Anda di halaman 1dari 8

TINGKAT KETERPAPARAN INTERNET DENGAN PERKEMBANGAN

SOSIAL ANAK

Devista Kusuma Dewi, Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati S.Kp., MARS
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia Kampus Depok, Jakarta 16424
E-mail: Devistakade@ymail.com

Abstrak
Anak-anak banyak menggunakan internet sehingga tingkat keterpaparan internet dapat berpengaruh pada perkembangan
sosial anak. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara tingkat keterpaparan internet dengan perkembangan
anak usia sekolah. Desain deskriprif korelatif merupakan desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini dengan
pendekatan survey analitik cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah 91 siswa yang diambil dari kelas 3 sampai
5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 91 anak, 41 orang yang termasuk ke dalam kategori penggunaan
internet tinggi (lebih dari 40 jam per bulan) dan anak mempunyai perkembangan sosial yang baik sebanyak 48 orang
(52,7%). Hasil penelitian ini juga menunjukan adanya hubungan bermakna antara tingkat keterpaparan internet dengan
perkembangan sosial anak (p= 0,0005) 95% CI, jenis kelamin anak dengan tingkat keterpaparan internet (p= 0,04) yang
menunjukan adanya hubungan bermakna, dan pekerjaan orangtua dengan tingkat keterpaparan internet (p=0,043). Saran
dari penelitian ini adalah anak-anak harus lebih diperhatikan lagi dalam penggunaan internet serta peran orang tua
dalam mendampingi anak berinternet.

Kata kunci: adaptasi, internet, perkembangan sosial anak, teknologi, teori belajar

Abstract
Many children use the internet so that the level of internet exposure can affect the social development of children. The
purpose of this research is to find a relationship between the level of exposure to the internet with the development of
school-aged children. Descriptive correlative is design research used in this research with analytic cross sectional
survey approach. Samples from this research were 91 students drawn from grades 3 through 5. Results of this research
showed that of the 91 children, 41 people are included into the category of internet usage is high (more than 40 hours
per month) and the children have a good social development as much as 48 people (52.7%). Results of the research
also showed the existence of a meaningful relationship between the level of exposure to the internet with the social
development of children (p = 0.0005) 95% CI, the gender of the child with internet exposure levels (p = 0.04) which
shows a connection meaningful, and parental work with internet exposure levels (p = 0,043). Advice from this research
were children should be more aware of the use of the internet as well as the role of parents in the accompanying
children of the internet.

Keywords: adaptation, internet, learning theory, social development of children, technology

PENDAHULUAN Internet memiliki berbagai jenis layanan dan


Internet merupakan kepanjangan dari diwujudkan dalam berbagai bentuk, dari
interconnected network. Beberapa bentuk mulai portal berita hingga situs jejaring sosial.
jaringan yang berbeda-beda dapat saling Situs jejaring sosial adalah suatu media atau
bertukar informasi dan data melalui internet sarana untuk berbagi data atau informasi
menggunakan seperangkat aturan yang personal, dimana dalam beberapa situs
disebut protokol TCP/IP (Ramadhan, 2007). jejaring sosial terbuka untuk semua orang,
dan ada pula yang dibatasi oleh rentang umur
tertentu (Mann, 2008). Sampel nasional
2  
 
menyebutkan lebih dari 2.000 anak usia 8 METODE
sampai 18 tahun. Kaiser Family Foundation Penelitian ini merupakan jenis penelitian
(Rideout et al, 2010), menemukan bahwa kuantitatif deskriptif dengan desain penelitian
waktu total rata-rata anak-anak dilaporkan cross sectional yaitu mengkaji tingkat
menggunakan media (televisi, komputer, keterpaparan anak terhadap internet dan
video game , print, dan film) meningkat hubungannya dengan perkembangan sosial
menjadi 10 jam 45 menit per hari pada tahun anak. Pengumpulan data dilakukan dengan
2009, naik dari 8 jam 33 menit pada tahun menggunakan metode kuesioner. Sampel
2004 dan 7 jam 29 menit pada tahun 1999 penelitian ini berjumlah 88 siswa dari kelas 3
(peningkatan 44% lebih dari satu dekade). sampai 5 di SDI PB. Soedirman Jakarta
Timur.
Tugas perkembangan adalah serangkaian
keterampilan dan kompetensi yang harus Perkembangan sosial (Social skills inventory)
dicapai atau dikuasai pada setiap tahap terdiri dari 15 pertanyaan dengan alternatif
perkembangan agar anak mampu berinteraksi jawaban: Sangat Tidak setuju, tidak setuju,
secara efektif dengan lingkungannya setuju dan sangat setuju. Sebelumnya
(Whalley dan Wong, 2002). Perkembangan dilakukan uji validitas dan reliabilitas
anak usia sekolah dapat disebut kuesioner dengan hasil didapatkan nilai
perkembangan masa pertengahan yang cronbach alpha 0,719 dengan 15 pernyataan
merupakan kelanjutan dari masa awal anak. yang nilainya masih dibawah r-tabel (0,361)
Permulaan masa pertengahan ini ditandai dan terdapat pernyataan yang mengalami
dengan terjadinya perkembangan fisik, perbaikan kalimat yaitu item nomor 2, 6, 15,
motorik, kognitif, dan psikososial. 25 dan 30. Dari hasil tersebut maka diperoleh
15 pernyataan valid untuk variabel tersebut.
Pemikiran anak usia sekolah dasar disebut
stadium operasional konkret artinya berpikir Tingkat keterpaparan terhadap internet
secara induktif dan mulai logis (Whalley dan dianalisa dengan menggunakan hasil ukur
Wong, 2002). Mereka tidak lagi terlalu Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan),
mengandalkan informasi yang bersumber dari Medium users (antara 10 sampai 40 jam per
panca indera, karena ia mulai mempunyai bulan Light users (kurang dari 10 jam per
kemampuan untuk membedakan apa yang bulan). Perkembangan sosial anak dianalisa
tampak oleh mata dengan kenyataan secara deskriptif (mean). Nilai mean lebih
sesungguhnya. dari 46,8 dapat dikatakan siswa mempunyai
perkembangan sosial yang baik.
3  
 
HASIL Tabel 3. Hubungan tingkat keterpaparan
anak dengan perkembangan sosial anak pada
Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik
siswa SDI PB. Soedirman tahun 2013 (n=91)
siswa, tingkat keterpaparan siswa terhadap Keterpaparan
Perkembangan Sosial
p
Baik Cukup
internet, dan perkembangan sosial siswa. Internet Value
N % n %
Tinggi 11 12,1 30 33,0
Selain itu, juga dilihat hubungan antara Sedang 17 18,7 8 8,8 0,005
tingkat keterpaparan internet terhadap Rendah 20 22,0 5 5,5

perkembangan sosial siswa.


Tabel 3 menunjukan bahwa mayoritas anak
memiliki tingkat keterpaparan terhadap
Tabel 1. Distribusi karakteristik siswa
internet dengan kategori tinggi dengan cukup
(n=91)
yaitu sebanyak 30 orang (33,0%). Selanjutnya
No Variabel Frekuensi Persentase
(%) sebanyak 20 orang (22,0%) menunjukan
1. Jenis Kelamin:
Laki-laki 45 49,4 tingkat keterpaparan internet kategori rendah
Perempuan 46 50,5
dengan perkembangan sosial baik. Hasil juga
Total 91 100,0
2. Pekerjaan orang tua: menunjukkan bahwa terdapat hubungan
PNS 11 12,1
ABRI 5 5,5 bermakna antara tingkat keterpaparan internet
Buruh 1 1,1
Pegawai Swasta 45 49,5 dengan perkembangan sosial anak (p =
Berwiraswasta 13 14,3
Lain-Lain 16 17,6 0,005).
Total 91 100

Tabel 4. Hubungan pekerjaan orang


Tabel 1 menunjukkan bahwa 41 siswa yang tua dengan tingkat keterpaparan internet
termasuk kedalam kategori penggunaan pada siswa SDI PB. Soedirman tahun
2013 (n=91)
internet tinggi dengan presentase 45,1%. Keterpaparan Internet
Pekerjaan p
Tinggi Sedang Rendah
Orang tua value
N % n % n %
Tabel 2. Perkembangan sosial anak pada
PNS 8 8,8 2 2,2 1 1,1
siswa SDI PB. Soedirman tahun 2013 (n=91) ABRI 4 4,4 1 1,1 0 0
Buruh 0 0 0 0 1 1,1 0,043
No Perkembangan Frekuensi Persentase Pegawai 19 20,9 16 17,6 10 11
Sosial (%) Swasta
1. Baik 48 52,7 Berwiraswasta 7 7,7 1 1,1 5 5,5
Cukup 43 47,3 Lain-lain 3 3,3 5 5,5 8 8,8
Total 91 100,0

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat


Tabel 2 menunjukan distribusi perkembangan
hubungan bermakna pekerjaan orang tua
sosial siswa yang dominan yaitu
dengan tingkat keterpaparan internet (p
perkembangan sosial yang baik sebanyak 48
value=0,043). Anak dengan orang tua sebagai
orang (52,7%).
pegawai swasta cenderung mengalami tingkat
4  
 
keterpaparan terhadap internet yang tinggi online dan 24 anak orang anak membuka
dengan presentase anak sebesar 20,9%. jejaring sosial yang termasuk dalam
kelompok kepentingan aktivitas kesenangan
Rata-rata siswa dengan jenis kelamin laki-laki yang sifatnya untuk kesenangan atau hiburan.
dan perempuan memiliki perkembangan Akun jejaring sosial yang paling banyak
sosial baik yang masing-masing sebanyak 24 dimiliki dalam penelitian ini adalah facebook
orang (26,4%). Begitu juga dengan dengan total pengguna 65 orang. Penelitian
perkembangan sosial cukup hasil yang lain yang sejalan dengan penelitian ini yakni
didapat tidak terlihat perbadaan yang menurut penelitian yang dilakukan oleh
signifikan. Tabel juga menunjukan bahwa Valkenburg dan Soeters (dalam Sonia
tidak terdapat hubungan yang bermakna Livingstone, 2001) sebanyak 38 % sampel
antara jenis kelamin anak dengan memilih untuk bermain game dikarenakan
perkembangan sosial (p > 0,05). hiburan dalam mengisi waktu luang dan
menghilangkan kepenatan atau stress dari
Orang tua dengan pekerjaan sebagai pegawai aktifitas keseharian.
swasta memiliki anak dengan perkembangan
sosial baik sebesar 20 orang (22,0%). Hasil Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa
penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat terdapat 76 anak sering membuka google, 3
hubungan yang bermakna antara pekerjaan orang sering membuka Wikipedia dan 3 orang
orang tua dengan perkembangan sosial (p > sering membuka blog yang termasuk kedalam
0,05). kelompok kepentingan informasi dimana
aktivitas yang dilakukan adalah untuk
PEMBAHASAN mencari informasi, seperti informasi tentang
Mayoritas siswa adalah perempuan sebanyak film, musik, buku, berita dan informasi
46 orang. Hasil penelitian juga menunjukan sekolah yang memang siswa pada sekolah
bahwa orang tua siswa rata-rata memiliki dasar ini sering mendapatkan tugas dari guru-
pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak guru mereka di sekolah atau di tempat les
45 orang (49,5%) yang sisanya memiliki untuk mencari sumber-sumber informasi yang
pekerjaan sebagai PNS, ABRI, buruh dan berhubungan dengan tugas mereka di internet.
berwirawasta. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini
Hasil penelitian menunjukan bahwa 3 orang yakni penelitian Valkenburg dan Soeters
anak menyatakan sering membuka yahoo saat (2001) dalam Sonia Livingstone,
berinternet yang termasuk kedalam kelompok menyampaikan bahwa sebanyak 73 % sampel
kepentingan email. Selanjutnya 58 orang anak menunjukkan bahwa penggunaan internet
menyatakan bahwa sering membuka game terbanyak untuk belajar atau mengerjakan PR
5  
 
hal ini termasuk dalam penggunaan internet yang lebih banyak. Dengan waktu luang yang
untuk kepentingan memperoleh informasi lebih banyak ini, anak-anak dapat
(information utility). mengeksplorasi teknologi informasi, dalam
hal ini internet (Livingstone, 2011). Orang tua
Tapscott (2009) menjelaskan bahwa perilaku juga memberlakukan peraturan dimana
anak-anak yang suka memanfaatkan jaringan penggunaan internet untuk anak hanya
media interaksi sosial, seperti Yahoo dilakukan pada hari libur saja.
Messenger, Facebook, Twitter, Google Talk,
dan lain-lain. Anak-anak tersebut termasuk ke Hasil analisis berdasarkan distribusi
dalam kategori collaboration dimana mereka perkembangan sosial anak, siswa mempunyai
adalah anak-anak yang memiliki insting alami perkembangan sosial yang baik sebanyak 48
untuk terus berkolaborasi dan berinovasi orang (52,7%). Hasil juga memperlihatkan
karena online interaksinya. Hal tersebut dapat bahwa perkembangan sosial anak yang cukup
menimbulkan dampak positif dan negatif sebanyak 43 orang (47,3%). Terlihat anak
dimana anak dapat membenamkan diri ke dengan perkembangan sosial baik lebih
dalam dunia maya cenderung akan bersikap banyak 5 orang dibanding dengan anak
anti sosial atau anak mengembangkan jejaring dengan perkembangan sosial cukup.
sosial (seperti melalui Facebook, Twitter Penelitian yang juga sejalan dengan penelitian
misalnya) sehingga membuka peluang ini yakni penelitian yang dilakukan oleh
berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk Jackson, Eye dan Biocca (2003) bahwa
kepentingan-kepentingan tertentu saat ini dan internet tidak memiliki efek buruk pada hasil
masa depan. sosial atau psikologis anak-anak.

Penelitian menunjukkan bahwa dari 91 anak, Dampak sosial juga tergantung pada faktor
41 orang yang termasuk kedalam kategori personal dan situasional, Interaksi dalam
penggunaan internet tinggi (heavy users), 25 dunia maya, seperti interaksi menggunakan
orang termasuk dalam kategori penggunaan sosial media memiliki aspek positif dan
internet sedang (medium users) dan 25 orang negatif secara bersamaan. Pengaruh kedua
termasuk dalam kategori penggunaan internet aspek tersebut sangat dipengaruhi oleh pola
rendah (light users). Hasil tanya jawab saat asuh, kepercayaan dan kemandirian anak
survei (menyebarkan kuesioner) kepada dalam menggunakan internet (Syarifudin,
beberapa anak, waktu yang digunakan untuk dkk, 2010).
berinternet adalah waktu libur dan diakhir
pekan yaitu hari sabtu dan minggu. Di akhir Adanya hubungan yang bermakna antara
pekan, anak-anak mempunyai waktu luang berinternet dengan perkembangan sosial anak
6  
 
memang dapat terjadi karena terdapat yaitu pemanfaatan internet, anak laki-laki
beberapa faktor yang mempengaruhi lebih mendominasi dibandingkan dengan
perkembangan yang salah satunya adalah anak perempuan dengan presentase 53,2%
pengaruh media massa (Wong, Hockenberry, (Rochmawati,2012).
Wilson, Winkelstein dan Schwartz, 2001).
Internet termasuk kedalam media massa yang Hasil penelitian yang sejalan dengan
berkembang saat ini. Perkembangan media penelitian ini yaitu dalam Media Awareness
massa tidak lepas karena sekolah – sekolah Network (dalam Blais, Craig, Pepler,
dasar saat ini banyak yang sudah Connollly, 2007) bahwa aktivitas yang
menggunakan internet, baik untuk dilakukan oleh pelajar laki-laki adalah
pembelajaran sehari-hari atau dalam bermain game (sebanyak 85% jauh
mengerjakan tugas sekolah. dibandingkan pelajar perempuan (sebanyak
68%). Siswa laki-laki cenderung lebih tinggi
Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein dan dikarenakan pada hasil penelitian 24 orang
Schwartz (2001) juga menyatakan bahwa dari total 45 orang siswa bermain game online
terdapat potensi bahaya dibalik ketika mereka berinternet. Game online
meningkatkanya potensi komputer, seperti merupakan salah satu penyebab tingginya
internet dan surat menyurat elektronik telah angka berinternet karena menyebabkan
membuat korespondensi dan informasi kecanduan. Hal tersebut dapat dikarenakan
tersedia untuk anak dari seluruh dunia dalam laki-laki memilih game online karena
ukuran menit. Penggunaan sosial media yang memiliki variasi bermain dengan tingkat
melebihi ambang batas dan mengalahkan kesulitan, cepat bergerak dan terdapat unsur
pertemuan atau sosialaisasi anak dalam kekerasan didalamnya, juga adanya jaringan
lingkungannya, mendorong anak untuk tidak dalam permainan yang dapat dimainkan
terampil memiliki keterampilan-keterampilan bersama teman-temannya (Bernett, et al.;
khusus bersosialisasi. dalam Loton, 2007).

Hasil penelitian menunjukan bahwa anak laki- Anak yang memiliki orang tua pegawai
laki cenderung lebih tinggi dalam tingkat swasta paling tinggi tingkat keterpaparannya
keterpaparan dengan internet dari total 41 terhadap internet seperti yang telah dijelaskan
orang yang berinternet dengan kategori tinggi, dalam hasil penelitian. Moersintowarti (2002)
23 orang merupakan siswa laki-laki dan menjelaskan anak dari keluarga ekonomi
sisanya adalah perempuan. Hasil penelitian mampu lebih mudah belajar perkembangan
yang mendukung bahwa laki-laki lebih besar motorik dibandingkan anak dari keluarga
dalam tingkat keterpaparan terhadap internet yang kurang mampu. Hal ini dikarenakan
7  
 
anak dari keluarga berada lebih banyak anak terlihat kecenderungan anak laki-laki
mendapat dorongan dan bimbingan dari lebih tinggi tingkat keterpaparannya daripada
anggota keluarga yang lainnya. Kemampuan anak perempuan.
bermain internet disini termasuk kedalam
motorik halus anak. Penelitian ini menunjukan ada hubungan
antara pekerjaan orang tua dengan tingkat
KESIMPULAN keterpaparan terhadap internet. Analisis tabel
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa silang antara variabel pekerjaan orang tua
karakteristik jenis kelamin siswa yang paling dengan tingkat keterpaparan internet terlihat
banyak pada penelitian ini adalah perempuan. kecenderungan bahwa siswa dengan orang tua
Siswa SDI Panglima Besar Soedirman sebagai pegawai swasta lebih tinggi tingkat
mayoritas memiliki orang tua dengan keterpaparan internet dimana mayoritas dari
pekerjaan sebagai pegawai swasta. Lama pekerjaan orang tua siswa itu sendiri adalah
berinternet pada siswa SDI Panglima Besar pegawai swasta.
Soedirman paling banyak pada kategori tinggi
dengan aktivitas berinternet anak paling Penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada
banyak dihabiskan untuk aktivitas hubungan antara antara jenis kelamin anak
kesenangan, seperti bermain game online dan dengan perkembangan sosialnya serta juga
jejaring sosial. Selain itu, perkembangan tidak ada hubungan antara pekerjaan orang
sosial anak siswa SDI Panglima Besar tua dengan perkembangan sosial anak.
Soedirman adalah baik.
Penelitian selanjutnya juga diharapkan
Penelitian ini menunjukan ada hubungan mampu memperbaiki area penelitian dengan
antara tingkat keterpaparan internet dengan metode yang berbeda, seperti pengambilan
perkembangan sosial anak. Analisis tabel sampel sebaiknya menggunakan rasio yang
silang antara variabel keterpaparan internet seimbang antara laki-laki dan perempuan agar
dengan perkembangan sosial anak terlihat ada terlihat perbedaan antara kedua jenis kelamin
kecenderungan penggunaan internet tinggi tersebut dalam hal tingkat keterpaparan dan
dimana perkembangan sosialnya cukup. perkembangan sosial serta menggunakan
kata-kata yang mudah dimengerti oleh siswa
Hasil dari penelitian menunjukan ada dalam kuesioner.
hubungan antara jenis kelamin anak dengan
tingkat keterpaparan terhadap internet. REFERENSI
Analisis tabel silang antara variabel jenis Horrigan. (2002). New internet users: what
kelamin anak dengan tingkat keterpaparan they do online, what they don’t and
8  
 
implications for the net’s future. 9 Soekanto & Soerjono. (2007). Sosiologi suatu
Desember 2012. pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Hurlock. (2002). Psikologi perkembangan ; Persada.
suatu pendekatan sepanjang rentang Suyanto. (Ed.1). (2005). Pengantar teknologi
kehidupan. Jakarta: Erlangga informasi untuk bisnis. Yogyakarta: Andi
Kominfo. (2012). Pengguna internet Soekanto
Indonesia tertinggi ketiga di Asia. 2 Tapscott, D. (2009). Grown Up Digital. How
November 2012. The Net Generation is Changing Your
Livingstone, Sonia. (2011). Internet, Children World. United States: Mc Graw Hill.
and Youth dalam Consalvo,Mia & Ess, Whalley., & Wong. (2002). Pediatric nursing.
Charles (ed). The Handbook of Internet Winkelsten: Schwartz
Studies. Oxford : Blackwell Publishing Ltd Wong., Hockenberry., Wilson., Winkelstein.,

Livingstone, Sonia. (2003). Children's Use of & Schwartz (2001). Buku ajar keperawatan

the Internet: Reflections on the Emerging pediatrik. Jakarta: EGC

Research Agenda dalam Jurnal Seri Media


& Society. London : Sage Publication

Moersintowarti, B. (2002). Buku ajar I:


tumbuh kembang anak. Jakarta: CV. Sagung
Seto.

Oetomo., B. (2007). E-education : konsep,


teknologi dan aplikasi internet pendidikan.
Yogyakarta : Andi.

Rideout et al. (2010). Generation M2 Media


in the Lives of 8- to 18-Year-Olds A Kaiser
Family Foundation Report. 30 Juli 2010.

Rochmawati, W. (2012). Pemanfaatan


Internet Untuk Kepentingan Hiburan Dan
Akademik Di Kalangan Anak-Anak Di
Kota Surabaya. Jurnal Internet Utilization
Of Behavior, 3-15

Anda mungkin juga menyukai