Anda di halaman 1dari 3

Menikmati Cerita Sejarah Indonesia

A. Menganalisis informasi dalam cerita sejarah lisan atau tulis


Pengertian cerita sejarah mencakup tiga jenis. Jenis tersebut meliputi cerita tentang
biografi tokoh sejarah, cerita tentang peristiwa bersejarah, dan cerita fiksi
(cerpen/novel) sejarah atau yang berlatar belakang sejarah.

Berikut ini beberapa ciri di dalam teks sejarah, seperti:


 Teks sejarah hanya menyajikan isi berupa fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Hal
itu dikarenakan dalam teks sejarah memberikan informasi tentang suatu peristiwa
yang nyata, bukan rekaan sehingga bisa diterima kebenarannya. Terlebih hal yang
disampaikan berkaitan dengan peristiwa yang bersejarah.
 Dalam penulisannnya harus dibuat secara runtut dengan melibatkan topografis atau
kronologi sejarah. Maksud dari kronologis sendiri dapat dipahami sebagai jenis penyajian
teks yang disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa bersejarah
 Dalam teks sejarah dapat ditemukan kata sambung temporal atau konjungsi waktu,
seperti: ketika, sejak, sementara, saat, kemudian, sebelumnya, selanjutnya, dan
sebagainya.
 Bentuk teks merupakan cerita ulang.

1. Biografi Tokoh
Biografi tokoh adalah narasi tentang seseorang yang dianggap penting (bernilai)
bagi suatu bangsa sehingga perlu didokumentasikan agar kiprah
perjuanggannya bisa dikenang, diteladani, atau diambil hikmahnya.
Struktur biografi adalah : Orientasi-Urutan Peristiwa-Komplikasi-Resolusi-
Reorientasi. Contoh: Biografi Diponegoro, Biografi Soekarno, Biografi Maha Patih
Gajah Mada, dsb.
2. Peristiwa Bersejarah
Suatu peristiwa dikatakan bersejarah jika peristiwa tersebut dikaitkan dengan
peristiwa lain yang berkelanjutan secara sebab-akibat dengan peristiwa
berikutnya pada waktu yang berbeda. Selain itu, peristiwa bersejarah
merupakan kejadian/peristiwa yang terjadi di waktu lampau. Adapun struktur
Teks Peristiwa Sejarah adalah: Orientasi – Bagian Tengah/Kronologis-Penutup.
Contoh: Sejarah KAA, Sejarah PBB, Sejarah Hari Buruh, dsb
3. Fiksi Sejarah
Fiksi Sejarah atau cerita yang berlatar belakang sejarah adalah cerpen/novel
yang isinya dijalin berdasarkan fakta-fakta atau peristiwa sejarah (fakta
historis), atau kehidupan tokoh dalam sejarah. Bisa dikatakan bahwa fiksi
sejarah yaitu jenis fiksi yang menggunakan fakta, atau peristiwa, atau tokoh
sejarah sebagai dasar penulisannya. Fakta-fakta tersebut diolah sedemikian
rupa, digabung dengan imajinasi, sehingga lahirlah sebuah fiksi berlatar
belakang sejarah.
Struktur Teks Fiksi Sejarah sama dengan struktur cerpen/ novel pada
umumnya,yakni:
 Bagian awal ( Abstrak, Orientasi, Pengenalan Awal)
 Bagian Tengah ( Konflik, Klimaks)
 Bagian ahir ( Evalusai, Resolusi, Koda)
Ccntoh: Api di Bukit Menoreh, Robert Anak Surapati,Sang Pencerah, Dari
Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, dsb.
B. Mengonstruksi Nilai-nilai Cerita Sejarah
Nilai adalah hal-hal, pesan, atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan
manusia. Nilai-nilai tersebut disampaikan secara implisit maupun eksplisit. Adapun
nilai-nilai tersebut adalah:
1. Nialai religius/agama
2. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan ahlak atau baik buruk tingkah
manusai.
3. Nialai social/kemasyarakatan
4. Nilai edukasi/pendidikan
5. Nilai budaya
6. Nilai ekonomi
7. Nilai kemanusiaan
8. Nilai politik
9. Nilai patriotisme
10. Dll
C. Menganalisis Kebahasaan Cerita Sejarah
1. Ciri kebahsaan teks biografi dan peristiwa sejarah
a. Banyak menggunakan nomina dan nominalisasi, frasa nomina
b. Menggunakan verba dan frasa verba
c. Menggunakan adjektiva dan frasa adjektiva
d. Menggunakan konjungsi temporal dan kausalitas
e. Mrnggunakan bentuk kata keterangan
2. Ciri kebahasaan fiksi sejarah
Ciri kebahasaan fiksi sejarah sama dengan ciri bahasa cerpen/ novel pada
umumnya, yaitu:
a. Penggunaan bahasa yang bersifat emotif, atau menekankan perasaan
sehingga terdapat deskripsi yang detail.
b. Penggunaan makna konotatif
c. Penggunaan bahasa percakapan yang tidak lengkap.
d. Penggunaan kata-kata nonbaku atau kata gaul dalam percakapan.
e. Penggunaan kalimat-kalimat bermajas, ungkapan,lambing, dan peribahasa.
f. Penggunaan kalimat-kalimat langsung .
g. Penggunaan konjungsi temporal, kata keterangan waktu lampau, keterangan
tempat.
h. Penggunaan kalimat inversi (p-s)

Anda mungkin juga menyukai