Ekonomi Politik
Globalisasi dan Internasional
MUHAMAD IKSAN
DOSEN UNIV PARAMADINA -
JAKARTA
INDEF
PENDAHULUAN
Global Economy at The Moment….
X
V
CHINA
• 18% global GDP
• Drought: food & USA V X
electricity crises. • 25% global GDP
• Long COVID slowdown, • Inflation: 8,5%, EUROPEAN UNION
global supply chain
REST OF THE WORLD • 18% global GDP
highest in 40 yrs • 39% global economy
disrupted • Economic contraction • Inflation ~10%, highest in
• Higher inflation
• GDP growth of 4.6% in 2022; but growing 25 years
• Slower GDP Growth • Unemployment rises
(2024F) and 4.1% (2025F) in 2023 2.5% • Fluctuate forex • GDP growth of 0,5%
• Uncertainty for 2024
election Source: Wijayanto Samirin (2022), (2023E)
Pembahasan Dalam Ekonomi Internasional
• Bagaimana transaksi internasional mempengaruhi kesejahteraan sosial,
distribusi pendapatan, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi,
kestabilan harga, dan pengaruh kebijakan oublik terhadap outcome.
• Ekonomi internasional: (1). hubungan ekonomi antara negara yang
berkaitan dengan alokasi sumber daya yang ada sebagai dampak
langsung yang dijalankan melalui mekanisme perdagangan, investasi dan
kerjasama internasional.
• Hubungan ini meliputi perdagangan barang, faktor produksi maupun
aliran kapital antar negara.
• Ekonomi internasional: (2). kebijakan yang mengaturnya baik dalam
negeri berupa kebijakan ekonomi internasional dan kebijakan
internasional seperti sistem moneter dan sistem pajak yang diatur dalam
lembaga internasional seperti WTO dan IMF.
INDEF
Globalisasi
Globalisasi Ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling
ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal di seluruh dunia
melalui intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal
lintas batas.
Globalisasi ekonomi dapat membuka kegiatan perdagangan
internasional antar negara dan kegiatan ekonomi lainnya. Sebaliknya,
perdagangan internasional akan memicu semakin tingginya arus
globalisasi ekonomi
Fenomena terjadinya pembauran ekonomi serta munculnya
ketergantungan ekonomi antarbangsa, baik di level lokal, regional,
bahkan nasional.
Politik globalisasi mengarah pada strategi bagaimana
integrasi internasional dapat meningkatkan keuntungan ekonomi
INDEF
Ilustrasi Perdagangan Internasional
Se Sw
ESe
P2
P3
P1
EDw Dw
De
20
INDEF
PERJALANAN PERUNDINGAN RCEP
21
INDEF
TUJUAN DAN FITUR UTAMA DALAM RCEP
• Tujuan Perjanjian RCEP adalah untuk mencapai perjanjian yang modern, komprehensif,
berkualitas tinggi dan saling menguntungkan yang akan menciptakan kawasan
perdagangan dan investasi yang terbuka sekaligus meningkatkan rantai pasok regional.
22
INDEF
PETA AKSES PASAR REGIONAL INDONESIA
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP
24
INDEF
INDIKATOR EKONOMI RCEP
RCEP Merupakan mega FTA terbesar di Dunia, yang mencakup
25
INDEF
RCEP MENJADI PERJANJIAN FTA TERBESAR DI DUNIA DILIHAT DARI
INDIKATOR GDP, FDI, DAN POPULASI
Indikator ASEAN RCEP TPP NAFTA EU MERCUSOR Perdagangan dan Investasi Indonesia- RCEP Tahun 2019
Terhadap 100%
29%
Dunia 80%
62%
60% 67%
Populasi 8.6 29.6 6.6 6.5 5.9 3.9 40% 71%
20% 38%
GDP 3.7 30.2 13.1 28.4 18.2 2.8 33%
0%
Perdagangan 7.8 27.4 15.2 15.5 29.7 1.6 Ekspor Impor Asal FDI
Non RCEP RCEP
FDI 11.2 29.8 19.6 29.1 16.3 6.5 Sumber: BPS dan BKPM (2020), diolah
PELUANG
• Rules of Origin (ROO) RCEP: disepakati oleh 15 negara dalam
ATIGA, ACFTA, AJCEP, AKFTA, dan AANZFTA; user Friendly
sehingga lebih mudah dipahami oleh pelaku usaha
TANTANGAN:
• Partisipasi Indonesia dalam GVC masih tergolong
rendah (produksi intermediate goods, ekspor hasil
komoditas SDA, value added relatif rendah)
INDEF
INDIKATOR EKONOMI BEBERAPA FTA
27
INDEF Sumber: Analysis based on IMF and WB data, 2020
Contoh Analisis Dampak RCEP terhadap Perekonomian Negara
Member
No Negara Dengan India (skenario 1) Tanpa India (skenario 2)
% PDB % Ekspor % Impor % PDB % Ekspor % Impor
1 Indonesia 0.05 1.43 1.94 0.04 1.11 1.24
2 Malaysia 0.22 0.97 2.05 0.21 0.89 1.8
3 Thailand 0.38 1.55 3.02 0.36 1.45 2.78
4 Singapore 0.02 0.55 0.96 0.01 0.48 0.83
5 Vietnam 0.58 1.32 3.6 0.55 1.15 3.37
6 Philippines 0.08 0.75 0.54 0.07 0.67 0.5
7 Cambodia 0.71 3.51 5.14 0.72 3.43 5.12
8 Lao PDR 0.38 0.87 2.75 0.38 0.84 2.78
9 Brunei D 0.16 0.01 0.68 0.16 0 0.71
10 Japan 0.04 0.66 2.67 0.04 0.64 2.62
11 Korea 0.22 1.21 2.73 0.19 1.21 2.63
12 China 0.07 1.43 1.93 0.06 1.35 1.75
13 Australia 0.1 0.63 2.2 0.1 0.57 1.91
14 NewZealand 0.03 0.39 0.93 0.03 0.35 0.89
15 India 0.27 2.89 1.85 -0.01 0.04 -0.23
Sumber: GTAP versi 10
INDEF
Contoh Analisis Dampak Indonesia EU CEPA terhadap
Perekonomian Negara Anggota
Hasil Simulasi IEU CEPA dan ASEAN EU Terhadap Output Sektoral
GDP Investasi Ekspor Impor Simulasi 2
Sektor Indonesia ASEAN EU_28 USA China Japan India RoW
Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2
Grains & Crops -0.057 0.018 -0.016 0.010 0.004 0.005 0.006 0.005
Indonesia 0.031 0.028 0.388 0.326 0.734 0.702 1.313 1.160 Livestock & Meat Products 0.097 -0.004 -0.011 -0.001 -0.001 0.003 -0.001 0.000
ASEAN -0.001 0.054 -0.037 0.866 -0.010 0.348 -0.033 0.719 Mining & Extraction -0.272 0.013 0.001 0.005 0.007 0.009 0.008 0.005
Processed Food 0.366 0.011 -0.033 0.001 0.002 0.001 0.026 -0.003
EU_27 0.002 0.007 0.008 0.054 0.021 0.085 0.028 0.130
Textiles & Clothing 3.223 0.017 -0.158 0.003 -0.026 0.009 -0.038 -0.044
USA -0.001 -0.001 -0.009 -0.045 0.0084 0.033 -0.007 -0.045 Light Manufac 0.183 -0.026 -0.001 -0.003 -0.001 0.000 0.001 -0.003
China -0.008 -0.004 -0.006 -0.031 -0.00 -0.005 -0.015 -0.077 Heavy Manufac -0.747 -0.021 0.030 0.002 0.003 0.005 -0.004 -0.004
Japan -0.001 -0.004 -0.014 -0.065 0.0082 0.0378 -0.018 -0.088 Utilities & Construction 0.318 -0.019 0.005 -0.005 -0.005 -0.007 -0.005 -0.005
Transport & Communication 0.026 0.006 0.000 0.000 0.001 0.001 -0.002 0.001
India -0.003 -0.005 -0.007 -0.028 -0.001 -0.002 -0.015 -0.054 Other Services -0.042 0.008 -0.002 0.000 -0.001 0.000 0.001 0.001
RestofWorld -0.002 -0.009 -0.007 -0.038 -0.002 -0.007 -0.008 -0.046 Simulasi 2
Sektor Indonesia ASEAN EU_28 USA China Japan India RoW
Grains & Crops -0.036 0.091 -0.123 0.033 0.015 0.039 0.008 0.009
Sim 1: IEU CEPA
Livestock & Meat Products 0.085 0.310 -0.031 -0.004 -0.010 0.033 -0.016 -0.010
Sim 2: ASEAN EU CEPA
Mining & Extraction -0.226 -0.200 -0.018 0.014 0.026 0.036 0.025 0.013
Processed Food 0.263 0.609 -0.042 -0.012 -0.013 -0.002 -0.002 -0.037
Sumber: GTAP versi 10
Textiles & Clothing 3.302 4.387 -0.511 0.004 -0.066 0.062 -0.112 -0.150
Light Manufac 0.092 0.825 0.026 -0.028 -0.027 -0.048 -0.031 -0.038
Heavy Manufac -0.676 -0.577 0.075 0.014 0.019 0.033 0.001 -0.002
Utilities & Construction 0.267 0.428 0.031 -0.024 -0.024 -0.033 -0.020 -0.022
