Anda di halaman 1dari 8

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas/Semester : X/1
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik & Budi Pekerti
Topik : Pribadi Yang Unik
Pertemuan ke : Pertama
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan

A. Kompetensi Dasar
Bersyukur kepada Allah atas keberadaan dirinya dengan segala
1.1. kemampuan
dan keterbatasannya.
Bertanggungjawab dalam menerima diri dengan segala kemampuan
2.1. dan
keterbatasannya.
3.1. Memahami diri yang memiliki kemampuan dan keterbatasannya.
Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan refleksi/ menuliskan
4.1. doa/
menuliskan puisi) yang berkaitan dengan kemampuan dan
keterbatasannya.

B. Indikator Pencapaian
3.1.1. Menganalisis data pribadi tentang kekuatan-kekuatan dan keterbatasan-keterbatasan yang
ada dalam diri sendiri.
3.1.2. Menjelaskan pengertian manusia sebagai pribadi yang unik
3.1.3. Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang keunikan manusia berdasarkan Kej 1:26-31
4.1.1. Membuat doa syukur karena diciptakan sebagai pribadi yang unik
4.1.2. Membuat gambar simbol diri dan mensharingkan di depan kelas

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :
1. Membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah atas keberadaan dirinya dengan segala
kemampuan dan keterbatasannya
2. Memilih sikap tanggung jawab dalammenerima diri dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya Menganalisis tiga ciri yang menjadikan seseorang yang unik
3. Membedakan kekuatan dan keterbatasan yang ada dalam diri sendiri.
4. Menjelaskanpengertian manusia sebagai pribadi yang unik
5. Merumuskan ajaran Kitab Suci tentang keunikan manusia menurut Kej 1:26-31
6. Membuat gambar simbol diri dan mensharingkan di depan kelas
7. Menuliskan empat kemampuan yang dimiliki sebagai karunia Allah
8. MenganalisisPengalamannya tentang upaya mengembangkankarunia Allah
9. Menentukandua sikap yang sering muncul dalam menghadapi kekuatan dan keterbatasan
dirinya
10. Menjelaskan pengertiantalenta menurut Mat 25:14 – 30
11. Menjelaskan panggilan Allah untuk mengembangkan kemampuan yang dimilki
12. Menuliskan refleksi tentang upaya mengembangkan talenta
13. Membuat refleksi iman yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasannya.
14. Merumuskan doa syukur yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasannya.
15. Membuat Puisi yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasannya

D. Materi Ajar
a. Ciri-ciriyang menjadikan seseorang yang unik (faktual)
b. Kekuatan dan keterbatasan yang ada dalamdiri sendiri (factual)
c. Manusia sebagai pribadi yang unik (konseptual)
d. Kitab Suci tentang keunikan manusia menurut Kej 1:26-31 (konseptual)
e. Gambar simbol diri dan mensharingkan di depan kelas (metakognitif)
f. Kemampuan yang dimiliki sebagai karunia Allah (konseptual)
g. Upaya mengembangkan karunia Allah (prosedural)
h. Sikap yang sering muncul dalam menghadapi kekuatan dan keterbatasan dirinya (faktual)
i. Pengertian talenta menurut Mat 25:14 – 30 (konseptual)
j. Panggilan Allah untuk mengembangkan kemampuan yang dimilki (konseptual)
k. Refleksi tentang upaya mengembangkan talenta (metakognitif)

E. Metode pembelajaran
1. Model Pembelajaran: Discovery Learning
2. Pendekatan: Pendekatan Kateketis dan Pendekatan Saintifik.
3. Metode Pembelajaran:
4. Diskusi
5. Ceritera
6. Tanya Jawab
7. Dialog interaktif
8. Refleksi
9. Sharing
10. Tugas mandiri

F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pertama: Menyadari Kekuatan dan Keterbatasan

Guru memberi pengantar singkat, misalnya: impian hidup setiap orang adalah meraih sukses.
Dengan kesuksesan yang diraih, ia tidak hanya membanggakan diri sendiri, melainkan orang tua
dan keluarga, mungkin juga guru-guru, tetangga dan sebagainya.
Guru mengajak peserta didik membaca kisah berikut!

Nama Irene Kharisma Sukandar mungkin asing di telinga kita. Tapi nama ini sudah sering
menjadi bahan perbincangan di dunia catur junior tingkat internasional. Irene Kharisma
Sukandar memang termasuk pendatang baru dalam olahraga catur Indonesia.
Mengenal catur di usia 7 tahun tepatnya tahun 1999, Irene telah memperlihatkan talenta yang
luar biasa. Pada tahun 2001 ketika usianya baru 9 tahun, putri pasangan Singgih Heyzkel (ayah)
dan Cici Ratna Mulya (ibu) ini sudah berhasil meraih gelar Master Percasi (MP). Setahun
kemudian dia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW).
Dua tahun kemudian yakni pada tahun 2004 ketika berlangsung Olimpiade Catur di Malorca,
Spanyol, Irene mulai memperlihatkan tajinya dengan merebut gelar Master FIDE Wanita
(MFW). Bukan itu saja, Irene juga meraih medali perak dalam arena yang melibatkan 864
peserta dari 107 negara ini. Hasil kerja keras, tak kenal lelah dan selalu ingin maju menjadi
kunci keberhasilannya.

Pada ajang seleknas catur SEA Games XXIII/2005, Manila, Filipina yang berlangsung Pebruari
2005 di Wisma Catur F. Sumanti, Gedung KONI DKI, Tanah Abang I, Jakarta Pusat, Irene
melawan pecatur pria. Untuk mengukur sekaligus mematangkan kemampuannya, Irene oleh
Eka Putra Wirya pada Maret 2005 diadu dengan pecatur putri asal Hongkong bergelar Grand
Master Wanita (GMW) yakni Anya Sun Corke melalui partai dwitarung enam babak di SCUA
Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dwitarung itu memang berakhir imbang 3-3, namun apa yang diperlihatkan pecatur remaja putri
masa depan Indonesia ini sungguh layak mendapat pujian. Bahkan Irene dipastikan dapat
memenangkan duel itu jika saja dia tak melakukan kesalahan di partai terakhir.
Namun Eka dapat memakluminya. Pembina olahraga terbaik pilihan wartawan olahraga SIWO
Jaya pada tahun 1993 itu kemudian tidak ragu-ragu untuk secepatnya mengorbitkan Irene
sampai menggapai gelar Grand Master Wanita (GMW) pertama Indonesia. Bagaikan gayung
bersambut, Irene pun telah menyatakan kesiapan sekaligus tekadnya guna mewujudkan target
Eka Putra Wirya tersebut.

“Ada dua cita-cita besar saya, pertama meraih gelar GM dan kedua menjadi juara dunia,” papar
pecatur yang mengidolakan GM Judith Polgar
dari Hongaria ini. Irene memang bukan Judith Polgar. Namun melihat bakat dan
kesungguhannya dalam berlatih selama ini, impiannya menjadi juara dunia sekaligus meraih
gelar Grand Master bukan isapan jempol atau pepesan kosong.
Irene bukanlah pecatur karbitan dan PB. Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) pun
termasuk Eka Putra Wirya juga tak akan mengatrol atau mengarbit prestasi anak kedua dari tiga
bersaudara ini. Keberhasilannya menahan imbang Anya yang kelasnya dua tingkat lebih tinggi
dapat dijadikan acuan atau paling tidak cermin untuk melihat prospek Irene ke depan.

Guru mengajak peserta didik hening sambil menjawab beberapa pertanyaan berikut: Apa yang
terpikir olehmu saat melihat gambar dan cerita di atas? Bayangkan gambar dan tokoh di atas
adalah dirimu, kira-kira piala itu lambang sukses kalian dalam bidang apa? atau menjadi Grand
master dalam bidang apa? apa yang telah kalian lakukan sehingga bisa mencapainya? Siapa saja
yang berperan dalam mencapai sukses tersebut? (Tuliskan permenunganmu)

Guru mengajak peserta didik menuliskan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka, entah
menyangkut kekuatan maupun keterbatasan, baik menyangkut fisik, bakat/kemampuan,
materi/ekonomi, sifat, dan yang lainnya, serta bidang yang dapat menjadi peluang meraih sukses

Kekuatan dan Keterbatasanku

Nama: ………………………..

Aspek-Aspek Diriku Kekuatanku Keterbatasanku

Fisik/Jasmani
Bakat/Kemampuan
Materi/Ekonomi

Sifat – Sifat

Impian (sukses) yang ingin ku raih:

Guru meminta peserta didik mensharingkan dalam kelompok.

Setelah selesai sharing, peserta didik dalam kelompok merumuskan pertanyaan berkaitan
dengan hal-hal: tokoh tokoh remaja yang sukses, sikap yang perlu dikembangkan dalam upaya
mengembangkan diri, peran orang lain dalam meraih sukses. Antarkelompok diminta saling
menukar pertanyaan untuk dijawab.

Setelah diskusi kelompok dan pleno, coba resapkan kisah berikut:

Lena Maria adalah seorang wanita yang tangguh. Dia terlahir dengan banyak sekali keterbatasan
karena cacat fisik yang dimilikinya. Ia terlahir tanpa tangan dan kaki kirinya hanya setengah
dari kaki kananya. Tetapi dia tidak pernah menyerah dan selalu bersyukur atas semua yang
dimilikinya.

Dengan bekal mimpi, kemauan dan semangat pantang menyerah, akhirnya dia bisa
mengembangkan semua talenta yang dimilikinya. Dia bisa meraih kesuksesan walaupun dengan
kondisi fisik yang terbatas. Pada usia 18 tahun, ia memecahkan rekor

berenang pada kejuaraan dunia. Bakatnya pada musik juga sangat luar biasa.

Ia sekarang sebagai penyanyi professional.


(Bila dimungkinkan, guru dapat mengajak peserta didik menonton film Lena Maria dengan
mengakses http://www.youtube.com/watch?v=LNcwST4Ga0w)

Guru meminta peserta didik mengungkapkan pesan yang sangat menarik dari kisah Lena
Maria?

Bila dipandang perlu guru dapat memberi masukan sebagai berikut:

Pada dasarnya setiap manusia dianugerahi oleh Tuhan dengan berbagai kemampuan walaupun
dengan kadar yang berbeda antarsatu dengan yang lain. Orang yang pandai dalam pelajaran
matematika belum tentu terampil dalam olahraga, orang yang pandai bernyanyi belum tentu

pandai juga dalam olahraga. Orang yang pandai dalam pelajaran IPA belum tentu pandai
bersosialisasi dengan teman. Tidak ada orang yang pandai dan terampil dalam segala hal.

Kenyataan semacam ini seharusnya menyadarkan setiap orang bahwa di satu pihak setiap
manusia mempunyai kemampuan, tetapi di lain pihak dia mempunyai keterbatasan. Maka tugas
setiap orang adalah menemukan apa yang menjadi kemampuannya, serta menemukan juga
keterbatasannya.

Sikap yang bijaksana dalam menghadapi kemampuan dan keterbatasan antara lain: kemampuan
sebagai anugerah Tuhan, diharapkan tidak menjadikan seseorang menjadi sombong atau
takabur; Kemampuan harus ditingkatkan, dilatih terus menerus agar semakin berkembang dan
dapat dijadikan andalan hidup. Sebaliknya keterbatasan jangan sampai membuat orang minder;
menganggap hidup sebagai nasib buruk dari Tuhan atau merasa hidupnya tidak berguna.
Kelemahan atau keterbatasan harus disadari dan diatasi agar tidak menjadi hambatan untuk
memperkembangkan diri.

Mentalitas yang perlu dikembangkan: sikap mau bekerja keras, mau belajar dari orang lain,
tidak cepat menyerah, optimis, mau mencoba, dan sebagainya.
Banyak orang sukses justru setelah ia menyadari keterbatasannya, seperti nampak dalam kisah
Lena Maria. Banyak tokoh sukses yang berasal dari keluarga miskin. Tetapi kemiskinan itu
menumbuhkan tekad untuk menunjukkan bahwa orang miskinpun dapat sukses. Ia tidak mau
orang lain melecehkan dirinya karena miskin. Ia ingin orang lain juga menghargai dirinya
sebagai pribadi yang bermartabat. Itulah sebabnya dia belajar dengan keras dan meraih prestasi
yang gemilang.

Langkah kedua: Mendalami Pesan Kitab Suci Tentang Panggilan Mengembangkan Anugerah
Guru mengajak peserta didik mendalami teks Kitab Suci yang berkaitan dengan panggilan
untuk mengembangkan anugerah kemampuan, misalnya:

Perumpamaan Tentang Talenta

(Matius 25: 14 – 30)

“Sebab hal Kerajaan Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang
memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh
laba lima talenta.
Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu
menyembunyikan uang tuannya.
Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan
mereka.
Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya:
Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan
percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu.

Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa
tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang
memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah
kepunyaan tuan!
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa
aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak
menanam?

Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang,
supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai
sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan.
Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di
sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Peserta didik diminta merumuskan pesan yang tersirat dari kutipan di atas

Bila dipandang perlu guru dapat menyampaikan beberapa gagasan pokok berikut:

• Yesus memberikan gambaran seorang tuan yang memberikan talenta kepada hamba-
hambanya. (Matius 25: 14 – 30). Iapun menindak tegas kepada seorang hamba yang tidak mau
mengembangkan talenta dan hanya memendamnya ke dalam tanah.

• Setiap orang diberi talenta oleh Tuhan. Mereka harus mengembangkan dan menggunakan
talenta itu sebagaimana mestinya. Mengembangkan talenta sebagaimana mestinya adalah
panggilan dan tuntutan orang beriman kristiani.

• Kita harus mengembangkan bakat yang kita miliki, karena Tuhan telah memberikan talenta
kepada manusia ciptaan-Nya, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki manusia masing-masing.
• Kita harus seperti hamba yang pertama dan hamba yang kedua yang mengembangkan talenta
yang mereka punya dengan baik.

• Kita tidak boleh mencontoh hamba yang ketiga, yang hanya mengubur talentanya, tanpa
berusaha untuk mengembangkannya.

• Allah akan sedih dan kecewa karena kita hanya memendam bakat yang kita miliki. Terlebih
kita merasa iri hati terhadap kemampuan yang orang lain miliki. Allah memberikan masing-
masing talenta kepada umat-Nya, dan talenta itu harus kita syukuri, serta kita kembangkan.
Langkah ketiga: Menghayati Panggilan Tuhan Untuk Mengembangkan Anugerah yang
Dimiliki
Guru mengajak peserta didik masuk dalam suasana hening, peserta didik diminta merumuskan
gagasan-gagasan penting yang diperoleh dalam pelajaran ini, serta merumuskan niat/sikap yang
akan dilakukan atau dikembangkan !
Masih dalam suasana hening, peserta didik diajak untuk berefleksi dengan menyimak kisah
berikut:

Kisah Pensil

Pada awal mula, Pencipta Pensil berbicara kepada pensil dengan mengatakan:

“Ada lima hal yang harus kamu ketahui sebelum aku mengirimmu ke dunia. Ingatlah itu selalu
dan kamu akan menjadi pensil terbaik sesuai potensimu.“

Pertama. “Kamu akan mampu melakukan banyak hal besar, tapi hanya jika kamu membolehkan
dirimu dipegang oleh tangan seseorang.”

Kedua. “Kamu akan mengalami peruncingan yang menyakitkan dari waktu ke waktu, tetapi hal
ini dipersyaratkan jika kamu ingin menjadi sebuah pensil yang lebih baik.”

Ketiga. “Kamu memiliki kemampuan untuk mengoreksi kesalahan apa pun yang kamu
perbuat.”

Keempat. “Bagian terpenting akan selalu berupa apa yang berada di dalam.”

Kelima. “Betapa pun kondisinya, kamu harus terus menulis. Kamu harus selalu meninggalkan
suatu tanda yang jelas, terbaca betapa pun sulitnya situasi.”
Sang pensil mengerti, berjanji untuk mengingat, dan pergi ke dalam kotak.

Ia benar-benar memahami maksud Penciptanya.

“Sekarang tempatkan dirimu pada posisi pensil. Ingatlah selalu hal itu dan jangan pernah lupa.
Dan, kamu akan menjadi orang terbaik sesuai dengan potensimu.”

Satu. “Kamu akan mampu melakukan banyak hal besar, tapi hanya jika kamu membolehkan
dirimu dipegang oleh tangan Tuhan. Dan, biarkan orang-orang lain bertemu denganmu untuk
mendapatkan pemberian yang kamu miliki.”
Dua. “Kamu akan mengalami peruncingan yang menyakitkan dari waktu ke waktu, dengan
menghadapi berbagai masalah. Tapi, kamu akan memerlukan hal itu untuk menjadi seorang
yang lebih kuat.”

Tiga. “Kamu akan mampu mengoreksi berbagai kesalahan yang mungkin akan kamu perbuat
agar bertumbuh melalui pelbagai kesalahan itu.”

Empat. “Bagian terpenting dalam dirimu selalu berupa apa yang berada di dalam.”

Lima. “Pada permukaan apa pun yang kamu jalani, kamu harus meninggalkan tandamu. Betapa
pun situasinya, kamu harus terus mengabdi pada Tuhan dalam segala hal.”

Tiap orang ibarat sebuah pensil...

Ia diciptakan oleh Pencipta untuk suatu maksud yang unik dan spesial.

Hal seperti ini pernah dikatakan Mother Theresa dalam wawancara dengan Edward Desmond
dari Majalah Time tahun 1990, “Saya hanya pensil kecil di Tangan Tuhan. Dia yang berpikir.
Dia yang menulis. Pensil itu tidak bisa apa-apa. Ia hanya digunakan. Saya merasa Tuhan ingin
memperlihatkan kebesaran-Nya dengan menggunakan ketiadaan.”
Dengan pengertian dan usaha terus mengingat, marilah kita maju terus dalam hidup kita di bumi
ini dengan memiliki sebuah tujuan yang bermakna dalam hati kita dan suatu hubungan dengan
Tuhan tiap hari.

Kamu diciptakan untuk melakukan hal-hal yang besar!


Peserta didik diminta menuliskan makna kisah tersebut bagi dirinya berkaitan dengan upaya
mengembangkan talenta yang dimiliki.
Peserta didik membuat doa syukur secara tertulis sebagai ungkapan rasa syukur atas
kemampuan dan keterbatasan yang dianugerahkan Allah pada dirinya.

G. Alat dan Sumber Belajar


Alat Bantu : Projektor, laptop, papan tulis, spidol dan pengahapus, gambar,
video
Bahan ajar : Buku Pendidikan Agama Katolik adan Budi Pekerti Kelas X
Sumber
referensi : a. Kitab Suci: Kej. 1: 26-31 dan Mazmur 139.Mat 25:14 - 30
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Buku Guru Kelas X. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
c. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Buku Siswa Kelas X. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
d. Pengalaman hidup peserta didik dan Guru

H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a. Sikap
1) Obeservasi ( Jurnal )
2) Penilaian Diri
3) Penilaian Antar Teman
b. Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Uraian/esai
2) Tes Lisan
c. Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’
 Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
 Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
 Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan eksplorasi
2) Portofolio / unjuk kerja
 Laporan tertulis individu/ kelompok
3) Produk,
2. PembelajaranRemedial dan Pengayaan
a. Remedial
 Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM maupun
kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua bagian :
remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai
Kompetensi Dasar
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai berikut.

b. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta
didik.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya

....................................................,...................
.............
Memeriksa/Menyetujui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah

Anda mungkin juga menyukai