Fullpdf
Fullpdf
TESIS
Oleh :
Ahmad Mudasir
NIM 21302000108
Program Studi : Magister Kenotariatan
TESIS
Oleh :
Ahmad Mudasir
NIM 21302000108
Program Studi : Magister Kenotariatan
ii
TANGGUNG JAWAB PENGEMBANG PERUMAHAN AKIBAT
TERJADINYA WANPRESTASI PADA PERJANJIAN JUAL BELI
KEPEMILIKAN RUMAH ANTARA DEVELOPER DAN KONSUMEN
TLOGOMULYO RESIDENCE SEMARANG
Oleh :
Ahmad Mudasir
NIM 21302000108
Program Studi : Magister (S2) Kenotariatan (M.Kn)
Disetujui oleh:
Pembimbing
Tanggal, 26 Sya‟ban 1443 H
29 Maret 2022
Mengetahui,
Ketua Program Magister (S2) Kenotariatan (M.Kn)
iii
TANGGUNG JAWAB PENGEMBANG PERUMAHAN AKIBAT
TERJADINYA WANPRESTASI PADA PERJANJIAN JUAL BELI
KEPEMILIKAN RUMAH ANTARA DEVELOPER DAN KONSUMEN
TLOGOMULYO RESIDENCE SEMARANG
Oleh :
Ahmad Mudasir
NIM 21302000108
Program Studi : Magister (S2) Kenotariatan (M.Kn)
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 1 September 2022
Dan Dinyatakan LULUS
Tim Penguji
Ketua,
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Ahmad Mudasir
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Ahmad Mudasir
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
1. Bapak Prof. Dr. H. Gunarto., S.H., S.E., Akt., M.Hum selaku Rektor
Universitas Islam Sultan Agung Semarang;
2. Bapak Dr. Bambang Tri Bawono, SH., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Islam Sultan Agung Semarang, dan Dosen Pebimbing Tesis saya
yang berkenan membimbing saya hingga tesis saya dapat selesai dengan baik;
3. Bapak Dr. H. Jawade Hafidz, S.H., M.H, selaku Ketua Program Magister
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang;
4. Tim Penguji, yang berkenan memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam penyusunan tesis ini;
5. Bapak/Ibu Dosen Pengajar Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Islam Sultan Agung Semarang, atas bantuan dan pemberian ilmu
yang berguna selama mengikuti proses perkuliahan atas bimbingan, kritik dan
saran yang diberikan selama ini;
6. Staf Pengajar dan Karyawan serta petugas perpustakaan Magister Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang, atas
segala bantuannya selama ini;
ix
7. Rekan-rekan mahasiswa Magister Kenotariatan Unissula angkatan tahun
2021, yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materiil,
8. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula halnya dengan tesis ini,
oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Semoga Allah SWT. membalas budi baik dan amalannya yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis berharap penelitian ini berguna bagi Civitas
Akademika Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Ahmad Mudasir
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.……………...…………....………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN.………………………………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iv
ABSTRAK……………………………………………………………………..viii
ABSTRAC………………………………………………………………………...ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………...…………….…………………………………....1
H. Sistematika Penulisan.…………………………………………………...25
xi
B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Pengikatan Jual Beli
(PPJB)………34
Hukum…………………………………………………………………...49
Perumahan………………..55
Dalam Konsepsi
Hukum…………………………………………………70
Tlogomulyo Residence
Semarang……………………………………………………..76
Tlogomulyo Residence
Semarang……………………………………………………..86
Beli…………………………....90
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………105
xii
A. Kesimpulan…………………………………………………………….105
B. Saran…………………………………………………………………...106
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….108
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
masyarakat sangat tertarik untuk memiliki rumah siap huni. Sebagian orang
memadai.
yang harus dipenuhi oleh manusia”. Perumahan dan pemukiman tidak hanya
dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi lebih jauh yaitu “proses
belum semua anggota masyarakat dapat menikmati dan memiliki rumah yang
layak, sehat, aman dan serasi. Oleh karena itu, upaya pembangunan
rumah yang sesuai dengan keinginan dan harapan mereka, oleh karenanya
1
Andi Hamzah,2006, Dasar- Dasar Hukum Perjanjian, Rineka Cipta, Jakarta, h. 27.
1
ketika berbicara masalah perumahan maka tanggung jawab terhadap
pemenuhan rumah yang layak bukan menjadi monopoli individu itu saja.
dan melihat usaha Perumahan ini sebagai pasar potensial untuk meraih
keuntungan.
perumahan perorangan.
produk barang atau jasa tersebut dengan cara –cara yang seefektif mungkin
2
3
keadaan yang menjurus pada tindakan yang bersifat negative bahkan tidak
terpuji yang berawal dari itikad buruk. Dampak buruk yang lazim terjadi
antara lain menyangkut kualitas atau mutu barang, informasi yang tidak jelas
dasarnya diawali dengan ketidak sesuaian antara apa yang tercantum dalam
bahwa posisi konsumen berada pada bagian yang lemah serta perlindungan
ini semakin dipertegas oleh Shofie yang mengatakan bahwa “Pemasaran yang
Pengikatan Jual Beli (PPJB) dengan pengembang atau bahkan sudah akad
2
Yusuf Shofie, 2000, Perlindungan konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya,
Citra aditya Bakti, Bandung, h. 74.
4
sarana, dan utilitas umum; dan Keterbangunan paling sedikit 20% (dua puluh
persen).3 Bunyi pasal di atas mengatur proses yang harus dilakukan oleh
pertanggungjawaban.4
8 ayat (1) huruf (f) dan Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
rupiah). Selain sanksi denda, developer tersebut juga dapat dijatuhi sanksi
3
Agnes Shofianti Wihaningsih dkk, 2021, “Pertanggungjawaban Hukum Developer
Properti Akibat Keterlambatan dalam Memenuhi Prestasi Ditinjau dari Permen PUPR No. 11
Tahun 2019 Tentang Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah Dihubungkan dengan Pasal
1243 KUH Perdata”, Jurnal Hukum, No. 1,Vol.7, h. 433.
4
Ibid, h.80.
5
Ibid, h.77.
5
penutupan lokasi.6
Perihal besaran uang muka atau Down Payment (DP), waktu pelunasan,
PPJB yaitu kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu konsumen dan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) apabila bangunan telah layak huni dan
bersertifikat.8 PPJB umumnya dilakukan agar properti tidak dibeli oleh pihak
Notaris/PPAT.
6
https://leosiregar.com/ Tanggungjawab-Developer-Atas-Pembangunan-Yang-Tidak-
Menepati-Janji/diakses tanggal 18 Juni 2021 Pukul 19.00 Wib.
7
Ibid, h.68
8
Yusuf Sofhie,2009, Perlindungan Konsumen Dan Instrumen-Instrumen Hukumnya,
Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 96.
6
kutipan akta semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain akta-akta yang dibuat oleh
Notaris/PPAT adalah akta yang autentik dimana mengikat para pihak yang
kalangan masyarakat ditujukan sebagai alat bukti yang dibuat oleh atau di
hadapan notaris. Untuk keperluan tersebut tidak jarang orang minta bantuan
pada notaris untuk membuat akta tersebut.9 Lebih lanjut, Herlien Budiono
9
Herlien Budiono, Dasar Teknik Pembuatan Akta Notaris, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2014, hal. 1.
10
Ibid,h.56
7
rumah susun yang masih dalam tahap proses pembangunan dapat dipasarkan
melalui sistem perjanjian pendahuluan jual beli. Asalkan sudah ada kepastian
atas:
saat benda belum diserahkan sementara sebagian uang pembeli telah masuk
Sehingga posisi pembeli cukup lemah dalam hal ini.11 Padahal sesungguhnya
yang sama di mata hukum karena sudah adanya PPJB yang dapat
penyerap hasil usaha kegiatan pengusaha tersebut. Dan dari segi hubungan
11
Fathia Azkia, Media Hukum, https://www.rumah.com/panduan-properti/apa-itu-ppjb-
ppjb-adalah-10828, yang diakses pada bulan November 2020. Pukul 11.
8
Praktinya dalam membuat suatu perjanjian jual beli tidak dapat terlepas
dari objek perjanjian, dalam hal ini yang akan dibahas secara mendalam yaitu
perjanjian pengikatan jual beli sebelum rumah selesai dibangun, dimana tak
jarang harga jual yang sudah disepakati ternyata tidak diikuti dengan
kesalahan atau dapat dikatakan pihak tersebut melanggar ketentuan yang telah
disepakati pada awal perjanjian kredit dibuat, tidak melakukan hak dan
dalam bentuk Tesis yang berkaitan dengan kasus perjanjian jual beli rumah
9
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penelitian.
yaitu:
atas Perjanjian jual beli yang telah disepakati bersama dengan Developer
D. Manfaat Penelitian.
E. Kerangka Konseptual.
11
pada aturan hukum yang ada. Konsep merupakan bagian terpenting dari pada
teori dan observasi, antara abstraksi dan realita.12 Hal itu dilakukan
dikarenakan memang belum atau tidak ada aturan hukum untuk masalah yang
dihadapi. Oleh sebab itu, seorang penelti harus membangun konsep untuk
merupakan suatu pegangan atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka
1. Tanggung Jawab
12
Masri Singarimbun Dkk, 1989, Metode Penelitian Survey, Lp3es, Jakarta, h. 34.
13
Soerjono Soekanto. 2002, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, h.177.
14
Soekidjo Notoatmojo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, h.13.
12
jawab pelaku usaha (developer) diatur dalam Pasal 19 ayat (1) Undang –
2. Developer
atas suatu areal tanah yang akan merupakan suatu kesatuan lingkungan
3. Perjanjian
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih”.17
yang menyatakan maksud bersama yang interdependen dari dua atau lebih
15
Pasal 19 ayat (1) Undang – Undang No 8 Tahun 1999.
16
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan
Mengenai Penyediaan dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan Pasal 5 ayat (10).
17
R. Subekti, R. Tjitrosudibio,2011, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta,
Pradnya Paramita, H. 338.
13
beli atau Perjanjian Pengikatan Jual Beli sebelum ditandatangani akta jual
beli.19
merupakan hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh Pengembang dan
jual beli maka Pengembang dan Konsumen dapat melakukan Jual Beli
5. Perlindungan Hukum
tersebut yang dibelinya. Konsumen sebagai pembeli dalam hal ini tidak
mendapatkan hak dan kewajiban sebagai konsumen seperti apa yang telah
Tentang Rumah Susun pada Pasal 105 ayat (2). “Dalam hal penyelesaian
sengketa”.
dari Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan prinsip
F. Kerangka Teori.
hukum. Gustav Radbruch, dalam teori gabungan etis dan utility yang
asas prioritas.21 Dengan adanya suatu kepastian hukum, maka tujuan dari
hukum yaitu keadilan akan dapat dicapai. Yang utama dari nilai kepastian
hukum adalah adanya peraturan itu sendiri. “Tentang apakah peraturan itu
ini melihat apakah akta perjanjian jual beli yang objeknya diagunkan di
20
Dian Laras Sukma, Jawade Hafidz, dan Ngadino, 2021, The Role of Notary in Land
Liberation Relation to PLTU Development for Public Interest, Jurnal Akta, Vol. 8, No. 1, h. 18.
21
Sonny Pungus, Teori Tujuan Hukum, 2021, http://sonny-tobelo.com/2010/10/teori-
tujuanhukum-gustav-radbruch-dan.html, diakses pada tanggal 2 Desember 2021, Pukul 13.00
WIB.
22
Gustav Radbruch dan Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, PT.Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 9.
15
bank, yang merupakan suatu akta otentik yang dibuat dihadapan pejabat
akta otentik yang mengakibatkan akta otentik dapat dibatalkan atau batal
apakah akta perjanjian jual beli yang objeknya diagunkan di bank tersebut
Kepastian hukum merupakan produk dari hukum atau lebih khusus dari
pasti, ketentuan atau ketetapan. Hukum secara hakiki harus pasti dan adil.
Pasti sebagai pedoman kelakukan dan adil karena pedoman kelakuan itu
harus menunjang suatu tatanan yang dinilai wajar. Hanya karena bersifat
24
Dominikus Rato, 2010, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum,
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, h. 59.
25
Randy Ferdiansyah, Tujuan Hukum Menurut Gustav Radbruch,
http://hukumindo.com/2011/11/artikel-politik-hukum-tujuan-hukum.html, diakses tanggal 1
November 2021. Pukul 10.00 WIB.
17
serta pengakuan terhadap hak – hak asasi manusia yang dimiliki oleh
Menurut saya belum ada Teori Perlindungan Hukum lain yang lebih
Intelektual, dan lain-lain. Semua teori tersebut selalu merujuk pada Teori
26
Philipus M. Hadjon, 1989, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Bina Ilmu,
Surabaya. H. 20.
18
Negara.
represif, yaitu :
27
Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu,
Surabaya h. 14.
19
G. Metode Penelitian.
28
Philipus M. Hadjon. Op.Cit. h. 30.
29
Agung Nugroho dan Sukarmi, 2020, Notaruy Autority in Installing Mortgage as Effort
to Settie Bad Credit (Second Way Out), Sultan Agung Notary Law Review, Vol. 2, No. 2, 2020. h.
93.
21
atau keadaan nyata yang telah terjadi di masyarakat dengan maksud dengan
2. Spesifikasi Penelitian
30
Waluyo, Bambang, 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h.
15.
31
Soerjono, Soekanto, 2005, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press,
Jakarta, h. 72.
22
a) UUD 1945
Pemukiman.
Permukiman.
Pendaftaran Tanah.
dilakukan.
a. Wawancara
dibutuhkan.
25
dan Huberman.
Menurut Bogdan dan biklen analisis data kualitatif adalag upaya yang
penting dan apa yang diprlajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan.
H. Sistematika Penulisan.
pada inti isi yang diinginkan, maka sistematika tesis ini memuat tentang
uraian isi bab-bab. Bagian utama yang ada dalam tesis secara garis besar
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
itu maka diuraikan juga kerangka pemikiran yang digunakan serta Metode
pengikatan jual beli, tinjauan tentang tanggung jawab developer, dan tinjauan
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian, pembahasan dan hasil dari
pembelian rumah.
Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan yang ditarik
bahas dan saran-saran yang dan saran sebagai rekomendasi dari hasil
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai negara penganut sistem hukum civil law untuk melayani masyarakat
dalam hal pembuatan akta autentik sebagai alat bukti atau sebagai syarat
pada UUJN dan Etika Profesi. Pada pokoknya fungsi dalam suatu jabatan
sebagaimana didefinisikan oleh N.E Algra dan H.C.J.C. Janssen yakni “een
ambt is een anstituut met eigen werkkring waaraan bij de instelling duurzaam
“suatu jabatan adalah suatu lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang
32
Yulies Tiena Masriani, Norma Bagi Notaris dalam Pengawasan Notaris, Duta
Nusindo, Semarang 2014, hal. 13.
28
29
dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang”.33
negara namun tidak sebagai Aparatur Sipil Negara, sehingga Notaris dapat
dapat menerima gaji dari pemerintah ataupun menerima gaji dari pemerintah.
Notaris hanya menerima honorarium dari masyarakat atas jasa yang telah
33
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 73.
30
otentik dalam bidang hukum perdata. Jika Notaris membuat akta tidak sesuai
dengan cara menggugat secara perdata untuk menuntut biaya, ganti rugi, dan
Notaris sebagai pejabat umum disebut pula oleh Subekti dan Tjitrosudibio
dalam terjemahan Pasal 1868 KUHPerdata secara letterlijk yang berasal dari
35
Bahasa Belanda yaitu Openbare Ambtenaren. Namun perlu diketahui,
Habib Adjie menjelaskan bahwa Notaris tidak sama dengan Pegawai Negeri
mengingat Notaris tunduk pada peraturan khusus, hal mana notaris bersifat
memiliki aturan hukum. Sebagi batasan agar jabatan Notaris dapat berjalan
dengan baik dan tidak bertabrakan dengan kewenangan jabatan lainnya. Jika
34
Fajriyah, Nurjanatul.2006. Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur (Bank) dan
Debitur (Nasabah) dalam Perjanjian Kredit tanpa Agunan (KTA) Bank X. Jurnal Hukum dan
Pembangunan, Vol.36, No. 2, hlm. 167.
35
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2004.
31
kewenangan Notaris.36
pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat
lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Selain itu Notaris
3. Membuat copy dari asli surat dibawah tangan berupa salinan termuat
bersangkutan;
36
Adrian David, 2014, Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Atas Objek Hak
Tanggungan Dari Upaya Sita Jaminan Oleh Pihak Ketiga. Lex Privatum, Vol. 2, No. 1, hlm. 89.
37
Yunita Krysna Valayvi, 2016, Jaminan Hak Tanggungan Atas Tanah Milik Pihak
Ketiga Dalam Perjanjian Kredit Di Lembaga Keuangan Perbankan Berdasarkan Undang - Undang
Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, Privat Law, Vol. 4, No. 2, hlm. 132.
32
akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
3. Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta
Akta;
Minuta Akta;
38
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris.
39
Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris.
33
7. Menjilid Akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) Akta, dan jika jumlah Akta tidak
dapat dimuat dalam satu buku, Akta tersebut dapat dijilid menjdi lebih
dari satu buku, dan mencatat jumlah minuta Akta, bulan, dan tahun
8. Membuat daftar dari Akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
10. Mengirimkan daftar Akta sebagaimana dimaksud dalam huruf (i) atau
11. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap
akhir bulan;
12. Mempunyai cap atau stempel yang memuat lambing negara Republik
sedikit 2 (dua) orang saksi, dan 4 (empat) orang saksi khusus pembuatan
34
Akta wasiat dibawah tangan, dan ditandatangani pada saat iti juga oleh
tanggungjawab moral dan etika yang wajib dan patut dijunjung secara
atau properti lain, sering mendengar istilah yang perlu harus dipahami, seperti
pembeli dengan disertai pemberian tanda jadi atau uang muka berdasarkan
dibuatnya AJB.
yang harus ada. Objek pengikatan jual-beli ada tiga. Tiga objek itu
teknis, lokasi tanah yang sesuai dengan pencantuman nomor kavling dan
bangunan harus dijelaskan secara detail. Jangan sampai ada data dan
maka wajib membangun dan menyerahkan unit rumah atau kavling sesuai
pihak ketiga atau terlibat dalam sengketa hukum. Apabila ada pernyataan
yang tidak benar dari penjual, calon pembeli dibebaskan dari tuntutan
secara sepihak.
d. Jaminan penjual;
f. Pemeliharaan bangunan;
g. Penggunaan bangunan;
h. Pengalihan hak;
i. Pembatalan pengikatan;
j. Penyelesaian Perselisihan.
yaitu kebenaran yang didasarkan sebatas pada bukti-bukti yang diajukan oleh
para pihak yang berperkara. Oleh karena itu, umumnya suatu bukti tertulis
berupa surat atau dokumen memang sengaja dibuat oleh para pihak untuk
(RIB/HIR) telah mengatur jenis alat-alat bukti dalam hukum acara perdata,
yaitu: (1) Bukti Surat; (2) Bukti Saksi; (3) Persangkaan; (4) Pengakuan; dan
(5) Sumpah.
merupakan akta autentik (vide: Pasal 1868 KUH Perdata). Dalam kaitannya
37
KUHPerdata.
“Suatu akta autentik memberikan di antara para pihak beserta ahli waris-
ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka, suatu bukti
PPJB adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh calon penjual dan calon
membuat AJB di hadapan PPAT. Biasanya PPJB akan dibuat para pihak
terlebih dahulu oleh Para Pihak sebelum melakukan AJB di hadapan PPAT.
Dengan demikian PPJB tidak dapat disamakan dengan AJB yang merupakan
setelah 10 (sepuluh) tahun PPJB tersebut dibuat. Hal tersebut bisa saja
dilakukan oleh pihak tersebut apabila memang ada hal yang dipersengketakan
oleh para pihak dalam suatu perjanjian atau dengan pihak-pihak lain yang
di luar PPJB tersebut. Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah
40
Lihat https://www.cermati.com/artikel/pahami-arti-ppjb-pjb-dan-ajb-agar-anda-
terhindar-dari-penipuan diakses bulan Desember 2020.
38
yang ditentukan oleh hukum untuk menuntut, yaitu selama 30 (tiga puluh)
PPJB berbeda dengan PJB, PJB adalah kesepakatan antara penjual untuk
menjual properti miliknya kepada pembeli yang dibuat dengan akta Notaris.
PJB bisa dibuat karena alasan tertentu seperti belum lunasnya pembayaran
harga jual beli dan belum dibayarkannya pajak-pajak yang timbul karena jual
beli.
PJB ada dua macam yaitu PJB lunas dan PJB tidak lunas. PJB lunas
dibuat apabila harga jual beli sudah dibayarkan lunas oleh pembeli kepada
penjual tetapi belum bisa dilaksanakan AJB, karena antara lain pajak-pajak
jual beli belum dibayarkan, sertifikat masih dalam pengurusan dan lain-lain.
dan persyaratannya. Di dalam PJB lunas juga dicantumkan kuasa dari penjual
39
transaksi atas objek jual beli yang berada diluar wilayah kerja Notaris atau
Perjanjian Jual Beli (PJB) tidak lunas, dibuat apabila pembayaran harga
jual beli belum lunas diterima oleh penjual. Di dalam Pasal-Pasal PJB tidak
pada saat penandatanganan akta PJB, cara atau termin pembayaran, kapan
wanprestasi. PJB tidak lunas juga harus ditindaklanjuti dengan AJB pada saat
pelunasan.
Akta Jual Beli merupakan akta autentik yang dibuat oleh PPAT untuk
peralihan hak atas tanah dan bangunan. Pembuatan AJB sudah diatur
AJB dilakukan setelah seluruh pajak-pajak yang timbul karena jual beli sudah
pertanahan setempat atau yang lazim dikenal dengan istilah balik nama.
Dengan selesainya balik nama sertifikat maka hak yang melekat pada tanah
yang dikehendaki oleh para penghadap (klien) dibuat dihadapan Notaris serta
dituangkan dalam akta Notaris dengan tujuan sebagai alat bukti apabila
masukan atau advis hukum kepada para pihak terkait pemanfaatan ppjb, dan
1. Asas Persamaan
3. Asas kecermatan
artinya:
1. Notaris dituntut membuat akta yang baik dan benar, dimana akta yang
berkepentingan.
3. Notaris juga harus menjelaskan kepada para pihak mengenai kebenaran isi
antara lain membuat Akta Pendirian Perseroan Terbatas (diatur dalam Pasal 7
Akta Jaminan Fidusia (diatur dalam Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
Yang Berkaitan dengan Tanah), Akta Pendirian Partai Politik (diatur dalam
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik),
Pasal 15 ayat (2) butir f dan g yakni dalam pembuatan akta pertanahan dan
suatu persetujuan, yang mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain membayar harga yang telah
diperjanjikan. Jual beli tanah biasanya tetap mengacu pada hukum Adat yang
Pejabat Umum yang berwenangan seperti PPAT atau jika tidak ada maka
dipenuhi, maka tidak pernah ada transaksi jual beli tanah. Namun demikian,
pertanahan yaitu.43
41
Mochammad Tanzil Multazam, Kewenangan Notaris Sebagai Pejabat Umum Dalam
Membuat Akta Pertanahan Dan Akta Risalah Lelang Menurut Undangundang Nomor 30 Tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris, Jurnal Hukum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, hal. 149,
lihat http://journal.umsida.ac.id/files/MochammadTanzilMultazam.pdf, diakses 15 Mei 2021.
42
Lihat Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI)
No.554K/Sip/1976, Tangggal 26 Juni 1979, Menyatakan: “Berdasarkan Pasal 19 Peraturan
Pemerintah No. 10/1961 setiap pemindahan hak atas tanah harus dilakukan di hadapan pejabat
akta tanah setidak-tidaknya di hadapan Kepala Desa yang bersangkutan”.
43
Habib Adjie II, Op.Cit, hal. 84.
43
wewenang sendiri-sendiri.
ayat (2) adalah norma kabur. Dalam bahasa H. L. A. Hart, norma kabur
(vagueness) disebut “open texture” yaitu suatu aspek hukum yang sering
penafsiran sistematis.45
keseluruhan dalam sistem hukum. Hukum dilihat sebagai satu kesatuan secara
holistik logis sebagai sistem peraturan. Suatu peraturan tidak dilihat secara
parsial atau berdiri sendiri, melainkan menjadi satu kesatuan yang tidak
berdiri sendiri, tetapi ia harus selalu dipahami dalam kaitannya dengan jenis
44
H.L.A. Hart, Concept of Law, Second Edition, Oxford, Clarendon Press, 1994, hal.
123.
45
Habib Adjie II, Loc.Cit.
44
peraturan hukum terletak di dalam sistem hukum. Di luar sistem hukum, lepas
menjelaskan hal tersebut bahwa selama ini ada anggapan bahwa pasangan
yang ideal ketika diangkat sebagai Notaris yaitu PPAT, juga ketika diangkat
sebagai PPAT pasangan yang idealnya Notaris. Sehingga ketika Pasal 15 ayat
(2) huruf f UUJN muncul yang kemudian ditangkap dan dimanfaatkan oleh
mereka yang selama ini memangku jabatan sebagai Notaris saja untuk dapat
jabatan yaitu Notaris dan PPAT, beranjak dari penafsiran dan keinginan untuk
46
H.M. Fauzan, Kaidah Hukum Yurisprudensi Bidang Hukum Perdata, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2014, hal. 55.
47
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta,
2007, hal7
45
Embrio institusi PPAT telah ada sejak tahun 1961 berdasarkan PP No. 10
tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah dengan istilah Pejabat yang merujuk
Tahun 1961 tentang Bentuk Akta. Pada awal kelahirannya PPAT tidak
ayat (4) Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas
bahwa:
Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah, dalam Pasal 1
ayat (1) disebutkan bahwa PPAT adalah pejabat umum yang diberi
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.50
48
Habib Adjie II, Loc.Cit.
49
Ibid. H.89.
50
Ibid, H.88.
46
ayat (2) PP No. 37 Tahun 1998, bahwa perbuatan hukum tersebut mengenai,
antara lain:
1. Jual-beli;
2. Tukar-menukar;
3. Hibah;
ada pada PPAT. Oleh karena itu tidak ada sengketa kewenangan antara
47
dilaksanakan dihadapan Notaris, dalam hal ini notaris juga dapat merupakan
pejabat umum yang yang dapat ditunjuk khusus oleh Menteri Agraria/Kepala
dan tugas notaris sebagai pejabat umum sebagaimana yang dimaksud dalam
berbentuk Akta Pengikatan Jual Beli Hak atas Tanah (APJB Hak atas Tanah).
Subekti mengartikan jual beli hak atas tanah ialah perjanjian antara pihak
causa-causa yang harus dipenuhi untuk jual beli tersebut antara lain adalah
sertifikat hak atas tanah belum terdaftar atas nama penjual dan masih dalam
proses baliknamanya, dan belum terjadinya pelunasan harga objek jual beli
51
Ibid., h. 86.
52
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, Arloka, Surabaya,
2003, hal. 161-162.
53
SubektiI, Op.Cit, hal.75.
54
Herlien Budiono, Pengikat Jual Beli Dan Kuasa Mutlak, Majalah Renvoi, edisi tahun
I, No 10, Bulan Maret 2004, hal 57.
48
APJB Hak atas tanah yaitu Akta yang dibuat dihadapan Notaris bukan
disepekati antara penjual dan pembeli dalam transaksi jual beli tanah yang
belum terdaftar atas nama penjual dan masih dalam proses baliknamanya, dan
belum terjadinya pelunasan harga objek jual beli atau sertifikat masih diroya
syarat materiil dan formil yang mesti diketahui oleh Notaris. Menurut Effendi
1. Syarat materiil
dibelinya tergantung pada hak apa yang ada pada tanah tersebut,
apakah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, atau hak
55
Effendi Perangin, Praktik Jual Beli Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994,
hal.3.
49
menjual suatu bidang tanah tentu saja sipemegang yang sah dari
sendiri tanah itu. Akan tetapi, bila pemilik tanah adalah dua orang,
maka yang berhak menjual tanah itu adalah kedua orang itu
penjual;
2. Syarat Formal
yaitu pembuatan akta jual beli atas suatu tanah. Dengan dipenuhi
sunt servanda.56
Akta Pengikatan Jual Beli Tanah atau akta PPJB merupakan produk
56
Pacta sunt servanda adalah norma dasar dalam hukum internasional, Secara umum
pacta sunt servanda diartikan sebagai terikatnya suatu negara terhadap suatu perjanjian
internasional diakibatkan oleh persetujuan dari negara tersebut untuk mengikatkan diri pada
perjanjian internasional, lihat Septarina Budiwati, Prinsip Pacta Sunt Servanda dan Daya
Mengikatnya dalam Kontrak Bisnis Perspektif Transendens,
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/11265 diakses Desember 2020.
50
UUJN. Produk hukum ini harus mengikat para pihak yang membuatnya.
Menurut Habib Adji karakter yuridis akta Notaris salah satunya yaitu
akta notaris serta tidak dapat ditafsirkan lain, selain yang tercantum dalam
akta tersebut. Di samping itu pembatalan daya ikat akta notaris hanya dapat
dilakukan atas kesepakatan para pihak yang namanya tercantum dalam akta.
Jika ada yang tidak setuju, maka pihak yang setuju harus mengajukan
umum yang berhak membuat akta autentik sebagai alat pembuktian yang
mana dia menunaikan sebagai tugas negara di bidang hukum perdata. Negara
penghadap yang telah bersepakat tidak boleh mengingkari apa yang mereka
57
Habib AdjieI, Op.Cit, hal. 71-72.
58
Ibid, hal. 229.
51
antara lain:59
perjanjian tertentu;
2. sebagai bukti bagi para pihak bahwa apa yang tertulis dalam perjanjian
3. sebagai bukti kepada pihak ketiga bahwa pada tanggal tertentu kecuali
Tiga fungsi tersebut tentunya berlaku pula untuk akta PPJB. Sudah barang
tentu hal ini menuntut para pihak untuk menghormati klausula-klausula yang
telah mereka sepakati. Dengan demikian berlaku asas pact sunt servanda
yaitu perjanjian harus dihormati. Pacta sunt servanda berasaldari bahasa latin
yang berarti “janji harus ditepati”. Pacta sunt servanda merupakan asas atau
prinsip dasar dalam sistem hukum civil law, yang dalam perkembangannya
dengan kontrak atau perjanjian yang dilakukan diantara para individu, yang
59
Salim,H.S., Hukum Kontrak-Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2006, hal. 43
60
Arfiana Novera dan Meria Utama, Dasar-Dasar Hukum Kontrak dan Arbitrase,
Tunggal Mandiri Publishing, Malang, 2014, hal. 15.
52
harus memenuhinya, dipandang sebagai sesuatu yang patut dan bahkan orang
KUHPerdata hanya mengakui adanya hak dan kewajiban yang lahir dari
undang bagi para pihak yang membuatnya akan tetapi berdasarkan Pasal 1338
catatan dalam Hukum Romawi dikenal doktrin rebus sic stantibus bahwa
sama dengan kondisi pada saat dibuatnya perjanjian. Doktrin ini terutama
undang. Konsekuensi yuridis dari asas pacta sunt servanda adalah perjanjian
itu tidak dapat ditarik kembali tanpa persetujuan dari pihak lain.
Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata yaitu suatu perjanjian tidak dapat ditarik
kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Dari asas tersebut
(kepastian hukum tentang hukum itu sendiri). Adapun 4 (empat) hal yang
61
Bayu Seto Hardjowahono, Naskah Akademik Rancangan Undang Undang Hukum
Kontrak, Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI,Jakarta, 2013,
hal. 42-43.
62
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
(Judicialprudence) TermasukUndang-Undang (Legisprudence) Volume I Pemahaman Awal,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hal. 292-293.
54
3. Bahwa fakta itu harus dirumuskan dengan cara yang jelas sehingga
dijalankan;
boleh atau tidak boleh dilakukan; dan kedua, berupa keamanan hukum
aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja
individu.63
hakim yang satu dengan hakim lainnya untuk kasus serupa yang telah
diputuskan.
harus menyatakan bahwa peraturan demikian batal demi hukum (nietig van
63
Peter Mahmud Marzuki I, Op.Cit, hal. 137.
55
rechtswege), artinya dianggap tidak pernah ada sehingga akibat yang terjadi
karena adanya peraturan itu harus dipulihkan sediakala. Akan tetapi, apabila
pemerintah tetap tidak mau mencabut aturan yang telah dinyatakan batal itu,
hal itu akan berubah menjadi masalah politik antara pemerintah dan
Sudah barang tentu hal semacam itu tidak memberikan kepastian hukum dan
layaknya hukum terutama terkait dengan pembuatan akta PPJB bagi para
pihak yang membuatnya. Dalam hal ini, kepastian hukum berkarakter khusus
yang mengikat para pihak. Hal demikian produk hukum akta PPJB ialah
Pengadilan. Sementara pihak yang ingkar janji atau pihak yang kalah akan
dihukum untuk membayar ganti rugi, biaya dan ongkos-ongkos kepada pihak
yang dimenangkan. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu akta PPJB dibuat
64
Ibid, hal. 138.
56
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun mahlukhidup lain dan
akhir, maka secara garis besar ada beberapa poin utama yang dapat
dan atau jasa yang tersedia di dalam masayrakat, baik bagi kepentingan
65
Nasution, AZ, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar harapan,Jakarta, 1999, hal. 73.
57
dengan cara membayar uang, namun dapat juga barang atau jasa diperoleh
membayar uang.
manusia.
bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, atau hunian dan sarana
proses sosialisasi pada saat seseorang diperkenalkan kepada norma dan adat
66
Budihardjo, Sejumlah masalah Permukinan Kota, Alumni, Bandung, 1992, hlm 145
58
kesadaran akan haknya memang masih sangat rendah, hal ini terutama
disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari pihak konsumen itu sendiri dan
konsumen.
mempu memberi rasa aman kepada penghuninya, baik itu untuk kepentingan
diperdagangkan kembali.”
59
melindungi diri.
informasi.
atau kontrak berasal dari bahasa arab yang berarti ikatan atau simpulan baik
kontrak dan perjanjian.68 Sedangkan akad atau kontrak menurut istilah adalah
suatu kesepakatan atau komitmen bersama baik lisan, isyarat, maupun tulisan
antara dua pihak atau lebih yang memiliki implikasi hukum yang mengikat
ikatan atau hubungan diantara ijab dan qabul yang memiliki akibat hukum
mendefinisikan sebagai satu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang
berpengaruh pada status akad. Ketika asas ini tidak terpenuhi, maka akan
67
Wahyu Wiryono, 2006, Penyelesaian Sengketa Bank Syari‟ah, Makalah Dalam
Pelatihan Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari‟ah di Pengadilan Agama Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta, Tanggal 8 Juli 2021.
68
Munir Al Ba‟labakyy, 1990, Qamus Al Mawrid. Dar Al-I‟lm Al Malayyin, Beirut, hlm.
770.
69
Muhammad Salam Madkur, 1963, Al-Madkhal Al-Fiqh Al-Islamiyy, Dar Al-Nahdah
Al- „Arabiyyah, TTP, hlm. 506.
70
Subhi Mahmasaniy, 1948, Al-Nazariyyat Al‟-Ammah li al Mujibat wa Al „Uqud fi Al
Syariah Al Islamiyah, Dar Al KItab Al Arabiyy, Mesir, hlm. 210.
71
Hasbi Al-Shiddieqiyy, 1974, Pengantar Fiqh Mu‟amalah, Bulan Bintang, Jakarta, hlm.
34.
72
Soenandar Taryana, 2016, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti,
Jakarta, hlm. 76.
61
1. Al-Huriyah (kebebasan)
Asas ini merupakan prinsip dalam hukum islam dan merupakan prinsip
Dengan kata lain, syari‟ah islam memberikan kebebasan kepada setiap orang
akad dan syarat-syarrat yang dibuatnya. Asas ini pula menghindari semua
bentuk paksaan, tekanan, dan penipuan dari pihak manapun. Adanya unsur
meragukan bahkan tidak sah. Landasan asas ini adalah QS. Al Baqarah ayat
256.73
73
QS. Al Baqarah ayat 256
62
Asas ini membarikan landasan bahwa kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian mempunyai kedudukan yang sah antara satu dan lainnya. Sehingga,
pada saat penentuan hak dan kewajiban masing-masing didasarkan pada asas
3. Al-Adalah (keadilan)
74
QS. Al Hujurat Ayat 13
75
QS. Al A‟raf ayat 29
63
Pelaksanaan akad ini dalam akad, dimana para pihak dalam melakukan
76
QS.Al Maidah ayat 8-9
77
QS. Ali Imran ayat 17
64
Artinya: “(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat,
orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan
pada waktu sebelum fajar.”
Asas ini berkaitan erat dalam asas kesamaan meskipun keduanya tidak
sama, dan merupakan lawan dari kezaliman. Salah satu bentuk kezaliman
adalah mencakup hal-hal kemerdekaan orang lain dan atau tidak memenuhi
4. Al-Ridha (Kerelaan)
Asas ini menyatakan bahwa segala transaksi yang dilakukan harus atas
dalam transaksi tidak terpenuhi asas ini, maka itu sama artinya dengan makan
sesuatu dengan cara yang batil. Transaksi yang dilakukan tidak dapat
dinyatakan telah mencapai sebuah bentuk usaha yang saling rela yang
pelakunya jika didalamnya ada tekanan, paksaan, penipuan dan mis statmen.
78
Qs. An-Nisa ayat 29
65
Jadi asas ini mengharuskan tidak asanya paksaan dalam proses transaksi dari
pihak manapun.
Kejujuran adalah satu nilai etika yang mendasar dalam islam. Islam
pemalsuan. Pada saat asas ini tidak dijalankan, maka akan merusak legalitas
akad yang dibuat. Pihak yang merasa dirugikan karena pada saat perjanjian
79
QS.Ali Imran:95
80
QS.Al-Ahzab ayat 70
66
6. Al-Kitabah (Tertulis)
Prinsip lain yang tidak kalah pentingnya dalam melakukan akad adalah
81
QS Al-Baqarah ayat 282
67
82
QS. Al Baqarah ayat 283
69
dalam kebaikan bagi semua pihak yang melakukan akad, maka akad itu harus
transaksi dalam bentuk kredit). disamping itu, juga diperlukan adanya saksi-
saksi (syahadah), rahn (gadai, untuk kasus tertentu), dan prinsip tanggung
jawab individu.
BAB III
“Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun yang masih dalam tahap
pendahuluan yang dibuat oleh calon penjual dan calon pembeli atas dasar
jual beli (AJB). PPJB sebagai perjanjian pendahuluan tidak diatur dalam
70
71
calon penjual akan memberikan penyerahan hak milik atas tanah beserta
pelunasan pembayaran pada waktu yang telah disepakati) kepada pihak lain
Isi dari PPJB dapat pula mengenai tidak melakukan sesuatu, misalnya
calon penjual dilarang untuk menjual tanah tersebut kepada pihak lain.
yang terkait dan melekat setelah dibuatnya PPJB, yaitu perbuatan hukum jual
beli.
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga
diri untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak lain.83 Oleh
83
Ibid., hal. 92
72
karena itu, dengan dibuatnya PPJB saja belum mengakibatkan beralihnya hak
milik atas suatu benda dari penjual kepada pembeli. Tahapan ini baru
Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Pada umumnya jual beli harus
penyerahan yuridis.
belinya (benda tetap atau benda bergerak). Dalam jual beli hak atas tanah
dilakukan pada saat (segera setelah) jual beli. Penyerahan fisik bukan
merupakan unsur dari jual beli tanah, tapi merupakan kewajiban dari penjual.
Pendapat ini dikuatkan bahwa objek jual beli tanah adala hak atas tanah
(bukan tanah). Jadi dengan adanya jual beli, hak atas tanah sudah beralih.
Artinya penyerahan tunai dari objek jual beli itu telah terjadi.84
levering). Penyerahan yuridis pada jual beli hak atas tanah dilakukan dengan
pembuatan akta jual belinya pada Pejabat Pembuat Akta Tanah (Pasal 19
Oleh sebab itu, pada saat dibuatnya PPJB belum dilakukan penyerahan
baik fisik maupun yuridis, karena perjanjian ini masih merupakan perjanjian
disimpulkan bahwa PPJB berbeda dengan perjanjian jual beli. Dimana PPJB
merupakan jual beli barang dimana pihak-pihak setuju bahwa hak milik atas
barang akan berpindah kepada pembeli pada waktu yang akan datang.85
Perjanjian jual beli adalah jual beli dimana hak milik atas barang seketika
berpindah kepada pembeli1. Pada jual beli hak atas tanah dan bangunan
(rumah) diatasnya, jual beli terjadi pada saat penandatanganan akta jual beli
dengan dilakukannya PPJB, hak atas tanah belum berpindah. Calon penjual
dan calon pembeli hanya membuat kesepakatan yang harus dilakukan oleh
calon penjual dan calon pembeli sebelum jual beli dilakukan, sedangkan
perjanjian jual beli hak atas tanah, tunduk pada hukum tanah nasional.
Penanda tanganan akta jual beli dihadapan PPAT oleh penjual, pembeli
dan para saksi, kepemilikan objek yang diperjanjikan secara sah telah
berpindah dari penjual kepada pembeli, sebab jual beli menurut Undang-
(UUPA) ialah jual beli menurut pengertian Hukum Adat yang bersifat tunai
penjual pada saat yang bersamaan, pada saat itu juga hak ikut beralih.
85
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, cet 2, (Bandung: Alumni, 1986), hal.
217.
74
sengketa antara para pihak yang terkait. Oleh karena itu, calon penjual dan
disepakati bersama. Seperti yang telah dijelaskan dalam Pasal 1338 ayat (1)
dapat berupa memberikan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu (Pasal 1234
86
KUHPerdata). Akan tetapi, kewajiban para pihak tidak hanya terbatas pada
bagi pihak lainnya terdapat pengaturannya dalam Pasal 1337 dan Pasal 1339
perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang secara tegas dinyatakan
di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian
(dalam arti bebas dari paksaan sesuai dengan ketentuan Pasal 1321 jo. 1324
ayat (2), penipuan dalam Pasal 1328 ayat (1) diantara para pihak serta
calon pembeli rumah, selanjutnya yaitu adanya AJB yang dibuat dan
PPJB yang menjadi salah satu objek penelitian dalam penelitian ini adalah
hanyalah tipe rumah yang diperjanjikan dan banyaknya bangunan yang tidak
Setiap orang membutuhkan kepastian hukum serta alat bukti otentik atas
perbuatannya. Oleh karena itu, PPJB atau ikatan yang dibuat oleh pihak
Perjanjian atau pengikatan secara otentik yang dibuat oleh Developer dengan
Notaris berwenang untuk membuat suatu bentuk akta otentik yang mampu
88
Yusuf Sofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal. 83-84.
76
perjanjian.
mengikatkan diri untuk menjual tanah dan/atau rumah kepada calon pembeli.
bentuk baik dengan pembayaran uang muka (down payment) dan sisanya
kepastian hukum dikarenakan kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum
dapat dikatakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan keadilan. Bentuk nyata
dari kepastian hukum adalah pelaksanaan atau penegakan hukum terhadap suatu
Perjanjian antara Zaenal Abidin (Pemilik Tanah) dan PT. Aditama Land
selaku pengembang yang dibuat secara sah dan mengikat para pihak, di mana
perumahan di atas tanah yang sudah di sepakati jual beli kedua belah pihak
tersebut.
