Anda di halaman 1dari 11

KelainandanGangguanpadaSistemRespirasipadaPeyakitHipoksia(Anoksia), Hiperkapnia,

Hipokapnia dan Asfisia atau Sufokasi


RaniPurnamaHasibuan1

Pendahuluan

1
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan
diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi
dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara
seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara
seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem
saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan
sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya,
sebagian dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat,
sementarayang lain dieliminasi. Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem
koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh,
serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan
oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk
menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera

2
Pembahasan
A. Pengertian
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya.
Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan
hubungan saraf diantara berbagai system Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel
saraf (neuron) yang berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron adalah
komponen utama dalam sistem saraf.

B. Fungsi
Secara umum sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai fungsi utama yaitu:

 Memelihara fungsi tubuh


 Mengatur kegiatan di dalam tubuh
 Menerima rangsangan eksternal dan internal
 Mengolah rangsangan yang diterima
 Merespon rangsangan yang diterima

C. Struktur sel saraf


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. Dendrit berfungsi menangkap dan
mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls
dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit
pendek.

 Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom, dan badan sel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.

Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.

1. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma

3
yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh
lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat
jalannya rangsangan.
1. Hipoksia
Hipoksiaadalahsuatukondisiyangditandaidengankurangnyapasokanoksigenkejaringan dan
organ tubuh.

Penyebab

Hipoksiadapatdisebabkankarena:(1)oksigenasiparuyangtidakmemadaikarenakeadaan
ekstrinsik hisa karena kekurangan oksigen dalam. (2) penyakit paru (3) shunt vena ke arteri
(shuntdari"kanankekiripadajaringan),(4)transpordanpelepasanoksigenyangtidakmeredai
(inadekuat). Hal ini terjadi pada anemia. (5) pemakaian oksigen yang tidak memadai pada
jaringan, misal pada keracunan enzim sel kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.

Gejala

Hipoksia dapat dideteksi dengan sturasi oksigen yang rendah dengan gejala yang lain
yaitusesaknapas,napascendeningcepatdandetakjantungyangcepat.Hipoksiajugaterdapat
adanyakondisitidaktercukupinyapemenuhankebutuhanoksigendalamtubuhakibatdefisiensi
oksigen atau peningkatan peng- gunaan oksigen dalam tingkat sel, begitu keadaan hipoksia
bertambah parah, pusat batang otak ter- kena.

Akibat

Hipoksia akut menyebabkan gangguan pertimbangan, inkoordinasi motorik, dan


gambaran klinis menyerupai alkoholisme akut. Bila hipoksia terjadi untuk waktu yang lama,
dapat terjadi kelelahan, mengantuk, apatis, kurang mampu memusatkan perhatian, lambat
berpikir,danmenurunnyakapasitaskerja.Ketikahipoksiamenjadimakinberat,pusat-pusatdi
batang otak akan dipengaruhi, dan kematian terjadi karena gagal nafas.

Pengobatan/Terapi

1) Terapi Oksigen: Pengobatan hipoksia yang paling umum adalah dengan memberikan
oksigen tambahan. Ini dapat diberikan melalui masker, kanula hidung, atau dalam kasus
yang parah, melalui ventilasi mekanis.

4
2) Perubahan Gaya Hidup:Bagi individu dengan kondisi kronis seperti COPD, modifikasi
gaya hidup seperti berhenti merokok, pengelolaan berat badan, dan rehabilitasi paru
mungkin disarankan untuk meningkatkan fungsi paru-paru dan kesehatan secara
keseluruhan.
3) Ventilasi Mekanis: Dalam kasus hipoksia yang parah, terutama yang menyebabkan gagal
napas,ventilasimekanis(ventilator)mungkindiperlukanuntukmembantumenjagatingkat
oksigen yang tepatKegiatan jasmani.

2. Hiperkapnia

Hiperkapnia Hiperkapnia adalah kondisi yang terjadi ketika kadar karbon dioksida
(CO2)dalam tubuh meningkat secara signifikan. Ini bisa terjadi karena gangguan pada
sistempernapasan atau sirkulasi darah.

Penyebab

1. Gangguan Pernapasan: Gangguan pernapasan adalah penyebab utama hiperkapnia.


Beberapa kondisi termasuk:
- PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) adalah penyakit paru kronis yang mencakup
bronkitis kronis dan emfisema. Ini menghambat aliran udara keluar dari paru-paru, yang
dapat mengakibatkan penumpukan CO2 dalam darah.
- Sleep apnea adalah gangguan tidur di mana penderita berhenti bernapas sementara
selamatidur.Inidapatmengakibatkanhiperkapniasementaraselamaepisodesleepapnea.
- Gangguan seperti distrofi otot, polio, atau cedera tulang belakang dapat mengganggu
fungsi otot pernapasan, yang dapat menyebabkan peningkatan CO2 dalam darah.
2. Obstruksi fisik pada saluran napas, baik oleh benda asing atau tumor, dapat menyebabkan
penumpukan CO2.
3. Kerusakan pada paru-paru seperti fibrosis paru, edema paru, atau pneumonia yang parah
dapat mengurangi kemampuan paru-paru untuk menghilangkan CO2.
4. Kegagalan pernapasan karena berbagai alasan, termasuk cedera tulang belakang yang
memengaruhi saraf pernapasan, depresi pernapasan karena obat-obatan, atau keracunan
karbon monoksida, dapat menyebabkan hiperkapnia.
5. Beberapa obat atau zat tertentu, seperti obat penenang atau narkotika, dapat menekan
pernapasan dan menyebabkan hiperkapnia jika digunakan dalam jumlah berlebihan.

5
6. Kondisi Metabolik atau Endokrin: Beberapa gangguan metabolik seperti ketoasidosis
diabetikdanpenyakitAddisonjugadapatmenyebabkanperubahandalampolapernapasan dan
hiperkapnia.

Gejala

1. Penderitamungkinmerasasesaknapas,pernapasannyamenjadicepatdandangkal,atau
merasa sulit untuk menghirup dan menghembuskan napas.
2. Penderitamengalamipusingataurasatidakstabil.Inidapatdisebabkanolehgangguan pada
sistem saraf pusat akibat perubahan kadar CO2 dalam darah.
3. Sensasikepalaberat atau pusingjugabisaterjadi.
4. Nyeridadabisamenjadigejaladalamkasusyanglebihparah.
5. PeningkatanCO2dalamdarahdapatmemengaruhifungsiotak,menyebabkangejala
seperti kebingungan, kelesuan, dan perubahan perilaku.
6. Penderitamungkinmerasalemahataumengalamikelemahanotot,terutamaotot-otot
pernapasan.
7. Hiperkapniadapatmemengaruhidetakjantung,menyebabkanaritmiaataudetakjantung
tidak teratur.

Akibat

1. Hiperkapniadapatmengganggupolapernapasannormal,membuatseseorangmerasasulit
bernapasataumengalamiperasaansesak.Inidapatmenyebabkanpernapasandangkalatau
lambat.
2. Peningkatan kadar CO2 dalam darah dapat menyebabkan asidosis respiratorik, yang
mengganggu keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Asidosis respiratorik dapat merusak
jaringan tubuh dan organ-organ, termasuk sistem saraf.
3. Hiperkapniadapatmempengaruhisistemsaraf,menyebabkangejalasepertikebingungan,
kelemahan otot, dan bahkan koma jika kadar CO2 sangat tinggi.
4. Kadar CO2 yang tinggi dalam darah dapat memengaruhi fungsi jantung dan pembuluh
darah. Ini dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah rendah, dan
aritmia jantung.
5. Hiperkapnia dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih rentan
terhadap infeksi dan penyakit.

6
7.Hiperkapnia dapat memengaruhi fungsi ginjal dan mengganggu keseimbangan
elektrolitdalam tubuh.

Pengobatan/Terapi

1. Jikahiperkapniadisebabkanolehpenyakitparu-parusepertipenyakitparuobstruktifkronik
(PPOK), asma, atau pneumonia, perawatan penyebab utama ini harus menjadi prioritas.
Pengobatan penyakit paru-paru yang mendasari dapat membantu mengurangi kadar CO2
dalam darah.
2. Beberapa obat-obatan, seperti bronkodilator, kortikosteroid, atau obat antiinflamasi, dapat
membantu mengatasi hiperkapnia jika itu disebabkan oleh penyakit pernapasan tertentu.
3. Penggunaan oksigen tambahan (oksigen terapi) dapat membantu meningkatkan kadar
oksigen dalam darah, yang dapat membantu mengurangi hiperkapnia.
4. Ventilasimekanis,sepertipenggunaanventilator,dapatdiperlukanjikahiperkapniasangat
parah atau jika fungsi pernapasan sangat terganggu.
5. Nutrisi yang tepat juga dapat menjadi bagian dari pengobatan hiperkapnia, terutama jika
masalahinidisebabkanolehgangguanneuromuskularatauototpernapasan.Dietyangkaya akan
nutrisi dan kalori mungkin diperlukan untuk menjaga kekuatan otot.
6. Penderitahiperkapniamungkin memerlukanfisioterapi untuk membantumemperkuat otot
pernapasan dan memudahkan pernapasan.

3. Hipokapnia

Hipokapniaatauhipokarbiaadalahkondisiketikakadarkarbondioksida(CO2)dalamdarah
menurun di bawah batas normal, yaitu di bawah 35 mmHg atau 4,7 kPa.

Penyebab

Hipokapnia dapat terjadi akibat hiperventilasi atau pernapasan yang terlalu cepat dan
dalam. Penyebab hipokapnia dapat bervariasi dan tergantung pada kondisi individu.
Hipokapnia dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak dan menyebabkan gejala
seperti pusing, kebingungan, kecemasan, stres, asma, pneumonia, emboli paru,dan keracunan
salisilat. dan kelemahan.

Gejala

7
Gejala hipokapnia meliputi kesemutan, kebas, pusing, sakit kepala, kebingungan, dan
kelelahan. Hipokapnia dapat menyebabkan komplikasi seperti asidosis respiratorik,
hipokalsemia, dan kejang.

Akibat

akibat hipokapnia yang dapat terjadi: Penurunan aliran darah ke otak Gejalanya seperti
pusing, kebingungan, dan kelemahan Pada kasus yang lebih parah, hipokapnia dapat
menyebabkan kejang dan koma Hipokapnia dapat menyebabkan peningkatan tekanan kranial
melaluigayamekanisdankebocorankebocoranmelaluigayakimiaHipokapniadapatmenekan
pernapasan hingga titik pingsan akibat hipoksia. Hipoksemia dan hipokapnia dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti otak, hati, dan organ tubuh lainnya.

Pengobatan/terapi

Penangananhipokapniatergantungpadapenyebabnya dandapatmencakupbeberapajenis
pengobatan, seperti pemberian obat-obatan bronkodilator yang membantu otot, penggunaan
ventilator untuk membantu pernapasan, dan terapi oksigen. Penting untuk segera mencari
perawatan medis jika mengalami gejala hipokapnia.

4. Asfiksiaatau sufokasi

Asfiksiaatausufokasiadalahkondisiyangterjadiketikapasokanoksigenketubuhterbatas
atauterhentisepenuhnya.Kondisiinidapatmengancamjiwadanmemilikiberbagaipenyebab.

Penyebabumumasfiksiaatausufokasi

1. Suffocation:Sufokasiadalahpenyumbatanaliranudarakeparu-paru.Inidapatterjadi karena:
a. Tersedak:Ketikabendaasing,makanan,ataucairanterjebakdidalamsalurannapas,
menyebabkan seseorang tidak dapat bernapas.
b. Penyumbatan saluran napas oleh benda asing atau kompresi fisik dapat
menghentikanaliran udara.
c. Menutupwajahseseorangdengantanganataubendalain yangmencegahaliranudarake
hidung dan mulut.

8
2. Sufokasi juga dapat disebabkan oleh kompresi atau penekanan pada leher, yang dapat
menghambat aliran darah ke otak dan oksigen ke paru-paru. Ini bisa disebabkan oleh tali,
tali rafia, atau tangan orang lain.
3. SuddenInfantDeathSyndrome(SIDS):Iniadalahsindromyangmisteriusyangterjadipada
bayiyangtampaknyasehat.SIDSdapatterjaditanpagejalasebelumnyadanseringkalitidak
dapat dijelaskan dengan pasti.
4. Sufokasi dapat terjadi jika seseorang terjebak di dalam kamar garam atau semacamnya, di
mana tidak ada oksigen.

Gejala

1. Kesulitan Bernapas.
2. WarnaKulit Berubah
3. Agitasiatau Kecemasan
4. Kekuranganoksigendapatmenyebabkanpusing,kebingungan,ataukehilangan kesadaran.
5. Keluarnya Cairan dari Mulut: Bisa ada cairan atau lendir yang keluar dari mulut
pasien,yang merupakan respons tubuh terhadap usaha untuk mendapatkan oksigen.
6. Nadipasienmungkinmenjadilebihcepatsebagaiupayatubuhuntukmeningkatkansirkulasi
oksigen yang terbatas.

Akibat

Akibat utama dari asfiksia adalah gangguan oksigenasi. Kekurangan oksigen dalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan pada sel dan organ-organ, terutama otak, jantung, dan
paru-paru. Kadar oksigen yang rendah dalam darah dapat menyebabkan hipoksia, yang dapat
merusak sel-sel tubuh dan berdampak pada berbagai fungsi vital.

Pengobatan/terapi

1. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mengatasi asfiksia atau sufokasi,
termasuk tindakan pertolongan pertama seperti Heimlich maneuver jika ada tersedak
makanan atau benda asing.
2. panggilandaruratmedis segera.
3. ResusitasiCardiopulmoner(RCP)Jikatidakadadetakjantungataupernapasan,RCPharusseger
a dimulai. Untuk orang dewasa, Anda harus memberikan kompresi dada dalam rasio30:2
(30 kompresi dada diikuti oleh 2 ventilasi).Untuk bayi, perbandingan kompresi dadadan
ventilasi adalah 15:2.

9
Penutup

Gangguan atau kelainan pada sistem respirasi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor,baik faktor fisik maupun lingkungan. Gangguan atau kelainan pada sistem respirasi
dapatmenyebabkan berbagai gejala, seperti sesak napas, batuk, suara serak, sakit tenggorokan,
danlain sebagainya.

Tiga kondisi pertama dari penyakit penapasan diatas (hipoksia, hiperkapnia,


danhipokapnia)berkaitaneratdenganmasalahpernafasandanperubahankadaroksigendankarbond
ioksidadalam darah. Sedangkan asifiksiadapat menyebabkan kematian merupakan
keadaandarurat
yangmemerlukantindakancepatuntukmenghindaridampakserius,bahkankematian.Penting
untuk memahami gejala dan penyebab dari masing-masing kondisi ini sehinggatindakan
medis yang tepat dapat diambil untuk menjaga kesehatan dan keselamatan individu.untuk
penanganan padasetiap gejalapasti berbeda tergantungapapenyebabnya, namun
untukmencegah dapat dimulai dari mengatur pola hidup yang sehat seperti tidak merokok
dansebagainya.

Daftar Pustaka

Budi,D.B.S.,Maulana,R.,&Fitriyah,H.(2019).SistemdeteksigejalaHipoksiaberdasarkan
saturasioksigendandetakjantungmenggunakanmetodefuzzyberbasisarduino.Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 3(2), 1925-1933.

Elizabeth,J.Corwin.2009.BukuSaku Patifisioloogi EdisiRevisi 3.Jakarta: EGC

MurrayT.,EkaHandayani.,&MarshellB.,(2020).ResponSistemRespirasiTerhadapKeadaan
HipoksiaPadamanusia,.JurnalPendidikanDokter,FakultasKedokteran,Universitas
Indonesia JIMKI Volume 8 No.3 | September 2020 – Februari 2021

Nuryawan, I., & Sikumbang, K. M. (2023). Tatalaksana Gagal Nafas pada Pasien Peripartum
Kardiomiopati. Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia, 6(1), 17-27.

SriRahayu.,KevinJ.,&Suarli.,S(2018).BukuAnatomiFisiologiManusia.Jakarta:erlangga
Medical Series

Suzuki, T. (1996). Suffocation and related problems. Forensic science international, 80(1-2),
71-78.
1
0
Zain, L. A., Maulana, R., & Utaminingrum, F. (2021). Deteksi Hipoksia Berdasarkan Detak
Jantung, Saturasi Oksigen, Volume Dan Irama Pernafasan Menggunakan Metode K-
Nearest Neighbor. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
5(1), 146-153.

Zuriati,Z.,Suriya,M.,&Ananda,Y.(2017).BukuAjarAsuhanKeperawatanMedikalBedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC & NOC.

1
1

Anda mungkin juga menyukai