Anda di halaman 1dari 2

23_Oktober_SADRIANA

Sistem Pemilu dan Pemerintahan di Indonesia

1. Konstitusi Politik

Penjelasan simple dari Konstitusi adalah Undang-undang dasar sedang konstitusi politik adalah
tentang norma-norma dalam penyelenggaraan Negara, hubungan rakyat dengan pemerintah
dan hubungan antar lembaga. Ciri-ciri dari presidensil adalah presiden dipilih langsung oleh
rakyat.

2. System Pemilu di Indonesia

Sistem pemilu merupakan sekumpulan aturan yang bertugas untuk mengubah perolehan suara
partai politik menjadi kursi. Keluarga system pemilu terdiri dari plularitas/mayoritas, campuran,
proporsional dan lainnya.

System pemilu plularitas/mayoritas adalah system pemilu yang berdasarkan lokasi tempat
pemilihan bukan berdasarkan jumlah penduduk. Kandidat yang memiliki suara tertinggilah yang
kemudia keluar menjadi pemenang tanpa menghitung selisih. System yang sederhana untuk
menang cukup mendapatkan suara banyak dari suara lawan. Ciri khas dari system ini adalah
pemilihan ini hanya memiliki satu kursi suara sehingga untuk menentukan pemenang cukup
sederhana, yang memperoleh suara terbanyak. Model system ini ada lima yaitu: First Past The
Post, Block Vote, Two Round System, Alternative Vote Alternative Vote dan Party Block Vote.

System pemilu proporsional adalah system yang jumlah kursinya ditentukan oleh jumlah
penduduk didaerah pemilihaan. Dalam system ini memberikan kesempatan kepaada partai kecil
untuk menang tergaantung perolehan jumlah suara. System inilah yang dianggap lebih mewakili
suara rakyat. Model system ini terdiri dari dua proporsional terbuka dan tertutup.

System pemilu campuran adalah penggabungan dari dua system pemilu sbelumnya. Varian
system pemilu campuran Mixed Member Proporsional dan paralel

3. Sistem Kepartaian dan Sistem Pemerintahan Indonesia

System kepartaian adalah suatu peraturan hubungan interaksi antar partai dalam system politik.
Indonesia sendiri menganut system multipartai, yang dimaksud dengan system multipartai
adalah suatu system yang terdiri dari pelbagai partai yang akan berkompetisi dalam pemilu.

4. Penyelenggara Pemilu

Merujuk kepada UU No.7 Tahun 2017 lembaga penyelenggara pemilu terdiri dari KPU,
BAWASLU dan DKPP. Pentinggnya ada penyelenggara pemilu agar pemilu bisa berjalan secara
demokratis. Lembaga-lembaga inilah yang pada akhirnya mengimplementasikan maksud dari
kerangka hukum dan sistem pemilu yang berlaku, mengelola kontestasi antar peserta pemilu
serta memastikan jalannya tahapan penyelenggaraan Pemilu sebagaimana dikehendaki hukum
yang berlaku.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) tugas, wewenagn dan kewajiban KPU diatur dalam undang-
undang No. 7 Tahun 2017.

Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) adalah lembaga pengawas yang mengawasi


penyelenggaraan pemilu. Berdasarkan Undang-undang pemilu jajaran bawaslu terdiri dari
bawaslu pusat yang berkedudukan di ibu kota negara, bawaslu provinsi yang berkedudukan di
Ibu kota provinsi, bawaslu kabupaten/kota yang berkedudukan di ibu kota, panwaslu
kecamatan yang berkedudukan di kecamatan, panwaslu desa/kelurahan yang berkedudukan di
desa, panwaslu LN di kantor perwakilan RI, pengawas TPS yang berkedudukan di setiap TPS.
Tugas, wewenang dan kewajiban Bawaslu diatur dalam undang-undang No.7 tahun 2017
tentang pemilu.

Dewan Kehormantan Penyelenggara Pemilu (DKPP) lembaga yang akan menangani pelanggaran
kode etik yang dilakukan oleh penyelenggran pemilu. DKPP hanya berada pada tatanan nasional
saja sehingganya ia berkedudukan di ibu kota Negara. Dalam UU No.7 tahun 2017 semua
anggota DKPP dari setiap unrsur diajukan kepada presiden.

5. Tata Kelola Pemilu

Tata kelola dalam pemilu merupakan hal yang penting dilakukan untuk menciptakan pemiluh
yang berintegritas. Tata kelola pemilu sangat berkaitan dengan fungsi, wewenang dan tugas
lembaga penyelenggara. Tata kelola pemilu: Proses pembuatan hukum pemilu (Regulasi), proses
penyelenggaraan pemilu (electoralprocess), Badan penyelenggara
pemilu(electoralmanagementbody), dan Sistem penegakkan hukum dan penyelesaian sengketa
pemilu (ElectoralJustice). Tata kelola yang akan membentuk pemilu yang berkualitas sebaiknya
meliputi: Independensi, imparsial, integritas, transparansi, efisiensi dan orientasi.

Anda mungkin juga menyukai