Anda di halaman 1dari 3

Essay

KANWIL KEMENKUMHAM SUMATERA UTARA


1. PENDAHULUAN
Pesta demokrasi pada sistem politik Indonesia merujuk pada pemilihan umum. Pemilu pada
bulan Februari tahun 2024 merupakan Pemilu serentak antara lain pemilihan legislatif dan
pemilihan presiden dan wakil presiden. Pesta demokrasi merupakan perayaan politik di mana
masyarakat telah memiliki kesadaran penuh tentang hak-hak politik mereka dalam pemilu.
Berbicara mengenai hak-hak politik warga binaan Pemasyarakatan tentunya memiliki hak
berpartisipasi pada pemilu, hal ini sesuai dengan Undang-Undang nomor 39 tahun 1999
tentang HAM Pasal 43 ayat 1 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak untuk dipilih
dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara
yang langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Warga binaan Pemasyarakatan yang terdiri dari narapidana dan tahanan merupakan kelompok
rentan dalam pemilu yang harus diperhatikan hak pilihnya. Adapun untuk memastikan
terpenuhinya hak pilih warga binaan pemasyarakatan sehingga perlu difasilitasi TPS khusus
Lapas/Rutan dalam bentuk kerjasama Kemenkumham dengan sejumlah pihak yang terkait.
Seorang ASN Kemenkumham yang bekerja sebagai petugas Pemasyarakatan pada
Lapas/Rutan memiliki peran khusus untuk menyukseskan pesta demokrasi pada TPS khusus
Lapas/Rutan.
Penyusun merupakan petugas Pemasyarakatan Lapas kelas IIB Tanjung Balai dan telah
menyelesaikan Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara pada tahun 2017.
Hal inilah yang melatarbelakangi penyusun untuk menyusun essay dengan judul “Peran
Petugas Pemasyarakatan Dalam Menghadapi Pesta Demokrasi Pada TPS Khusus
Lapas/Rutan”.
2.PEMBAHASAN
A. Petugas Pemasyarakatan
Petugas Pemasyarakatan adalah sebutan bagi aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di
lembaga pemasyarakatan (Lapas) atau rumah tahanan (Rutan). Mereka memiliki tugas dan
tanggung jawab yang sangat penting dalam sistem peradilan pidana di Indonesia.
1.Tugas dan Fungsi Petugas Pemasyarakatan
Tugas pokok Petugas Pemasyarakatan adalah melaksanakan tugas dan fungsi pemasyarakatan
dalam rangka mencapai tujuan pemasyarakatan.
2. Tujuan pemasyarakatan adalah:
- Membina Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari kesalahan, bertobat, dan tidak mengulangi tindak pidana.
- Membantu Pemerintah dalam rangka menegakkan hukum, ketertiban, dan keamanan
masyarakat.
Fungsi Petugas Pemasyarakatan adalah:
- Pengamanan dan perawatan WBP.
- Pembinaan WBP.
- Pembimbingan dan pendampingan WBP.
- Penelitian kemasyarakatan.
- Kerja sama dengan instansi terkait.
3. Jenis Petugas Pemasyarakatan
Berdasarkan jenjang kepangkatannya, Petugas Pemasyarakatan terdiri dari:
- Pejabat struktural, yaitu petugas yang memiliki jabatan dan kewenangan tertentu.
- Pejabat fungsional, yaitu petugas yang memiliki kompetensi khusus di bidang
pemasyarakatan.
- Petugas pelaksana, yaitu petugas yang melaksanakan tugas-tugas teknis di bidang
pemasyarakatan.
B. Tempat Pemungutan Suara (TPS) Khusus Lapas/Rutan
Menurut Pasal 1 UU No. 7 Tahun 2017 (UU Pemilu), TPS singkatan dari Tempat
Pemungutan Suara. Pengertian TPS adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara dalam
pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu).
1. TPS Khusus
Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 7 Tahun 2022, lokasi khusus meliputi beberapa
tempat. Di antaranya adalah Lembaga Pemasyarkatan, rumah tahanan, panti sosial, panti
rehabilitasi, relokasi bencana, daerah konflik, sekolah berasrama termasuk daerah-daerah
yang perlu didata untuk memfasilitasi pemilih di lokasi khusus.
TPS khusus bertujuan untuk memfasilitasi pemilih yang tidak bisa memilih di domisilinya
saat hari pemungutan suara karena kondisi tertentu dan terkonsentrasi di suatu tempat.
2. Aturan Penyelanggaraan Pemilu
Aturan TPS dalam Penyelenggaraan Pemilu berdasarkan PKPU No. 15 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum, disebutkan bahwa TPS termasuk dalam jenis
perlengkapan penyelenggaraan Pemilu.
Penyelanggaraan Pemilu pada TPS Khusus Lapas/Rutan KPU melalui KPU Kabupaten/Kota
dapat menyusun daftar pemilih di lokasi khusus. Pemilih yang tidak dapat memilih di TPS
asal pada hari pemungutan suara, dapat menggunakan hak pilihnya di TPS lokasi khusus.
Dalam menyusun daftar pemilih di lokasi khusus Lapas/Rutan, KPU melalui KPU
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan pejabat yang berwenang di Lapas/Rutan . Kooordinasi
KPU Kabupaten/Kota dengan pejabat yang berwenang di lokasi khusus Lapas/Rutan
ditetapkan dengan keputusan KPU.
3. Peran Petugas Pemasyarakatan Dalam Pemilihan Umum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melaporkan jumlah penghuni Lembaga
Pemasyarakatan di Indonesia mencapai 265.897 orang per 24 Maret 2023. Jumlah tersebut
telah melebihi total kapasitas lapas di dalam negeri yang sebesar 140.424 orang.
Dengan demikian, overkapasitas lapas di Indonesia mencapai 89,35%. Dilihat dari banyak
jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan sangat tidak sebanding dengan jumlah Petugas
Pemasyarakatan. Hal ini tentu akan berdampak mempersulit pengawasan pada aktivitas
Warga Binaan Pemasyarakatan.
Khususnya pada kegiatan Pemilu yang akan menyebabkan mobilitas Narapida atau Tahanan
didalam Lapas/Rutan. Maka diperlukan peranan Petugas Pemasyarakatan untuk menjaga
kestabilan keamanan dan ketertiban. Selain tetap tegas pada peraturan yang ada di
Lapas/Rutan, Petugas Pemasyarakatan perlu melakukan sosialisasi pada Warga Binaan
Pemasyarakatan agar Pemilu dapat berjalan dengan damai dan lancar, yakni menekankan
bahwa tidak boleh kampanye yang bersifat menyinggung suku, agama, ras dan kelompok
tertentu. Meningkatkan iman dan ketaqwaan Warga Binaan Pemasyarakatan dengan
mendampingi serta memfasilitasi pembinaan yang bersifat kerohaniaan

Anda mungkin juga menyukai