Peran Jalan
Primer b. subpusat pelayanan
kota,
• FP I • Jalan Primer • PKN c. pusat lingkungan,
• FP II • Jalan Sekunder • PKW 3. Sistem prasarana :
• FP III • PKL a. Sistem prasarana
Pusat Layanan utama
Fungsi Sekunder Fungsi Jalan
Sekunder Jaringan transportasi
• Arteri darat, transportasi laut,
• FS I • Kolektor transportasi udara
• FS II • Pusat Pel. Kota
• Lokal • SubPusat Kota b. Sistem prasarana
• FS III • Lingkungan • Pusat Lingkungan: lainnya
UU No. 26/2007 menambahkan • Kecamatan, Energi/kelistrikan,
Jalan Tol • Kellurahan
Kawasan Strategis dlm struktur telekomunikasi, sumber
ruang: • RW, RT
daya air, infrastruktur
- KS Nasional Jaringan perkotaan
- KS Provinsi Prasarana Lain
- KS Kabupaten/Kota
16
Fungsi dan Peran Jaringan Jalan

PKN Arteri Primer PKN Arteri Sekunder


FS-I FS-I
FP-I FP-I Status Jaringan Jalan:
• Jalan Nasional (Arteri
Primer)
• Jalan Provinsi
(Kolektor Primer)
PKW PKW • Jalan Kabupaten/
Kolektor Primer Kolektor Sekunder
FS-II FS-II Kota (Lokal Primer
FP-II FP-II

Lokal Primer

Lokal Sekunder
dan jalan sekunder)

PKL Lokal Primer PKL Lokal Sekunder


FS-III FS-III
FP-III FP-III

UU No. 38/2004 tentang Jalan


PP No. 34/2006 tentang Jalan
Persil Persil
17
MANAJEMEN PERTANAHAN
Lingkup Kebijakan Pertanahan

Kebijakan Pertanahan
Manajemen Aset
Perangkat operasional manajemen
pertanahan

Source: http://www.aplr.org/conference/en/consolidated_report/wgreport.htm

18
Orientasi dan Sasaran Kebijakan Pertanahan
Orientation Policy Aspect Objectives
1. Externalities To reduce externalities to public at large

2. Powerful agents To reduce ownership concentration in a certain


Control
(regulation & company
limitation of the free 3. Urban sprawl To reduce uncontrolled development
market and some of
4. Price, profits &  To provide compensation for development
the powerful agents
gain restriction, or release for public purposes
in it)
 To establish the level of government
involvement (taxation, added value)

5. Development and To set incentive and concessions, relaxation of


Redevelopment regulations
Promotion 6. Good town To avoid social and political unrest
(encouragement of planning
desirable forms of 7. Public goods To provide infrastructures, compensation
development)
8. Redistribution and To redistribute natural resources and
welfare opportunities
19
Struktur Kebijakan Pertanahan
Control over Development
without taking land

Control over Development 1. Land use planning


Direct by taking land & zoning

Control by Direct Public


Authority Participation
Control 2. Taxation & other
Influence Over General fiscal measures
Dev’t by Fiscal Measures

Influence Over General


Indirect Dev’t by Legal Measures 3. Land Ownership
Land Influence Over Specific
Policy Dev’t by Legal Measures

4. Government as
Developers
5. Support for the
Promotion Market
6. Grants & Other
Promotional
Legislation

Field Aspects Type Issues Instrument & Techniques

20
MANAJEMEN ASET

• “mendapatkan keuntungan terbaik dari investasi”


(Woodhouse 2001).
• pengaturan mengenai infrastruktur, data dan informasi,
sumber daya manusia, kesan di depan masyarakat, reputasi,
serta jenis aset lainnya.
• serangkaian proses, alat, tolok ukur kinerja, dan pemahaman
bersama yang menggabungkan kemampuan individu untuk
melakukan perbaikan serta aktivitas bersama.
• proses yang sistematis mengenai pemeliharaan,
memperbaharui, dan mengoperasikan aset fisik, yang
meliputi meningkatkan pengetahuan tentang aset modal dan
berbagai nilai dari masing-masing aset serta mendirikan • Asset inventory : land, building
proses yang standar untuk pembuat keputusan dalam • Legal audit : legal, registered, unregistered, occupied
investasi. (Midwest Transportation Consortium) • Asset balance Sheet : asset, liabilities
• Asset management : optimization, utilization
• sistem dalam kerangka kerja yang menyediakan tolok ukur
• Asset information system : collection, processing, managing,
dari kinerja suatu lembaga/institusi/organisasi dan
mengikatkan ke dalam rencana jangka panjang dan jangka
analyzing, presenting (spatial,
pendek. tabular/textual)

21
Sumber: Siregar, 2004
INTEGRASI GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) UNTUK
MANAJEMEN ASET DAERAH

GIS: sistem perangkat Digital Geographic Data Base (DGDB) berikut prosedurnya, yang
dirancang untuk membantu pengumpulan data, pengolahan data, pengelolaan data,
analisis modeling data, serta menyajikan data textual (deskripsi) dan data spatial
(keruangan) ber-Geo-referensi.

22
Landasan perangkat operasional
manajemen pertanahan
Landasan Aktor Kepentingan Alternatif Pemanfaatan

• Memberikan peluang • HGB : real estate


pemanfaatan lahan kpd • HP : pemerintahan
• Pemerintah masy. • HGU : perkebunan
Bundles of • PAD
Rights • HPL : hasil hutan
• Mendapatkan peluang
• Pemohon pemanfaatan lahan

• Lahan tidak terlantar • Sesuai RDTR/peraturan


Police • Kualitas lingkungan baik zonasi
• Pemerintah
Power • PAD

• Memberikan insentif • Sesuai RPJM/


pengusahaan lahan RTR/Renstra/RKPD/Renja
Spending SKPD
• Pemerintah • Meningkatkan nilai lahan
Power
• dianggarkan dalam
APBN/APBD

23
Alternatif pengusahaan tanah

Built-up
Vacant
Legal Illegal
Public • Site & services • Rent • Land sharing
Land • Rent • Contract • Relocation
• PPP Management • etc
• Land sharing • PPP

Private • Profit sharing • KSO • Relocation


Land • Non-conventional • Contract • Land sharing
land banking Management • etc
• Land sharing
• Bagi hasil

24
25
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KOTA
• Financially feasible Pembiayaan Program Pembangunan
• Economically viable
• Politically (and socially) acceptable
• Administratively operable • Perkiraan Biaya Pelaksanaan BCA ? + FIA ?

Sumber pembiayaan pemerintah • Sumber Pembiayaan • APBN


(daerah): • APBD Provinsi
• Pendapatan Domestik • APBD Kota/Kab.
• Pajak Daerah • Swasta
• Retribusi Daerah • Masyarakat
• Pendapatan Perusahaan Daerah
• Pendapatan lainnya yang sah • Non Konvensional
• Dana Perimbangan
• Sharing Revenue • Jangka waktu pembiayaan • Jangka Panjang
• Dana Alokasi Umum (DAU) • Jangka Menengah (Multi
• Dana Alokasi Khusus (DAK) Years Program)
• Pinjaman (loan) • Jangka Pendek
• PENDAPATAN LAINNYA YANG SAH (Tahunan)

26
Alternatif Pembiayaan
Pemerintah Swasta Pemerintah – Swasta
(Public) (Private) (Public – Private)
K NK K NK K NK
Pendapatan • Pajak •Bettermant Tax Connection Development • Land
• Retribusi •Levies Fees Impact Fees Readjustiment
(Revenue • Land
Financing) Consolidation
• Land Pooling

Utang Loan / • Obligasi Development •Excess


Pinjaman • Bond Exactions Condemnation
(Debt • Surat Utang •Linkage
Financing) Negara (SUN)

Kekayaan • PPP
• Joint Ventures
(Equity Finance) • Concessions

Keterangan :
K = Konvensional
NK = Non Konvensional

27
Kemitraan Pemerintah dan PARTISIPASI SEKTOR PRIVAT
Swasta PSP (private sector participation)

• BOT (Build-Operate-Transfer) Sektor publik memanfaatkan pengalaman,


pengetahuan dan efisiensi yang dimiliki oleh
• BOO (Build-Owned-Operate) sektor swasta untuk memproduksi,
• BRT (Build-Rent-Transfer) menyediakan, dan mengoperasikan
infrastruktur dan / atau jasa
• ROT (Rehabilitate-Operate-Transfer)
• OUT (Operate-Update-Transfer) Klasifikasi dari keterlibatan sektor privat:
• Perjanjian pemeliharaan (Maintenance
• BRT (Built-Rent-Transfer) Contract)
• RRT (Rehabilitate-Rent-Transfer) • Perjanjian pengelolaan (Management
Contract)
• Layanan Kontrak (Service Contract)
• Kerjasama Operasional (KSO, Operational
Collaboration)

28
POLA RUANG dan Activity Dev’t Env’tal
PEMBIAYAAN system system system

PEMBANGUNAN
Land Use Allocation • Public purpose;
Private interest • Public interest;
• General welfare

Highest & Support Benefit


Profit • Safety
Best Use (Non-profit)
• Security
• Timing
• Efficiency
Productive Non-productive Park, road, • Justice
drainage,
• Environment
education,
• Energy
Commercial, Housing, etc health, etc
• Amenity
industry, Provision,
services, etc Tax Operation
• Equity
Maintenance • Health, etc
Tax
REVENUE COST
Profit, Tax
Income
29
CSR, Grant, philanthropy, crowdfunding, etc
TATA KELOLA KOTA BARU (IKN)
Kelembagaan IKN
Kelembagaan/Kepranataan/Institusi adalah suatu
bentuk kesatuan unsur ‘formal’ (kesepakatan) beserta
jaringan dukungan yang dikembangkan di dalamnya
secara terorganisir, yang secara menerus
mempengaruhi sistem manajemen sumberdaya dari IKN Baru:
suatu entitas tertentu, untuk menghasilkan dan/atau
• Apa yang sama dengan IKN saat ini?
melindungi perubahan ke arah yang dituju
• Fungsi, kedudukan dan peran IKN
Implikasi lingkup kelembagaan: • Apa yang berbeda dari IKN saat ini:
• Tujuan berbeda, kelembagaan yang dibutuhkan • Status
berbeda • Batas dan pembagian wilayah dan administrasinya
• Lingkungan dan kondisi Sos-bud, Sos-ek, Sos-pol • Bentuk dan susunan pemerintahan
yang berbeda membutuhkan kelembagaan yang • Kewenangan khusus pengelolaan urusan IKN, termasuk kerja
berbeda meskipun ‘Tujuan’ sama sama
• Lingkungan dan kondisi geografis, ekosistem alami • Kewenangan penyusunan, pelaksanaan dan penegakan regulasi
& buatan, ketersediaan sumberdaya alam & • Keuangan daerah dan pendanaan pembangunan
buatan, penguasaan & ketersediaan teknologi, • Ketentuan penutup
ketersediaan energi dan alternatifnya, dll • Ketentuan peralihan
memerlukan penyesuaian karakteristik kelembagaan
yang berbeda meskipun ‘Tujuan’ sama
30
Governance allows innovations, bottom-up initiatives,
collective actions focusing on external engagement

31
Urban governance at MACRO LEVEL

32
Who runs our cities? – The Guardian, 2018
CONTOH KELEMBAGAAN IKN
• Capital Development Authority:
• Islamabad, Pakistan
• Dodoma, Tanzania
• Dhaka, Bangladesh
• Abuja, Nigeria

• National Capital Authority:


Contoh: Capital Development Authority of Islamabad
• Canberra, Australia
Bertanggung jawab antara lain dalam hal:
• Perencanaan pembangunan dan konservasi ibu kota,
• National Capital Comission:
• Sbg tempat kedudukan perwakilan negara asing,
• Ottawa, Canada • Mengelola aset (lahan dan bangunan) milik Pemerintah
• 1899 -1927: the Ottawa Improvement
Nasional/Federal dalam wilayah kota,
Commission
• 1927 – 1959: the Federal Dsitrict • Menyediakan ruang publik skala nasional,
Commision • Memperkaya karakter unik dan makna simbolis ibu kota,
• 1959 – sekarang: the National Capital • Mencerminkan demokrasi dan kehidupan berbangsa,
Commission • dll
33
REFERENCE
• Chapin, F. Stuart; Edward J. Keiser (1979). Urban Land Use • UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan
Planning. Urbana: Univ. of Illinois
Pembangunan Nasional
• Darin-Drabkin, H. (1977). Land Policy and Urban Growth. • UU No. 38/2004 tentang Jalan
Oxford: Pergamon Press.
• UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
• Faisal, Budi (2022) . Menuju liveable IKN, Mungkinkah? Ibu Kota
Negara #9: Liveable, Lovable, Sustainable City dalam • UU No.. 27/2007 TENTANG Pengelolaan Wilayah Pesisir
Perancangan IKN dan Pulau-pulau Kecil
• Lean, W.; B. Goddal (1983). Aspects of Land Economics. London: • UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
The Estates Gazette Ltd. Lingkungan Hidup
• Leung, Hok Lin (1989). Land Use Planning Made Plain. Kingston: • UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
Ronald P. Rye & Co.
• UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja
• Mather, A.S. (1986). Land Use. London: Longman.
• McAuslan, Patrick (1985). Urban Land and Shelter for the Poor.
Washington DC.: Earthscan.
• The Pros and Cons of Moving Capital Cities.
https://www.intheblack.com/articles/2019/10/01/pros-and-
cons-of-moving-capital-cities
• Where Next: The Reasons Why (Some) Countries Move Their
Capitals. https://www.thoughtco.com/capital-city-relocation-
1435389
• Changing places: Why countries decide to move their capitals.
https://www.bbc.com/news/world-49406700

34
TERIMA KASIH
gdennyz@gmail.com; dennyz@pl.itb.ac.id

Denny Zulkaidi
KK Perencanaan dan Perancangan Kota, SAPPK ITB
Dewan Penasihat PN IAP
Dewan Pakar Pengda IAP Jabar

Anda mungkin juga menyukai