Pada tahun 2020 PT. Aditama Land menawarkan beberapa hunian kepada
tersebut, maka Ngadiman berminat dan sepakat untuk membeli sebuah rumah
beli sebagai dengan Perjanjian Jual Beli tertanggal 26 Desember 2018, untuk
ratus dua juta lima ratus ribu rupiah)diatas tanah kavling seluas 300 m², tetapi
perubahan baru/kedua.
Ayat (1), (2) dan (3) tersebut sebesar Rp 602.500.000,-(enam ratus dua juta
delapan juta lima ratus ribu rupiah) dan penambahan spek bangunan sejumlah
Rp 20.243.000,- (dua puluh juta dua ratus empat puluh tiga ribu rupiah)
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan diurus oleh Developer sampai selesai.
finishing dan belum mengurus Kredit Pemiikan Rumah (KPR) atas rumah
dirugikan.
pada bulan Maret 2020 (terhitung 3 bulan) akan tetapi sampai bulan Juli 2020
(sudah 23 bulan) rumah yang dijanjikan oleh Developer juga belum selesai
dibangun, hal tersebut secara fakta terlihat dalam kondisi rumah yang masih
sengketa sampai dengan bulan Maret 2020 belum juga selesai pekerjaannya
Perjanjian Jual Beli yang juga disaksikan oleh PT.Aditama Land dan Bpk.
79
Ngadiman yang ditandatangani pada tanggal 15 April 2021 dan sampai saat
ini belum dibatalkan atau masih mengikat antara Konsumen dan Developer,
yaitu:
akan tetapi rumah utama di lantai 2 sudah siap ditempati pada tanggal 30
1”.89
sebesar 1% dari Rp 6.025.000,- (enam juta dua puluh lima ribu rupiah) pada
1% X Rp 614.742.000,- = Rp 6.025.000,-
3% X Rp 614.742.000,- = Rp 18.075.000,-
4% X Rp 614.742.000,- = Rp 24.100.000,-
5% X Rp 614.742.000,- = Rp 30.125.000,-
89
Ibid, Hal. 46.
80
6% X Rp 614.742.000,- = Rp 36.150.000,-
7% X Rp 614.742.000,- = Rp 42.175.000,-
8% X Rp 614.742.000,- = Rp 48.200.000,-
9% X Rp 614.742.000,- = Rp 54.225.000,-
Total terhitung denda sampai dengan tanggal 15 Januari 2020 adalah Rp.
548.275.000,- (limaratus empat pulu delapan juta dua ratus tujuh puluh lima
dan mengingat denda dengan kelipatan 1 % untuk bulan pertama dan berlaku
kepada Developer secara tertulis yakni pada tanggal 15 Mei 2021, 15 Juni
dikarenakan denda terus berjalan, akan tetapi Developer juga tidak dapat
Kota Semarang juga belum bisa ditempati karena Developer belum selesai
Konsumen, serta juga belum diurus Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sampai
tanggal 13 Februari 2021 dan surat tanggal 1 April 2021 akan tetapi
jawaban yang tidak pasti dari Developer dan Konsumen sudah berusaha
secara baik- baik/ musyawarah dan sekarang sudah sulit untuk berkomunikasi
berikut:
1. Kerugian Materiil
2. Kerugian Denda
1% X Rp 614.742.000,- = Rp 6.025.000,-
2% X Rp 614.742.000,- = Rp 12.050.000,-
3% X Rp 614.742.000,- = Rp 18.075.000,-
4% X Rp 614.742.000,- = Rp 24.100.000,-
5% X Rp 614.742.000,- = Rp 30.125.000,-
6% X Rp 614.742.000,- = Rp 36.150.000,-
7% X Rp 614.742.000,- = Rp 42.175.000,-
8% X Rp 614.742.000,- = Rp 48.200.000,-
9% X Rp 614.742.000,- = Rp 54.225.000,-
3. Kerugian Immateriil
harga dirinya karena belum juga menempati rumah tersebut dan apabila
(delapan ratus dua puluh dua juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah).
Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata dikatakan bahwa “Suatu perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undangbagi mereka yang
perjanjian yang mana pihak satu mengikatkan diri untuk memberi suatu
90
Ridwan Khairandhy, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, (Jakarta: Program
Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003), Hal. 29.
85
kontrak, yaitu apa yang dinyatakan dalam suatu hubungan hukum menjadi
hukum yang mengikat bagi mereka. Dengan demikian maka dapat dikatakan
konsumen.
yang berlaku.
4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku
91
Ibid, Hal. 49.
86
menyenangkan akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dibeli dari
yang masih bersifat umum. Lebih lanjut dalam ketentuan Pasal 19 ayat (3)
yaitu hanya dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal transaksi.
maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis”.93
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai “suatu
92
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Negara, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, 2011, hal.76.
93
Wahyu Simon Tampubolon, Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ditinjau
Dari Undang Undang Perlindungan Konsumen, Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 04. No. 01. Maret
2016, hal 53.
87
gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep
jenis, meliputi:
terjadinya pelanggaran oleh orang lain atau pihak ketiga secara melawan
iklim usaha yang sehat serta mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh
94
Ibid. h.67.
95
Philipus M. Hadjon, Loc.Cit.
88
merugikan konsumen.
asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungaan itu diberikan
kepada masyarakat agar bisa menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
dilakukan oleh badan peradilan yang berwenang baik secara absolut maupun
relatif. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan litigasi dan non litigasi.
perjanjian ini adalah kontrak baku yang telah dirancang dan disusun oleh
96
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti,Bandung, 2014, hal.54.
89
bila konsumen ingin membatalkan jual beli, maka tanda jadi atau uang muka
PPJB oleh semua pihak di hadapan pejabat umum, maka PPJB tersebut
bersifat sempurna.
Pasal 19 UUPK dan sifat perdata dari hubungan hukum antara pelaku usaha
dan konsumen, maka demi hukum, setiap pelarangan yang dilakukan oleh
merugikanya, serta untuk menuntut ganti rugi atas kerugianya yang diderita
97
Muhammad Anies, Op.Cit, hal 288
98
Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2009), Hal. 87.
99
Ibid, Hal. 59.
90
dapat diberikan bagi pelanggar UUPK. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan
Pasal 45 ayat (3). Sanksi-sanksi yang dapat diberikan bagi pelaku usaha yang
melanggar ketentuan UUPK dapat ditemukan dalam Bab XIII dari mulai
Pasal 60-63:101
NOTARIS
AHMAD MUDASIR, S.H., M.Kn
DAERAH KERJA KOTA SEMARANG
SK. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 803/KEP-17.3/X/2020
Tanggal 14 Desember 2020
Jl. Taman Tlogomulyo No. 21. PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG
Telp/Fax: (024) 3501321 / 08232330000
-Pada hari ini Jum‟at, tanggal dua puluh enam desember dua ribu duapuluh satu
(26-12-2021). Hadir dihadapan saya AHMAD MUDASIR Sarjana Hukum,
Magister Kenotariatan, yang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional tanggal 14 Desember Nomor 803/KEP-17.3/X/2020
diangkat sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang dimaksud dalam Pasal 7
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dengan
daerah kerja Kabupaten Semarang dan berkantor di Jalan Jendral Sudirman
100
Ibid, Hal. 82.
101
Ibid, Hal.83.
91
Residence kavling 110 blok A1 type premium kepada Pihak Kedua, dan Pihak
Kedua menyetujui pembelian tanah tersebut dari Pihak Pertama;---------------------
---------
- Bahwa harga tanah dan bangunan rumah tersebut telah disepakati dan disetujui
oleh kedua belah pihak sebesar Rp.602.500.000,00 (enam ratus dua juta lima
ratus ribu rupiah); ----------------------------------------------------------------------------
-------
-Bahwa Jual Beli tersebut di atas akan dilaksanakan pendaftarannya segera
setelah syarat-syarat yang diperlukan untuk Terlaksananya jual beli tersebut di
atas dipenuhi oleh para pihak yang bersangkutan;---------------------------------------
-----
- Selanjutnya para pihak dengan ini telah setuju dan mufakat untuk saling
mengikat diri mengadakan Perjanjian Jual Beli dengan syarat-syarat sebagai
berikut : ---------------------------------------------------Pasal 1.--------------------------
------------------
-Pihak Pertama wajib dan terikat disini untuk menjual salah satu tanah dan
bangunan rumah yang terletak di perumahan Tlogomulyo Residence kavling 110
blok A1 type premium yang dimilikinya kepada Pihak Kedua yang mengikat diri
pula wajib untuk membelinya dari Pihak Pertama tanah tersebut diatas, berikut
segala sesuatu yang berdiri dan tertanam di atasnya yang menurut hukumnya
termasuk benda tetap. -----------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------Pasal 2.-------------------------------------------
Dari Harga tanah dan bangunan rumah yang terletak di perumahan Tlogomulyo
Residence kavling 110 blok A1 type premium telah disepakati kedua belah pihak
sebesar Rp. Rp.602.500.000,00 (enam ratus dua juta lima ratus ribu
rupiah)tersebut diatas telah diterima oleh Penghadap Pihak Pertama dari Pihak
Kedua uang booking fee sebesar Rp.3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah)
dan uang Down Payment/ Uang Muka sebesar Rp 174.000.000,- (seratus tujuh
puluh empat juta rupiah) pada saat sebelum penandatanganan akta ini dan untuk
penerimaan uang tersebut akta ini berlaku sebagai penerimaan bukti kwitansi
yang sah.---------------
94
dalam sengketa, sehingga Pihak Kedua tidak akan mendapat gugatan atau
tuntutan dari siapapun juga mengenai tanah tersebut; ----------------------------------
----------------
- Apabila ternyata kelak keterangan/pernyataan Pihak Pertama tersebut tidak
benar, sehingga Pihak Kedua mendapat kesulitan sedemikian rupa yaitu tanah
tersebut tidak dapat dibalik nama ke atas nama Pihak Kedua, maka Pihak Pertama
berkewajiban- dan berjanji serta mengikat diri untuk mengganti biaya, kerugian
dan bunga yang lazim dan menurut hukum yang berlaku.------------------------------
--------------------------------------------Pasal 6.--------------------------------------------
- Pihak Pertama dengan ini memberi kuasa kepada Pihak Kedua, dengan hak
untuk melimpahkan kepada Pihak lain, serta kuasa ini merupakan bagian yang-
tidak dapat dibuat tanpa adanya Pengikatan Jual Beli : --------------------------------
-------
a. untuk menguasai dan mengurus tanah tersebut ---------------------------------------
b. untuk pengurusan dan menyelesaikan balik nama tanah tersebut di atas
menjadi atas nama Pihak Kedua. ----------------------------------------------------------
-----------
c. untuk menjual tanah tersebut di atas kepada siapapun juga termasuk diri Pihak
Kedua -di atas dan untuk itu Pihak Kedua berhak dan berkuasa melakukan
tindakan hukum mengenai Bangunan tersebut di atas, baik tindakan pengurusan
maupun tindakan pemilikan tanpa ada yang dikecualikan. sendiri, dengan harga
dan syarat-syarat yang dikehendaki oleh Pihak Kedua.---------------------------------
---------------------------------------------------------Pasal 7.-------------------------------
-------------
Pengikatan ini tidak berakhir jika, salah satu pihak meninggal dunia, akan tetapi
turun-temurun dan harus dipenuhi oleh para ahli waris masing-masing.
Pengikatan ini berakhir pada saat semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
dalam Pasal 2 tersebut di atas dipenuhi. -------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------- Pasal 8.-----------------------
--------------------
Segala perselisihan yang mungkin timbul diantara kedua belah pihak mengenai
akta ini yang tidak dapat diselesaikannya diantara kedua belah pihak akan
96
-keduanya pegawai kantor Notaris, yang Saya, Notaris kenal sebagai saksi-saksi
Segera setelah akta ini Saya, Notaris bacakan kepada para penghadap dan saksi
saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan Saya,
Notaris, serta telah - dibubuhi cap jempol kanan pada lembar tersendiri yang
aslinya dilekatkan pada minuta akta ini. --------------------------------------------------
-Dilangsungkan tanpa perubahan----------------------------------------------------------
-
Persetujuan Isteri
PENUTUP
A. Kesimpulan
menanggung biaya atas pembelian rumah karena tidak adanya jaminan fisik
dilakukannya sanksi nyata kepada pihak developer. peran notaris yaitu akta
tersebut dibuat harus sudah sesuai dengan prosedur atau peraturan yang
berlaku dan tanggung jawab notaris dalam perjanjian pengikatan jual beli
yang dibuatnya adalah tanggung jawab terhadap aktanya saja serta dalam
notaris juga tidak berhak atau berwenang melakukan pembayaran pajak yang
105
106
Residence kavling 110 blok A1 type premium, kepada pihak Bank agar
B. Saran
1. Sebaiknya Notaris dalam membuat suatu akta autentik terkait dengan semua
antara pembeli dan penjual dengan tujuan tidak terjadi sengketa dikemudian hari
2. Agar pelaksanaan perjanjian jual beli rumah berjalan dengan baik, maka perlu
adanya suatu perjanjian jual beli rumah yang memuat klausula- klausula baku
yang berimbang yang memuat hak dan kewajiban masing- masing pihak,
jual beli rumah yang merugikan konsumen dan memantau sejauh mana
108
109
Tanggungjawab-Developer-Atas-Pembangunan-Yang-Tidak-Menepati-
Janji/diakses tanggal. (2021, Juni 18). Retrieved from Tanggungjawab-
Developer-Atas-Pembangunan-Yang-Tidak-Menepati-Janji/diakses
tanggal: http://Leosiregar.com
Valayvi, Y. K. (2016). Jaminan Hak Tanggungan Atas Tanah Milik Pihak Ketiga
Dalam Perjanjian Kredit Di Lembaga Keuangan Perbankan Berdasarkan
Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan. Privat
Law, Vol. 4, 132.
Wihaningsih, S. A. (2021). Pertanggungjawaban Hukum Developer Properti
Akibat Keterlambatan dalam Memenuhi Prestasi Ditinjau dari Permen
PUPR No. 11 Tahun 2019 Tentang Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual
Beli Rumah Dihubungkan dengan Pasal 1243 KUH Perdata. Volume 7,
433.
D. Peraturan Perundang-Undangan
E. Internet5