Anda di halaman 1dari 20

STATISTIK DESKRIPTIF

SULISTIYANTI, S.E., M.E.


PENDAHULUAN
Awalnya statistika memiliki pengertian tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan informasi numerikal, namun dalam
perkembangannya statistika memiliki pengertian yang lebih luas yang
tidak sekadar berbicara tentang informasi numerikal
Secara umum, statistika didefinisikan sebagai:
◦ Ilmu dan seni, ada juga yang mengatakan sebagai teknik, tentang
pengumpulan data, penyajian data, analisis data dan pengambilan
kesimpulan.
STATISTIK DESKRIPTIF DAN INDUKTIF
Secara umum statistika dibedakan menjadi 2 macam bidang, yaitu Statistika
Deskriptif dan Statistika Induktif/Inferensial
◦ Statistika deskriptif adalah bidang ilmu statistika yang mempelajari tata cara pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami misalnya dalam
bentuk gambar, tabel ataupun grafik.
◦ Statistika inferensial/induktif adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji,
menaksir, dan mengambil kesimpulan dari seluruh data populasi atau data sampel yang
dipilih dari populasi.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah seluruh obyek yang ingin diketahui besaran karakteristiknya.
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik sama dengan
karaktersitik populasinya.
Hubungan populasi dan sampel:
DATA
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya
kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik kesimpulan.
Jenis data berdasarkan sifat:
1. Data kuantitatif
Suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk numerikal.
Data kuantitatif bisa dibedakan antara data diskrit (berupa bilangan bulat) dan data kontinu (bisa
pecahan)

2. Data kualitatif
Suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk non-numerikal atau
atribut-atribut, misalnya gender, jenis pekerjaan, kualitas produk dll
Jenis data berdasarkan waktunya:
1. Data silang (cross section)
2. Data runtut waktu (time series)
3. Data panel (gabungan antara cross section dan time series)
Jenis data berdasarkan sumbernya:
1. Data primer: data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
2. Data sekunder: data yang diperoleh dari data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain.
◦ Instansi pemerintah yang memiliki tugas mengumpulkan dan mempublikasikan data resmi
pemerintah adalah Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya data PDRB, pertumbuhan ekonomi, inflasi,
tingkat kemiskinan dll
PENGUKURAN
Mengukur (measure), secara umum, bisa dipahami sebagai sebuah proses penyematan angka
atau label kepada obyek (benda, orang, keadaan, dan lain-lain) untuk mengkuantifikasi atau
mengkualifikasi atribut tertentu dari obyek itu.
◦ Berapa harganya?
◦ Berapa jauhnya?
◦ Berapa suhunya?
◦ Berapa beratnya?
◦ Bagaimana hasil ujiannya?
◦ Siapa yang lebih baik?
◦ Dan seterusnya ...
SKALA PENGUKURAN
Ada 4 jenis skala pengukuran:
1. Skala nominal: angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja, dan
tidak menunjukkan tingkatan apa-apa. Misal NIK, NIM, nomor rumah dll
2. Skala ordinal: angka yang diberikan di mana angka-angka tersebut mengandung pengertian
tingkatan. Misal: kurang baik, cukup baik, baik, baik sekali
3. Skala interval: skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari obyek yang
mempunyai sifat ukuran ordinal, dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang
sama dan merupakan ciri dari obyek yang diukur
4. Skala rasio: skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal, dan interval disamping
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari obyek yang diukur.
PENGAMBILAN DATA SAMPEL
Random sederhana (simple random sampling)
◦ Pengambilan sampel secara acak sehingga setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel, misalnya dengan cara undian.
Random berstrata (stratified random sampling)
◦ Pengambilan sampel yang populasinya dibagi-bagi menjadi beberapa bagian/stratum, anggota-anggota dari
stratum dipilih secara random, kemudian dijumlahkan, jumlah ini membentuk anggota sampel.
Sistematis (systematic sampling)
◦ Pengambilan sampel berdasarkan urutan tertentu dari populasi yang telah disusun secara teratur dan diberi
nomer urut.
Luas/sampel kelompok (cluster sampling)
◦ Pengambilan sampel tidak langsung memilih anggota populasi untuk dijadikan sampel tetapi memilih
kelompok tertentu terlebih dahulu, yang termasuk sebagai sampel adalah anggota yang berada dalam
kelompok terpilih tersebut. Jika kelompok-kelompok tersebut merupakan pembagian daerah-daerah
geografis, maka cluster sampling ini disebut juga area sampling
PENYAJIAN DATA
Penyajian data merupakan cara yang digunakan untuk meringkat, menata, mengatur atau
mengorganisir data sehingga data mudah untuk dimengerti oleh pihak yang berkepentingan
dengan data tersebut.
Penyajian data biasa dilakukan dengan menggunakan tabel, gambar atau grafik.
Penyajian data dengan tabel:
◦ Secara umum penyusunan tabel memerlukan identitas judul tabel, judul baris, judul kolom, badan tabel
catatan dan sumber data.
◦ Penyajian data dengan tabel bisa berupa tabel satu arah, dua arah, ataupun beberapa arah.
◦ Tabel satu arah merupakan tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal atau satu karakteristik
saja, misal daftar jumlah kehadiran dalam satu semester.
◦ Tabel dua arah merupakan tabel yang menunjukkan hubungan antara dua hal atau karakteristik, misal
persentase keluarga yang memiliki telepon dan telepon seluler
CONTOH PENYAJIAN TABEL
CONTOH PENYAJIAN GRAFIK
CONTOH PENYAJIAN GRAFIK
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi frekuensi merupakan penyusunan data ke dalam kelas-kelas tertentu dimana setiap
individu/item hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja. (pengelompokkan data
berdasarkan kemiripan ciri)
Beberapa istilah dalam tabel distribusi frekuensi:
Kelas: penggolongan data yang dibatasi dengan nilai terendah dan nilai tertinggi yang masing-masing
dinamakan batas kelas.
Interval kelas: interval yang diberikan untuk menetapkan kelas-kelas dalam distribusi
Batas kelas: bilangan terkecil dan terbesar yang masuk dalam kelas interval tertentu.
Tepi kelas: batas kelas yang sebenarnya, terdiri dari tepi kelas bawah dan tepi kelas atas (tepi kelas bawah
bisa dicari dengan menghitung rata-rata antara batas bawah kelas dengan batas atas dari kelas
sebelumnya)
Titik tengah: rata-rata hitung dari batas bawah dan batas atas kelas.
MEMBENTUK TABEL DISTRIBUSI
FREKUENSI
Langkah-langkah:
1. Mengurutkan data
2. Memperkirakan jumlah kelas; menggunakan rumus Sturges k = 1+3,322 log (n) dimana
n=jumlah observasi
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
3. Menentukan interval: 𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
4. Melakukan penturusan/tabulasi data mentah yang sudah diurutkan ke dalam kelas interval
yang sudah dihasilkan pada langkah 3.
CONTOH TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
NO KELAS NILAI UJIAN FREKUENSI Jumlah kelas = 7
1 31 – 40 9 Interval kelas = jarak antar kelas = 10
2 41 – 50 32
Batas bawah kelas 1 = 31
3 51 – 60 43
Batas atas kelas 1 = 40
4 61 – 70 21
31+40
5 71 – 80 11 Titik tengah kelas 1 = = 35,5
2
6 81 - 90 3 40+41
Tepi kelas bawah kelas 2 = = 40,5
7 91 - 100 1 2
50+51
TOTAL 120 Tepi kelas atas kelas 2 = = 50,5
2
TEPI KELAS DAN FREKUENSI KUMULATIF
NO KELAS NILAI FREKUENSI TEPI KELAS ATAS FREKUENSI KUMULATIF
1 31 - 40 9 40,5 9
2 41 - 50 32 50,5 41
3 51 - 60 43 60.5 84
4 61 –70 21 70,5 105
5 71 - 80 11 80.5 116
6 81 - 90 3 90,5 119
7 91 - 100 1 100,5 120
TITIK TENGAH DAN HISTOGRAM
NO KELAS INTERVAL TITIK FREKUENSI DISTRIBUSI NILAI
NILAI TENGAH 50

1 31 – 40 35,5 9 45

40
2 41 - 50 45,5 32
35
3 51 – 60 55,5 43 30

Frekuensi
4 61 – 70 65,5 21 25

5 71 – 80 75,5 11 20

15
6 81 – 90 85,5 3
10
7 91 - 100 95,5 1 5

0
35.5 45.5 55.5 65.5 75.5 85.5 95.5
Titik Tengah
LATIHAN
Tabungan Frekuensi 1. Carilah tepi kelas atas dari masing-masing
(Juta) (Orang) kelas dan frekuensi kumulatifnya.
1-5 4
6 - 10 6 2. Carilah titik tengah dan gambarkan
11 - 15 6 histogramnya.
16 - 20 14
21 - 25 22
26 - 30 18
31 - 35 16
36 - 40 6
41 - 45 4
46 - 50 4
Total 100
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai