Anda di halaman 1dari 1

Titrasi asam basa atau titrasi penetralan sangat penting dalam analisis kualitatif.

Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan jumlah
senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Untuk menentuan larutan basa digunakan
larutan basa kuat misalnya NaOH. Sedangkan untuk lariutan asam, pada praktikum ini
menggunakan laritan H2C2O4. Titik akhir titrasi ditetapkan dengan bantuan perubahan
indikator asam basa yang sesuai yaitu indokator Fenolftalein (PP). Fungsi indikator pp yaitu
sebagai zat indikator yang berubah warna saat telah mencapai titik akhir dalam titrasi dengan
NaOH

Kadar larutan basa (NaOH) ditentukan dengan menggunakan larutan asam (H2C2O4).
NaOh termasuk laritan standar sekunder karena sifatnya yang tidak stabil dan mudah bereaksi
dengan udara. Oleh karena itu larutan etsrebut harus di standarisasi terlebih dulu dengan
menggunakan larutan standar primer yang dalam ini digunakan larutan H2C2O4 0,1N. Dalam
membuat laruran H2C2O4 0,1N sebanayak 100 ml, dibutuhkan 0,6303 gram H2C2O4.2H2O
yang kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur sampai batas 100ml.

Standarisasi NaoH dilakukan dengan teliti. Penggunaan buret juga harus dipastikan
kebersihannya, sehingga diperoleh hasil yang akurat. NaOH dimasukkan dalam buret sampai
batas yang telah ditentukan, kemudian direaksikan melalui titrasi dengan larutan H2C2O4
dengan bantuan indikator PP sampai menghasilkan perubahan warna menjadi merah muda.
Berikut reaksi yang terjadi:

2NaOH + H₂C₂O₄ ---> Na₂C₂O₄ + 2H₂O


Dari ketiga titrasi diperoleh 3 volume NaOH yaitu 16,4 ml, 14,9 ml, dan 13,1 ml
yang dirata-rata menjadi .... Kemudian setelahnya baru dihitung konsentrasi dari larutan
NaOH hasil standarisasi yaitu ....

Anda mungkin juga menyukai