Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DISTRIBUSI FREKUENSI

Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data, maka pada umumnya kegiatan
tersebut akan menghasilkan kumpulan data angka yang keadaannya tidak teratur dan masih
merupakan data yang sifatnya kasar dan mentah karena data tersebut belum dapat memberikan
informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang dimiliki oleh kumpulan angka
tersebut. Oleh karena itu, agar data angka yang telah dikumpulkan tersebut dapat memberikan
informasi yang berarti maka kumpulan angka tersebut harus disajikan dalam bentuk yang ringkas
dan jelas. Salah satu cara untuk meringkas data yang masih mentah atau belum teratur adalah
dengan Distribusi Frekuensi.

A. Pengertian Frekuensi
Kata “frekuensi” dalam statistik mengandung pengertian angka (bilangan) yang
menunjukkan seberapa kali suatu variabel (yang dilambangkan dengan angka-angka) muncul
dalam deretan angka tersebut.
Contoh : Nilai yang berhasil dicapai oleh 10 orang siswa dalam tes Statistik adalah sbb :

60 50 75 60 80 40 60 70 100 75

Jika kita amati, maka dalam deretan nilai hasil tes tersebut, nilai 60 muncul sebanyak 3
kali; atau bahwa siswa yang memperoleh nilai 60 itu banyaknya 3 orang. Maka disini dapat
dikatakan bahwa nilai 60 itu berfrekuensi 3. Nilai 70 hanya muncul sebanyak 1 kali saja; ini
berarti bahwa nilai 70 itu berfrekuensi 1. Nilai 75 dicapai oleh 2 orang siswa, atau nilai 75 ada
sebanyak 2 buah, disini kita katakan bahwa nilai 75 berfrekuensi 2. Demikian seterusnya.

B. Pengertian Distribusi Frekuensi (DF)


Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan
kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap kelas. Definisi lain mengenai DF
adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau kategori tertentu dalam sebuah
daftar. Jika data yang berupa nilai statistik dari 10 orang mahasiswa kita sajikan dalam bentuk
tabel, maka pembagian dan pencarn frekuensi dari hasil nilai tes tersebut akan tampak seperti
berikut :
Banyaknya
Nilai
(orang)
100 1
80 1
75 2
70 1
60 3
50 1
50 1
40 1
Total 10

Distribusi Frekuensi Page 1


C. Tabel Distribusi Frekuensi (DF)
Apa yang dimaksud dengan tabel ?. Tabel adalah alat penyajian data statistik yang
berbentuk kolom dan lajur. Dengan demikian Tabel DF dapat diberi pengertian sebagai alat
penyajian data statistik yang berbentuk kolom dan lajur, yang di dalamnya memuat angka-angka
yang menggambarkan pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang menjadi objek
penelitian.
Dalam suatu tabel DF akan kita dapati: 1) variabel, 2) frekuensi; 3) jumlah frekuensi.
Dalam contoh tabel di atas, angka-angka 100, 80, 75, 70, 60, 50, dan 40 adalah angka yang
melambangkan variabel nilai tes, angka 1,1,2,1,3,1,dan 1 adalah angka yang menunjukkan
frekuensi, sedangkan angka 10 adalah jumlah frekuensi.

Sebuah Tabel DF akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut :


1. Kelas-kelas, yaitu kelompok nilai data
Contoh : Lihat Tabel 1
Tabel 1 mempunyai kelas sebanyak 5

2. Batas Kelas, yaitu nilai yang membatasi antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Terdapat dua batas kelas yaitu Batas Kelas Bawah dan Batas Kelas Atas. Batas kelas
merupakan batas semu dari masing-masing kelas.
Contoh : Lihat Tabel 1
Batas kelas-kelas : 50, 59, 60, 69, 70, 79, 80, 89, 90, 99
Batas bawah kelas-kelas : 50, 60, 70, 80, 90
Batas atas kelas-kelas : 59, 69, 79, 89, 99

3. Tepi Kelas (Batas Nyata), yaitu batas kelas yang tidak memiliki tempat untuk angka-angka
antar kelas yang satu dengan yang lainnya, disebut juga batas kelas nyata. Terdapat dua tepi
kelas, yaitu tepi kelas bawah dan tepi kelas atas.
Contoh : Lihat Tabel 1
Tepi Kelas (Batas Nyata) adalah : 49.5; 59.5; 69.5; 70.5; 79.5; 89.5; 99.5
Tepi bawah (Batas Nyata Bawah) kelas-kelas : 49.5; 59.5; 69.5; 79.5; 89.5
Tepi atas (Batas Nyata Atas) kelas-kelas : 59.5; 69.5; 79.5; 89.5; 99.5

4. Titik Tengah, yaitu angka atau nilai data yang tepat terletak di tengah-tengah suatu kelas.
Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya. Titik tengah kelas = ½ (batas
atas + batas bawah) kelas
Contoh : Lihat Tabel 1
Titik Tengah kelas-kelas adalah : 54.5; 64.5; 74.5; 84.5; 94.5
Kelas interval pertama : 50 – 59 mempunyai titik tengah 1/2 (50 + 59) = 54.5
Kelas interval kedua : 60 – 69 mempunyai titik tengah 1/2 (60 + 69) = 64.5
dst

5. Interval Kelas, yaitu selang yang memisahkan kelas yang satu dengan yang lain.
Contoh : lihat Tabel 1.
Interval Kelas-kelas adalah : 50 – 59 , 60 – 69, 70 – 79 ; 80 – 89 ; 90 – 99
Kelas interval pertama adalah 50 – 59,

Distribusi Frekuensi Page 2


Kelas interval kedua adalah 60 – 69
Dst

6. Panjang Interval Kelas, yaitu jarak tepi atas kelas (batas nyata) dengan tepi bawah kelas
(batas nyata)
Panjang Interval Kelas-kelas masing-masing : 10 (didapat dari selisih antara Batas Nyata
Atas dengan Batas Nyata Bawah.
Pada kelas interval 50 – 59 jika dihitung panjang intervalnya adalah : 59.5 - 49.5 = 10
Pada kelas interval 60 – 69 jika dihitung panjang intervalnya adalah : 69.5 - 59.5 = 10
dst

7. Frekuensi Kelas, yaitu banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu.
Frekuensi Kelas-kelas : 16, 32, 20, 17, 15

Tabel 1. Nilai statistik dari 100 orang mahasiswa

Nilai Frekuensi (f)


50 – 59 16
60 – 69 32
70 – 79 20
80 – 89 17
90 – 99 15
100

D. Cara Membuat Distribusi Frekuensi


Walaupun pada pembuatan suatu DF ada aturan-aturan tertentu, namun sebuah DF pada
dasarnya tidak ada aturan yang mengikat, sehingga sebuah data mentah bisa saja ditampilkan
dalam bentuk lebih dari satu DF. Pembuatan sebuah DF lebih tepat jika tetap mengikuti
pedoman-pedoman yang ada, namun juga tidak meninggalkan unsur subyektivitas atau kegunaan
khusus yang mungkin ada. Berikut diberikan cara membuat DF adalah sebagai berikut :

Contoh : Berikut diberikan kasus data mentah berupa nilai Ujian Statistik dari 40 mahasiswa di
Unbor yang disusun menjadi sebuah Distribusi Frekuensi agar data bisa bermakna.

66 75 80 69 82 73 74 72 79 71
70 75 71 70 70 75 76 77 77 67
72 73 72 74 75 74 73 74 65 72
78 72 74 79 74 71 75 74 72 68

Keterangan :
Nilai ujian mempunyai skor terendah 0 dan skor tertinggi 100. Dengan demikian pada data di
atas, mahasiswa pertama memperoleh nilai 66, mahasiswa kedua memperoleh nilai 70,
mahasiswa ketiga mempunyai nilai 72, ……dan seterusnya.

Distribusi Frekuensi Page 3


Dari data di atas, apa yang bisa dijelaskan atau disimpulkan ? Tentu saja dengan data yang masih
sangat sederhana dan acak seperti itu, sulit untuk memberikan gambaran tentang “ISI” dari data
tersebut. Untuk itu, data di atas harus diolah agar lebih informatif . Langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah sbb :

1. Data-data diurutkan dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar


Mengurutkan kumpulan data di atas yaitu dari data terkecil ke terbesar (ascending) atau dari
data terbesar ke data terkecil (descending). Sehingga data di atas setelah diurutkan dari nilai
terkecil ke nilai terbesar menjadi seperti yang di bawah ini :

65 66 67 68 69 70 70 70 70 71
71 71 72 72 72 72 72 72 73 73
73 74 74 74 74 74 74 74 75 75
75 75 75 76 77 79 79 79 80 82

2. Tentukan jangkauan (range) dari data, dengan cara:

R= Nilai data terbesar – Nilai data terkecil + 1

Dengan telah dilakukan pengurutan, data menjadi lebih berarti. Dari data hasil pengurutan di
atas terlihat bahwa nilai ujian terkecil adalah 65 dan nilai tertinggi adalah 82. Dari kedua nilai
tersebut bisa didapat selisih keduanya, yang disebut dengan range, yakni (82 – 65) + 1 = 18
Walaupun penyusunan dengan pengurutan sudah memberikan sedikit gambaran, namun hal
itu tetap masih kurang memuaskan untuk mencari deskripsi dari data di atas. Sebagai contoh
dari data yang sudah diurutkan di atas tidak bisa dijawab secara cepat pertanyaan-pertanyaan
berikut :
Sebagian besar mahasiswa mendapat nilai berapa ?
Berapa jumlah mahasiswa yang mendapat nilai antara 68 – 70 ?
Berapa jumlah mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 60 ?
Berapa jumlah mahasiswa yang mendapat nilai di atas 60 ?

Untuk itu, pada data yang sudah diurutkan di atas bisa dibuat distribusi frekuensi. Disribusi
frekuensi akan membagi data menjadi kelompok-kelompok (kelas), sehingga data asal bisa
didistribusikan menjadi kelompok-kelompok yang proporsional dan lebih berarti. Dengan
kata lain, bahwa tujuan dari pembuatan distribusi frekuensi adalah mengumpulkan dan
mengatur data secara numerik.

3. Menentukan Jumlah Kelas


Jumlah kelas pada prinsipnya bisa ditentukan secara subyektif (memilih atau menetapkan
sesuai dengan yang dibutuhkan), walaupun secara umum jumlah kelas yang baik berkisar
antara 5 s/d 20 kelas.
Jika jumlah kelas terlalu kecil, misal ada 500 data dengan jumlah kelas hanya 5, maka
banyak informasi yang penting akan hilang. Seperti data nilai di atas, jika hanya
digunakan dua kelas, maka tetap sulit mengetahui berapa mahasiswa yang mendapat nilai
60 di atas, nilai antara 68 – 70, dan sebagainya.

Distribusi Frekuensi Page 4


Jika jumlah kelas terlalu banyak dengan data yang relatif sedikit, misal untuk 50 data ada
20 kelas, maka tiap kelas relatif hanya mendapat 3 data. Akibatnya isi data menjadi kabur
atau hampir tidak ada bedanya dengan jika tidak dilakukan distribusi frekuensi.
Menggunakan rumus H.A. Sturges (1926)

k = 1 + 3.3 log n

dimana : k = Jumlah kelas (bil bulat); n = banyaknya data

Untuk data nilai ujian statistik 40 mahasiswa di atas, jumlah kelas yang dianjurkan adalah :
k = 1 + 3.3 log 40 = 6.3 dibulatkan = 6

Dengan demikian, 40 data di atas akan dibuat distribusi frekuensi dengan kelas sebanyak 6
kelas.
4. Tentukan panjang interval kelas (i)
Setelah jumlah kelas ditetapkan, selanjutnya adalah menentukan panjang interval tiap
kelas, dengan rumus :

i = R/k

dimana : i = interval kelas; R = jangkauan; k = jumlah kelas


Dari data di atas, panjang interval kelas (i) = 18/6 = 3

5. Menyusun distribusi frekuensi


Dengan menentukan batas bawah kelas pertama, biasanya dipilih dari nilai data terkecil
Dari data di atas nilai terkecil adalah 65
Dengan jumlah kelas = 6 dan panjang interval kelas = 3, jika dibuat tabel distribusi
frekuensi, didapat tabel sbb :

Nilai Frekuensi
65 – 67 3
68 – 70 6
71 – 73 12
74 – 76 13
77 – 79 4
80 – 82 2
Jumlah 40

Distribusi Frekuensi Page 5


Langkah-Langkah Membuat Distribusi Frekuensi
1. Data-data diurutkan dari nilai yang terkecil ke nilai yang terbesar
2. Tentukan jangkauan (range) dari data, dengan cara:

nilai data terbesar – nilai data terkecil + 1

3. Tentukan banyaknya kelas (k)


Banyaknya kelas dapat ditentukan dengan cara :
Memilih atau menetapkan sesuai dengan yang dibutuhkan
Dengan rumus Sturgess

k = 1 + 3.3 log n

dimana : k = bil bulat; n = banyaknya data

Menggunakan rumus : k = (R/i) + 1


Dimana : R = jangkauan; i = panjang interval kelas
Cara ini dipakai dengan menetapkan terlebih dahulu panjang interval kelas (i)
4. Tentukan panjang interval kelas (i)

i = R/k

dimana : R = jangkauan; k = banyaknya kelas


5. Tentukan batas bawah kelas pertama, biasanya dipilih dari nilai data terkecil
6. Tulis frekuensi kelas dalam bentuk turus

E. Jenis –Jenis Tabel Distribusi Frekuensi


1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Tabel DF Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel statistik yang di dalamnya disajikan
frekuensi dari data angka, angka yang ada tidak dikelompok-kelompokkan.
Contoh :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Test Statistik dari 40 Mahasiswa

Nilai (X) Frekuensi (f)


8 6
7 9
6 19
5 6
Total 40 = n

2. Tabel Distribusi Frekuensi Data Berkelompok


Tabel DF ini adalah salah satu jenis tabel yang di dalamnya disajikan distribusi frekuensi dari
data angka, dimana angka-angka tersebut dikelompok-kelompokkan seperti yang terlihat pada
Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Page 6


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Usia 50 Orang Dosen Unbor
.
Usia (X) Frekuensi (f)
50 – 54 6
45 – 49 7
40 – 44 10
35 – 39 12
30 – 34 8
25 - 29 7
Total 50 = n

3. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif yaitu frekuensi yang
dijumlahkan atau frekuensi yang dihitung terus meningkat atau selalu ditambah-tambahkan
baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Tabel ini dibedakan atas : a) Distribusi
Kumulatif Kurang Dari dan , b) Distribusi Kumulatif Lebih Dari.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Usia 50 Orang Dosen Unbor

Usia (X) Frekuensi (f) Fk(b) Fk (a)


50 – 54 6 50 6
45 – 49 7 44 13
40 – 44 10 37 23
35 – 39 12 27 35
30 – 34 8 15 43
25 - 29 7 7 50
Total 50 = n

Tabel 4, dapat dilihat pada kolom 2 dimuat frekuensi asli yaitu frekuensi sebelum
diperhitungkan frekuensi kumulatifnya. Kolom 3 memuat frekuensi kumulatif yang dihitung
dari bawah (Fk(b)), dimana angka-angka yang terdapat pada kolom ini diperoleh dengan
langkah-langkah sebagai berikut : 7 + 8 = 15; 15 + 12 = 27; 27 + 10 = 37; 37 + 7 = 44; 44 + 6
= 50. Hasil penjumlahan akhir dari frekuensi kumulatif akan selalu sama dengan n (disini n =
50). Kolom 4 memuat frekuensi kumulatif yang dihitung dari atas (fk(a)), dimana angka-
angka yang terdapat pada kolom ini diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut : 6 + 7
= 13; 13 + 10 = 23; 23 + 12 = 35; 35 + 8 = 43; 43 + 7 = 50 = n.

3.1. Distribusi Kumulatif Kurang Dari


Yaitu distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari
nilai batas nyata suatu interval tertentu.

Distribusi Frekuensi Page 7


3.2. Distribusi Kumulatif Lebih Dari
Yaitu distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai
batas nyata suatu interval tertentu.

4. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (Tabel Persentase)


Adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai dari hasil bagi antara frekuensi kelas dengan
jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu.
Distribusi frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan, desimal,
atau persen. Untuk memperoleh frekuensi relatif digunakan rumus :

Frel = fi/Σf x 100%

Dimana : i = 1,2,3,…..; fi = frekuensi yg dicari persentasenya; Σf = jumlah data (n)

Distribusi Frekuensi Page 8


Tabel 5.

Pada Tabel 5, angka persen sebesar 4 diperoleh dari : 2/50 x 100% = 4. Demikianlah
seterusnya. Jumlah persentase harus selalu sama dengan 100.

F. GAMBAR DISTRIBUSI FREKUENSI


Modul ini membahas bagaimana menampilkan Distribusi Frekuensi dalam bentuk grafik,
sehingga selain lebih komunikatif dan menarik untuk dilihat, juga secara cepat bisa
mengetahui hal-hal penting pada sebuah distribusi frekuensi (seperti data mana yang paling
tinggi, mana yang terendah, dan sebagainya). Alat populer yang dipergunakan untuk
menampilkan distribusi frekuensi dalam bentuk grafik adalah Histogram, Poligon, dan
Kurva Ogive.

Histogram
Histogram pada dasarnya merupakan grafik batang (bar) dari distribusi frekuensi yang
diletakkan secara vertikal.
Cara melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk Histogram untuk Data Tunggal:
1. Menyiapkan sumbu horizontal/abscis (X)
2. Menyiapkan sumbu vertika;/ordinal (Y)
3. Menetapkan titik nol (perpotongan X & Y)
4. Menetapkan atau menghitung nilai nyata tiap-tiap interval
5. Menempatkan nilai nyata masing-masing skor (nilai) yg ada, pada sumbu X
6. Menempatkan frekuensi tiap-tiap skor (nilai) yang ada pada sumbu Y

Cara melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk Histogram untuk Data kelompok:
1. Menyiapkan sumbu horizontal/abscis (X)
2. Menyiapkan sumbu vertika;/ordinal (Y)
3. Menetapkan titik nol (perpotongan X & Y)
4. Menetapkan atau mencari nilai nyata dari masing-masing interval
5. Menempatkan nilai nyata masing masing interval pd sumbu X
6. Menempatkan frekuensi masing-masing interval, pada sumbu Y
7. Membuat garis pertolongan (koordinat)
8. Melukiskan grafik histogram

Distribusi Frekuensi Page 9


Gambar Histogram

Poligon
Poligon adalah grafik garis dari distribusi frekuensi
Adalah bentuk lain dari Histogram, yang berupa garis yang menghubungkan titik tengah-titik
tengah dari setiap batang (bar)
Poligon frekuensi berguna untuk membandingkan dua atau lebih Distribusi Frekuensi, yang
jika ditampilkan dalam bentuk histogram akan tampak ruwet

Cara Melukiskan Distribusi Frekuensi Dalam Bentuk Grafik Poligon Data Tunggal
1. Membuat sumbu horizontal atau abscis (X)
2. Membuat sumbu vertikal atau ordinal (Y)
3. Menetapkan titk 0, yaitu perpotongan X dan Y
4. Menempatkan nilai hasil tes pada X, berturut-turut dari kiri ke kanan mulai dari nilai
terendah sampai dengan nilai tertinggi
5. Menempatkan frekuensi pada Y
6. Melukiskan grafik poligon

Cara Melukiskan Distribusi Frekuensi Dalam Bentuk Grafik Poligon Data Kelompok
1. Menyiapkan sumbu horizontal atau abscis (X)
2. Menyiapkan sumbu vertikal atau ordinal (Y)
3. Menetapkan titk 0 (perpotongan X dan Y)
4. Menetapkan atau mencari nilai tengah masing-masing kelas interval
5. Menempatkan Nilai-nilai tengah dari masing-masing kelas interval pada X
6. Menempatkan frekuensi dari masing-masing kelas inerval pada Y
7. Membuat garis pertolongan (koordinat)
8. Melukiskan grafik poligonnya

Distribusi Frekuensi Page 10


Contoh Poligon dengan satu DF

Kurva Ogive
Merupakan sebuah poligon dari distribusi frekuensi kumulatif lebih dari dan kurang dari
Cara melukiskan sama dengan melukis grafik poligon
Ogive adalah grafik yang digambarkan berdasarkan data yang sudah disusun dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif. Untuk data yang disusun dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi kumulatif kurang dari, grafiknya berupa ogive positif, sedangkan untuk data
yang disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari, grafiknya berupa ogive
negatif.

Contoh Kasus :
Data upah karyawan dapat digambarkan histogram, poligon dan ogivenya. Sebelum dibuat
gambarnya, buat terlebih dahulu tabel distribusi frekuensi kumulatifnya.

Tabel 1. Data Upah Karyawan

Distribusi Frekuensi Page 11


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kumulatif Upah Karyawan Kurang dari dan Lebih Dari

Gambar : Histogram dan Polygon dari Upah Karyawan yang diolah


dari Tabel 1 (Upah Karyawan)

Gambar : Kurva Ogive Upah Karyawan yang diolah dari Tabel Distribusi Kumulatif
Kurang dari dan Lebih dari (Tabel 2)
Distribusi Frekuensi Page 12

Anda mungkin juga menyukai