NIM
Essai 1
ARUS MODAL DAN BARANG INTERNASIONAL
Di era globalisasi yang maju ini, ekonomi global telah mengalami integrasi yang
mendalam, menciptakan hubungan yang lebih erat antara negara-negara di seluruh
dunia dalam sektor ekonomi. Fenomena ini telah berhasil mengurangi hambatan
geografis dalam aktivitas ekonomi nasional dan mempromosikan interaksi ekonomi
internasional yang lebih intensif.
Selain itu, perdagangan internasional juga menjadi salah satu pilar utama dalam
dinamika ekonomi global. Melalui perdagangan internasional, menurut (Hasyim,
2017) negara-negara dapat memanfaatkan keunggulan komparatif mereka, mengakses
pasar yang lebih luas, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor dan
impor. Hal ini memungkinkan negara-negara untuk memperluas jangkauan ekonomi
mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, dalam era globalisasi saat ini, penting bagi negara-negara untuk
memahami dan mengelola dengan bijaksana kedua komponen ini untuk
memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Perubahan ini berdampak pada nilai tukar mata uang, yang merupakan indikator
vital dalam ekonomi global. Stabilitas nilai tukar menunjukkan kesehatan ekonomi
yang baik, sementara fluktuasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kasus
depresiasi Rupiah pada tahun 1998 di Indonesia adalah contoh dari pengaruh investasi
asing dan situasi politik terhadap nilai tukar (Kurniawan, 2016).
Aliran modal internasional juga memainkan peran kunci dalam ekonomi terbuka.
Negara dengan surplus modal dapat menginvestasikannya di negara lain untuk
pembangunan, saling menguntungkan kedua belah pihak.
Perdagangan internasional
Dinamika arus modal asing di Indonesia menjadi topik menarik untuk dikaji.
Penelitian Bank Indonesia menunjukkan bahwa beberapa faktor utama memengaruhi
pergerakan modal asing di Tanah Air.
A. Depresiasi Nilai Tukar: Ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang
asing, hal ini menjadi daya tarik bagi investor asing untuk membeli aset
Indonesia, sehingga mendorong arus masuk modal asing.
B. Suku Bunga Acuan Dalam Negeri: Suku bunga acuan yang tinggi dapat
menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia karena
menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Interpretasi:
• Negara dengan populasi tua: Negara dengan proporsi penduduk usia lanjut
yang tinggi cenderung mengalami arus keluar modal internasional. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
• Negara dengan populasi muda: Negara dengan proporsi penduduk usia muda
yang tinggi cenderung mengalami arus masuk modal internasional. Hal ini
disebabkan oleh:
𝑁𝑋 = 𝑌 − (𝐶 + 𝐼 + 𝐺)
Dimana:
Ekspor netto (NX) menunjukkan selisih antara ekspor dan impor suatu negara.
Jika (NX) positif, negara tersebut memiliki surplus perdagangan; jika negatif, negara
tersebut memiliki defisit perdagangan.
Selanjutnya, kita dapat melihat hubungan antara tabungan (S), investasi (I), dan
ekspor netto (NX):
𝑆 − 𝐼 = 𝑁𝑋
Arus modal memiliki potensi untuk mempengaruhi tingkat inflasi, tergantung pada
kondisi ekonomi dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Berikut adalah
beberapa cara di mana arus modal dapat mempengaruhi inflasi (Mankiw, 2020;
Mankiw et al., 2007):
1. Apresiasi Mata Uang: Arus masuk modal yang signifikan dapat menyebabkan
apresiasi mata uang lokal. Hal ini dapat menurunkan harga barang impor, yang
pada akhirnya dapat meredam tekanan inflasi.
4. Kebijakan Moneter: Bank sentral bisa menaikkan suku bunga untuk menarik
arus masuk modal. Suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi permintaan
kredit dan investasi, sehingga berpotensi meredam inflasi.
5. Inflasi yang Diimpor: Negara yang menerima arus modal besar dari negara
dengan tingkat inflasi yang tinggi mungkin mengalami 'inflasi yang diimpor'.
6. Volatilitas Nilai Tukar: Arus modal yang volatil dapat menyebabkan fluktuasi
nilai tukar, yang dapat mempengaruhi inflasi. Jika nilai tukar berfluktuasi
secara signifikan, ini bisa membuat harga impor menjadi tidak stabil dan
berkontribusi pada inflasi.
Tabungan dan investasi merupakan dua aspek penting dalam struktur ekonomi
suatu negara yang saling terkait dan memiliki dampak yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tabungan, pada dasarnya, mengacu pada
bagian dari pendapatan yang disimpan oleh individu atau perusahaan untuk digunakan
di masa depan. Sebaliknya, investasi adalah penanaman modal untuk meningkatkan
produksi barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memahami
kedua konsep ini secara mendalam, perlu diperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi
keduanya.
Selain faktor-faktor tersebut, pelaku investasi juga memiliki peran yang signifikan
dalam dinamika investasi suatu negara. Pemerintah, baik melalui investasi publik
maupun kebijakan fiskal, serta sektor swasta, dengan investasi privatnya, memiliki
peran penting dalam menentukan tingkat investasi suatu negara.
𝑆 = 𝐼 + 𝑁𝑋
Dimana:
Identitas ini menunjukkan bahwa tabungan nasional harus selalu sama dengan jumlah
dari investasi domestik dan ekspor netto.
Tabungan nasional yang tinggi menyediakan lebih banyak dana yang dapat
digunakan untuk investasi. Negara dengan tabungan tinggi cenderung memiliki lebih
banyak sumber daya untuk investasi dalam negeri dan untuk meminjamkan ke luar
negeri (Sulistiawati, 2012). Sebaliknya, jika tabungan rendah, negara tersebut mungkin
harus mengandalkan modal asing untuk memenuhi kebutuhan investasinya.
Kurs valuta asing juga dipengaruhi oleh tabungan dan investasi. Jika suatu negara
memiliki tabungan yang lebih besar daripada investasinya, maka kelebihan tersebut
biasanya dipinjamkan ke luar negeri, yang dapat menyebabkan mata uang domestik
Suku bunga, sebagai biaya dari pinjaman uang, memainkan peran kunci dalam
menghubungkan tabungan dengan investasi. Peningkatan tabungan menyediakan lebih
banyak dana bagi bank untuk dipinjamkan, yang pada gilirannya dapat menurunkan
suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah mereduksi biaya pinjaman, mendorong
investasi oleh perusahaan dan individu.
Dalam konteks ekonomi global, tabungan nasional tidak hanya digunakan untuk
investasi di dalam negeri tetapi juga dapat mengalir ke luar negeri sebagai investasi
asing langsung atau portofolio. Negara dengan tingkat tabungan yang tinggi sering
10 | E s s a i E k o n o m i M a k r o
menjadi sumber pendanaan bagi negara-negara lain yang memerlukan investasi untuk
mempercepat pertumbuhan mereka.
11 | E s s a i E k o n o m i M a k r o
Menyadari pentingnya tabungan domestik, pemerintah dan sektor swasta di
Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mendorongnya. Beberapa inisiatif
yang dilakukan antara lain:
Tabungan dan investasi saling terkait dan memiliki dampak signifikan terhadap
perkembangan ekonomi. Tingkat tabungan nasional yang tinggi memperkuat investasi
di dalam negeri dan peluang investasi di pasar internasional, sementara tabungan yang
minim dapat meningkatkan ketergantungan terhadap investasi asing.
Suku bunga juga memiliki peran krusial dalam mengaitkan antara tabungan dengan
investasi. Suku bunga rendah dapat memacu investasi dengan memudahkan akses
pinjaman, sedangkan suku bunga yang naik dapat memperkuat tabungan dengan
menjanjikan imbal hasil yang lebih optimal.
12 | E s s a i E k o n o m i M a k r o
neto, yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional dan keuntungan investasi. Pemerintah
dan sektor swasta memainkan peran sentral dalam aktivitas investasi dengan tujuan
memperbaiki kesejahteraan dan menggalakkan ekspansi ekonomi.
Dalam ekonomi global, tabungan dan investasi saling berhubungan melalui rumus
ekonomi dasar S=I+NX, yang mencerminkan hubungan antara tabungan nasional,
investasi domestik, dan saldo ekspor. Tingkat tabungan nasional yang tinggi akan
mendorong investasi di dalam negeri dan peluang investasi internasional, sementara
tingkat tabungan yang rendah dapat meningkatkan ketergantungan pada investasi dari
luar.
REFERENSI
Bakti, T. D., Sumanjaya, R., & Hasution, S. H. (2010). Pengatar Ekonomi Makro. USUpress.
Indonesia, B. (2020). Laporan Akuntabilitas Tahunan Bank Indonesia 2020. Laporan Tahunan
Bank Indonesia.
13 | E s s a i E k o n o m i M a k r o
Mankiw, N. G. (2007). Monetary policy (Vol. 29). University of Chicago Press.
Mankiw, N. G., Kneebone, R. D., McKenzie, K. J., & Rowe, N. (2007). Principles of
macroeconomics.
Sari, M., Syechalad, M. N., & Majid, S. A. (2016). Pengaruh investasi, tenaga kerja dan
pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Dan Kebijakan Publik Indonesia, 3(2), 109–115.
14 | E s s a i E k o n o m i M a k r o