Anda di halaman 1dari 8

MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU

MeCA AID
EGI LIGHT TRUCK
COMPETENCY OVERHAUL
COMPONENT Frame & Differential System

I. STRUCTURE & FUNCTION


NO SUBJECT STRUCTURE FUNCTION CARA/PRINSIP KERJA TROUBLE ANALYZE
 Berbentuk ring yang mempunyai ulir luar dan  Adjusting pre-load,  Nut diputar masuk keluar atau ke  Misadjustment,
bearing cap backlash, tooth contact dalam untuk mendapatkan adjustment  Loosen
Differential  Dapat dikendorkan dan dikencangkan dengan yang sesuai  Cracked / broken
1
Adjusting Nut menggunakan special key untuk menekan cone  Jammed
bearing  Slacked

 Terdiri dari empat buah gear yang duduk pada spider  Meneruskan putaran ke  Bevel pinion berputar  bevel gear   Cracked
shaft di dalam differential case side gear side gear  axle  Broken
 Kedua sisi pinion gear kontak dengan teeth side gear  Mengatur torque ke  Bila salah satu axle tertahan/ ada  Jammed
2 Pinion gear  Saat spider berputar, pinion gera akan meneruskan gear kanan/kiri sesuai beban maka pinion akan berotasi  Unusual noise
putaran ke shaft axle melalui side gear dengan beban terhadap spider shaft-nya,  Loosening
mengalihkan putaran ke sisi yang  Worn out
tidak berbeban
 Disebut juga bearing cap  Sebagai tempat  Bekerja sama dengan cone bearing  Cracked
 Diikat dan dipasang dengan bolts pada carrier dudukan cone bearing dan adjusting nut mengatur posisi  Broken
differential dan adjusting nut dan differential carrier (pre-load, back  Jammed
3 Bearing cup
 Berbentuk setengah lingkaran, sebagai tempat differential carrier lash, tooth contact)  Unusual noise
dudukan cone bearing dan adjusting nut assembly  Loosening
 Worn out
 Gear samping pada differential case  Meneruskan putaran ke  Meneruskan putaran dari pinion gear  Cracked
 Terdapat dua buah dan selalu kontak dengan pinion output shaft (axle ke output shaft  Broken
gear roda)  Jammed
4 Side gear
 Unusual noise
 Loosening
 Worn out
 System penguncian differential, untuk menyamakan  Menyamakan putaran  Menghubungkan putaran antara axle  Cracked
putaran drive shaft ke roda kanan dan kiri pada roda kanan dan kiri shaft (baik kanan atau kiri) dengan  Broken
masing-masing axle  Menambah traksi pada differential carrier sehingga putaran  Jammed
 Penguncian ini secara melintang (inter wheel lock) roda sehingga baik axle kanan/kiri sama  Unusual noise
 Saat system ini aktif, unit tidak diperkenankan untuk membantu unit  Loosening
membelok, karena putaran roda kanan dan kiri keluar dari medan  Worn out
Differential
5 dikunci, apabila ini dipaksakan maka akan timbul yang licin (berlumpur)
lock
ketegangan antara shaft-shaft roda dan differential.
Dan biasanya inner component differential tidak
cukup kuat menahan sehingga terjadi kerusakan.
 System ini dipakai sebagai emergency system (tidak
boleh diaktifkan secara terus menerus)

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 1 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU
 Sebuah input shaft bevel gear yang mempunyai gear  Meneruskan putaran  Meneruskan putaran dari transmission  Cracked
berbentuk spiral dari transmission ke ke bevel gear untuk dirubah ke arah  Broken
 Input-nya dari transmission output shaft bevel gear untuk melintang  Jammed
dirubah ke arah  Bersama-sama dengan bevel gear  Unusual noise
Bevel pinion/ melintang mereduksi putaran, sehingga torque  Loosening
6
drive pinion  Bersama-sama dengan naik  Worn out
bevel gear mereduksi
putaran, sehingga
torque naik

 Sering disebut juga dengan crown wheel  Meneruskan putaran  Meneruskan putaran dari bevel pinion  Cracked
 Gear berbentuk piringan dengan model gigi spiral dari bevel pinion ke ke arah melintang  Broken
pada sisi sebelah dalamnya, diikat pada differential arah melintang  Jammed
Bevel gear/
7 case  Menaikkan torque  Unusual noise
driven gear
 Gear berbentuk spiral dengan tujuan meredam suara  Loosening
 Berfungsi meneruskan putaran dari bevel pinion ke  Worn out
arah melintang
 Sebagai tempat dudukan gear set  Sebagai tempat  Berputar bersama-sama bevel gear,  Cracked
dudukan gear set sekaligus membawa gear set di  Broken
Differential dalamnya berevolusi  Jammed
8
carrier  Unusual noise
 Loosening
 Worn out
 Washer dengan ketebalan yang bervariasi  Pengedjustan pre-load  Ketebalan washer mempengaruhi  Worn out
 Dipasang pada bevel pinion penekanan terhadap cone bearing  Cracked
Adjusting
9 sehingga digunakan untuk menyetel  Broken
washer
pre-load

 Berbentuk lembaran piringan baja dengan ketebalan  Untuk penyetelan tooth  Ketebalan shim mempengaruhi  Worn out
yang bervariasi contact dan backlash terhadap maju-mundurnya bevel  Cracked
10 Shim  Dipasang antara bearing cage (sleeve) bevel pinion pinion sehingga digunakan untuk  Broken
dan differential carrier penyetelan tooth contact dan back
lash
 Shaft panjang sebagai output shaft pada third  Meneruskan putaran  Meneruskan putaran putaran dari front  Cracked
differential putaran dari front rear rear axle menuju ke rear rear axle  Broken
11 Through shaft
axle menuju ke rear  Worn out
rear axle  Twisted, bend
 Dua buah bearing samping dengan type cone bearing  Tumpuan putar gear  Tumpuan putar gear set  Broken
(tapper bearing) set  Worn out
12 Side bearing
 Dipasang pada differential carrier sebagai tumpuan  Jammed
putaran differential gear set  Discoloration
 Disebut juga spider shaft / cross shaft  Tumpuan putar pinion  Tumpuan putar pinion gear  Cracked
 Berbentuk cross (menyilang) sebagai tumpuan gear  Broken
13 Pinion shaft
empat buah pinion gear  Worn out

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 2 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU
 Washer yang dipasang antara side, pinion gear dan  Menahan beban axial  Menahan beban axial pada pinion dan  Cracked
differential case pada pinion dan side side gear  Broken
 Terbuat dari bahan yang relative lebih lunak gear  Worn out
14 Thrust washer
sehingga mengurangi keausan pada pinion gear, side  Mencegah/mengurangi
gear, dan differential carrier keausan pada gears
dan carrier
 Disebut juga collar, sebagai pengisi celah  Pengisi celah antara  Ketebalan collar / spacer menahan  Cracked
 Berbentuk gelang baja pinion gear inner race dudukan pinion gear terhadap spider  Broken
15 Bearing spacer
 Dipasang antara pinion gear inner race bearing dan bearing dan cross shaft shaft-nya  Worn out
cross shaft
 Disebut juga chassis  Sebagai tempat  Dibuat sedemikian rupa sehingga  Cracked
 Sebuah structure / bentuk bangunan kerangka dudukan komponen- berbentuk kerangka, dimana padanya  Twist
16 Frame utama dari sebuah unit/machine yang berfungsi komponen utama unit diletakkan komponen-komponen  Bent
sebagai tempat dudukan semua komponen utama, utama unit  Rusted
seperti: engine, radiator, cabin, axle, vessel, dll  Broken
 Differential ketiga, yaitu differential gear set yang  Menyambung /  Bila control switch di cabin diaktifkan,  Broken
terpasang pada input shaft front rear axle untuk memutuskan putaran air system akan mengaktifkan  Unusual noise
menyambung atau memutuskan putaran ke rear rear dari front rear axle mekanisme penghubung pada third  Cracked
Third
17 axle dengan rear rear axle differential ini sehingga putaran axle  Worn out
differential
 Kalau differential ini diakifkan maka berfungsi depan diteruskan ke belakang,  Jammed
sebagai inter axle (putaran axle tengah dan belakang sehingga putaran menjadi sama (diff  Leaking
sama) lock)
 Frame yang dapat dilepas dan disambung dengan   
18 Coupling frame
mudah (??)
 Shaft panjang yang dipasang dalam axle housing,  Meneruskan putaran  Meneruskan putaran dari diffrential ke  Bent
yang berfungsi meneruskan putaran dari side gear dari diffrential ke final final drive  Twist
19 Axle shaft differential menuju final drive drive  Broken
 Cracked
 Worn out
II. TECHNICAL TERM
 Type frame/chassis yang structurenya berbentuk seperti tangga (dilihat dari atas)
1 Ladder type frame  Terdapar cross member yang menghubungkan/menyatukan frame kanan dan kiri
 Jumlah cross member tergantung dari dari panjang frame
 Suatu tindakan perbaikan ‘memperkuat’ frame atau chassis dengan cara memodifikasi, penggantian atau penambahan material (plate) dan teknik
2 Re-inforce
penyambungan dengan bolt-nut ataupun teknik pengelasan (welding) yang lebih baik
 Salah satu bentuk kerusakan pada frame yaitu terpuntir,
3 Twist of frame
 Kemungkinan penyebabnya karena pembebanan yang tidak merata, terguling (incident), benturan, atau kerana kelelahan material
4 Surface hardening  Suatu tindakan memperkeras permukaan material sehingga menjadi lebih tahan terhadap gesekan, tekanan tinggi, temperature tinggi
 Nilai batas tegangan suatu meterial
5 Stress point
 Pembebanan pada material yang melebihi nilai tersebut bisa berakibat patah, terpuntir, melengkung, bengkok
6 Backlash  Celah antara dua buah roda gigi yang bersinggungan

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 3 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU

7 Ideal contact

 Contact ig ideal/yang baik, yang seharusnya pada tooth contact (bevel gear dan bevel pinion)
 Kriteria tooth contact yang baik secara umum sebagai berikut:
1. tooth contact pattern (pola tooth contact) sebaiknya menutupi 50% dari seluruh area gigi
2. contact lebih cenderung ke arah toe (small end) daripada ke arah heel (big end)
 contact area berada di tengah (garis sumbu) dari tinggi gigi

8 Face contact


 Disebut juga high contact, atau addendum contact
 Luas permukaan (area) bidang kontak antara bevel gear dan bevel pinion yang terlalu ke muka / ke ujung atas modul bevel gear
 Bevel Pinion terlalu masuk penyetelannya: memajukan pososi bevel pinion

9 Flank contact

 Disebut juga low contact, atau dedendum contact
 Luas permukaan (area) bidang kontak antara bevel gear dan bevel pinion yang terlalu ke muka / ke ujbawah modul teeth bevel gear
 Bevel Pinion terlalu masuk penyetelannya: memundurkan pososi bevel pinion

10 Toe contact


 Luas permukaan (area) kontak antara bevel gear dan bevel pinion yang terlalu ke ujung dalam dari bevel gear (small end of bevel gear module)
 Bevel Pinion terlalu masuk penyetelannya: memundurkan pososi bevel pinion / bevel gear

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 4 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU

11 Heel contact


 Luas permukaan (area) bidang kontak antara bevel gear dan bevel pinion yang terlalu ke ujung luar dari bevel gear (big end of bevel gear)
 Bevel pinion terlalu keluar (kurang masuk)  penyetelannya: memajukan posisi bevel pinion/ bevel gear
 Differential ketiga, yaitu differential gear set yang terpasang pada input shaft front rear axle untuk menyambung atau memutuskan putaran ke rear
12 Third differential rear axle
 Kalau differential ini diakifkan maka berfungsi sebagai inter axle (putaran axle tengah dan belakang sama)
 Beban awal yang sengaja diberikan pada komponen yang menggunakan sepasang tapper (cone) bearing untuk menentukan clearance antara inner
13 Preload dan outer racenya.
 Pengukurannya menggunakan push pull scale, satuan: kgf
 Dipakai untuk jenis putaran tinggi dan beban besar,
14 Spiral bevel gear  Gigi-giginya dibuat miring yang memungkinkan terjadinya perpindahan torque yang besar.
 Keuntungan lainnya, meredam suara yang ditimbulkan saat pertautan gigi
 konstruksinya hampir sama dengan type spiral hanya saja pinionnya dibuat lebih besar,
15 Hypoid bevel gear  Memungkinkan terjadinya putaran yang lebih tinggi, karena posisi pinion lebih rendah dari garis tengah bevel gear.
 Keuntungan lainnya, meredam suara yang ditimbulkan saat pertautan gigi
16 Differential lock  Lihat keterangan di atas
 Disebut juga Plain bevel gear / spur gear
17 Straight bevel gear
 Type bevel gear ini giginya dibuat lurus dan dipakai hanya untuk mesin-mesin industri.
 System penguncian differential, untuk menyamakan putaran drive shaft axle tengah dan axle belakang
 Penguncian ini secara membujur jadi disebut juga : Longitudinal Differential Lock
18 Inter axle  Saat system ini aktif, unit masih diperkenankan membelok, karena putaran roda kanan dan kiri tidak dikunci
 Fungsinya menambah traksi pada keenam roda sehingga baik untuk pengoperasian dengan muatan, dan unpaved rough terrain
 Pengoperasiannya dikontrol oleh air system yang dioperasikan oleh switch di cabin
 System penguncian differential, untuk menyamakan putaran drive shaft ke roda kanan dan kiri pada masing-masing axle
 Penguncian ini secara melintang (inter wheel lock)
 Saat system ini aktif, unit tidak diperkenankan membelok, karena putaran roda kanan dan kiri dikunci, apabila ini dipaksakan maka akan timbul
19 Inter wheel ketegangan antara roda-roda dan differential. Dan biasanya inner component differential tidak cukup kuat menahan sehingga terjadi kerusakan.
 Fungsinya menambah traksi pada keenam roda sehingga baik untuk membantu unit keluar dari medan yang licin (berlumpur)
 System ini dipakai sebagai emergency system (tidak boleh diaktifkan secara terus menerus)
 Pengoperasiannya dikontrol oleh air system yang dioperasikan oleh switch di cabin
 Suatu tipe dari perlengkapan differential lock yang menggunakan claw clutch
20 Non spin differential
 Berfungsi bila perbedaan beban pada kedua sisi roda sudah cukup besar, maka menyesuaikan putaran roda dengan beban pada masing-masing sisi
 Metode yang dilakukan untuk mendapatkan clearance bearing cone yang terpasang pada final drive yang ukurannya besar atau pada bevel gear
differential sedangkan bevel pinion sudah terpasang.
21 Rotating torque  Atau pergerakkan awal yang sengaja diberikan pada saat pemsangan Tapper roller bearing dengan tujuan untuk mendapatkan bearing clearance
 Perlakuannya dengan jarak 1 meter, dari titik pusat putaran dimana komponent tersebut sampai berputar
 Satuan: kgm
 Suatu mekanisme final drive yang berupa planetary gear system yang bertujuan untuk mengurangi jumlah putaran pada shaft outputnya dengan satu
Final Drive single
22 tingkat perbandingan.
reduction
 Dengan berkurangnya putaran ini supaya torque dapat dinaikkan

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 5 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU
 Suatu mekanisme final drive yang berupa planetary gear system yang bertujuan untuk mengurangi jumlah putaran pada shaft outputnya dengan dua
Final Drive double
23 tingkat perbandingan.
reduction
 Dengan berkurangnya putaran ini supaya torque dapat dinaikkan
In Line Tandem Type 
24
of Final Gear (IPHM)
Birfield joint (ball  Sebagai penerus putaran output shaft front differential ke roda depan, karena sambungannya menggunakan ball joint sehingga dapat flexible
25
type) of front drive mengikuti gerakan belok roda depan.
Matching Mark of Diff  Tanda berupa garis yang diberikan pada carrier case dan bearing cap, sehingga saat pemasangan tidak tertukar dengan bearing cap sisi sebelahnya.
26
Case
 Disebut juga suaian sesak, yaitu metode pemasangan satu part kedalam part lainnya dengan menggunakan tekan sesak
27 Press fit  Interference (clearance antara pin dan hole-nya) sangat kecil, sehingga saat pemasangannya biasanya menggunakan hydraulic/pneumatic jack
 Apabila sudah terpasang, maka kedua bagian tersebut seolah menyatu sehingga sulit untuk dilepas (harus dengan alat press)
 Disebut juga suaian kendor, yaitu metode pemasangan satu part kedalam part lainnya dengan tidak memerlukan tekanan yang kuat
 Interference (clearance antara pin dan hole-nya) -nya cukup longgar, sehingga saat pemasangannya cukup dengan menggunakan tangan atau
28 Loose fit
pemukul ringan
 Apabila sudah terpasang, maka kedua bagian tersebut bisa berputar satu sama lain
III. TOOLS
NO SUBJECT FUNGSI/DESCRIPTION APLIKASI SATUAN
 Sering disebut juga pocket scale.  Pre-load pada bevel gear  kgf
 Alat untuk mengukur operating force, pre-load  Pedal/lever/steering operating
1 Push pull scale
 Prinsip kerjanya: menarik dan menekan benda kerja / komponen sehingga bergerak force
dan terukur pada skalanya berapa gaya yang diperlukan untuk menggerakkannya  Pulley tension
2 Differential wrench  Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan adjuster nut differential  Adjuster nut differential  Kgf
 Salah satu alat bantu (supporting tools) dari Dial gauge, yang berfungsi mengatur  Mengukur end play, run out,  mm
posisi dari dial gauge (tinggi rendahnya, kemiringannya) pada daerah / permukaan backlash, valve lash,
yang diukur protrusion, inner diameter,
 Bagian-bagiannya terdiri dari : face out,
3 Magnetic base 2. Magnetic Base pada tumpuannya (kakinya) yang dilengkapi dengan magnet
permanen untuk kestabilan
3. Supporting rod
4. Securing portion, untuk menyetel posisi dial gauge
5. Altering lever untuk mengatur kemagnetan di kakinya
 Alat yang digunakan untuk memasang atau melepas komponen dengan cara menekan  Melepas memasang bearing,  kgf
4 Push tool
komponen tsb. pin
 Sering juga disebut dengan Tracker, yaitu alat intuk melepas bearing/gear/shsft dari  Melepas bearing, shaft, gear
dudukannya yang dipasang secara press fit yang dipasang secara press fit
 Ada tiga jenis puller:
5 Puller
1. External puller  untuk menarik gear/bearing dari shsft-nya
2. Internal puller  untuk menarik bearing dari lubangnya
3. Press puller  untuk mendorong shaft dari lubangnya
6 Camber gauge  special tools untuk mengukur sudut camber  pengukuran camber  derajat sudut
 Atau Skala cembung (mistar gulung), digunakan untuk mengukur jarak, panjang,  Komponen/bidang yang relatif m, cm, inch
7 Convex Scale ketinggian, keliling lingkaran atau lebar suatu benda/bidang besar
 Terbuat dari plate baje yang mempunyai kelenturan yang tinggi

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 6 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU
 Alat untuk mengencangkan bolt/nut sesuai dengan standard kekencangannya  Semua bolt /komponen yang  Kgm, lbft, Nm
 Alat ini tidak boleh untuk mengendorkan bolt/nut membutuhkan pengencangan
8 Torque Wrench  Pastikan mengendorkan torque spring sebelum menyimpannya untuk mencegah yang spesifik
penurunan tegangan spring  Cont: cyl. Head, Crak shaft, dll

 Mengukur crank shaft, cam  mm


shaft

9 Outside Micrometer


 Alat untuk mengukur diameter luar, ketebalan, sebuah benda
 Mempunyai tingkat ketelitian s.d 0.001 mm
 Mempunyai komponen utama : thimble (pemutar), spindle, adjusting anvil
 Diameter dalam cylinder  mm
 Diameter dalam Bushing

10 Inside Micrometer

 Alat untuk mengukur diameter dalam
 Mempunyai tingkat ketelitian s.d 0.001 mm
 Mempunyai komponen utama : thimble (pemutar), spindle, adjusting anvil

 Alat untuk mengencangkan/mengendorkan bolt/nut yang mempunyai kekencangan  Nut hyd. Cyl  kgm
yang tinggi  Bolt/nut frame
 Prisip kerjanya: planetary system reduction gear sehingga dengan menggunakan input
torque yang kecil dapat menghasilkan output torque yang besar
11 Power Wrench  Contoh reduction rationya :
 untuk working torque 150 kgm gunakan 1:4.8
 untuk working torque 450 kgm gunakan 1:16
 untuk working torque 1200 kgm gunakan 1:43

III. PART RECOMENDATION


NO SUBJECT DESCRIPTION CONTOH
 Standar part yang (sudah ditentukan) untuk pekerjaan overhaul Overhaul engine: gasket kit, piston & liner, metal/bearing,
component tertentu seal, o-ring, hose, dll
 PAMA menggunakan APL (Application Part List) untuk standard part
1 SPO (Standard Part Overhaul) pekerjaan tertentu, tujuannya mempermudah proses peng-orderan spare
part, menghindarkan kesalahan penulisan part number karena proses
penulisan/pencatatan yang berulang

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 7 of 8
MECHANIC DEVELOPMENT SECTION - MTBU
 Untuk unit Komatsu sering disebut dengan PSN (Part Service News) Bisa berbentuk bulletin, selebaran, maupun buku
 Informasi/berita dari distributor (factory) yang isinya
2 Technical bulletin perubahan/penyempurnaan terhadap metode perawatan maupun
perubahan part number
 Pada volvo disebut ‘Service Bulletin’
Part-part yang dapat digunakan kembali setelah melalui proses analisa/inspeksi Piston, valve, spider joint, hose, paump, turbocharger, hyd.
berdasarka buku panduan re-usable (guidance for re-usable book). Kode-kode Cyl, dsb
pada reusable book:
3 Reusable parts
 Kode A  part bisa langsung digunakan lagi
 Kode B  part bisa digunakan lagi setelah diprepair terlebuh dahulu
 Kode C  part tidak bisa digunkan lagi (harus diganti)
 Nomer atau kode part books Unit Komatsu, yang meniunjukkan aplikasi Pada Unit D375A-5. S/N: 1817 and up PN{B-nya :
part book tersebut untuk serial number dan model unit tertentu. Nomer PEPB079905
PNPB (Publication Number of tersebut terletak pada bagian depan sudut kanan atas Part book. Bila PNPB
4
part Books) tersebut beda meskipun unit model unit sama, maka pasti ada perubahan
di dalamnya
 Pada unit Volvo disebut : Reference Number
5 Part Specification sheet  Lembaran / form yang menerangkan tentang spsifikasi-spesfifikasi pada part
 Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove Install, dimana didalamnya
6 QA (Quality Assurance) terdapat Critical Point clan Item Measurement yang harus diperhatikan dan dilakukan, sehingga dapat mencegah Redo atau pun premature
damage
 QA (Quality Assurance) model 5, yaitu measurement / pengukuran
7 QA-5  Berbentuk form yang berisi petunjuk pelaksanaan pengukuran, yang dilengkapi table, hasil pengukuran serta nilai standar dan limitnya

8 Code part number K, S, X Kode pada part book yang berarti : K  kit, S  ……………, X  ……..
IV. TESTING, PROCEDURE R&I, INSPECTION (dapat dilihat dan dijelaskan dengan Service Manual)
V. TROUBLE SHOOTING
1 Differential abnormal noise  Worn out of bearing, misadjustment, misoperation (misal: selalu mengaktifkan diif. Lock), worn out of gear, lack of lubricating oil
 Looen of mounting bolts, loosen of propeller shaft flange, Worn out of bearing, misadjustment, misoperation (misal: selalu
2 Abnormal vibration of Differential
mengaktifkan diif. Lock), worn out of gear,
3 Overheated of Differential case  Lack of lubricating oil, too much lubricating oil, overloaded, misoperation
4 Cracked of chassis  Overloaded, crashed (benturan), pembebanan yang tak seimbang, loosen of connection, bad material
5 Twisted of chassis  Overloaded, crashed (benturan), pembebanan yang tak seimbang, loosen of connection, bad material
6 Abnormal wear of bearing  Lack of lubrication, misadjustment (misal: terlalu rapat)
6 Abnormal wear of thrust washer  Lack of lubrication, misadjustment (misal: terlalu rapat)
CRITICAL POINT SAAT MENGERJAKAN KETRAMPILAN
 Perhatikan prosedure keselamatan : terhadap alat  ganjal, lock out, danger tag, attachment diturunkan ke tanah, terhadap manusia  gunakan APD (helmet, gloves, goggles),
terhadap lingkungan  oil pan untuk menampung ceceran oil,
 pastikan release pressure / matikan engine sebelum melakukan pengukuran pressure / memasang alat ukur/ plug,
 sebelum memasang coupler pastikan check point bersih dari kotoran saat melakukan pengukuran,
 pastikan system dalam kondisi temperature kerja,
 jaga kebersihan terhadap alat, menusia, dan lingkungan

Created by Ek@st
Created on 9/22/2006 5:31:00 PM
Revisi : 0
Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai