Anda di halaman 1dari 19

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS

Fasilitas Ekonomi Kreatif dan Seni Untuk Mendukung Generasi Muda


di Jakarta Selatan

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh

Myra Nurvita Anisahputri 2440099422

Architecture Program
Architecture Study Program
Faculty of Engineering
Universitas Bina Nusantara
JAKARTA
2024

1
Fasilitas Ekonomi Kreatif dan Seni Untuk Mendukung Generasi Muda
di Jakarta Selatan

PROPOSAL

diajukan sebagai salah satu syarat


untuk gelar kesarjanaan pada
Jurusan Arsitektur
Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Myra Nurvita Anisahputri 2440099422

Architecture Program
Architecture Study Program
Faculty of Engineering
Universitas Bina Nusantara
JAKARTA
2024

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................

1.1. Latar Belakang Penentuan Topik dan Fungsi....................................................4

1.2. Latar Belakang Pemilihan Tapak.......................................................................5

1.3. Tujuan Perancangan..........................................................................................6

1.4. Manfaat Perancangan........................................................................................6

1.5. Ruang Lingkup Proyek......................................................................................7

BAB 2 DATA TAPAK....................................................................................................................

2.1. Data Umum Tapak.............................................................................................8

2.1.1. Tinjauan Historis Kawasan........................................................................8

2.1.2. Demografi dan Sosial Budaya...................................................................8

2.1.3. Potensi Kawasan Sekitar...........................................................................9

2.1.4. Iklim dan kondisi.....................................................................................10

2.1.5. Aksesibilitas menuju rancangan..............................................................11

2.2. Data Tapak.......................................................................................................11

BAB 3 STUDI LITERATUR DAN PRESEDEN PROYEK........................................................

3.1. Studi Literatur..................................................................................................13

3.1.1. Karakteristik Ekonomi Kreatif................................................................13

3.1.2. Kajian Pengguna......................................................................................13

3.1.3. Fasilitas Ruangan.....................................................................................13

3.2. Studi Preseden.................................................................................................14

3.2.1. Guangzhou Third Children’s Palace........................................................14

DAFTAR PUSAKA.......................................................................................................................

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penentuan Topik dan Fungsi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran makro yang penting untuk menilai
keberhasilan perekonomian suatu negara. Perekonomian Indonesia telah mengalami
transformasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menempatkan diri sebagai
kekuatan baru di kancah global. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi dan
meningkatnya status sebagai anggota G20. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia yang
menjadi pusat kegiatan ekonomi pendorong negara yang semakin membaik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di Jakarta, pada tahun 2023 terdapat 243.972
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi peserta Jakarta
Entrepreneur. Data tersebut menunjukkan adanya kenaikan jumlah UMKM pada tahun
2023 sebesar 8,23% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 225.415 pelaku
usaha (Achmad Zaenal M, 2023). Beberapa di antaranya merupakan pelaku ekonomi
kreatif.

Industri kreatif telah menjadi elemen penting dalam pembangunan perekonomian


Indonesia. Berdasarkan laporan tersebut, ekonomi kreatif Indonesia menempati
peringkat ketiga dunia dengan nilai tambah sebesar Rp 1.300 triliun (I Gusti Ayu Dewi
Hendriyani, 2023). Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menyatakan bahwa
pelaku utama ekonomi kreatif sebagian besar adalah generasi muda. Dengan jumlah
penduduk yang besar dan pertumbuhan yang pesat di Jakarta, kita harus memberikan
kesempatan dan dukungan kepada generasi muda dalam mengembangkan dan
berkontribusi pada industri kreatif dan seni khusus di seluruh Jakarta. Untuk
mendukung dan menumbuhkan ekonomi kreatif yang dinamis, diperlukan
pembangunan fasilitas dan infrastruktur seni yang memenuhi kebutuhan mereka dan
menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk ekspresi dan pengembangan seni
mereka (Suantara & Dewi, 2019). Fasilitas tersebut bisa menyediakan program dan
pelatihan keterampilan dalam bidang ekonomi kreatif. Misalnya, workshop, mentoring,
atau program akselerator. Entitas-entitas ini berperan penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi regional dan berkontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan
perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Dengan memberikan dukungan dan

5
sumber daya kepada generasi muda di Jakarta, khususnya melalui pendirian fasilitas
ekonomi kreatif dan seni, kita dapat memberdayakan mereka untuk memanfaatkan
potensi kreatif dan semangat kewirausahaan (Dewanta & Sidiq, 2023). Selain itu,
investasi akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja karena industri kreatif telah
terbukti menjadi sumber lapangan kerja yang signifikan. Sering bertambahnya jumblah
UMKM terkait dengan ekonomi kreatif di Jakarta, maka ketersedian fasilitas seni dan
creative hub menjadi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan usaha
tersebut. Mendirikan lembaga seni atau pusat kreatif di Jakarta tidak hanya memberikan
ruang fisik bagi seniman dan wirausaha untuk bekerja dan berkolaborasi, namun juga
menumbuhkan rasa kebersamaan dan menumbuhkan ide dalam bertukar pikiran dan
inovasi (Huang dkk., 2009).

1.2. Latar Belakang Pemilihan Tapak

Pemilihan tapak dalam pembangunan fasilitas ekonomi kreatif dan seni melibatkan
beberapa faktor. Pertama, keberlanjutan proyek dapat dipengaruhi oleh aksesibilitas
tapak, baik dari segi transportasi maupun konektivitas. Kedua, potensi pasar kreatif
lokal dan keberagaman seniman di area tersebut dapat menjadi pertimbangan penting.
Ketiga, dukungan infrastruktur dan fasilitas pendukung seperti galeri, studio, dan ruang
kreatif lainnya dapat meningkatkan daya tarik tapak. Terakhir, pentingnya dampak
positif pada komunitas setempat menjadi faktor utama dalam memilih tapak untuk
memastikan integrasi yang harmonis dengan lingkungan sekitar (Comunian et al.,
2010).

Pemilihan lokasi berada di daerah Jakarta Selatan, yang didasarkan pada berbagai faktor
yang berkontribusi terhadap keberhasilan dan keberlanjutan fasilitas tersebut. Faktor-
faktor tersebut antara lain tersedianya komunitas kreatif yang beragam dan dinamis,
infrastruktur dan jaringan transportasi yang memadai, akses terhadap target pasar dan
khalayak, kedekatan dengan atraksi budaya dan pariwisata, serta potensi kolaborasi dan
sinergi dengan industri kreatif lainnya. Faktor-faktor ini sangat penting untuk
memastikan bahwa lokasi yang dipilih dapat memberikan lingkungan yang kondusif
bagi tumbuh kembangnya usaha kreatif dan seniman. Selain itu, pemilihan lokasi di
Jakarta Selatan juga dipengaruhi oleh visi dan komitmen pemerintah dalam mendorong
dan mendukung ekonomi kreatif (Prayudi et al., 2022).

6
Visi ini mencakup penyediaan sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk
menumbuhkan pertumbuhan industri kreatif dan seni di wilayah ini. Hal ini berdasarkan
dari riset dan analisis pasar untuk mengidentifikasi wilayah dengan kehadiran industri
kreatif dan seniman yang kuat di Jakarta Selatan. Serta, konsultasi dan diskusi dengan
pemangku kepentingan termasuk seniman, wirausaha kreatif, komunitas lokal, dan
lembaga pemerintah untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka (Setiadi et al.,
2021). Informasi ini akan membantu menginformasikan proses pengambilan keputusan
dan memastikan bahwa lokasi yang dipilih dapat secara efektif memenuhi persyaratan
dan harapan sektor ekonomi kreatif dan seni di Jakarta Selatan. Selain itu, melakukan
analisis biaya-manfaat dan studi kelayakan juga akan memainkan peran penting dalam
menentukan kesesuaian lokasi yang dipilih untuk tujuan ekonomi dan artistik (Yang &
Lee, 1997).

1.3. Tujuan Perancangan

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam menyediakan peluang untuk


menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
2. Mendorong kolaborasi dengan menciptakan ruang antara pelaku industri kreatif dan
seni untuk menghasilkan proyek-proyek inovatif.
3. Memberi fasilitas pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan bakat dan
keterampilan di bidang industri kreatif dan seni.
4. Mempromosikan budaya lokal dengan memperkenalkan dan mempromosikan seni
dan budaya lokal untuk meningkatkan kebanggaan dan daya tarik wisata lokal.
5. Mempromosikan ruang untuk eksperimen dan inovasi di berbagai bidang kreatif dan
menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan ide-ide baru.
6. Melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan fasilitas dan memastikan
partisipasi aktif dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.

1.4. Manfaat Perancangan

1. Meningkatkan potensi ekonomi, tenaga kerja lokal, dan pendapatan masyarakat


setempat.
2. Terciptanya platform untuk memajukan karya seniman lokal, meningkatkan
visibilitas, dan mendukung keberlanjutan karier mereka.

7
3. Menarik wisatawan dengan menawarkan pengalaman seni dan budaya yang unik,
berkontribusi pada industri pariwisata Jakarta.
4. Merangsang kolaborasi dan inovasi di antara pelaku industri kreatif dan kelompok
masyarakat.
5. Menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ide-ide baru.
6. Membangun citra Jakarta sebagai pusat seni dan kreativitas.
7. Dapat menjadi daya tarik untuk investasi dan kerja sama lintas sektor.
8. Memperkuat partisipasi aktif komunitas dengan memberi tempat berkumpul.

1.5. Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup Proyek ini mencakup pembangunan infrastruktur dan upaya


pembangunan komunitas untuk menciptakan ekosistem yang berkembang bagi ekonomi
kreatif di Jakarta. Pembangunan ruang khusus seperti studio seni, ruang kerja bersama,
tempat pertunjukan, galeri pameran, dan gerai ritel kreatif.

8
BAB 2
DATA TAPAK

2.1. Data Umum Tapak

2.1.1. Tinjauan Historis Kawasan

Setiabudi memiliki sejarah yang kaya di Jakarta. Awalnya, kawasan ini


menjadi lahan pertanian dan pemukiman bagi masyarakat Betawi. Namun
seiring berkembangnya waktu, Setiabudi telah bertransformasi menjadi
kawasan bisnis dan komersial. Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini
dijadikan sebagai tempat peristirahatan tentara Belanda dan sejumlah
gedung administrasi. Pasca kemerdekaan Indonesia, banyak terjadi
perubahan pemanfaatan lahan, antara lain pembangunan gedung
perkantoran, perhotelan, dan pusat perbelanjaan (Soefaat dkk., 2003). Saat
ini, Setiabudi telah menjadi salah satu kawasan bisnis terpenting di Jakarta.
Hal ini disebabkan dengan adanya gedung pencakar langit dan fasilitas
bisnis lainnya, yang menjadikan dominasi pemandangan pada kawasan
tersebut. Sejarah Setiabudi menyoroti transformasi Jakarta dari kota kecil
menjadi pusat perekonomian kontemporer.

2.1.2. Demografi dan Sosial Budaya

 Jumblah Penduduk di Jakarta Selatan (2022)

Berdasarkan data BPS DKI Jakarta


jumblah penduduk kota di Jakarta
Selatan pada tahun 2022 mencapai
angka 2.244.623 jiwa, dimana angka
penduduk tersebut mengalami kenaikan
0.5% dari tahun sebelumnya. Dengan
analisa penduduk yang dikategorikan
pada kawasannya, setiabudi menjadi
kawasan penduduk dengan persentase
terkecil.

9
 Jumblah Penduduk Berdasarkan Umur (2022)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Selatan.

Berdasarkan dari data tersebut, jumblah penduduk tertinggi terdapat pada


umur 30-34 tahun. Kalangan tersebut merupakan kalangan milineal, dengan
usia kelahiran tahun 1981-1996 (William H., 2020). Hasil Sensus penduduk
2020 mencatat mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Z
dan Generasi Milenial. Genrasi kedua ini termasuk dalam usia produktif
yang dapat memberikan peluang dalam mempercepat pertumbuhan
ekonomi.

2.1.3. Potensi Kawasan Sekitar

Dari lokasi kawasan Setiabudi tedapat berbagai bangunan yang menjadi


kawasan bisnis dan komersial. Dengan analisa jarak radius 3 km, lokasi
terebut juga telah memenuhi sarana dan prasarana kependudukan. Pusat
tranportasi umum yang disediakan terdapat halte busway, stasiun KRL,
stasiun MRT, dan terminal. Layanan publik terdapat RSU dan puskesmas.
Sarana pendidikan terdapat SD dan universitas. Sarana hiburan terdapat
museum, taman, teater, artpreneur, dan planetarium. Terakhir, lokasi tersebut

10
memiliki pemandangan dari monumen Jakarta (Bundaran HI & Tugu
Proklamasi).

2.1.4. Iklim dan kondisi

 Temperatur dan Kelembapan


Berdasarkan data BPS kota administrasi jakarta selatan, menyarakan
bahwa rata-rata suhu temperatur di DKI Jakarta berada diangka 28.5 °C
dan kelembaban pada kawasan tersebut rata-rata mencapai angka 77%.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Selatan.

 Kecepatan Angin dan Tekanan Udara


Rata-rata kecepatan angin di DKI Jakarata berada di angka 2,4 m/det.
Sedangkan rata-rata tekanan udara berada diangka 1008,8 mb.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Selatan.

 Curah Hujan dan Matahari

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Selatan.

11
2.1.5. Aksesibilitas menuju rancangan

Akses jalan menuju lokasi perancangan haya terdapat satu akses, yaitu
berada di Jalan Kuningan Persada, dimana akses tersebut memiliki dua
lajur jalan.

Sumber : Google Earth

2.2. Data Tapak

Sumber : Peta Jakarta Satu

Batas tapak terpilih di Jalan Kuningan Utama, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan,
12980. Spesifikasi zona sebagai berikut:

Luasan Tapak 10.100 sqm

12
Guna Lahan : Perdagangan dan Jasa Skala Kota

KDB : 55
KLB : 6.06
KTB : 60
KDH : 20
KB : 11

13
BAB 3
STUDI LITERATUR DAN PRESEDEN PROYEK

3.1. Studi Literatur

3.1.1. Karakteristik Ekonomi Kreatif

Karakteristik Industi kreatif adalah pemanfaatan Informasi dalam


pembuatan Konten Khusus, bersifat interakti (kebutuhan muncul ketika
konsumen atau pencipta produk dipengaruhi oleh reaksi interaktif),
memiliki dampak signifikan terhadap penciptaan nilai organisasi dan
pengelolaan modal intelektual (Jurene and Jureniene., 2017).

3.1.2. Kajian Pengguna

Pelaku para pengguna ekonomi kreatif ditujukan kepada para komunitas


maupun individu. Berdasarkan data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif pada tahun terkahir.
Diantaranya pada bidang seni rupa; arsitektur; desain interior; desain
produk; DKV; film, animasi, video; pengembagan permainan; musik;
fotografi; televisi dan radio; periklanan; aplikasi; seni pertunjukan; kriya;
fesyen; kuliner; dan penerbitan. Sedangkan untuk pengguna ekonomi
pasif dalam perancangan ini merupakan pengunjung yang hanya
melakukan aktivitas pengembangan SDM ekonomi kreatif. Diantaranya
merupakan pelajar; mahasiswa; dan bisnis pemula.

3.1.3. Fasilitas Ruangan

Beberapa fasilitas ruang yang diperlukan antara lain: (Setiadi et al., 2021)

1. Co-working space: Menawarkan ruang kerja dan sumber daya bersama


bagi para kreatif dan wirausaha untuk berkreasi, brainstorming dan
kolaborasi.
2. Studio Kreatif: Menciptakan lokasi untuk individu dan organisasi dari
berbagai bidang kreatif, seperti seni, desain, musik, dan teknologi.

14
3. Galeri seni dan museum: Menciptakan lokasi untuk memamerkan dan
mempromosikan karya seniman lokal, serta peluang untuk menikmati seni
dan pendidikan budaya.
4. Tempat pertunjukan seni: Membangun teater, ruang konser, dan ruang
pertunjukan untuk membantu industri seni pertunjukan berkembang dan
menyediakan platform bagi seniman baru untuk menampilkan bakat
mereka.

3.2. Studi Preseden

3.2.1. Guangzhou Third Children’s Palace

Architects: Guangzhou
Urban Planning & Design
Survey Research Institute

Area: 29000 m²

Year: 2020

Proyek ini merupakan bangunan inti kawasan pendidikan sains regional, tempat
kegiatan publik perkotaan dengan pusat seni, perpustakaan, dan bangunan
lainnya. Desain menghubungkan dua kelompok bangunan dengan jembatan,
yang membentuk koridor warga dan antarmuka perkotaan yang berhubungan.

Ruangan ground floor pada gedung


utama memfokuskan ruangan sebagai
maintenace bangunan (kantor,
logistik, & control room) dan rental
ruang (cafe). Sedangkan pada gedung
bangunan kedua , ditempatkan sebagai
fasilitas pertunjukan seperti theater.

15
Pada penggunaan ruangan lantai 1 sampai lantai 4 difungsikan sebagai pendukung
fasilitas kegiatan pionir muda, ruang seni & pameran, workshop, pendidikan
sains, tempat belajar dan kegiatan bagi anak.

Kontur luar bangunan ini mengadopsikan bentuk “awan pelagi” yang bermakna
bebas dan hidup. Ruang bebas berbentuk awan dipadukan dengan kisi-kisi
horizontal berwarna-warni, serta memperhalus fasad luar dengan bentuk kelopak
warna-warni menciptakan bentuk melengkung yang mengalir.

16
DAFTAR PUSAKA
I Made Suantara, and Made. 2019. “Analysis of Impact Factors on Creative Manufacture Labor
Absorption in Tenun Endek Creative Industry.” International Research Journal of Management,
IT and Social Sciences 6 (5): 167–74. https://doi.org/10.21744/irjmis.v6n5.712.
Ratih Sari Dewi dan Ronnie Antonia. 2023. Laporan BPS Provinsi DKI Jakarta. Jakarta :
Badan Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta.
Setiadi, N J, H Sutanto, and L Surienty. 2021. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science 729 (1): 012116. doi:10.1088/1755-1315/729/1/012116.
Prayudi, Kartika Ayu Ardhanariswari, dan Ninik Probosari. 2022. Indonesia’s Creative
Economy Agency’s Communication Strategy in Supporting Creative City. Jurnal ASPIKOM,
Vol. 7, No. 1. DOI: http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v7i1.938
Comunian, Roberta, Caroline Chapain, and Nick Clifton. 2010. Creative Industries Journal 3
(1): 5–10. doi:10.1386/cij.3.1.5_2.
Hall, Peter. 2000. Urban Studies 37 (4): 639–49. doi:10.1080/00420980050003946.
Tomczak, Paulina, and Krzysztof Stachowiak. 2015. Quaestiones Geographicae 34 (2): 7–27.
doi:10.1515/quageo-2015-0011.
Yang, J. and Lee, H. (1997), "An AHP decision model for facility location selection", Facilities,
Vol. 15 No. 9/10, pp. 241-254. https://doi.org/10.1108/02632779710178785
Agfa Polnaya, Ghalib, and Dan Darwanto. n.d. “Pengembangan Ekonomi Lokal Untuk
Meningkatkan Daya Saing Pada UKM Ekonomi Kreatif Batik Bakaran di Pati, Jawa Tengah”
22 (1): 1. Accessed January 18, 2024. https://media.neliti.com/media/publications/24221-ID-
pengembangan-ekonomi-lokal-untuk-meningkatkan-daya-saing-pada-ukm-ekonomi-kreati.pdf.
Dki, D. n.d. “Analisis Sektor Potensial Dalam Ekonomi Kreatif.” Accessed January 18, 2024.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/67935/1/54.%20SOFT%20FILE
%20SKRIPSI%20%28Mawar%20Jiana%29.pdf.
Retno L. P. 2022. Projecting Indonesian’s Creative Economy Potential on Global Stage.
Diakses 17 Januari 2024,
://kemlu.go.id/download/L1NoYXJlZCUyMERvY3VtZW50cy9Qcm9qZWN0aW5nJTIwSW5
kb25lc2lhJTI3cyUyMENyZWF0aXZlJTIwRWNvbm9teSUyMFBvdGVudGlhbCUyMG9uJTI
wdGhlJTIwR2xvYmFsJTIwU3RhZ2UlMjAoMjAyMikucGRm.
Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif . 2020. “Infografis Data Statistik
Indikator Makro Pariwisata & Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”.
https://bankdata.kemenparekraf.go.id/upload/document_satker/5baa176056e524cfaa5086f5d69
b2747.pdf.
BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan. 2021. “SEJARAH PENATAAN RUANG
INDONESIA.” Accessed January 18, 2024.

17
https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/5bb994c3318a843029dcda788604e25c.pd
f.
William H. Frey analysis of Census Bureau Population Estimates (25 June, 2020)
Irisi Kasapi, and Ariana Cela. 2017. “Destination Branding: A Review of the City Branding
Literature.” ResearchGate. Richtmann Publishing. January 27, 2017.
https://www.researchgate.net/publication/319381847_Destination_Branding_A_Review_of_the
_City_Branding_Literature.
Jurene S and Jureniene V. 2017. Creative cities and clusters Transformations in Business and
Economics. 16(2) p 214-234
Kemenparekraf.go.id. 2020. “Subsektor Ekonomi Kreatif”.
https://kemenparekraf.go.id/layanan/Subsektor-Ekonomi-Kreatif.
Caballero, Pilar. 2023. “Guangzhou Third Children’s Palace / Guangzhou Urban Planning &
Design Survey Research Institute.” ArchDaily.

18
Informasi Mata Kuliah Perancangan Arsitektur, IPK dan Dosen Pembimbing
 Hasil Mata Kuliah Perancangan Arsitektur
 Perancangan Arsitektur 1 : B+
 Perancangan Arsitektur 2 : C
 Perancangan Arsitektur 3 : B
 Perancangan Arsitektur 4 : B-
 Perancangan Arsitektur 5 : B
 IPK : 3.35
 Usulan Dosen Pembimbing :
Michael Tedja, M. T.
Michael Isnaeni Djimantoro, S. T., M. T.

19

Anda mungkin juga menyukai