Transport & Communication 0.021 -0.069 0.000 0.002 0.008 0.006 -0.003 0.010
Other Services -0.040 -0.184 -0.008 0.003 -0.003 -0.001 0.016 0.008
INDEF
Optimalisasi
Pemanfaatan Free Trade
Agreement bagi Sektor
Industri
Peluang Pemanfaatan Berbagai FTA
INDEF
Strategi Pemanfaatan1
33
INDEF
Strategi Pendalaman Pasar Ekspor
Pelatihan
Keterampilan Pameran Pendirian
Intelegensi Pusat eksibisi
Eksporter dalam Dagang di luar outlet/store di
Pasar produk ekspor
melakukan negeri luar negeri
pemasaran
34
INDEF
Upaya Sinergi Untuk Perluasan Pasar Ekspor
Untuk dapat melakukan penetrasi pasar produk ekspor lebih luas di Dunia, maka para pelaku usaha
(produsen dan eksportir) perlu melakukan melakukan hal- hal sebagai berikut:
• Berpartisipasi dalam Pameran Dagang. Banyak negara selalu menyelenggarakan berbagai pameran produk
seacara berkala. Sehubungan dengan hal tersebut, para pelaku usaha Indonesia diharapkan dapat turut
berpartisipasi mengikuti pameran tersebut guna memperkenalkan dan meningkatkan pemasaran produk.
• Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Luar Negeri. para pelaku usaha serta produsen Indonesia
diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang Luar Negeri Indonesia di Luar Negeri
(ITPC) untuk meminta informasi mengenai pasar, pameran dan perkembangan pasar produk
• Menjalin kerjasama dengan Asosiasi setempat. Produsen Indonesia dalam wadah asosiasi dapat
menghubungi Asosiasi terkait produk tersebut di Luar Negeri untuk menjalin kerjasama yang nantinya
menjadi wadah untuk bertukar informasi dan saling mempelajari lebih dalam mengenai standar atau mutu
yang diterapkan pemerintah negara setempat.
• Menjamin Kualitas dan Pengiriman Barang. Kualitas yang memuaskan dan Pengiriman harus tepat waktu.
Eksportir atau produsen Indonesia harus dapat memproduksi produknya dengan kualitas yang terstandar
secara konsisten, melakukan pengiriman secara efektif serta sering melakukan komunikasi secara reguler
dengan pihak pengimpor. Pengimpor di berbagi negara menginginkan produsen yang dapat memenuhi
kriteria-kriteria seperti tersebut di atas.
• Berkolaborasi Dengan Diaspora untuk Mendongkrak Perdagangan Indonesia
35
INDEF
Jumlah Klasifikasi Non Tarif Measures beberapa Negara
Neggara SPS TBT ADP CV SG SSG QR TRQ XS Total
Australia 500 220 78 11 178 2 6 995
China 1304 1414 125 7 1 42 10 2903
India 247 193 313 20 4 59 3 839
Indonesia 134 130 50 8 2 1 325
Japan 763 894 8 173 85 18 1941
Korea, Republic of 685 994 40 75 92 67 1953
INDEF
Indonesia Juga Perlu Lebih Aktif Dalam Global
Value Chain (GVC)
Tahap Ketiga: GVC untuk Pembangunan Berkelanjutan
• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Tenaga Kerja Melalui Pasar Tenaga Kerja yang Lebih Sehat
• Menerapkan Standar Tenaga Kerja yang Sudah Menjadi Praktik Terbaik di Sejumlah Negara
03 • Menerapkan Standar Pengelolaan Bisnis yang Berkelanjutan pada Perusahaan Lokal
Kebijakan
Kemajuan
Perdagangan
Teknologi dan
yang Lebih
Informasi
Terbuka
Biaya Pertumbuhan
Transportasi yang Ekonomi di
Semakin Murah Sejumlah Negara
Global Value
Chain
INDEF
Indonesia Masih Dalam Transisi Dari Komoditas
Ke Limited Manufacturing Dalam GVC
Indonesia
2018
Partisipasi Indonesia dalam GVC masih tergolong rendah dibandingkan ekonomi negara berkembang maupun yang sudah maju, yakni hanya sekitar 43.5%.
Partisipasi Indonesia didominasi oleh forward participation sebesar 31.5% dan Backward Participation sebesar 12% (Backward Participation / nilai tambah
ekspor Indonesia tersebut relatif kecil dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand)
Rendahnya tingkat partisipasi Indonesia dalam GVC disebabkan karena:
• Indonesia masih berproduksi pada intermediate goods yang nantinya akan kembali dibeli setelah menjadi barang jadi.
• Indonesia masih bergantung pada ekspor hasil komoditas SDA yang mana memberikan value added relatif rendah bagi Indonesia.
70.0
60.4
60.0 54.3
51.8 47.7 48.6 48
50.0 43.5 43.1
13.7
40.0 40.6
12.0 39.0 25.5 23.8
30.0 24.0 32.1
20.0 38.1
31.5
10.0 23.1 24.2
19.8 19.1 15.6
15.4
0.0 Negara Berkembang Negara Maju
Indonesia Malaysia Thailand Rusia India China
Sumber: WTO
Forward Participation Backward Participation Indeks Partisipasi
INDEF
Hambatan Keterlibatan Industri Dalam Jaringan
produksi Global
Tingkat suku bunga yang tinggi yang menyebabkan
ketidakmampuan industri terutama industri kecil dan
Pemanfaatan infrastruktur yang belum optimal menyebabkan menengah (IKM) dalam mengakses pembiayaan → Pada
tingginya biaya produksi dan logistic cost →Indeks tahun 2016, rata- rata suku bunga pinjaman Indonesia
infrastruktur Indonesia telah mengalaminperbaikan , mencapai 11.8%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata suku
namun masih kalah dibanding pesaing utama di ASEAN bunga pinjaman Malaysia (4.5%), Thailand (6.3%), Vietnam
(7.0%) dan Cina (4.4%)*
Indonesia tidak fokus terhadap industri yang forward dan backward Minimnya informasi terkait standar-standar khusus yang
lingkages → Indonesia harus lebih fokus terhadap industri harus dipenuhi industri dalam negeri untuk melakukan
yang forward dan backward lingkagesnya sudah tertata agar sumber daya ekspor di setiap negara berbeda
tidak terbuang untuk membuat lingkage baru, Indonesia memiliki
peluang besar bidang perlengkapan elektronik, menufaktur kendaraan, *Sumber: CEIC
dan pertanian. **Sumber: World Bank
INDEF
Masuk ke GVC 1
Tahap Pertama
Agar Indonesia bisa masuk ke GVC, maka setidaknya terdapat lima aspek yang perlu
dibenahi:
INDEF
Masuk ke GVC2
Tahap Kedua: Memperkuat dan Memperluas GVC
• Meningkatkan Inovasi dan Kualitas SDM Dalam Negeri, didorong oleh regulasi
dari pemerintah
• Meningkatkan Standar Kualitas Produksi Sehingga Sesuai dengan Standar
Internasional
• Meningkatkan Kapasitas Untuk Menyerap Spillovers dari Keterlibatan dalam GVC
• Meningkatkan Hubungan Antara Perusahaan Lokal dan Internasional
• RCEP merupakan peluang bagi Indonesia untuk memperdalam integrasi Indoensia
dalam GVC, asalkan Indonesia mampu memperkuat dan memperdalam struktur
Industri
INDEF
Masuk ke GVC2
Tahap Ketiga: Memastikan GVC dapat Mendorong Pembangunan
Berkelanjutan
Keberadaan GVC juga harus dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan
berkelanjutan (Sustainable Development). Oleh itu diperlukansd sejumlah
kebijakan:
• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Tenaga Keja Melalui Pasar Tenaga Kerja yang
Lebih Sehat
• Menerapkan Standar Tenaga Kerja yang Sudah Menjadi Praktik Terbaik di
Sejumlah Negara
• Menerapkan Standar Pengelolaan Bisnis yang Berkelanjutan pada Perusahaan
Lokal
INDEF
Strategi Lintas Sektor
Perjanjian Berbagai FTA/PTA/CEPA memiliki potensi untuk mendorong
kemajuan sektor Industri Indonesia dan perekonomian Indonesia secara
umum, namun diperlukan strategi nasional yang kuat dalam
memanfaatkannya, diantaranya:
• Melakukan “policy adjustment” untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif
dalam rangka menghadapi implementasi FTA.
• Setiap peraturan di tingkat daerah maupun pusat harus sinergi dan mendukung
strategi pemanfaatan FTA
• Meningkatkan daya saing produk unggulan Indonesia agar bisa melakukan
penetrasi akses pasar yang didapatkan dalam FTA.
• Melakukan koordinasi seluruh stakeholders terkait peran serta SELURUH pihak
diperlukan.
46
INDEF
Industri Harus Mendapat Dukungan Dari Segala Aspek
INDEF
TERIMA KASIH