Anda di halaman 1dari 14

A.

Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia


1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang
datang dari dalam maupun luar masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor alam,
diri sendiri, dan masyarakat. Secara umum keberagaman masyarakat Indonesia
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
 Letak strategis wilayah Indonesia
Letak Indonesia yang strategis, yaitu diantara dua Samudera Pasifik dan Samudra
Indonesia, serta dua benua Asia dan Australia mengakibatkan wilayah kita menjadi
jalur perdagangan internasional. Lalu lintas perdagangan tidak hanya membawa
komoditas dagang, namun juga pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya
Indonesia. Kedatangan bangsa asing yang berbeda ras, kemudian menetap di
Indonesia mengakibatkan kemajemukkan ras, agama dan bahasa.
 Kondisi negara kepulauan
Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah.
Keadaan ini menghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang berbeda-beda.
Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-masing,
sesuai dengan tangkat kemajuan dan lingkungan masing-masing. Hal ini
mengakibatkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan laki-laki dan
perempuan.
 Perbedaan kondisi alam
Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur,
padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, dan laut mengakibatkan
perbedaan masyarakat.
 Keadaan transportasi dan komunikasi
Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga memengaruhi perbedaan
masyarakat Indonesia.
 Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam
maupun luar masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat
Indonesia.
2. Keberagaman Suku
Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa
berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran
dan identitas tersebut.
Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain
bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia, diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial
maupun budaya. Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun
2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia memiliki
berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Beberapa suku bangsa di Indonesia berdasarkan asal daerah tempat tinggal antara
lain di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau, dan
Melayu. Di Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, Samin, sedangkan di
Kalimantan terdapat suku Dayak. Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado,
Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor.
Sedangkan di Papua terdapat suku Asmat, dan suku Dani.
Silahkan cek daftar suku di Indonesia dalam link berikut
(https://rimbakita.com/daftar-suku-di-indonesia/)

1. PROVINSI NANGGROE ACEH


DARUSSALAM

 Rumah Adat Krong Bade


 Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang
 Tari Seudati
 Senjata tradisional Rencong

2.
PROVINSI SUMATERA UTARA

 Rumah Adat Bolon


 Pakaian Adat Tradisional Ulos
 Tari Tor-Tor
 Senjata tradisional Piso Surit

3.
PROVINSI SUMATERA BARAT

 Rumah Adat Gadang


 Pakaian Adat Tradisional Bundo Kanduang
 Tari Payung
 Senjata Tradisional Karih

4.
PROVINSI RIAU

 Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar


 Pakaian Adat Tradisional Melayu
 Tari Joged lambak
 Senjata tradisional Pedang Jenawi & Badik

5.
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
 Rumah Adat Belah Bubung
 Pakaian Adat Tradisional Belanga
 Tari Tandak
 Senjata Tradisional pedang Jenawi

6.
PROVINSI JAMBI

 Rumah Adat panjang


 Pakaian Adat Tradisional Melayu Jambi
 Tari sekapur sirih
 Senjata tradisional Keris

7.
PROVINSI SUMATERA SELATAN

 Rumah Adat Limas


 Pakaian Adat Tradisional Aesan Gede
 Tari Putri Bekhusek
 Senjata Tradisional Keris

8.
PROVINSI BANGKA BELITUNG

 Rumah Adat Rakit Limas


 Pakaian Adat Tradisional Paksian
 Tari Zapin
 Senjata tradisional Siwar Panjang

9.
PROVINSI BENGKULU

 Rumah Adat Rakyat


 Pakaian Adat Tradisional Bengkulu
 Tari Bidadari
 Senjata tradisional Keris

10.
RUMAH ADAT PROVINSI LAMPUNG
 Rumah Adat Nowou Sesat
 Pakaian Adat Tradisional Tulang Bawang
 Tari Melinting
 Senjata Tradisional Badik

11.
DKI JAKARTA

 Rumah Adat
 Pakaian Adat Tradisional Betawi
 Tari Yapong
 Senjata Tradisional Golok

12.
PROVINSI JAWA BARAT

 Rumah Adat Sunda


 Pakaian Adat Tradisional Kebaya
 Tari Merak
 Senjata Tradisional Kujang

13.
PROVINSI BANTEN

 Tarian Tradisional Tari Topeng


 Rumah Adat Rumah Kesepuhan
 Senjata Tradisonal Kujang
 Lagu Daerah : Dayung Sampan
 Suku : Baduy, Sunda, dan Banten

14.
PROVINSI JAWA TENGAH

 Rumah Adat Joglo


 Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya
 Tari Bambang Cakil
 Senjata Keris

15.
PROVINSI JOGJAKARTA
 Rumah Adat Bangsal Kencono
 Pakaian Adat Tradisional Kasatrian
 Tari Serimpi
 Senjata Keris

16.
PROVINSI JAWA TIMUR

 Rumah Adat Joglo (Jawa Timuran)


 Pakaian Adat Tradisional Pesa’an
 Tari Remong
 Senjata Clurit

17.
ADAT PROVINSI BALI

 Rumah Adat Gapura Candi Bentar


 Pakaian Adat Tradisional Bali
 Tari Legong
 Senjata Keris

18.
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

 Rumah Adat Dalam Loka Samawa


 Pakaian Adat Tradisional Lombok
 Tari Mpaa Lenggogo
 Senjata Keris

19.
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

 Rumah Adat Musalaki


 Pakaian Adat Tradisional Nusa Tenggara
Timur
 Tari Gareng Lameng
 Senjata Sundu

20.
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
 Rumah Adat Panjang
 Pakaian Adat Tradisional Perang
 Tari Monong
 Senjata mandau

21.
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

 Rumah Adat Betang


 Pakaian Adat Tradisional Kalimantan
Tengah
 Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai
 Senjata Mandau

22.
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

 Rumah Adat Lamin


 Pakaian Adat Tradisional Kalimantan Timur
 Tari Gong
 Senjata Mandau

23.
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

 Rumah Adat Bubungan Tinggi


 Pakaian Adat Pengantin Bagajah Gamuling
Baular Lulut
 Tari Baksa Kembang
 Senjata Keris

24.
PROVINSI SULAWESI UTARA

 Rumah Adat Pewaris


 Pakaian Adat Tradisional Kulavi (Donggala)
 Tari Maengket
 Senjata Keris

25.
PROVINSI SULAWESI BARAT
 Tarian Tradisional , Tari Patuddu, Tari
Kondo Sapata, Tari Kipas.
 Rumah Adat , Rumah Tongkonan
 Senjata Tradisional , Tombak
 Suku : Mandar, Mamuju, Bugis, dan
Mamasa
 Pakaian Adat : Sulawesi Barat

26.
PROVINSI SULAWESI TENGAH

 Rumah Adat Pewaris Tambi


 Pakaian Adat Tradisional Nggembe
 Tari Pule Clinde, Tari Lumense
 Senjata Pasatimpo

