Anda di halaman 1dari 48

INDEF SCHOOL OF POLITICAL ECONOMY

Ekonomi Politik
Globalisasi dan Internasional

MUHAMAD IKSAN
DOSEN UNIV PARAMADINA -
JAKARTA

INDEF
PENDAHULUAN
Global Economy at The Moment….

X
V
CHINA
• 18% global GDP
• Drought: food & USA V X
electricity crises. • 25% global GDP
• Long COVID slowdown, • Inflation: 8,5%, EUROPEAN UNION
global supply chain
REST OF THE WORLD • 18% global GDP
highest in 40 yrs • 39% global economy
disrupted • Economic contraction • Inflation ~10%, highest in
• Higher inflation
• GDP growth of 4.6% in 2022; but growing 25 years
• Slower GDP Growth • Unemployment rises
(2024F) and 4.1% (2025F) in 2023 2.5% • Fluctuate forex • GDP growth of 0,5%
• Uncertainty for 2024
election Source: Wijayanto Samirin (2022), (2023E)
Pembahasan Dalam Ekonomi Internasional
• Bagaimana transaksi internasional mempengaruhi kesejahteraan sosial,
distribusi pendapatan, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi,
kestabilan harga, dan pengaruh kebijakan oublik terhadap outcome.
• Ekonomi internasional: (1). hubungan ekonomi antara negara yang
berkaitan dengan alokasi sumber daya yang ada sebagai dampak
langsung yang dijalankan melalui mekanisme perdagangan, investasi dan
kerjasama internasional.
• Hubungan ini meliputi perdagangan barang, faktor produksi maupun
aliran kapital antar negara.
• Ekonomi internasional: (2). kebijakan yang mengaturnya baik dalam
negeri berupa kebijakan ekonomi internasional dan kebijakan
internasional seperti sistem moneter dan sistem pajak yang diatur dalam
lembaga internasional seperti WTO dan IMF.
INDEF
Globalisasi
 Globalisasi Ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling
ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal di seluruh dunia
melalui intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal
lintas batas.
 Globalisasi ekonomi dapat membuka kegiatan perdagangan
internasional antar negara dan kegiatan ekonomi lainnya. Sebaliknya,
perdagangan internasional akan memicu semakin tingginya arus
globalisasi ekonomi
 Fenomena terjadinya pembauran ekonomi serta munculnya
ketergantungan ekonomi antarbangsa, baik di level lokal, regional,
bahkan nasional.
 Politik globalisasi mengarah pada strategi bagaimana
integrasi internasional dapat meningkatkan keuntungan ekonomi
INDEF
Ilustrasi Perdagangan Internasional

Se Sw
ESe
P2
P3
P1
EDw Dw
De

Qe2 Qe1 Qe3 Qa = Qw3 – Qw2 Qw2 Qw1 Qw3


= Qe3 – Qe2

(a) (b) (c)

• Misal a adalah pasar dunia, c adalah domestik (Indonesia). Maka dari


daerah yang murah (harga P1) produk akan mengalir ke daerah yang
mahal (P2) dan keseimbangan ada di P3----------> Prinsip pertukaran !
INDEF
INDEF Sumber: Kementerian Perdagangan, 2023
INDEF Sumber: Kementerian Perdagangan, 2023
Peluang CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement)
Bagi Indonesia
• Memperluas Akses pasar di Dunia
• Terbukanya akses pasar barang, jasa dan investasi, melalui pengurangan hambatan
ekspor baik tarif maupun non tarif.
• Tingkat liberalisasi dalam komitmen barang diantara negara peserta cukup menarik
• Terdapat akses pasar baru diluar kawasan
• Menciptakan lingkungan usaha yang business friendly, adil, dan fasilitatif.
• Contohnya melalui aturan kepabeanan yang efisien, kerja sama dalam standard, dan
transparansi kebijakan terkait.
• Mendorong tumbuhnya industri yang menjadi bagian dari RVC
• Indonesia menjadi bagian dari jaringan produksi Global (Global value chain), dimana
ada kemudahan mendapatkan bahan baku dan ketentuan asal barang (rules of
origin) yang fasilitatif. Indonesia juga dapat memanfaatkan program Kerja sama
Ekonomi dan Teknis.
• Meningkatkan Investasi ke Indonesia
• Melalui aturan yang fasilitatif untuk investasi yang dapat mendorong pembangunan
industri hilir, transfer teknologi, dan membuka lapangan kerja.
10
INDEF
Manfaat FTA Bagi Indonesia
• Memperluas Akses pasar di Dunia
• Terbukanya akses pasar barang, jasa dan investasi, melalui pengurangan hambatan
ekspor baik tarif maupun non tarif.
• Tingkat liberalisasi dalam komitmen barang diantara negara peserta cukup menarik
• Terdapat akses pasar baru diluar kawasan
• Menciptakan lingkungan usaha yang business friendly, adil, dan fasilitatif.
• Contohnya melalui aturan kepabeanan yang efisien, kerja sama dalam standard, dan
transparansi kebijakan terkait.
• Mendorong tumbuhnya industri yang menjadi bagian dari RVC
• Indonesia menjadi bagian dari jaringan produksi regional (regional value chain),
dimana ada kemudahan mendapatkan bahan baku dan ketentuan asal barang (rules
of origin) yang fasilitatif. Indonesia juga dapat memanfaatkan program Kerja sama
Ekonomi dan Teknis.
• Meningkatkan Investasi ke Indonesia
• Melalui aturan yang fasilitatif untuk investasi yang dapat mendorong pembangunan
industri hilir, transfer teknologi, dan membuka lapangan kerja.
11
INDEF
KINERJA DENGAN
MITRA FTA
Perkembangan Dunia Pasca Global Financial
Crisis 2008/2009
Stable peace – Kenneth Boulding (1978)
• Stable Peace presents policies for
creating and sustaining stable
international peace.
• Modern warfare is increasingly
devastating and costly.
• Nations can no longer afford to merely
hope for peace.
• Instead proactive policies for promoting
peace must be developed and adopted.
• When goods do not cross borders, soldiers
will (Frederich Bastiat)
Neraca Perdagangan

Sumber: BPS, Juli 2023


INDEF
Kinerja Perdagangan Indonesia - China (US$ Juta)

Sumber: Kemendag, 2023


INDEF
Kinerja Perdagangan Indonesia - Korea (US$ Juta)

INDEF Sumber: Kemendag, 2023


Apa yang bisa dikerjakan Pemerintah Indonesia?
Dealing with China (other countries as well)

SOURCE: KUIK CHENG-CHWEE (2008)


Ekonomi & Politik Luar Negeri Pasca Jokowi
• Orkestrasi “LN-DN” yang lebih elegan, long-term & berdampak luas
PERKEMBANGAN PERJANJIAN
PERDAGANGAN DI ASEAN

20
INDEF
PERJALANAN PERUNDINGAN RCEP

21
INDEF
TUJUAN DAN FITUR UTAMA DALAM RCEP
• Tujuan Perjanjian RCEP adalah untuk mencapai perjanjian yang modern, komprehensif,
berkualitas tinggi dan saling menguntungkan yang akan menciptakan kawasan
perdagangan dan investasi yang terbuka sekaligus meningkatkan rantai pasok regional.

22
INDEF
PETA AKSES PASAR REGIONAL INDONESIA
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP

• Saat ini Indonesia memiliki tujuh FTA (Free


Trade Agreement) pada regional ASEAN
yaitu: ATIGA (ASEAN Trade in Goods),
AANZFTA (ASEAN-Australia-New Zealand
FTA), ACFTA (ASEAN-China FTA), AJCEP
(ASEAN-Japan CEP), AIFTA (ASEAN-India
FTA), AKFTA (ASEAN-Korea FTA), dan
AHKFTA (ASEAN-Hong Kong FTA).
• FTA Indonesia secara bilateral → Indonesia
– Japan EPA, Indonesia – Australia CEPA,
dan IK-CEPA* (Penyelesaian negosiasi)
• RCEP → ASEAN, Australia, New Zealand,
China, Japan, dan Korea. Sedangkan India
memutuskan tidak berpartisipasi.
• Indonesia dapat memilih pemanfaatan
akses pasar melalui skema FTA yang ada,
Keterangan: tentunya dengan mempertimbangkan
Bilateral ASEAN+1 RCEP kelebihan dan kekurangan dari akses yang
diberikan FTA tersebut.
CAKUPAN KERJASAMA RCEP

24
INDEF
INDIKATOR EKONOMI RCEP
RCEP Merupakan mega FTA terbesar di Dunia, yang mencakup

25
INDEF
RCEP MENJADI PERJANJIAN FTA TERBESAR DI DUNIA DILIHAT DARI
INDIKATOR GDP, FDI, DAN POPULASI
Indikator ASEAN RCEP TPP NAFTA EU MERCUSOR Perdagangan dan Investasi Indonesia- RCEP Tahun 2019
Terhadap 100%
29%
Dunia 80%
62%
60% 67%
Populasi 8.6 29.6 6.6 6.5 5.9 3.9 40% 71%
20% 38%
GDP 3.7 30.2 13.1 28.4 18.2 2.8 33%
0%
Perdagangan 7.8 27.4 15.2 15.5 29.7 1.6 Ekspor Impor Asal FDI
Non RCEP RCEP
FDI 11.2 29.8 19.6 29.1 16.3 6.5 Sumber: BPS dan BKPM (2020), diolah

RCEP minus India; EU minus Inggris; TPP minus USA


Sumber: Bank Dunia (2020), diolah

PELUANG
• Rules of Origin (ROO) RCEP: disepakati oleh 15 negara dalam
ATIGA, ACFTA, AJCEP, AKFTA, dan AANZFTA; user Friendly
sehingga lebih mudah dipahami oleh pelaku usaha

TANTANGAN:
• Partisipasi Indonesia dalam GVC masih tergolong
rendah (produksi intermediate goods, ekspor hasil
komoditas SDA, value added relatif rendah)

INDEF
INDIKATOR EKONOMI BEBERAPA FTA

RCEP menjadi perjanjian FTA


terbesar di dunia apabila
dilihat dari indikator
ekonomi GDP, FDI, dan
Populasinya.
Sumber: Analysis based on IMF and WB data, 2020

27
INDEF Sumber: Analysis based on IMF and WB data, 2020
Contoh Analisis Dampak RCEP terhadap Perekonomian Negara
Member
No Negara Dengan India (skenario 1) Tanpa India (skenario 2)
% PDB % Ekspor % Impor % PDB % Ekspor % Impor
1 Indonesia 0.05 1.43 1.94 0.04 1.11 1.24
2 Malaysia 0.22 0.97 2.05 0.21 0.89 1.8
3 Thailand 0.38 1.55 3.02 0.36 1.45 2.78
4 Singapore 0.02 0.55 0.96 0.01 0.48 0.83
5 Vietnam 0.58 1.32 3.6 0.55 1.15 3.37
6 Philippines 0.08 0.75 0.54 0.07 0.67 0.5
7 Cambodia 0.71 3.51 5.14 0.72 3.43 5.12
8 Lao PDR 0.38 0.87 2.75 0.38 0.84 2.78
9 Brunei D 0.16 0.01 0.68 0.16 0 0.71
10 Japan 0.04 0.66 2.67 0.04 0.64 2.62
11 Korea 0.22 1.21 2.73 0.19 1.21 2.63
12 China 0.07 1.43 1.93 0.06 1.35 1.75
13 Australia 0.1 0.63 2.2 0.1 0.57 1.91
14 NewZealand 0.03 0.39 0.93 0.03 0.35 0.89
15 India 0.27 2.89 1.85 -0.01 0.04 -0.23
Sumber: GTAP versi 10

INDEF
Contoh Analisis Dampak Indonesia EU CEPA terhadap
Perekonomian Negara Anggota
Hasil Simulasi IEU CEPA dan ASEAN EU Terhadap Output Sektoral
GDP Investasi Ekspor Impor Simulasi 2
Sektor Indonesia ASEAN EU_28 USA China Japan India RoW
Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2
Grains & Crops -0.057 0.018 -0.016 0.010 0.004 0.005 0.006 0.005
Indonesia 0.031 0.028 0.388 0.326 0.734 0.702 1.313 1.160 Livestock & Meat Products 0.097 -0.004 -0.011 -0.001 -0.001 0.003 -0.001 0.000
ASEAN -0.001 0.054 -0.037 0.866 -0.010 0.348 -0.033 0.719 Mining & Extraction -0.272 0.013 0.001 0.005 0.007 0.009 0.008 0.005
Processed Food 0.366 0.011 -0.033 0.001 0.002 0.001 0.026 -0.003
EU_27 0.002 0.007 0.008 0.054 0.021 0.085 0.028 0.130
Textiles & Clothing 3.223 0.017 -0.158 0.003 -0.026 0.009 -0.038 -0.044
USA -0.001 -0.001 -0.009 -0.045 0.0084 0.033 -0.007 -0.045 Light Manufac 0.183 -0.026 -0.001 -0.003 -0.001 0.000 0.001 -0.003
China -0.008 -0.004 -0.006 -0.031 -0.00 -0.005 -0.015 -0.077 Heavy Manufac -0.747 -0.021 0.030 0.002 0.003 0.005 -0.004 -0.004
Japan -0.001 -0.004 -0.014 -0.065 0.0082 0.0378 -0.018 -0.088 Utilities & Construction 0.318 -0.019 0.005 -0.005 -0.005 -0.007 -0.005 -0.005
Transport & Communication 0.026 0.006 0.000 0.000 0.001 0.001 -0.002 0.001
India -0.003 -0.005 -0.007 -0.028 -0.001 -0.002 -0.015 -0.054 Other Services -0.042 0.008 -0.002 0.000 -0.001 0.000 0.001 0.001
RestofWorld -0.002 -0.009 -0.007 -0.038 -0.002 -0.007 -0.008 -0.046 Simulasi 2
Sektor Indonesia ASEAN EU_28 USA China Japan India RoW
Grains & Crops -0.036 0.091 -0.123 0.033 0.015 0.039 0.008 0.009
Sim 1: IEU CEPA
Livestock & Meat Products 0.085 0.310 -0.031 -0.004 -0.010 0.033 -0.016 -0.010
Sim 2: ASEAN EU CEPA
Mining & Extraction -0.226 -0.200 -0.018 0.014 0.026 0.036 0.025 0.013
Processed Food 0.263 0.609 -0.042 -0.012 -0.013 -0.002 -0.002 -0.037
Sumber: GTAP versi 10
Textiles & Clothing 3.302 4.387 -0.511 0.004 -0.066 0.062 -0.112 -0.150
Light Manufac 0.092 0.825 0.026 -0.028 -0.027 -0.048 -0.031 -0.038
Heavy Manufac -0.676 -0.577 0.075 0.014 0.019 0.033 0.001 -0.002
Utilities & Construction 0.267 0.428 0.031 -0.024 -0.024 -0.033 -0.020 -0.022
Transport & Communication 0.021 -0.069 0.000 0.002 0.008 0.006 -0.003 0.010
Other Services -0.040 -0.184 -0.008 0.003 -0.003 -0.001 0.016 0.008
INDEF
Optimalisasi
Pemanfaatan Free Trade
Agreement bagi Sektor
Industri
Peluang Pemanfaatan Berbagai FTA

Industri Dalam Negeri perlu


memilih penggunaan FTA yang Policy Adjustment diperlukan
untuk mengantisipasi dampak Mengantisipasi
dapat memberikan akses pasar
dari implementasi FTA kebijakan perdagangan
terbaik untuk peningkatan ekspor
bebas negara/Kawasan
produknya
lain yang terkait
Peran aktif Industri Dalam Negeri dengan FTA Indonesia
dalam mengajukan petisi Trade
Pemahaman terkait Product
Remedies jika ada indikasi unfair
Specific Rules dan Ketentuan
trade dan lonjakan impor yang
FTA lainnya sangat diperlukan
menyebabkan potensi serious
injury Meningkatnya akses
pasar dapat menjadi
daya Tarik invetasi,
Meningkatkan kualitas Kerja sama antara Pemerintah maka promosi investasi
dan spesialisasi produk dan Industri dalam perlu ditingkatkan
serta menggunakan merumuskan smart sejalan dengan peluang
bahan baku dari dalam regulation untuk akses pasar
negeri mengantisipasi lonjakan
impor yang berlebih

INDEF
Strategi Pemanfaatan1

• Pertahankan & tingkatkan akses ke pasar • Meningkatkan daya saing melalui


tradisional seraya perluas akses ke pasar penyelesaian permasalahan internal
non-tradisional seperti infrastruktur, pasokan listrik,
• Dorong transformasi struktur ekspor dari perijinan, pemanfaatan “internet of
berbasis komoditi ke produk & jasa things” untuk bisnis maupun pelayanan
bernilai tambah; meningkatkan tangga publik
supply chains • Perubahan mindset: paradigma
• Targetkan pasar secara spesifik. Fokus melindungi industri harus diubah menjadi
memperbaiki neraca perdagangan mendorong industri untuk tumbuh serta
kesempatan untuk berbenah diri (negara
• Manfaatkan penuh skema preferensi tetangga terus menerus meningkatkan
yang ada (RCEP, AEC, ASEAN+1s, IJEPA, daya saing).
IKCEPA, & Bilateral FTA lainnya) • Penyederhanaan perizinan impor untuk
• Di era Revolusi Industri 4.0, yang terjadi barang modal, bahan baku dan bahan
bukan “yang besar mengalahkan yang penolong industri yang tidak tersedia di
kecil” tetapi “yang cepat meninggalkan Indonesia di tengah pengendalian impor
yang lambat” barang barang konsumsi.
32
INDEF
Strategi Pemanfaatan2

33
INDEF
Strategi Pendalaman Pasar Ekspor

Pelatihan
Keterampilan Pameran Pendirian
Intelegensi Pusat eksibisi
Eksporter dalam Dagang di luar outlet/store di
Pasar produk ekspor
melakukan negeri luar negeri
pemasaran

34
INDEF
Upaya Sinergi Untuk Perluasan Pasar Ekspor
Untuk dapat melakukan penetrasi pasar produk ekspor lebih luas di Dunia, maka para pelaku usaha
(produsen dan eksportir) perlu melakukan melakukan hal- hal sebagai berikut:
• Berpartisipasi dalam Pameran Dagang. Banyak negara selalu menyelenggarakan berbagai pameran produk
seacara berkala. Sehubungan dengan hal tersebut, para pelaku usaha Indonesia diharapkan dapat turut
berpartisipasi mengikuti pameran tersebut guna memperkenalkan dan meningkatkan pemasaran produk.
• Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Luar Negeri. para pelaku usaha serta produsen Indonesia
diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang Luar Negeri Indonesia di Luar Negeri
(ITPC) untuk meminta informasi mengenai pasar, pameran dan perkembangan pasar produk
• Menjalin kerjasama dengan Asosiasi setempat. Produsen Indonesia dalam wadah asosiasi dapat
menghubungi Asosiasi terkait produk tersebut di Luar Negeri untuk menjalin kerjasama yang nantinya
menjadi wadah untuk bertukar informasi dan saling mempelajari lebih dalam mengenai standar atau mutu
yang diterapkan pemerintah negara setempat.
• Menjamin Kualitas dan Pengiriman Barang. Kualitas yang memuaskan dan Pengiriman harus tepat waktu.
Eksportir atau produsen Indonesia harus dapat memproduksi produknya dengan kualitas yang terstandar
secara konsisten, melakukan pengiriman secara efektif serta sering melakukan komunikasi secara reguler
dengan pihak pengimpor. Pengimpor di berbagi negara menginginkan produsen yang dapat memenuhi
kriteria-kriteria seperti tersebut di atas.
• Berkolaborasi Dengan Diaspora untuk Mendongkrak Perdagangan Indonesia

35
INDEF
Jumlah Klasifikasi Non Tarif Measures beberapa Negara
Neggara SPS TBT ADP CV SG SSG QR TRQ XS Total
Australia 500 220 78 11 178 2 6 995
China 1304 1414 125 7 1 42 10 2903
India 247 193 313 20 4 59 3 839
Indonesia 134 130 50 8 2 1 325
Japan 763 894 8 173 85 18 1941
Korea, Republic of 685 994 40 75 92 67 1953

Thailand 320 680 45 1 112 23 1181

Total Europe 1664 4659 319 24 7 388 88 681 214 8044

Brazil 1679 1142 164 3 1 16 3005


USA 3178 1829 417 149 2 496 59 52 13 6195
Sumber: WTO 2022

INDEF
Indonesia Juga Perlu Lebih Aktif Dalam Global
Value Chain (GVC)
Tahap Ketiga: GVC untuk Pembangunan Berkelanjutan
• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Tenaga Kerja Melalui Pasar Tenaga Kerja yang Lebih Sehat
• Menerapkan Standar Tenaga Kerja yang Sudah Menjadi Praktik Terbaik di Sejumlah Negara
03 • Menerapkan Standar Pengelolaan Bisnis yang Berkelanjutan pada Perusahaan Lokal

Tahap Kedua: Memperluas dan Memperkuat GVC


• Meningkatkan Inovasi dan Kualitas SDM Dalam Negeri
• Meningkatkan Standar Kualitas Produksi Sehingga Sesuai dengan Standar Internasional
02 • Meningkatkan Kapasitas Untuk Menyerap Spillovers dari Keterlibatan dalam GVC
• Meningkatkan Hubungan Antara Perusahaan Lokal dan Internasional

Tahap Pertama: Masuk Ke GVC


• Menurunkan dwelling time di pelabuhan
01 • Meningkatkan konektivitas domestik dengan menurunkan biaya logistik
• Meningkatkan daya saing dalam negeri baik daya saing biaya maupun daya saing kapasitas,
khususnya: akses pembiayaan yang murah
• Meningkatkan iklim investasi untuk menarik PMA masuk ke Indonesia
INDEF
Meningkatkan Peran Indonesia dalam Global Value
Chain
Integrasi Terbentuknya GVC didorong oleh sejumlah faktor

Kebijakan
Kemajuan
Perdagangan
Teknologi dan
yang Lebih
Informasi
Terbuka

Biaya Pertumbuhan
Transportasi yang Ekonomi di
Semakin Murah Sejumlah Negara
Global Value
Chain

INDEF
Indonesia Masih Dalam Transisi Dari Komoditas
Ke Limited Manufacturing Dalam GVC

Sumber: World Development Report, 2019 39


INDEF
Daya Saing Produk Indonesia Berdasarkan Kategori Produk

Indonesia

2018

Sumber: ADB, 2019


Berdasarkan Technology Group, pergeseran ekspor manufaktur Indonesia ke arah
produk-produk bernilai tambah tinggi (upgrading) berjalan lamban.
40
INDEF
Posisi Indonesia dalam Global Value Chain

Partisipasi Indonesia dalam GVC masih tergolong rendah dibandingkan ekonomi negara berkembang maupun yang sudah maju, yakni hanya sekitar 43.5%.
Partisipasi Indonesia didominasi oleh forward participation sebesar 31.5% dan Backward Participation sebesar 12% (Backward Participation / nilai tambah
ekspor Indonesia tersebut relatif kecil dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand)
Rendahnya tingkat partisipasi Indonesia dalam GVC disebabkan karena:
• Indonesia masih berproduksi pada intermediate goods yang nantinya akan kembali dibeli setelah menjadi barang jadi.
• Indonesia masih bergantung pada ekspor hasil komoditas SDA yang mana memberikan value added relatif rendah bagi Indonesia.
70.0
60.4
60.0 54.3
51.8 47.7 48.6 48
50.0 43.5 43.1
13.7
40.0 40.6
12.0 39.0 25.5 23.8
30.0 24.0 32.1

20.0 38.1
31.5
10.0 23.1 24.2
19.8 19.1 15.6
15.4
0.0 Negara Berkembang Negara Maju
Indonesia Malaysia Thailand Rusia India China

Sumber: WTO
Forward Participation Backward Participation Indeks Partisipasi
INDEF
Hambatan Keterlibatan Industri Dalam Jaringan
produksi Global
Tingkat suku bunga yang tinggi yang menyebabkan
ketidakmampuan industri terutama industri kecil dan
Pemanfaatan infrastruktur yang belum optimal menyebabkan menengah (IKM) dalam mengakses pembiayaan → Pada
tingginya biaya produksi dan logistic cost →Indeks tahun 2016, rata- rata suku bunga pinjaman Indonesia
infrastruktur Indonesia telah mengalaminperbaikan , mencapai 11.8%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata suku
namun masih kalah dibanding pesaing utama di ASEAN bunga pinjaman Malaysia (4.5%), Thailand (6.3%), Vietnam
(7.0%) dan Cina (4.4%)*

Sulitnya produk-produk dalam negeri dalam


Birokrasi pengajuan izin melakukan usaha yang rumit memenuhi standar produk pasar internasional,
→ Pada tahun 2016,indeks kemudahan mendirikan usaha terutama produk UMKM dan IKM
Indonesia (76.43) lebih rendah dibandingkan Malaysia (83.67),
Cina (81.02), Thailand (87.01) dan Vietnam (81.76)**

Indonesia tidak fokus terhadap industri yang forward dan backward Minimnya informasi terkait standar-standar khusus yang
lingkages → Indonesia harus lebih fokus terhadap industri harus dipenuhi industri dalam negeri untuk melakukan
yang forward dan backward lingkagesnya sudah tertata agar sumber daya ekspor di setiap negara berbeda
tidak terbuang untuk membuat lingkage baru, Indonesia memiliki
peluang besar bidang perlengkapan elektronik, menufaktur kendaraan, *Sumber: CEIC
dan pertanian. **Sumber: World Bank

INDEF
Masuk ke GVC 1
Tahap Pertama

Agar Indonesia bisa masuk ke GVC, maka setidaknya terdapat lima aspek yang perlu
dibenahi:

• Memperkuat struktur industri yang menjadi andalan Indonesia, yang didukung


oleh melimpahnya sumber daya.
• Membangun industri bahan baku dan barang modal
• Meningkatkan konektivitas domestik dengan menurunkan biaya logistik
• Meningkatkan daya saing dalam negeri baik daya saing biaya maupun daya saing
kapasitas, khususnya: akses pembiayaan yang murah
• Meningkatkan iklim investasi untuk menarik PMA masuk ke Indonesia

INDEF
Masuk ke GVC2
Tahap Kedua: Memperkuat dan Memperluas GVC

Dalam rangka memperkuat dan memperluas keterlibatan Indonesia dalam GVC,


setidaknya terdapat empat hal yang perlu mendapatkan perhatian:

• Meningkatkan Inovasi dan Kualitas SDM Dalam Negeri, didorong oleh regulasi
dari pemerintah
• Meningkatkan Standar Kualitas Produksi Sehingga Sesuai dengan Standar
Internasional
• Meningkatkan Kapasitas Untuk Menyerap Spillovers dari Keterlibatan dalam GVC
• Meningkatkan Hubungan Antara Perusahaan Lokal dan Internasional
• RCEP merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperdalam integrasi Indoensia
dalam GVC, asalkan Indonesia mampu memperkuat dan memperdalam struktur
Industri

INDEF
Masuk ke GVC2
Tahap Ketiga: Memastikan GVC dapat Mendorong Pembangunan
Berkelanjutan
Keberadaan GVC juga harus dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development). Oleh itu diperlukansd sejumlah
kebijakan:

• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Tenaga Keja Melalui Pasar Tenaga Kerja yang
Lebih Sehat
• Menerapkan Standar Tenaga Kerja yang Sudah Menjadi Praktik Terbaik di
Sejumlah Negara
• Menerapkan Standar Pengelolaan Bisnis yang Berkelanjutan pada Perusahaan
Lokal

INDEF
Strategi Lintas Sektor
Perjanjian Berbagai FTA/PTA/CEPA memiliki potensi untuk mendorong
kemajuan sektor Industri Indonesia dan perekonomian Indonesia secara
umum, namun diperlukan strategi nasional yang kuat dalam
memanfaatkannya, diantaranya:
• Melakukan “policy adjustment” untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif
dalam rangka menghadapi implementasi FTA.
• Setiap peraturan di tingkat daerah maupun pusat harus sinergi dan mendukung
strategi pemanfaatan FTA
• Meningkatkan daya saing produk unggulan Indonesia agar bisa melakukan
penetrasi akses pasar yang didapatkan dalam FTA.
• Melakukan koordinasi seluruh stakeholders terkait peran serta SELURUH pihak
diperlukan.

46
INDEF
Industri Harus Mendapat Dukungan Dari Segala Aspek

INDEF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai