Market Terminology
Terminologi pasar adalah istilah lain yang dikenal untuk mewakili pasar fisik dalam
industri radio dan televisi yang digunakan untuk mendefinisikan pasar media secara geografis.
Istilah-istilah yang ada di dalam terminologi pasar adalah sebagai berikut:
1. Designated Market Area (DMA)
DMA atau diartikan sebagai area pasar yang ditunjuk, disebut juga sebagai pasar media di
wilayah Amerika Serikat yang digunakan untuk menentukan pasar televisi dan radio (Ground
Truth, 2021). Wilayah DMA adalah sekelompok kabupaten yang membentuk wilayah
geografis eksklusif dimana pasar stasiun televisi lokal mendominasi total jam tayang. DMA
ditentukan oleh Nielsen Company dan memiliki dampak pada biaya iklan di area tertentu.
Semakin tinggi jumlah audiens di DMA tertentu maka biaya iklan akan semakin tinggi. Maka
penting untuk mempertimbangkan potensi peluang dan biaya dengan pemahaman DMA yang
ditargetkan (Albarran, 2017, p. 154).
2. Metro
Mendefinisikan metro sedikit lebih rumit daripada hanya sekedar mengartikannya sebagai
daerah di kota besar, dalam memahaminya kita harus melihat bagaimana pasar media
didirikan untuk televisi dan radio. Metro sendiri merupakan istilah untuk wilayah geografis
yang terdiri dari kombinasi dua atau lebih divisi metropolitan atau dapat dikatakan Metro
adalah wilayah sentral (Albarran, 2017, p.155). Kawasan Metro tidak dapat menjadi
perwakilan pasar TV yang dilayani oleh sekelompok stasiun TV. Misalnya saja kita
menyebut Jakarta sebagai wilayah metro karena posisinya sebagai ibukota Indonesia,
sedangkan di sekitar Jakarta sendiri terdapat wilayah-wilayah seperti Bodetabek (Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi). Siaran pemberitaan media lokal dan pusat akan selalu lebih
terpusat memberitakan siaran tentang wilayah metro, meskipun dalam siaran lokal mereka
juga memberitakan terkait pemberitaan lokal.
Studi Kasus
1. Program The Newsroom - NET TV
Pada tanggal 19 Mei 2018, NET TV meluncurkan program terbarunya yang bertajuk The
Newsroom. Program tersebut hadir dengan format dokumenter yang menceritakan
kejadian-kejadian dibalik layar jurnalis NET TV dalam melaporkan suatu peristiwa. Berdasarkan
pernyataan dari Production Assistant The Newsroom (dalam Indrajati & Ruliana, 2020, h. 72)
bahwa program The Newsroom dibuat karena maraknya citizen journalism, yang sesuai dengan
minat masyarakat Indonesia dalam membagikan informasi atau menjadi jurnalis. Dengan
demikian The Newsroom hadir untuk memenuhi minat dan kebutuhan masyarakat terkait suatu
profesi yang diminati oleh banyak orang. Dalam perencanaan menyusun program The
Newsroom, tim NET TV telah melakukan riset awal terkait audiens dan promosi program.
Adapun target audiens yang ditentukan oleh NET TV adalah masyarakat dengan kelompok usia
17 sampai dengan 29 tahun. Waktu tayang dari program ini juga ditentukan dengan melihat
prime time target audiens mereka. Pada akhirnya, mereka menetapkan waktu tayang The
Newsroom adalah setiap hari sabtu pukul 11.00 WIB. Promosi program The Newsroom pun
dilakukan melalui berbagai kanal, salah satunya media sosial. Tim produksi NET TV juga
menjelaskan bahwa mereka memfokuskan promosi program pada media sosial karena mereka
yakin pada tahun yang akan datang akan terdapat lebih banyak orang yang melihat media sosial.
Oleh karena itu, promosi program ini harus disesuaikan dengan perubahan tersebut agar dapat
mencapai target audiens yang diinginkan (Indrajati & Ruliana, 2020, h. 73). Setelah menyusun
perencanaan program pra produksi, program The Newsroom pun diproduksi dan ditayangkan.
Namun, prosesnya tidak berhenti disana, pada saat penayangan, program The Newsroom
akan melalui tahap pengawasan dan evaluasi program. Pada tahap ini, tim produksi akan
memberikan survei indeks kualitas penayangan pada KPI, memantau ketertarikan masyarakat
melalui laporan riset rating, dan NET TV juga memanfaatkan media sosialnya untuk melihat
tanggapan dari penonton terkait program The Newsroom (Indrajati & Ruliana, 2020, h. 74).
Namun demikian, berdasarkan data yang diberikan oleh Nielsen setelah satu tahun program The
Newsroom ditayangkan, program tersebut mengalami peningkatan serta penurunan rating.
Selain itu, audiens yang menyaksikan program tersebut juga sedikit melenceng dari target
audiens yang telah ditetapkan di awal. Dalam data yang diberikan Nielsen, rating tertinggi yang
didapatkan oleh The Newsroom adalah 0,5. Sedangkan rata-rata rating program tersebut adalah
0,4. Angka tersebut termasuk ke dalam kategori rating yang rendah. Kemudian terkait
karakteristik audiens yang menonton, sebagian besar adalah kelompok masyarakat dengan usia
40 sampai dengan 49 tahun. Di mana kelompok tersebut tidak sesuai dengan target audiens
program ini, yaitu 17 sampai dengan 29 tahun (Indrajati & Ruliana, 2020, h. 76).
Berdasarkan kasus di atas, kelompok melihat bahwa dalam menentukan target audiens
suatu perusahaan tidak bisa hanya melihat dari segi demografi (dalam kasus ini usia), tetapi juga
perlu melihat kebiasaan yang dimiliki oleh target audiens tersebut. Misalnya, dalam hal ini
kelompok masyarakat dengan usia 17 sampai dengan 29 tahun. Dikutip dari Kompas.com (2021,
September 15), kelompok usia 17 sampai dengan 29 tahun memiliki kecenderungan sebesar 46%
untuk menonton tayangan televisi atau film melalui handphone atau layanan video streaming.
Dalam upayanya menjangkau pasar NET TV menyalurkan programnya melalui Youtube dengan
menampilkan potongan adegan yang kemudian jika penonton ingin melihat kelanjutannya dapat
diakses melalui Zulu.id.
2. Tinjauan Komprehensif terkait audience share
Studi kasus kedua di ambil dari artikel yang diterbitkan oleh Forbes berjudul “Nielsen:
Streaming Video Audience Share Is Higher Than Broadcast TV” yang diterbitkan pada 17 Juni
2021. Artikel tersebut berisi tentang tinjauan komprehensif terkait lanskap video yang dirilis oleh
Nielsen untuk pertama kalinya. Pada tinjauan tersebut Nielsen membandingkan total audience
share TV kabel, TV siaran, dan video streaming. Visualisasi data (The Gauge) memungkinkan
Streaming Meter mereka memperluas pengukurannya dari 800 rumah tangga menjadi 14.000
rumah tangga. People Meter Nielsen dengan 96.000 sampel dari di seluruh negeri, mengukur
siaran dan televisi jaringan kabel. Data awal yang meliputi bulan Mei 2021 memperlihatkan
video streaming (mencakup SVOD dan AVOD) menyumbang 26% audience share. Angka
tersebut memiliki selisih 1% dengan audience share siaran televisi biasa yang menyumbang 25%
audience share. Audience share tertinggi disumbang oleh TV kabel (mencakup televisi yang
didukung dengan iklan dan langganan premium) sebesar 39%. Sedangkan, 9% sisanya
dikategorikan sebagai “lainnya” yang mencakup penggunaan video game. Persentase tersebut
merupakan persentase audiens yang mengakses layanan video streaming, siaran biasa, dan
televisi kabel melalui televisi.
Nielsen meyakini bahwa apabila audience share layanan video streaming dapat lebih
besar lagi jika akses streaming melalui layar (handphone, tablet, dan sebagainya) disertakan
dalam perhitungan. Laporan tersebut didasarkan pada total penayangan (2+ orang) dan hari
siaran (pukul 6 pagi sampai dengan 6 pagi) dalam satu bulan. Nielsen berencana untuk merilis
laporan ini setiap bulan dan dimungkinkan untuk mengelompokkan audiens secara demografis,
market breaks (geografis, kelas sosial, dan sebagainya), dan waktu. Laporan berkelanjutan ini
diharapkan dapat berguna untuk melihat tren yang dapat digunakan untuk melihat perubahan
menonton audiens berdasarkan demografi.
Laporan tersebut juga dapat berguna untuk mengukur popularitas program musiman,
siklus berita yang meningkat, dan film yang dirilis secara teatrikal yang tersedia secara online.
Saat ini, audience share layanan video streaming tertinggi dipegang oleh Netflix dan Youtube
sebesar 6%. audience share layanan video streaming lainnya juga meningkat. Adapun alasan
Nielsen ingin merilis laporan terkait lanskap video antara TV kabel, TV siaran, dan video
streaming adalah Nielsen menyadari bahwa lanskap televisi yang terus berubah seiring
berkembangnya zaman, sehingga dibutuhkan strategi yang baik untuk beradaptasi dan
berdinamika di dalamnya. Selain itu, perubahan lanskap televisi yang terus berlangsung juga
menciptakan audiens yang semakin terfragmentasi (Adgate, 2021, Juni 17).
Berdasarkan materi di atas tentang Nielsen, data yang dikeluarkan akan sangat membantu
perusahaan media dalam memahami konsumennya. Tidak hanya itu, adanya data audiens dari
video streaming akan meningkatkan kompetisi di antara perusahaan media. Hal ini dikarenakan
data tersebut akan sangat membantu dalam proses menentukan audiens dan memposisikan
program di benak audiens. Hal ini juga akan memengaruhi pengiklan dalam memilih media yang
tepat untuk memasang iklan, dengan harapan dapat menghasilkan return of investment
setidaknya wajar.
DAFTAR PUSTAKA
Albarran, A. B. (2017). Management of Electronic and Digital Media. Sixth Edition. USA:
Cengage Learning.
Adgate, Brad. (2021, Juni 17). Nielsen: Streaming Video Audience Share Is Higher Than
Broadcast TV. Forbes.com. Diakses dari
https://www.forbes.com/sites/bradadgate/2021/06/17/nielsen-streaming-video-audience-s
hare-is-higher-than-broadcast-tv/?sh=1a29c1782c0e.
Ground Truth. (2021). Designated Market Area. Diakses pada 12 Oktober 2021 dari
https://www.groundtruth.com/glossary_term/what-are-designated-market-areas/.
Indrajati, S. F. & Poppy Ruliana. (2020). Strategi Program Acara The Newsroom NET TV dalam
Meningkatkan Rating Program. Medium, 7(2), 66-77. Diakses dari
https://journal.uir.ac.id/index.php/Medium/article/view/4841.
Information Resources Management Association. (Ed.). (2018). Digital Marketing and
Consumer Engagement Concepts, Methodologies, Tools, and Applications [eBook
edition]. IGI Global.
https://www.google.co.id/books/edition/Digital_Marketing_and_Consumer_Engagemen/
MTdCDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=0.
Juniman, P. (2017, September 23). Mengulik Nielsen, Perusahaan Penghitung Rating Televisi.
CNNIndonesia. Diakses pada 12 Oktober 2021 dari
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170922131852-220-243328/mengulik-nielsen-
perusahaan-penghitung-rating-televisi.
Kompas.com. (2021, September 15). Lahir di Era Digital, Ini Perbedaan Kebiasaan Gen Z dan
Milenial Saat Terkoneksi Secara Digital. Kompas.com. Diakses pada 13 Oktober 2021
dari
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/15/171300220/lahir-di-era-digital-ini-perbedaa
n-kebiasaan-gen-z-dan-milenial-saat.
Karman. (2013). Riset Penggunaan Media dan Perkembangannya Kini. Jurnal Studi Komunikasi
dan Media, 17(1), 93-111. Diakses pada 12 Oktober 2021 dari
http://dx.doi.org/10.31445/jskm.2013.170106.
The Nielsen Company. (2013). Terminology and Definitions for The Nielsen Radio Diary
Service. Arbitron.com. Diakses pada 13 Oktober 2021 dari
https://www.arbitron.com/downloads/terms_brochure.pdf.
Yusuf, O. (2016, Agustus 26). ComScore Resmi Jadi Pengukur Pengunjung Situs di Indonesia.
Kompas.com. Diakses pada 13 Oktober 2021 dari
https://tekno.kompas.com/read/2016/08/29/17443517/comscore.resmi.jadi.pengukur.peng
unjung.situs.di.indonesia.