27.
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

 Rumah Adat Buton


 Pakaian Adat Tradisional Suku Tolaki
 Tari Buton
 Senjata Keris

28.
PROVINSI SULAWESI SELATAN

 Rumah Adat Tongkonan


 Pakaian Adat Tradisional Bodo
 Tari Kipas
 Senjata Badik

29.
PROVINSI GORONTALO

 Rumah Adat Dulohupa


 Pakaian Adat Tradisional Gorontalo
 Tari polo-polo
 Senjata Badik

30.
PROVINSI MALUKU
 Rumah Adat Baileo
 Pakaian Adat Tradisional Baju Cele
 Tari Lenso
 Senjata Salawaku

31.
PROVINSI MALUKU UTARA

 Rumah Adat Sasadu


 Pakaian Adat Tradisional Manteren Lamo
 Tari Lenso
 Senjata Parang Salawaku

32.
PROVINSI PAPUA BARAT

 Rumah Adat Honai


 Pakaian Adat Tradisional Ewer
 Tari Musyoh, Tari selamat datang
 Senjata Panah

33.
PROVINSI PAPUA

 Rumah Adat Honai


 Pakaian Adat Tradisional Papua
 Tari Musyoh
 Senjata Pisau Belati

34.
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

 Rumah Adat Baloy


 Pakaian Adat Tradisional Kulavi (Donggala)
 Tari Kencet ledo
 Senjata Mandau

3. Keberagaman Agama dan Kepercayaan


Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah lama
berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan
Parsi sekitar abad ke- 13. Kedatanagn bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen
dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal
kepercayaan seperti animisme dan dinamisme.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki berbagai keberagaman, seperti halnya
keberagaman agama dan budaya. Pemerintah Indonesia mangakui bahwa terdapat enam
agama yang ada yaitu Islam, Protestantisme, Katolisisme, Hinduisme, Buddhisme dan
Konghucu. Keberagaman budaya merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Keberagaman budaya dapat diamati dari bentuk-bentuk kebudayaan khsanya seperti
adat istiadat, rumaha adat, upacara adat, tarian daerah dan alat musik daerah.
Toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari
aturan dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan sebagai sikap atau perilaku yang menerima dan
menghargau suatu perbedaan agama dan budaya yang ada di wilayah mereka. Negara
Kesatuan Republik Indonesia dapat terwujud dengan adanya sikap dan perilaku toleran
masyarakat.
Dengan adanya berbagai keberagaman agama yang ada dengan begitu kerukunan
umat beragama merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai kesejahteraan
hidup di negeri ini. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29
yang menyatakan bahwa Negara berdasa atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara
Menjamin Kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Walaupun mayoritas
penduduk Indonesia memeluk agama islam. Namum perbedaan ini tidak menjadikan
alasan untuk berpecah belah, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di
Indonesia agar Negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan adanya
toleransi antar umat neragama dengan begitu sikap manusia sebagai umat beragama dan
mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama
lain. Contoh dari toleransi keberagaman agama yaitu tidak menghina agama yang
diyakini orang lain dan menghormati agama yang diyakini orang lain. Adapun kejadian
yang kerap kali terjadi pada saat ini tentang toleransi beragama yaitu seperti halnya
masyarakat tidak dapat memaksakan ajaran dan kepercayaan agama yang dianut oleh
masyarakat tersebut kepada masyarakat lain yang mempunyai keyakinan berbeda.
sebab setiap masyarakat pasti memiliki keyakinan masing-masing yang pastinya selalu
percaya bahwa apa yang mereka yakini adalah keyakinan paling benar diantara
keyakinan lainnya. Sesuai dengan hak tiap-tiap manusia atau hak bebas untuk memilih,
termasuk dalam kepercayaan agama.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa ketidakrukunan antara umat beragama
menghasilkan berbagai ketidak harrnonisan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat. Kerap kali terjadinya salah pengertian, beda persepsi dan lain
sebagainya yang kemudian berujung menjadi konfik antar umat beragama yang
memiliki keyakinannya masing-masing. Oleh karena itu, perlu orang-orang yang
beriman dengan taat, namun berwawasan terbuka, toleran, rukun dengan mereka yang
berbeda agama.
4. Keberagaman Ras
Pada dasarnya, manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda-beda yang
merupakan hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa. Istilah ras berasal dari Bahasa Inggris,
race. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi
Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri
fisik dan garis keturunan.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan oleh
kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta
letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam
masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut.
 Ras Malayan-Mongoloid
Ras Malayan-Mongoloid biasanya terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi dan Kalimantan.
Ciri utamanya bisa dilihat dari warna kulit yang kuning langsat dan kecokelatan
serta bermata besar.

 Ras Melanesoid
Penduduk dengan ras Melanesoid biasanya tinggal di Papua, Maluku dan Nusa
Tenggara Timur.
Ciri utamanya bisa dilihat dari kulit yang cenderung gelap dan memiliki rambut
keriting.

 Ras Asiatic Mongoloid


Penduduk dengan ras Asiatic Mongoloid berasal dari Cina, Jepang dan Korea. Ciri
utamanya adalah kulit berwarna kuning dan mata yang sipit.

 Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid berasal dari India, Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Ciri
utamanya adalah ras warna kulit agak kuning atau putih dan memiliki hidung
mancung.

a. Penyebab Keberagaman Ras

1) Letak Indonesia tergolong strategis


Indonesia memiliki letak yang strategis sehingga orang mudah untuk berkunjung
baik berwisata maupun berdagang di Indonesia. Enggak hanya itu saja, ada banyak
pendatang untuk tinggal dan menetap di Indonesia sehingga akan memunculkan
berbagai ras di Indonesia.

2) Sikap masyarakat dalam menghadapi perubahan


Masyarakat yang setuju dengan adanya perubahan, akan tinggal dengan orang yang
berbagai macam dari ras berbeda. Namun sebaliknya, bagi orang yang enggak mau
tinggal dengan orang yang berbeda ras, mereka akan tetap sama dengan budayanya
sendiri.

3) Kondisi alam
Faktor kondisi alam juga dapat berpengaruh pada keberagaman ras di Indonesia,
Kondisi alam berupa tempat tinggal, kawasan perkotaan, pedesaan dan tempat
lainnya. Enggak hanya itu saja, keberagaman ras juga berpengaruh pada mata
pencaharian, kebudayaan dan sebagainya.

4) Luas wilayah dan negara yang berbentuk kepulauan


Ada dua hal yang dapat berpengaruh pada keberagaman ras di Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia yang memiliki luas wilayah yang besar dan berbentuk
kepulauan. Hal inilah yang dapat mendukung adanya berbagai macam
keberagaman ras di Indonesia. Itulah pembahasan tentang macam-macam ras serta
penyebab adanya keberagaman ras di Indonesia.

5. Keberagaman Antargolongan
Manusia hidup bukan hanya dalam keberagaman suku, agama, dan ras, tetapi juga
dalam keberagaman masyarakat. Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat dilihat
dari struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif Moeis
(2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang. Pertama, secara horizontal
ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-
perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal, ditandai
dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut ”Social Stratification”
atau kelas sosial. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat menyebabkan
terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu diwujudkan dalam kelas
tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh adanya ketidakseimbangan
dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan kelompok di dalam suatu sistem
sosial.
Stratifikasi sosial telah lama terjadi ditengah masyarakat dan menghasilkan beberapa
jenis yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat. Yuk kita bahas enam jenis dari
stratifikasi sosial!

a. Stratifikasi sosial berdasarkan kekayaan


Tahukah kamu, kalau salah satu dasar pembentukan stratifikasi sosial adalah
kekayaan. Hal tersebut dapat menjadi dasar pembentukan stratifikasi, karena adanya
perbedaan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, yang berkaitan dengan
terbatasnya keahlian, modal dan akses.
Dalam perbedaan pemenuhan kebutuhan hidup tersebut, akhirnya terbentuklah
lapisan atas (kebutuhan hidup tercukupi) dan lapisan bawah (kebutuhan hidup kurang
tercukupi). Kekayaan merupakan dasar stratifikasi sosial yang dapat diperjuangkan.
Oleh karena itu, di beberapa tipe, stratifikasi sosial dapat melakukan pergerakan secara
vertikal seiring dengan naiknya taraf hidup melalui kekayaan.
b. Stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan
Kekuasaan merupakan salah satu konsep yang mengawali peradaban manusia.
Ketika manusia mulai bermasyarakat dengan membuat kelompok kecil. Seorang
pemimpin dalam masyarakat memiliki kuasa untuk mengatur dan mempengaruhi orang
lain.
Dalam kekuasaan, terdapat dua kelompok yakni para penguasa yang ada pada
kelompok kekuasaan, dan juga kelompok yang dikuasai. Nah dari sini mulanya sistem
stratifikasi sosial terjadi. Kelompok penguasa memiliki kontrol atas kelompok lainnya
yang menyebabkan terjadinya perbedaan kelas antara kelompok masyarakat.

c. Stratifikasi sosial berdasarkan kehormatan


Selanjutnya, kita bahas mengenai stratifikasi sosial berdasarkan kehormatan. Jenis
ini pada umumnya berlaku pada masyarakat dengan kepemimpinan karismatik.
Maksudnya adalah, masyarakat dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat, yang
memiliki kedudukan paling asli di masyarakat, karena diperoleh atas penilaian terhadap
karisma individu itu sendiri yang dinilai layak menjadi pemimpin. Hal ini dijelaskan
dalam pengertian kepemimpinan karismatik oleh Max Weber.
Contoh nyata yang bisa kamu temui dalam kehidupan yakni, perbedaan status sosial
antara seorang pemuka atau tetua adat di suatu pemukiman tradisional. Dimana mereka
lebih dihormati dan memiliki pengaruh yang kuat di tengah masyarakat.

d. Stratifikasi sosial berdasarkan keturunan


Kemudian, ada jenis lainnya dari stratifikasi sosial, yakni berdasarkan keturunan.
Stratifikasi ini dasar pembentukannya berdasarkan keturunan atau kelahiran dari
individu tertentu. Sistem ini biasanya terdapat pada daerah yang menerapkan sistem
pemerintahan kerajaan atau monarki. Menurut seorang ilmuwan yakni David Brusky,
status keturunan atau ascribed status merupakan status yang dimiliki individu secara
permanen, atau melekat selama masa hidupnya.
Contohnya seperti sistem kepemimpinan di D.I. Yogyakarta dimana status darah
kerajaan dari keturunan Hamengkubuwono akan menjadi pemimpin daerah dan sistem
ini masih dianut hingga saat ini.

e. Stratifikasi sosial berdasarkan pendidikan


Kamu pasti pernahkan, mendengar pepatah, “Tuntutlah ilmu sampai negeri Cina”.
Dari pepatah tersebut, kita bisa mengetahui bahwa pendidikan merupakan hal
terpenting yang harus dipenuhi dari seorang manusia. Pendidikan mampu merubah
kehidupan kita, bahkan juga stratifikasi sosial lho!
Lalu, bagaimana pendidikan bisa menjadi dasar dari stratifikasi sosial? Jawabannya,
karena pendidikan merupakan social elevator atau perangkat sosial yang membantu
masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial atau perpindahan dari status bawah
menuju status atas. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan pola pikir dan
keahliannya yang kemudian akan menguasai bidang pekerjaan dan meningkatkan status
sosialnya.

f. Stratifikasi sosial berdasarkan status sosial


Oke, kita lanjut bahas jenis stratifikasi sosial yang terakhir, yakni berdasarkan status
sosial. Jenis ini merupakan pelapisan dalam masyarakat, yang didasari pada perbedaan
status sosial. Nah perlu diperhatikan juga, bahwa kelas sosial dan status sosial disini
berbeda ya guys! Kelas sosial berbasis pada tatanan ekonomi, sementara status sosial
yang berkaitan dengan hak, dan kewajiban individu dalam masyarakat
Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman masyarakat
ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki
kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Kelompok- kelompok tersebut dapat berupa
kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan
kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Keberagaman antargolongan tidak boleh menyebabkan terjadinya perselisihan dan
perpecahan di masyarakat. Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi
pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya
kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan
kelas rendah.

B. Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika


Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak
negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Dampak positif memberikan
manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif mengakibatkan
ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan
antargolongan merupakan kekayaan bangsa yang sangat berharga. Meskipun berbeda-
beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama kita tetap bersatu dalam perjuangan
mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia. Suhandi Sigit,
menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam Kitab Sutasoma
yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab
tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki
rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa
(Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan
Siwa adalah tunggal.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia,
yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah
pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata- kata tersebut dapat pula diartikan :
Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa
walaupun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, adat-istiadat, ras
dan agama yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan
kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun bangsa Indonesia terdiri atas
beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama namun keseluruhannya itu
merupakan satu kesatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika
merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan Indonesia, dimana kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
seperti hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa
memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lain- lain.
Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki arti penting sebagai berikut:
Keberagaman tersebut akan menjadi modal sosial yang besar untuk membangun bangsa
dan negara Indonesia yang maju dan sejahtera. Sebaliknya, bila keberagaman tersebut
tidak dapat dikelola dengan baik dan tidak dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, maka
dapat menjadi penyebab timbulnya konflik yang membahayakan keutuhan bangsa dan
negara Indonesia. Dengan demikian, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dipergunakan
sebagai upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Meskipun
berbeda-beda suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama, masyarakat Indonesia tetap
bersatu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan. Untuk mewujudkan cita-cita negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Keberagaman bukan unsur
perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa melalui semboyan
Bhinneka Tunggal Ika. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku,
adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu yaitu bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai