Aftenposten
Espen Egil Hansen merupakan seorang CEO sekaligus Kepala Editor dari surat kabar
Aftenposten, Norwegia. Berikut hasil wawancara dengan Hansen
1. Apa ekspektasi anda ketika anda mulai memikirkan algoritma untuk Aftenposten?
“Kami ingin memastikan bahwa data algoritma yang kami dapatkan sesuai dengan
tradisi jurnalistik yang sudah menjadi bagian dari kami. Dari data algoritma yang kami
dapatkan, terdapat pertanyaan dari pembaca bahwa berita penting apa yang terjadi dan
perlu pembaca ketahui. Maka, dari data algoritma tersebut, kami dapat memenuhi
kebutuhan pembaca dengan menyajikan informasi dengan cara yang lebih baik dan lebih
cerdas dari sebelumnya.”
2. Jadi, Algoritma anda menyediakan layanan untuk para pembaca, kan?
“Tepat sekali. Ini semua adalah tentang cara membuat layanan yang lebih baik untuk para
pembaca kami. Kamu melakukannya ketika kamu mengkombinasikan data kami dengan
jurnalisme dan produk pengetahuan kami. Kami dapat menyajikan kepada pembaca kami
cerita yang penting atau relevan sejak terakhir mereka mengunjungi kami, cerita tentang
topik yang tidak biasa mereka baca. Kami ingin menutup kesenjangan antara apa yang
orang orang ketahui dengan apa yang ingin mereka ketahui dan kami ingin menantang
mereka.”
3. Lalu apa yang membuat algoritma aftenposten ini berbeda?
“Kebanyakan konten algoritma dibuat dengan satu tujuan yaitu untuk mengoptimalkan
keterlibatan pengguna. Algoritma kami mengkombinasikan dengan penilaian dan sinyal
editorial. Kami ingin menggunakan algoritma dan teknologi untuk menciptakan
pengalaman berita yang lebih baik dan pada akhirnya lingkungan sosial yang lebih baik.”
4. Bagaimana cara anda melakukannya?
“Setiap cerita aftenposten memiliki beberapa data penting yang menyertainya, khususnya
pada nilai berita dan nilai seumur hidup. Diibaratkan sebuah sendok yang besar
memungkinkan untuk mendapatkan nilai berita “5” sedangkan kemacetan lalu lintas
mendapatkan nilai berita “1” . Seperti halnya cerita Trump yang memenangkan pemilu,
memungkinkan untuk mendapatkan nilai seumur hidup dalam jangka waktu yang
“panjang”, namun mendapatkan kemacetan lalu lintas dalam jangka waktu yang
“pendek”. Kemenangan Trump tidak akan berubah begitu banyak, tetapi kepadatan lalu
lintas diharapkan akan menjadi cerita yang berkembang.”
5. Siapa yang mengontrol algoritma?
“Sinyal yang menjadi komponen paling penting dalam mengatur algoritma diatur oleh
ruang berita. Tim produk kami bekerja dengan editor dan jurnalis untuk menentukan
bagaimana seharusnya menimbang sinyal yang berbeda. Sebagai pimpinan editor, saya
harus mampu mengkomunikasikan tujuan editorial kami dan menerapkan mekanisme
kontrol. Saya suka mengatakan algoritma adalah editor baru dan yang akan
mengendalikannya adalah pimpinan redaksi yang baru.”
6. Bagaimana anda melihat ruang berita berkembang dengan penggunaan algoritma?
“Kami akan melihat lebih banyak editor terlibat dengan cara praktis menggunakan
algoritma ini. Yang paling penting adalah bahwa algoritma akan mengubah desain,
memberi dimensi baru. Ini akan menjadi sebuah lompatan yang besar dari kertas ke
digital. Algoritma akan mempengaruhi desain dan juga mempengaruhi kepemimpinan
seorang editorial.
Eirik Wisnes sebagai editor pengembangan aftenposten. Dia bekerjasama dengan Eapen Egil
Hansen dan tekah terlibat dalam penggunaan algoritma koran. Berikut hasil wawancara dengan
Eirik:
“Kemungkinan tidak terbatas”
Mungkin hal yang paling penting tentang produk baru kami yang didorong oleh data dan
algoritma yang membuat kita melakukan pekerjaan jangka panjang. Kami sekarang dapat
mengembangkan produk kami dan cara kami dalam mendistribusikan berita lebih cepat dari
sebelumnya. Dengan mengkombinasikan wawasan kita tentang kebutuhan pengguna, data kita,
dan penilaian editorial kita kemungkinannya hampir tidak terbatas.
Frode dan Anna adalah dua tipikal pembaca aftenposten. Pada minggu biasa Frode mengunjungi
kami 2 kali, sedangkan Anna 20 kali. Frode melihat antara 15 headline dan hanya membaca 1
artikel sedangkan Anna membaca 300 headline dan membaca 15 artikel. Ini merupakan sebuah
tantangan yang besar untuk menciptakan sebuah produk yang mampu menutupi kebutuhan Frode
dan Anna.
Selama satu minggu aftenposten mengunggah cerita yang penting dan dapat dinikmati setiap
harinya. Anna yang merupakan seorang pecinta atau pecandu berita sering mengunjungi kami
setiap harinya dengan berbagai alat yang berbeda. Namun, Frode mengunjungi kami pada hari
senin kemudian kembali mengunjungi kami di hari minggu.
Hal ini menjadi sebuah masalah karena Anna yang setiap saat mengunjungi kami akan
mendapatkan dihadapkan dengan berita yang serupa dan akan merasa tidak mendapatkan sesuatu
yang baru, Di satu sisi lainnya yaitu Frode yang tidak setiap saat mengunjungi kami (Senin dan
Minggu) akan tertinggal cerita yang tayang di hari selasa sampai sabtu namun dia akan
mendapatkan hal yang baru saat ia kembali mengunjungi kami. Sayangnya , dia akan
mendapatkan pandangan yang hanya sekilas tentang berita yang kami tawarkan.
Hal ini menjadikan tantangan frekuensi. Bagaimana cara kami menunjukan cerita baru kepada
pembaca yang mengunjungi kami setiap waktu dan bagaimana kami menampilkan konten yang
terbaik dan paling relevan pada pengguna yang jarang mengunjungi kami.
Daftar Pustaka
--. ASMI: Industri Media Tiba-tiba Ikuti Cara Kerja Algoritma yang Seringkali Ganggu Kualitas.
(2021, Februari 8). tribun news umum, pp.
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/08/amsi-industri-media-tiba-tiba-harus-ikuti-cara-
kerja-algoritma-yangseringkali-ganggu-kualitas?page=3.