Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

1. Hubungan pola komunikasi keluarga dengan kemampuan sosialisasi anak


prasekolah
2. Penerepan pelayanan pasien jaminan kesehatan masyarakat pada poli
penyakit dalam
3. Sikap ibu hamil terhadap pelaksanaan program imunisasi dasar.

Disusun Oleh:
Adinda Putri Murita
2107201005

Dosen Pembimbing : Ns. Sri Andala, M. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
1. Hubungan pola komunikasi keluarga dengan kemampuan sosialisasi
anak prasekolah........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian...................................................................................................2
1.5 Desain dan populasi Penelitian...............................................................................3
1.6 Hasil dan Pembahasan............................................................................................3
1.7 Kesimpulan.............................................................................................................4
1.8 Saran.......................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
2. Penerepan pelayanan pasien jaminan kesehatan masyarakat pada poli
penyakit dalam..........................................................................................................6
2.1 Latar Belakang........................................................................................................6
2.2 Rumusan Masalah..................................................................................................7
2.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................7
2.4 Metode Penelitian...................................................................................................7
2.5 Desain dan Populasi Penelitian..............................................................................8
2.6 Hasil dan Pembahasan............................................................................................8
2.7 Kesimpulan.............................................................................................................9
2.8 Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
3. Sikap ibu hamil terhadap pelaksanaan program imunisasi dasar.....................11
3.1 Latar Belakang......................................................................................................11
3.2 Rumusan Masalah................................................................................................12
3.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................12
3.4 Metode Penelitian.................................................................................................12
3.5 Desain dan Populasi Penelitian............................................................................12
3.6 Hasil dan Pembahasan..........................................................................................13
3.7 Kesimpulan...........................................................................................................14
3.8 Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

i
1. Hubungan pola komunikasi keluarga dengan kemampuan sosialisasi anak
prasekolah

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan hasil penelitian statistik, telah ditunjukkan bahwa "hingga 17%
anak di bawah usia 8 tahun di Amerika Serikat menggunakan komputer, tablet, dan
telepon pintar setiap hari". Selain itu, seperti dilansir huffingtonpost, lembaga
nirlaba Joan Ganz Cooney Center dan Sesame Seminar melaporkan bahwa 23%
orang tua dengan anak berusia 0-5 tahun mengakui bahwa anak mereka senang
menggunakan Internet. Berdasarkan angka tersebut, 82% orang tua mengatakan
bahwa anak mereka online setidaknya seminggu sekali. Di Indonesia sendiri, lebih
dari 50% pengguna gadget berusia di bawah 25 tahun. Dewasa atau lanjut usia
(25+) 32%, remaja (12-21) 25%, anak-anak (7-11) 17% dan ironisnya anak-anak
yang lebih tua (3-6) menggunakan sekitar 9%, angka ini seharusnya tidak dapat
menggunakan gadget yang belum layak (syofiah et., 2021).
Berdasarkan hasil survei BPS (Badan Pusat Statistik) persentase penduduk usia
5 sampai 12 tahun yang menggunakan gawai dan internet, terjadi peningkatan dari
tahun 2018 ke 2019 pada tahun 2020 jumlah yang menggunakan gawai dan internet
pengguna gadget pada anak usia 5-12 tahun di Indonesia terus meningkat sebesar
5,69% pada tahun 2018 pada tahun 2019 sebesar 7,93% pada tahun 2020 meningkat
sebesar 9,55% pada populasi di Indonesia (BPS,2021).
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 berjumlah 210 juta orang dari
total 270 juta penduduk Indonesia. Dan berdasarkan data APJII dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2022), tingkat penetrasi internet di
Indonesia mengalami peningkatan yaitu hingga 77,02% (APJII, 2022). Selain itu,
dari segi waktu penggunaan internet, tidak sedikit orang yang menggunakan lebih
dari 10 jam, sehingga dapat dikatakan banyak orang di Indonesia yang
menggunakan perangkatnya untuk menjelajah internet lebih dari 10 jam dan

1
penggunaan nya juga berbeda satu sama lain diantara nya ada anak-anak(Zulfahmi
et al., 2022).
Menurut World Health Organization (WHO), 5-25% anak prasekolah
mengalami disfungsi otak ringan, termasuk gangguan perkembangan. Kementerian
Kesehatan RI melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita di Indonesia mengalami
gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus maupun kasar,
gangguan pendengaran, gangguan sosial dan emosional serta lambat berbicara.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan, 85.779 (62,02%) anak prasekolah
mengalami gangguan perkembangan. (Yanuar et al., 2023).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan,maka dapat ditentukan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa pengaruh pola asuh orang tua pada perkembangan anak usia dini ?
b. Apa faktor yang menjadi gangguan perkembangan anak usia dini?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulis menentukan tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah yang telah
diuraikan.Berikut merupakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua pada perkembangan anak
usia dini.
b. Untuk memahami faktor yang menjadi gangguan perkembangan anak usia
dini.

1.4 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan kuatitatif
dengan rancangan penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel yang memiliki dua variabel atau lebih.

2
1.5 Desain dan populasi Penelitian
Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross
sectional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui dinamika korelasi faktor-faktor
risiko dengan cara pendekatan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat waktu
bersamaan (sugiyono2019).

Penelitian ini dilaksanakan di TK taman buah 1 & 2 kabupaten tangerang dan


Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April 2023, diawali dengan penyusunan
proposal yang selanjutnya dilaksanakan pengambilan data pada bulan Mei 2023
sampai dengan bulan Juli 2023, setelah itu dilakukan pengolahan hasil penelitian
dan pembahasan peneliti.

populasi yang diterapkan pada penelitian ini seluruh orang tua yang
mempunyai anak usia prasekolah jumlah populasi di TK Taman buah 1 kabupaten
tangerang Tahun Ajaran 2023 / 2024 terdapat 41 orang tua yang mempunyai anak
usia prasekolah Dan di TK Ttaman buah 2 kabupaten tangerang Tahun Ajaran 2023
/ 2024 terdapat 41 orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah.

1.6 Hasil dan Pembahasan


Distribusi frekuensi Pola Asuh Orang Tua menunjukkan bahwa dari 82
responden dengan pola asuh otoriter yaitu sebanyak 33 responden (40,2%) dengan
pola asuh demokratis yaitu sebanyak 18 responden ( 22,0%) dengan pola asuh
permisif yaitu sebanyak 31 responden ( 37,8%).Kontrol sosial efektif memerlukan
peran keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Orang tua
tunanetra menghadapi tantangan, termasuk akses terhadap informasi. Pemerintah
dan masyarakat perlu meningkatkan aksesibilitas dan dukungan bagi mereka.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pola asuh orang tua sangat
mempengaruhi cara pengasuhan anak Remaja rukun, serta komunikasi yang
dibangun antara orang tua dan anak yang mana Merupakan pedoman dalam
menentukan lingkungan sosialnya.

3
Gangguan pada perkembangan anak disebabkan oleh beberapa faktor seperti
faktor genetik, faktor perkembangan sejak dini, faktor lingkungan, dan faktor-faktor
lain. Perkembangan bahasa pada masa akhir kanak-kanak bisa dilihat dari kemajuan
bicara nya seperti penambahan kosa kata, pembentukan kalimat dan pengucapan
nya. Pada usia akhir anak-anak, perkembangan bahasa mencapai tingkat yang lebih
tinggi. Perkembangan sosial terjadi dengan cepat, dan anak-anak mulai belajar
beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keluarga mempuyai
peranan penting dalam mendidik anak di era digital sekarang ini. Hal tersebut
dikarenakan keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama dan
utama. Pada masa ini pula anak mudah sekali menerima pengaruh dari lingkungan
sekitarnya, terutama pada orang-orang terdekatnya. Ini merupakan masa paling
kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun pertama dalam kehidupannya sebelum
masuk sekolah. Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak
akan sangat berbekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah dalam ingatan nya.

1.8 Saran
Perkembangan sosial pada anak memerlukan peran orang tua, pendidik (guru),
dan lingkungan yang bersinergi mengembangkan aspek sosial pada anak sehingga
mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.Membangun karakter anak bangsa
diperlukan upaya maksimal yang dilakukan sejak dini pada setiap individu..

4
DAFTAR PUSTAKA

Bangsawan, I., Ridwan, R., & Fauziyah, N. (2022). Pengaruh Gadget Terhadap
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 8(1), 31–39.
https://doi.org/10.23960/jpa.v8n1.24067
Ernawati, D., Rizal, A., & Suryadi, B. (2021). Tingkat Pengetahuan Orang Tua dan
Tingkat Ketergantungan Gadget Pada Anak Usia Sekolah. Dohara Publisher Open
Access Journal, 1(Vol. 1 No. 04 (2021): Vol. 1 No. 04 (2021): Indonesian Scholar
Journal of Nursing and Midwifery Science Vol. 01 No. 04, November 2021), 120–
126.
Fatmawati, E., Ismaya, E. A., & Setiawan, D. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dalam
Memotivasi Belajar Anak Pada Pembelajaran Daring. Jurnal Educatio FKIP
UNMA, 7(1), 104–110. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i1.871
Firdausi, R., & Ulfa, N. (2022). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Emosional Anak Di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Bululawang.
MUBTADI: Jurnal Pendidikan Ibtidaiyah, 3(2), 133–145.
https://doi.org/10.19105/mubtadi.v3i2.5155
Khadijah, S. (2019). Hubungan peran orang tua dengan ketergantungan anak terhadap
penggunaan gadget. Jurnal Kesehatan Karya Husada, 1(7), 99–109.
http://jurnal.poltekkeskhjogja.ac.id/index.php/jkkh/article/view/472/309
Khadijah, Siregar, W. N., Nasution, P. I. S., & Tanjung, I. (2022). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Di RARantau Prapat Kabupaten Labuhan
Batu. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(1), 1707–1715.
Narullita, D. (2022). Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Perkembangan Dengan
Perkembangan Sosial Anak Prasekolah di Kab. Bungo. Jurnal Keperawatan, 1(1),
27–33.

5
2. Penerepan pelayanan pasien jaminan kesehatan masyarakat pada poli
penyakit dalam.

2.1 Latar Belakang


Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) resep yang diberikan terhadap
pasien harus mengacu pada Formularium Nasional Pelayanan farmasi rumah sakit
adalahbagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
(Depkes RI, 2014). Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun oleh
komite nasional yang ditetapkan oleh Menteri kesehatan, didasarkan pada bukti
ilmiah mutakhir berkhasiat, aman dan dengan harga yang terjangkau yang
disediakan serta digunakan sebagai acuan penggunaan obat dalam Jaminan
Kesehatan Nasional (PMK No.71 2013).
Manfaat formularium nasional salah satunya yaitu untuk pengendalian mutu
dan untuk mengoptimalkan pelayanan pada pasien (Kemenkes RI, 2013).
Ketidakpatuhan terhadap formularium akan mempengaruhi mutu pelayanan rumah
sakit terutama mutu pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Krisnadewi et al.,
2014). Formularium Rumah Sakit adalah obat yang diterima dan disetujui oleh
Panitia farmasi dan Terapi untuk digunakan di RS pada batas waktu tertentu.
Formularium adalah dokumen yang selalu diperbaharui secara terus menerus, yang
berisi sediaan-sediaan obat yang terpilih dan informasi tambahan penting lainnya
yang merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir staf medik Rumah Sakit.
Penyakit Kronis merupakan penyakit Degeneratif yang bertahan lama selama
bertahun-tahun yang masih dapat dikendalikan namun sulit untuk sembuh,
sehingga peneliti melakukan penelitian terhadap pasien dengan penyakit kronis di
Poli Penyakit Dalam yang tidak sesuai dengan Formularium Rumah Sakit dan
dibandingkan dengan Formularium Nasional yang mana dalam aplikasi dilapangan
sangat mungkin terjadi permasalahan.

6
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan,maka dapat ditentukan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah pelayanan pasien pada poli penyakit dalam memenuhi kriteria
nasional ?

b. Apakah pemberian resep obat pada poli penyakit dalam sesuai dengan
formularium nasional?

2.3 Tujuan Penulisan


Penulis menentukan tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah yang telah
diuraikan. Berikut merupakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Untuk mengetahui kesesuaian pelayanan pada poli penyakit dalam.

b. Untuk mengetahui kesesuaian peresepan dengan formularium nasional pada


poli penyakit dalam.

2.4 Metode Penelitian


Penelitian Kesesuaian Peresepan Obat Pasien Kronis BPJS Rawat Jalan
Poliklinik Penyakit Dalam Terhadap Formularium Rumah Sakit Dengan
Formularium Nasional menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis normatif,
yaitu dengan mengkaji atau menganalisa data sekunder yang berupa bahan-bahan
hukum terutama bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan
memahami hukum sebagai seperangkat peraturan atau norma-norma positif di
dalam sistem perundang-undangan yang mengatur mengenai kehidupan manusia
dan didukung dengan kenyataan di lapangan.
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif non
analitik untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.
Tahap ini data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan skor berupa presentase.
Data presentase kesesuaian resep ditulis berdasarkan indikator kesesuaian
peresepan obat BPJS dengan Formularium Nasional. Dikategorikan sesuai apabila
7
obat yang diresepkan untuk pasien BPJS adalah 100% terdapat dalam Formularium
Nasional 2019.

2.5 Desain dan Populasi Penelitian


Desain penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu penelitian yang
mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial yang menjadi pokok
permasalahan. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data
yang seteliti mungkin tentang penerapan aturan pemerintah tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep
pasien yang berasal dari poli penyakit dalam di Rumah Sakit X periode Oktober
sampai Desember 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah 168 pasien dengan
jumlah sampel 63 pasien yang telah memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis
data pada penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Pada tahap ini data yang
diperoleh diolah untuk mendapatkan skor berupa persentase, Adapun kriteria
inklusi dalam penelitian ini yaitu Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam
RS X periode Oktober sampai Desember2019, Pasien Rawat Jalan Poliklinik
Penyakit Dalam yang termasuk dalam kategori 9 penyakit kronis dalam BPJS
seperti : Systemic Lupus Erythematosus, Stroke, Schizoprenia, Epilepsy, Penyakit
Paru Obstruktif Kronik, Diabetes Militus, Hipertensi, Jantung, Asma. Pasien
Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam yang menggunakan jaminan BPJS
Kesehatan.Kriteria eksklusi yaitu Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam
yang bukan termasuk kategori 9 penyakit kronis dalam BPJS dan Rawat Jalan
poliklinik Penyakit Dalam yang tidak menggunakan jaminan BPJS Kesehatan.

2.6 Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian menyimpulkan bahwa formularium nasional dengan jumlah
168 lembar resep jumlah yang sesuai formularium nasional yaitu 128 (86,96%) dan

8
formularium rumah sakit dengan jumlah 168 lembar resep jumlah yang sesuai
formularium rumah sakit yaitu 154 (96,22%). Belum mencapai target yang
ditetapkan oleh kementrian kesehatan sebesar (100%). Semakin tinggi persentase
kesesuaian resep dengan formularium nasional dan formularium rumah sakit di rs
maka mutu pelayanan instalasi farmasi semakin baik..

2.7 Kesimpulan
Terdapat perbedaan presentase antara Formularium Nasional dan Formularium
Rumah Sakit yang disebabkan karena beberapa faktor diantaranya, Faktor medis
yang berkaitan dengan kondisi klinis pasien dan faktor non medis yang terdiri dari
faktor kondisi peresepan dan faktor yang berkaitan dengan individu dokter.
Semakin tinggi persentase kesesuaian resep dengan formularium nasional di rs
maka mutu pelayanan instalasi farmasi semakin baik..

2.8 Saran
Perlu adanya ketegasan pimpinan terhadap seluruh karyawannya agar
melakukan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dengan rasa
tanggung jawab.
Perlu adanya koordinasi dan komitmen internal antara pihak manajemen,
bagian pengadaan, bagian farmasi, dokter sebagai user dan unit terkait lain dalam
perencanaan pengadaan obat agar tercapai kesesuaian antara permintaan dan
ketersediaan obat..

9
DAFTAR PUSTAKA

Erna Prihandiwati,dkk,. 2016. Kesesuaian Peresepan Obat Pasien BPJS Kesehatan


dengan Formularium Nasionan di RSD Idaman Kota Banjarbaru. Akademi
Farmasi ISFI Banjarbaru, 9–14
IFRS. 2019. Formularium Rumah Sakit RS Amanda Cikarang. Cikarang: Instalasi
Farmasi RS Amanda Cikarang
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian, Sikap dan Perilaku
Manusia.Jakarta:Rineka.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syamsuni, H.A. 2007. IlmuResep, Kedokteran EGC, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional. Jakarta: Sekertaris Negara RI, Jakarta.

10
3. Sikap ibu hamil terhadap pelaksanaan program imunisasi dasar

3.1 Latar Belakang


Upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan
kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu Ibu dan anak merupakan anggota keluarga
yang perlu mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena
ibu dan anak merupakan kelompok yang rentan. Hal ini terkait dengan fase
kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak
(Kemenkes, 2019).
Dalam Undang - Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk
mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan
pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
Penyelenggaraan imunisasi tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12
Tahun 2017 yang diundangkan tanggal 11 April 2017 menggantikan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga bila suatu saat
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, difteri, tetanus, hepatitis B,
pertusis, campak, rubella, polio, radang selaput otak, dan radang paruparu. Anak
yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya
tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.
Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling cost-
effective (murah), karena dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan,
kecacatan, dan kematian akibat PD3I yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian
tiap tahunnya. Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan
menjadi imunisasi program dan imunisasi pilihan. Imunisasi program adalah

11
imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat
dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan imunisasi pilihan
adalah imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit tertentu.
Penentuan jenis imunisasi didasarkan atas kajian ahli dan analisis epidemiologi
atas penyakit- penyakit yang timbul.

3.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan,maka dapat ditentukan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar?

3.3 Tujuan Penelitian


Penulis menentukan tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah yang telah
diuraikan. Berikut merupakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi
dasar.

3.4 Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah analitik yaitu peneliti akan menganalisa hubungan
pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar.

3.5 Desain dan Populasi Penelitian


Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yaitu data tentang
tingkat pengetahuan ibu dan pemberian imunisasi dasar, dikumpulkan dalam waktu
yang bersamaan (Sugiyono, 2014). Penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas puskesmas Sopobutar Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara,
Penelitian dilakukan Maret s/d Juni 2022. Populasi dalam penelitian adalah seluruh
ibu yang memiliki bayi berusia 1 tahun yang tercatat di wilayah kerja puskesmas

12
Sopobutar Kabupaten Dairi 38 orang. Analisis yang akan digunakan pada menguji
dua variabel yang berskala kategorik analisis adalah dengan uji chi square..

3.6 Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Sopobutar Tahun 2022 mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebanyak 26 orang
(68,4%), jika dikaji dari pengetahuan ibu nya dapat dilihat bahwa dari 26 bayi
tersebut adalah karena ibunya memiliki pengetahuan yang cukup sebanyak 19 ibu
(70,1%). Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 orang juga
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebanyak 4 orang.

Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku


terbuka atau open behavior (Donsu, J, D, T., 2017). Pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra
yang dimilikinya (Notoatmodjo,S., 2012). Pengetahuan kesehatan mencakup apa
yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, Perilaku
kesehatan untuk hidup sehat yaitu semua kegiatan atau aktivitas orang dalam
rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait
dan atau mempengaruhi kesehatan dan tindakan untuk menghindari penyakit,
diantaranya termasuk membawa bayi untuk mendapatkan imunisasi lengkap.

Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap sebanyak 26 orang (68,4%). Hasil uji
statistik menunjukkan p value 0,002 <0,05 artinya ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah kerja
puskesmas sopobutar.Demikian juga untuk ibu yang berpengetahuan cukup
sebanyak 22 orang, 19 orang diantaranya membawa bayi nya imunisasi lengkap.
Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 11 orang, pada
umumnya tidak lengkap imunisasi dasar pada bayinya.

13
3.7 Kesimpulan
Dari hasil uji statistik didapatkan p value = 0,002 <0,05 yang artinya Ha
diterima dan Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sopobutar tahun 2022.

3.8 Saran
Diharapkan bagi tenaga kesehatan yang berada di wilayah kerja puskesmas
Sopobutar untuk meningkatkan kesadaran imunisasi dasar tentang penyediaan dan
waktu vaksinasi pada balita, memberikan konseling/penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya imunisasi dasar pada bayi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis berasumsi bahwa semakin baik
pengetahuan ibu, maka semakin besar kesadaran dan keingin tahuan ibu untuk
membawa bayinya untuk melakukan imunisasi dasar lengkap, penulis berasumsi
bahwa semakin baik pengetahuan ibu, maka semakin besar kesadaran dan keingin
tahuan ibu untuk membawa bayinya untuk melakukan imunisasi dasar lengkap.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiman dan Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.
Donsu, J, D, T. (2017). Psikologi Keperawatan. Pustaka Baru Press.
Karina, A. N., & Warsito, B. E. (2012). Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Balita. Diponegoro Journal of Nursing, 1(1), 30–35.
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Program Vaksinasi COVID-19 Mulai Dilakukan,
Presiden Orang Pertama Penerima Suntikan Vaksin COVID-19. Kementerian
Kesehatan RI. Sekretariat r Jenderal. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
MenKes/413/2020, 2019, 207.
Nugrawati, N., Diii, P., Stikes, K., & Makassar, A. (2019). Hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Lengkap Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Pencerah, 8(1), 2656–8004.
https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/view/104/95
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Salemba Medika.
Permenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan
Imunisasi. Permenkes RI. BN.2017/NO.559, kemenkes.go.id : 162 hlm.

15

Anda mungkin juga menyukai