Bab 10 Jurnalis, Temui Algoritma Rekan Baru Anda: Dampak Otomatisasi pada Distribusi
Konten dan Pembuatan Konten di Ruang Berita
Jessica Kunnert
1. Perkenalan
Tidak hanya akademik, tetapi juga kehidupan sehari-hari telah dipengaruhi oleh
hadirnya otomatisasi dan algoritme dengan banyak aplikasi. Misalnya, Algoritme untuk
menentukan jenis rekomendasi yang ditampilkan di situs e-shopping, atau pembaruan status
yang muncul di feeds media sosial. Secara umum, algoritme didefinisikan sebagai "urutan
langkah komputasi yang mengubah input menjadi output" (Cormen et al. 2009: 5). Dalam
kasus e-shopping, menginput cara berperilaku penelusuran sebelum-sebelumnya di situs web
belanja elektronik terkait, seperti Amazon.com, atau item yang dimasukkan ke daftar
keinginan di situs web e-shopping (Ricci et al. 2011). Algoritme kemudian mengubah
masukan ini menjadi rekomendasi yang dipersonalisasikan. Algoritma juga digunakan untuk
menentukan penyebaran konten pada platform media sosial, seperti pada newsfeed Facebook
yang infomasinya diprioritaskan sesuai popularitas postingan, atau kontak yang sefrekuensi
dengan teman Facebook (Facebook Help Center 2019).
Penggunaan algoritme di beberapa domain ini pun dikritik. Informasi yang relevan
pun mungkin akan hilang bagi pengguna karena beberapa jenis konten yang diprioritaskan di
atas daripada yang lain. Sebagai contoh sebuah kasus, pada awal 2018, Facebook telah
memperbarui algoritme news feednya untuk memprioritaskan kiriman dari teman dan
keluarga daripada kiriman dari outlet berita dan pengiklan. Perubahan ini menjadi lebih
ramah pengguna, Facebook pun (Mosseri 2018), telah di kritik dari beberapa outlet berita,
karena yang dikhawatirkan bahwa rasio klik mereka akan menurun jika mereka tidak
ditampilkan di feed berita pengguna seperti sebelumnya (Vanian 2018) ).
Untuk menganalisis status dan penggunaan algoritme di ruang redaksi, bidang
jurnalisme komputasi yang baru lahir mempelajari kombinasi algoritme, data, dan
pengetahuan dari ilmu sosial untuk melengkapi fungsi akuntabilitas jurnalisme "(Hamilton
dan Turner 2009: 2; lihat juga Cohen et al. 2011). Dalam praktiknya, jurnalisme komputasi
meneliti bagaimana jurnalisme menggunakan sumber data yang sebelumnya tidak tersedia,
juga dalam kombinasi dengan data-mining yang sangat kuat dan jenis perangkat lunak
lainnya (Flew et al. 2012: 161). Selain itu , Coddington (2014: 335) menekankan teknik yang
ditawarkan jurnalisme komputasi kepada jurnalisme, seperti "penerapan metode komputasi
dan pemikiran pada praktik pengumpulan informasi, pemahaman, dan penyajian informasi".
Sedangkan teknik komputasi ini melampaui penggunaan algoritma dan juga, misalnya,
termasuk penggunaan crowd-sourcing untuk mengumpulkan materi (lihat Daniel dan
Terbang 2010), bab ini berfokus pada penggunaan algoritma dalam jurnalisme.
Sementara itu, definisi yang diberikan di atas menganggap alat komputasi sebagai alat
yang semata-mata untuk mencapai tujuan, bidang ini juga berkaitan dengan perubahan yang
lebih luas dalam jurnalisme melalui peningkatan relevansi algoritme. Kedatangan algoritme
telah mengubah jurnalisme dan tetap berlanjut dilakukan dibawah tekanan perdebatan, dan
mengklaim optimis bahwa jurnalis akan beradaptasi terhadap hal itu (van Dalen 2012),
sehingga telah mencapai pernyataan yang luas bahwa algoritme mengubah kultur praktik
dalam menulis berita (Anderson 2013). Klaim perubahan besar ini dikarenakan algoritme
mungkin merupakan bagian dari "drama teknologi" (Pfaffenberger 1992), dimana hubungan
sosial dan ekonomi yang baru antara teknologi dan jurnalisme pun semakin berkembang.
Singkatnya, untuk menilai dampak algoritma terhadap jurnalisme, juga faktor-faktor lain di
sekitarnya seperti politik dan budaya harus dipertimbangkan (Anderson 2013; Flew et al.
2012).
Bab ini memaparkan dua contoh menonjol untuk penggunaan algoritme di ruang
redaksi. Dimulai dengan bagaimana algoritma digunakan untuk mendistribusikan suatu
konten, personalisasi sebuah berita yang lagi dibahas. Untuk menciptakan suatu konten
melalui algoritme ini , bab ini pun mengevaluasi proses jurnalisme otomatis tersebut di ruang
redaksi.