Anda di halaman 1dari 3

KUNCI BAHAGIA ITU BERNAMA KHUSNUDZON BILLAH

Oleh: Abu Fath Al Filanji

Data yang kami akses pada 22 Desember 2022 menunjukkan bahwa, bahwa sekarang
lagi marak/familier 2 budaya di barat, yang itu mulai menjadi way off life para artis
Indonesia. Mereka menganggap gaya hidup modern karena dilakukan oleh orang orang barat,
khususnya Amerika dan tetangganya. Apa itu?
1. Childfree, nikah tanpa Anak
survei yang dilakukan Pew Research Center: Hanya 41 % orang Amerika
mengatakan anak-anak sangat penting dalam sebuah keluarga.
2. Kohabitasi, serumah tanpa Nikah.
Kohabitasi marak di dunia barat,khususnya Swedia, Denmark dan banyak lagi.
Menurut data OECD, pada 2011 proporsi penduduk Swedia usia 20-34 tahun yang
berumah tangga tanpa hubungan pernikahan mencapai 29,41%.

Coba bandingkan dengan budaya/kebiasaan di Indonesia, di sekitar kita, bukankah


budaya yang saya tuliskan diatas menjadi hal yang sangat tabu bahkan berlawanan dengan
kebiasaan / budaya di Indonesia kita tercinta. Apa sebab?
- Mereka menganggap nikah itu ribet , membatasi kebebasan. Kita beranggapan, nikah
itu menjaga hak hak pasutri.
- Mereka menganggap anak itu beban/merepotkan. Kita menganggap, itu kunci
kebahagiaan.
- Mereka menganggap melahirkan anak itu menyiksa diri. Kita berfikir, melahirkan
adalah kebanggaan.
Sekali lagi kami sampaikan, apa penyebab kontrasnya anggapan berbagai fenomena
kehidupan anatara kita, orang orang Indonesia dan mereka orang orang barat? Jawabanya ada
pada Mindset/pola pikir. Kita mau menikah, melahirkan, merawat anak, dan seabreg
kebiasaan yang sangat lumrah kita lakukan yang menurut orang orang barat, itu adalah hal
yang memberatkan, merepotkan, menekan kebebasan dan layak untuk di hindarkan, karena
kita memiliki keyakinan akan maha baik nya Allah, maha Suci nya Allah dari kesalahan dan
kelalaian, Maha kasih dan Sayang nya Allah, Maha memberi manfaat Nya Allah.
Yakin bahwa Allah SWT menginginkan kemudahan bagi manusia dalam semua
aturan dan syariatnya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman;
...... ‫ ُيِريُد ٱُهَّلل ِبُك ُم ٱْلُيْس َر َو اَل ُيِريُد ِبُك ُم ٱْلُعْس َر‬......

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”


(QS. al-Baqarah/2: 185).

‫َم ا ُيِر يُد ٱُهَّلل ِلَيْج َعَل َع َلْيُك م ِّم ْن َحَر ٍج َو َٰل ِكن ُيِر يُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َت ۥُه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن‬.....
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” (QS. al-Maidah/5: 6).

ۚ‫َو َٰج ِهُدو۟ا ِفى ٱِهَّلل َح َّق ِج َهاِدِهۦۚ ُهَو ٱْج َتَبٰى ُك ْم َو َم ا َجَعَل َع َلْيُك ْم ِفى ٱلِّديِن ِم ْن َح َر ٍج‬
”Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (QS.
al-Hajj/22: 78).

Dalam Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabi, disana disebutkan:


“Dan berjihadlah menundukkan diri kalian sendiri, laksanakanlah perintah Allah dengan
sempurna, dan serulah manusia ke jalanNYa. Berjihadlah kalian dengan harta benda, lisan
dan diri kalian, dengan mengikhlaskan niat padanya karena Allah, juga berserah diri
kepadaNya dengan hati dan anggota tubuh kalian. Dia telah memilih kalian untuk
mengemban agama ini. Dan Dia telah mencurahkan kenikmatan pada kalian dengan
menjadikan ajaran syariat agama kalian penuh kemudahan, tidak menyempitkan dan tidak
menyulitkan dalam beban ajaran-ajaran dan hokum-hukumNya, sebagaimana dulu terjadi
pada sebagian umat sebelum kalian. Ajaran agama yang penuh kemudahan ini merupakan
ajaran bapak moyang kalian, Ibrahim.”

Ada kisah betapa setiap ketetapan Allah SWT, atau syariat yang Allah berikan pada kita,
ataupun musibah yang menghampiri kita, yang di luar kendali kita, yang terkadang kita
membencinya adalah justru baik untuk kita.
Alkisah ada seorang raja yang hobi berburu. Dia memiliki seorang teman yang
benar-benar dia percayai dan cintai. Sudah menjadi ciri khas sahabat ini untuk selalu
mengatakan “Kher Insya Allah” (God for the best) dalam segala hal yang menimpa sang
Raja.
Suatu hari, jari raja dipotong saat bermain dengan pisau. Raja panik melihat darah
mengucur dari jari-jarinya, namun sahabatnya hanya berkata “Kher Insya Allah”. Raja
sangat marah. Dia memerintahkan tentara untuk memenjarakan sahabatnya. Karena dalam
situasi yang begitu memprihatinkan, sahabat hanya berkomentar "semoga ini yang terbaik".
Tentara menangkap temannya dan menyeretnya ke penjara. Ia pun berteriak “Kher Insya
Allah” sambil diseret. Raja terheran-heran saat merawat luka di tangannya.
Hari-hari berlalu dan tiba saatnya bagi raja untuk berburu. Dia melarang prajuritnya
untuk mengawalnya ke hutan karena dia ingin menikmati hobinya sendirian.
Menikmati kesunyian hutan, Sang Raja terus berjalan mencari mangsa yang
dibidiknya. Tapi sayangnya pergi terlalu jauh. Tiba-tiba, dia ditangkap oleh sekelompok
manusia primitif yang tinggal di desa sekitar hutan. Raja mencoba menjelaskan kepada para
kepala suku siapa dirinya, tetapi mereka tetap tidak mau tahu. Hari itu bertepatan dengan
hari ketika suku tersebut mempersembahkan korban kepada para dewa. Kepala suku
memerintahkan agar raja yang ditangkap dikorbankan pada perayaan kali ini. Mendengar
keputusan kepala suku, raja bergidik. Algojo segera mengunjunginya dan memeriksa
seluruh tubuhnya. Wajah algojo tiba-tiba berubah, dan dia berkata kepada pemimpinnya.
"Tuanku, orang ini tidak pantas dikorbankan. Tangannya cacat." Ternyata salah satu syarat
kurban harus sempurna. Pada akhirnya raja selamat dan dibebaskan.
Dia teringat kata-kata temannya dan segera mengunjunginya di penjara. Raja
berkata: "Maafkan aku teman, apa yang kamu katakan itu benar. Semua yang terjadi adalah
untuk yang terbaik. Jariku yang terputus menyelamatkan hidupku. Tapi aku ingin bertanya,
apa yang membuatmu mengatakan "Tuhan untuk yang terbaik" sementara di penjara?
Sahabat itu menjawab, "Saya adalah sahabat terdekatmu. Jika saya tidak dipenjara, maka
Anda akan membawa saya berburu. Dan ketika Anda selamat dan tidak bisa dikorbankan,
maka saya akan dikorbankan oleh mereka." Raja tertawa, dan temannya bebas menghirup
dunia lagi”.

Allah swt berfirman,

‫َو َع َس ٰى َأْن َتْك َر ُهوا َشْيًئا َو ُهَو َخْيٌر َلُك ْم‬

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu.” (QS.Al-Baqarah:216)

Terkadang kita tidak tahu atau tidak mau mengakui bahwa ilmu kita rendah di hadapan
sunnatura yang berjalan di muka bumi ini. Banyak sekali hal yang tidak kita sukai, padahal
ada kebaikan besar yang menunggu kita di baliknya

Wallahu a’lam bishowab.

Pilang, 22 Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai