Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan penelitian ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI KREATIF (Studi Kasus Di

DKI Jakarta). Konsep daya saing semakin sering digunakan untuk mengukur peran dan
kinerja usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM memiliki peran yang cukup
besar dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB), dan penyediaan jaring pengaman khususnya bagi masyarakat yang terimbas krisis
keuangan dan ekonomi. Analisis dalam kajian ini menggunakan metoda Analytical Hierarchy
Process (AHP). Metoda AHP merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan
dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan, atau
Kriteria, yang menjadi dasar keputusan. Indikator daya saing yang dipilih adalah nilai input
dan produktifitas, Kedua indikator dipilih karena data tersebut tersedia untuk 16 subsektor.
Data indikator menggunakan data Biro Pusat Statistik tahun 2016. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa industri Radio dan Televisi, dan fesyen memiliki daya saing yang paling
tinggi. Kedua industri ini memiliki preferensi yang lebih baik di atas sub sektor industri
kreatif lainnya jika diukur menggunakan nilai input dan produktifitas. Hasil AHP
menunjukkan bahwa industri Radio dan Televisi, dan fesyen memiliki daya saing yag paling
tinggi. Hasil ini menujukkan bahwa kedua industri memiliki preferensi yang lebih baik di atas
subsektor industri kreatif lainnya jika menggunakan nilai input dan produktivitas. Penelitian
ini juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dicermati, yaitu :

a. Hanya menggunakan dua indikator , yaitu nilai input dan produktifitas, jika digunakan
indikator lain hasilnya dapat berubah.
b. Data indikator yang tersedia tidaklah lengkap, sehingga tim peneliti hanya
menggunakan dua indikator saja. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di
Rilis oleh Biro pusat Statistik dan Badan Ekonomi Kreatif.

Tanggapan : Jumlah stasiun TV dan radio di DKI Jakarta merupakan jumlah terbanyak dan
terbesar di seluruh Indonesia. Pada Tahun 2016 konsumsi media di DKI Jakarta
menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat
Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%), Suratkabar (12%), Tabloid (6%)
dan Majalah (5%). Namun persentase pengguna TV menurun menjadi 81,1% pada kuartal III
2022, sedangkan internet meningkat pesat menjadi 76,7%. Dan persentase pengguna radio
menurun hingga 9,85% saja pada tahun 2021. Namun demikian, TV masih menjadi media
yang paling banyak diakses masyarakat Indonesia. Pada industri fashion, masyarakat lebih
sadar bahwa fashion bukan hanya sekedar kebutuhan primer melainkan juga gaya hidup yang
membuat industri ini semakin bertumbuh. Apalagi adanya trend pembelian beragam fashion
hari raya Idul Fitri, trend style Korea, trend style artis, fashion show, dan trend-trend lainnya.
Kesimpulan pada studi kasus tersebut, daya saing baik dari sektor industri kreatif TV-Radio
maupun fashion memiliki daya saing paling tinggi dan memiliki preferensi yang lebih baik
diatas subsektor industri kreatif lainnya dengan menggunakan nilai input dan produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai