Tanggapan Sengketa Pemilu 2024
Tanggapan Sengketa Pemilu 2024
NIM : P07124224012R
Kelas Banjarbaru
TUGAS PANCASILA
Netralitas Pejabat di Indonesia dalam Pemilu
Alasan pegawai ASN harus bersikap netral dalam Pemilu, dijelaskan dalam Pasal 2 UU No 5
Tahun 2014 yang berbunyi: “Setiap pegawai ASN harus patuh pada asas netralitas dengan
tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan
tertentu”. Kemudian, dalam regulasi tersebut juga dijelaskan, bahwa dalam upaya menjaga
netralitas ASN dari pengaruh partai politik dan untuk menjamin keutuhan, kekompakan, dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas
yang dibebankan, ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Aturan
ketentuan netralitas ASN dalam Pemilu 2024 yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil secara jelas mengatur ketentuan
netralitas dalam Pemilu.
Netralitas ASN penting untuk memastikan tidak ada penggunaan fasilitas negara dalam upaya
menyokong peserta pemilu tertentu. Alasan itu juga mendasari peraturan yang mewajibkan
netralitas aparat negara lainnya di pemilu, seperti anggota TNI/POLRI, pegawai Komisi
Pemilihan Umum (KPU), dan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Kewajiban para
aparatur negara tersebut bersikap netral dalam pemilu telah secara jelas diatur di UU Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) serta beberapa undang-undang lainnya.
Sanksi atas pelanggaran terhadap kewajiban netralitas dalam pemilu itu bervariasi, mulai dari
teguran, hukuman administratif, hingga pemecatan.